OLEH :
NIM: 1923042001
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum Sistem Pemindah Tenaga” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem
Pemindah tenaga. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sistem Pemindah Tenaga pada mobil bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jumadin, S.Pd.,
M.Pd. selaku Dosen Sistem Pemindah Tenaga yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Iqbal Saputra
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
LANDASAN TEORI........................................................................................................2
1). Kopling...............................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................30
BAB IV............................................................................................................................43
PENUTUP.......................................................................................................................43
A. Kesimpulan...........................................................................................................43
B. Saran.....................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan.
Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu kendaraan tidak
bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan
tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan momen punter (torsi)
yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka
penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju yang
rendah. Sedangkan pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi
tidak diperlukan torsi yang besar. Maka sebagai kesimpulan awal bahwa sistem kopling masuk
pada bagian sistem pemindah tenaga.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana prosedur pemeriksaan kopling
2) Bagaimana prosedur pemeriksaan transmisi manual
3) Bagaimana prosedur pemeriksaan deffriensial
C. Tujuan
1. Mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan pekerjaan;
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas;
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
4. Agar mahasiswa mengetahui kerusakan dan perawatan pada sistem pemindah tenaga
BAB II
LANDASAN TEORI
1). Kopling
A. Pengertian Kopling
Kopling merupakan komponen peralatan yang menghubungkan roda gigi transmisi dan
poros engkol sehingga roda belakang bisa bergerak. Komponen ini mempunyai fungsi utama
untuk mengubah tingkat kecepatan mesin sesuai keinginan pengendara. Kecepatan tersebut
mempengaruhi kecepatan mobil saat bergerak.Setiap kendaraan bermotor pasti mempunyai
kopling meski tidak semuanya sama. Penggunaan kopling tersebut disesuaikan dengan jenis
mobil yang gunakan.
Kopling Gesek
Kopling Gesek atau dalam bahasa otomtofinya disebut Friction Clutch merupakan salah
satu jenis kopling yang memanfaatkan gesekan untuk proses pemindahan tenaganya. Dan
kopling dengan tipe atau jenis ini merupakan yang paling banyak digunakan. Contoh
penggunaannya dapat kita jumpai dengan begitu mudah, karena kopling ini biasanya digunakan
pada kendaraan ringan seperti halnya sepeda motor, mobil sedan ataupun pada mobil jenis
penumpang dan masih banyak lagi yang lainnya.
c. Kopling Fluida (Fluid Coupling)
Kopling Fluida
Selanjutnya ada yang namanya fluid coupling atau Kopling Fluida. Yang dimana pada
jenis atau tipe kopling ini proses pemindahan tenaganya akan memanfaatkan aliran fluida. Yang
dimana fluida yang mengalir akibat tekanan atau putaran nantinya akan digunakan untuk
memberikan efek dan tenaga putar pada bagian lain komponen kopling.
Dengan begitu bagian tersbeut puna kan dapat ikut berputar. Umumnya penggunaan jenis
kopling yang satu ini dapat kita jumpai pada komponen torque converter yang ada pada mobil
matic atau juga pada bagian kipas radiator (visco fan).
Kopling Sentrifugal
Tipe kopling berdasarkan cara pengendaliannya yang pertama adalah kopling sentrifugal.
Kopling ini akan dapat menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakan dengan
mengandalkan gaya senftrifugal. Dimana ketika putaran mesin semakin besar, maka akan
semakin erat atau kencang juga cengkraman kopling untuk mengikat dua bagian poros tersebut.
Sebaliknya ketika putara mesin melemah, maka cengkraman kopling pun akan ikut melemah
sehingga dapat terputus.
a. Kopling Mekanis
Kopling Mekanis
Selanjutnya ada juga tipe kopling mekanis apabila dilihat dari bagaimana cara
pengendaliannya. Tipe kopling yang satu ini akan memanfaatkan gerak mekanikan dorong dan
juga tarik yang didapat dari pedal. Untuk menghubungkan pedal dengan kopling tipe ini
digunakanlah kabel kopling yang terbuat dari kawat baja. Untuk contoh penggunannya banyak
sekali kita temuka pada kendaran roda dua ataupun roda empat.
a. Kopling Hidrolis
Kopling Hidrolis
Dan tipe kopling yang terakhir apabila kita lihat dari bagaimana cara pengendaliannya
adalah kopling hidrolis. Yang dimana tidak seperti tipe diatas, pada tipe ini kopling akan bisa
bekerja dengan memanfaatkan cairan atau fluida.
D. Komponen Utama Kopling
1. Pedal Kopling
Gambar Flywheel
Fly wheel atau yang bisa disebut dengan roda gila, merupakan sebuah piringan atau roda
besi yang terdapat dalam kopling mesin. Pada penerapannya, komponen kopling mobil ini
digunakan sebagai peredam atas terjadinya perubahan kecepatan putaran pada mesin mobil.
Dengan kata lain, komponen ini berfungsi menyimpan kelebihan tenaga mesin. Dari beberapa
informasi mengenai unsur kopling pada mobil, mungkin ada beberapa poin yang harus benar
benar dipahami. Tujuannya ialah agar bisa menggunakan kopling sebaik baiknya. Mulai dari
pedal kopling hingga fly wheel semuanya merupakan bagian dari kopling mobil yang memiliki
fungsinya masing masing.
A. Cara Kerja Kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut
berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut
berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar,
demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros
tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita
ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengan mengoperasikan pedal, dimana pada
waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang
menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengan plat tekan.
Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi
selanjutnya secara bertahapakan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros
utama persneling. Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. Bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan
daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan mendorong pelat tekan
maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
1. Speedometer Gear
Speedometer gear ini merupakan gear yang terhubung dengan perangkat pengukur
kecepatan kendaraan pada panel dashboard yang digunakan untuk mengukur kecepatan
kendaraan saat melaju. Speedometer gear ini umumnya dipasang tepat pada bagian output shaft
dan gear ini akan terhubung dengan kabel speedometer.
2. Oil Seal Transmisi
Oil seal transmisi adalah komponen seal yang berfungsi untuk mencegah kebocoran oli
transmisi. Oil seal biasanya dipasang pada bagian poros transmisi yaitu pada poros input shaft
dan pada poros output shaft.
3. Control Rod
Control rod berfungsi utuk menghubungkan tuas perseneling (shift lever) dengan rod end dan
juga untuk menggerakkan rod end.
4. Shift Rod End
Shift rod end terletak pada shift fork shaft dan berfungsi untuk menghubungkan control rod
dengan shift fork shaft dan juga menggerakkan shift fork shaft pada saat memasang gigi
transmisi.
5. Reverse Gear
Reverse gear merupakan komponen transmisi manual yang berfungsi untuk mengubah arah
putaran output shaft. Dengan adanya reverse gear ini maka mobil bisa bergerak mundur saat tuas
persneling berada pada posisi R (Reverse /mundur).
6. Clucth Hub Sleeve
Clucth hub sleeve berkaitan langsung dengan hub sleeve. Clutch hub sleeve berfungsi
untuk menghubungkan gigi percepatan (main gear) dengan hub sleeve sehingga tenaga putar dari
gear percepatan dapat langsung di teruskan ke main shaft/poros output.
7. Hub Sleeve
Hub sleeve juga terhubung dengan main shaft tepat pada alurnya sehingga ketika hub sleve
terhubung maka ia dapat meneruskan putaran dari gear percepatan ke main shaft / poros output .
Hub slave ini berfungsi sebagai pengunci penyesuaian gigi percepatan. Dengan adanya
komponen ini output shaft bisa diatur untuk dapat berputar atau berhenti.
A. Jenis-Jenis Differential
1. Open Differential
7. Side bearing
Side bearing adalah komponen yang berada di antara flens penyambung dan oil seal yang
digunakan untuk memperlembut putaran agar tidak ada suara berisik pada differential komponen
ini mempunyai fungsi untuk memperlancar/ memperlembut putaran.
8. Drive Pinion Shaft
Drive pinion biasa dikenal dengan gigi nanas komponen ini berfungsi untuk meneruskan
tenaga putar dari propeller shaft yang selanjutnya dipindahkan ke ring gear lalu dirubah arah
putarannya sebesar 90 derajat. Kinerja drive pinion ini berkesinambungan dengan differential
case karena keduanya berputar bersamaan. Selain itu berfungsi sebagai pemutar ring gear agar
mobil dapat berbelok.
9. Ring Gear
Komponen yang biasa dikenal dengan gigi matahari mempunyai lekukan gigi sekitar 50-55
untuk mobil sejenis Suzuki Katana fungsinya adalah meneruskan daya dari propeller shaft di
perkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear untuk merubah arah perputaran
roda sebesar 90 derajat. Ring gear berhubungan dengan drive pinion oleh karena itu apabila ada
kerusakan harus membeli satu set karena keduanya harus menempel dengan gap yang standart
bila hanya salah satu yang diganti maka akan menimbulkan gap yang tidak sama antara lekukan
gigi-giginya. Komponen ini berfungsi sebagai penerus putaran dari drive gear ke pinion dan side
gear.
10. Pinion Shaft
Pinion shaft adalah komponen yang terletak antara gigi pinion yang digunakan untuk
mengunci gigi pinion dan side gear agar tidak lepas pada pemasangan Komponen ini berfungsi
sebagai tempat dudukan pinion gear.
11. Pinion Gear dan Thurs Washer
Pinion gear adalah komponen yang terletak diantara side gear Komponen ini berfungsi
membedakan putaran side gear kiri dan kanan saat kendaraan berbelok dan washer berfungsi
sebagai celah oli. Komponen ini terletak di antara side gear.
12. Side Gear
Dapat menghubungkan daya dari drive pinion ke gear terus ke differential pinion lalu ke
axle shaft roda belakang, gear inilah yang langsung terhubung ke as roda, jumlahnya ada dua
kanan dan kiri. Side gear berfungsi membedakan putaran roda kanan dan kiri saat kendaraan
membelok, serta menyeimbangkan kedua roda pada RPM yang sama pada saat mobil tidak
membelok sehingga side gear tetap ikut berputar. Jadi apabila differential case berputar satu kali,
maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran
side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakan as roda dan kemudian menggerakan
roda. Komponen ini berfungsi meneruskan putaran dari pinion gear ke axle shaft.
13. Differential Case
Differential case berfungsi mengubah arah putaran propeller shaft 90 derajat yang akan
diteruskan ke poros roda belakang. Dan juga berfungsi sebagai yang membedakan putaran roda
kiri dan kanan pada saat diperlukan. Dengan berputarnya differential case, pinion gear akan
terbawa berputar bersama differential case karena antara differential case dan pinion gear
dihubungkan dengan pinion shaft. Penyetelan terhadap sistem ini dengan jarak kerenggangan
antara ring gear dan drive pinion tidak boleh terlalu rapat atau renggang, jika terlalu rapat akan
mengakibatkan berat dan jika terlalu renggang akan menimbulkan suara yang berisik.
A. Cara Kerja
1. Cara Kerja Differential pada saat berjalan lurus
Saat kendaraan melaju dalam garis lurus di jalan datar, tekanan pada kedua roda saat
mengemudikan roda hampir sama. Pada kedua side gear berputar sebanding dengan putaran
differential pinion dan semua komponen berputar dalam satu unit. Apabila tekanan kedua roda
belakang sama differential pinion tidak berputar sendiri tetapi berputar bersama ring gear,
differential case, poros pinion. Dengan demikian differential pinion hanya berfungsi sebagai
penghubung antara side gear kiri dan kanan, sehingga side gear berputar dalam satu unit dengan
putaran differential pinion yang menyebabkan kedua poros roda berputar pada kecepatan yang
sama.
1). KOPLING
A. Tujuan
Tujuan di lakukan praktikum ini adalah:
Agar mahasiswa mengenal komponen kopling
Agar mahasiswa dapat membongkar dan memasang kopling
Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran komponen kopling
Agar mahasiswa dapat menganalisa dan mengambil kesimpulan dari kondisi dan keadaan
bagian komponen kopling,
Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan terhadap kerusakan yang terjadi pada
kopling.
D. Teori singkat
Kopling adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran
mesin dari engine ke transmisi melalui kerja pedal, agar pengendara dapat menaik dan
mengurangi gigi persneling tingkat selanjutnya.
Cara kerja
Saat pedal kopling bebas
Saat kondisi bebas atau pedal kopling tidak di injak, putaran dari flywheel yang di hasilkan
oleh kerja /proses pembakaran mesin akan di salurkan menuju transmisi oleh sistem kopling.
Awalnya, putaran mesin di terima oleh sepatu kopling yang bergesekan dengan fli wheel. Karena
tertekan, maka putr[aran tang di terima oleh plat kopling akan di teruskan lg menuju plat
penekan. Dan di teruskan ke rumah kopling, karena rumah kopling berhubungan lansung dengan
input shaft melalui pertautan gigi-gigi,input shaft tanmisi meneruskan putaran ke transmisi
hingga roda.
Saat pedal kopling di injak
Jika pedal di injak maka tekanan tersebut akan di teruskan ke release fork melalui tali
kopling, sehingga release rork bergerak mendorong release bearing maju dan menekan
diafraghma spring, tekanan ini akan mengakibatkan pressure plate tertarik dan membebaskan
tekanan nya pada plat kopling sehingga plat kopling bebas,pada saat seperti ini putaran mesin ter
putus ke roda penggerak,sehingga pengendara bisa menaikan atau menurunkan gigi persneling.
Syarat-syarat kopling yang baik:
Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut,
Dapat meneruskan putaran mesin ke transmisi tanpa slip,
Dapat memutus dan menghubungkan putaran dengan sempurna dan cepat
Komponen-komponen mekanisme kopling:
Pedal kopling
Tali kopling
Release fork/Garpu penekan
Release bearing/Bantalan pembebas
Diaphragma spring/Pegas diafraghma
Pressure plate/Plat penekan
Clutch disc/Kanvas kopling
Clutch house/Rumah kopling
E. Langkah kerja
Pembongkaran
Menyiapkan alat dan bahan,
Memastikan kendaraan berada pada tempat yang datar dan ganjal roda mobil tersebut,
Melepaskan baut-baut pengikat tuas pemindah gigi,
Melepaskan baut pengikat poros propeler belakang dari diferential dan transfer case,
Melepaskan tranfer case,lalu tarik ke belakang untuk bemberi ruang agar poros
propeler depan bisa di turunkan,
Melepaskan baut penopang transmisi,lalu turunkan dengan cara bagian depan di
arahkan kebawah,agar oli tidak tumpah,
Melepas mekanisme kopling dari fly wheel.
Pengukuran
Mengukur plat kopling dari keusan menggunakan jangka sorong,
Mengukur pegas diafraghma dari keausan menggunakan jangka sorong,
Memeriksa release bearing dari keolengan dan kemacetan,
Memeriksa selip balik antara plat kopling dan input shaft transmisi,
Memeriksa pilot bearing dari kemacetan dan aus.
Hasil pengukuran
a. Ketebalan kanvas kopling = 1,58 mm
b. Diameter luar kanvas kopling =211,08 mm
c. Diameter dalam kanvas kopling =140,40 mm
d. Lubang kopling = baik
e. Pegas peredam kejut = baik
f. Paku keling kanvas = baik
Pemasangan
Memasang release bearing ke input shaft transmisi,
Memasang plat kopling beserta rumah kopling dengan menepatkan lubang posisi inpt shft
transmisi dengan alat bantu poros,pasang baut penguncinya,
Memasang transmisi dengan posisi bagian depan diangkat lebih tinggi dari bagian
belakang transmisi,
Memasang poros propeler bagian depan dengan menepatkan yokenya beserta
penopangnya,
Memasang kembali transfer case.
Memasang poros propeler bagian begalakang dengan menepatkan yokenya,
Memeriksa kekencangan semua baut pengunci.
F. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan komponen
kopling dan dapat memberi kesimpulan mana yang masih baik dan yang sudah rusak.
G. Gambar
1). TRANSMISSION
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat melakukan pembongkaran dan pemasangan sesuai
SDP(Manual book),
Agar mahasiswa mengenal komponen transmisi,
Agar mahasiswa memahami cara kerja transmisi,
Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran komponen transmisi,
Agar mahasiswa menganalisa dan mengambil kesimpulan dari kondisi komponen
transmisi
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dan fungsi transmisi
Agar mahasiswa dapat melakukan perbaikan transmisi
A. Teori singkat
Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan
kecepatan(putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk di teruskan
ke penggerak akhir. Konversi ini merubah kecepatan putaran yang tinggi menjadi lebih rendah
akan tetapi putarannya jadi lebih bertenaga,torsi ter tinggi umumnya terjadi pada pertengahan
dari batas putaran mesin yang di izinkan,sedangkan kendaraan membutuhkan torsi tertinggi pada
saat mulai bergerak,
Kendaraan yang sedang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih
tinggi di bandingkan dengan mobil yang berjalan di jalan yang datar,kendaraan yang berjalan
dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi di bandingkan kecepatan
tinggi.Sehingga karena keadaan tersebut maka di perlukan sistem transmisi pada kendaraan agar
kebutuhan tenaga dapat terpenuhi oleh mesin.
Jenis-jenis transmisi
Selective gear transmission/manual transmission.
a. Sliding mesh type
Adalah tipe transmisi yang perpindahan gighinya dengan cara menggerakan gigi-gig yang
akan di hubungkan, tipe ini gigi-giginya di rancang agar bisa meluncur pada poros transmisi
tersebut.
b. Constan mesh type
Adalah transmisi yang gigi-gigi pada output shaf transmisi saling berhubungan dengan gigi
counter gear. gigi-gigi output shaf tersebut tidak berhubungan dengan output shaf sehingga dapat
berputar bebas pada out put shaft.
c. Synchromes type
Tipe ini hampir sama dengan tipe constant, hanya saja di tambah dengan gigi cynchromes
yang berguna untuk menyamakan putaran gigi-gigi yang akan di hubungkan sehingga bunyi dan
putaran jadi lebih halus.
A. Langkah kerja
Pembongkaran
1. Melepas baut pemindah pada transmisi,
2. Melepas baut pengunci poros tuas pemindah,
3. Melepas penahan bantalan depan dan rumah kopling,
4. Melepas extension housing,
5. Memindahkan steel ball/bola pengunci agar tidak hilang,
6. Melepaskan snapring pada bearing poros input transmisi,
7. Menggunakan balok kayu pukul gear housing hingga terlepas dari dudukan gigi
transmisi,
8. Melepas bola pengunci beserta pegas,
9. Melepaskan poros beserta garpu pemindah gigi satu persatu,
10. Melepas gigi penggerak ke lima,
11. Melepas baut pengunci penahan bantalan belakang,
12. Melepas snapring pengunci bearing poros output dan poros counter gear,
13. Melepaskan pen pembatas dan lengan pemindah gigi mundur,
14. Menggunakan balok kayu,pukul dudukan gigi transmisihingga terlepas,
15. Melepas poros input,
16. Melepas snapring pada gigi ke tiga,
17. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran.
Pemeriksaan dan pengukuran
1. Memeriksa celah roda gigi dan luncuran dgn menggunakan dial gauge,
2. Memeriksa celah oli roda gigi 2,3 dan roda gigi ounter 5,
3. Memeriksa daya pengereman ring sincromesh,
4. Mengukur celah roda gigi dan ring syncromesh,
5. Mengukur celah garpu pemindah dan hub sleeve,
6. Mengukur keolengan poros out put,
7. Mengukur diameter luar jurnal poros out put.
Hasil pengukuran
1. Ketebalan flens poros out put =4,25 cm
2. Diameter luar permukaan jurnal poros out put:
a. Gigi 1 =0.012 mm
b. Gigi 2 =34,90 mm
c. Gigi 3 =33,90 mm
d. Gigi 4 =30,90 mm
3. Keolengan poros out put =0,08 mm
4. Celah oli antara roda gigi dan poros gigi:
a. Gigi 1 =0,012 mm
b. Gigi 2 =0,013 mm
c. Gigi 3 =0,007 mm
5. Keadaan ring sinkromes sudah los
6. Celah antara ring sinkromesh dengan ujung alaur roda gigi:
a. Gigi 1 =0,20 mm
b. Gigi 2 =o,40 mm
c. Gigi 3 =0,40 mm
d. Gigi 4 =0,60 mm
Perbandingan percepatan gigi:
a. Gigi 1 =32 - 12
b. Gigi 2 =25 - 21
c. Gigi 3 =23 - 28
d. Gigi 4 =13 – 31
e. Gigi mundur =22 -13 – 38
Pemasangan
1. Memasang snap ring pada gigi ke 3
2. Memasang poros input
3. Memukul dudukan poros gigi transmisi dengan balok kayu agar poros gigi transmisi
dapat terpasang
4. Memasang pen pembatas dan lenasn pemindah gigi mundur
5. Memasang snap ring pengunci bearing poros out put dan poros counter gear
6. Memasang baut pengunci penahan bantalan belakang
7. Memasang gigi penggerak ke 5
8. Memasang poros dan garpu pemindah gigi satu persatu
9. Memasang bola pengunci beserta pegas
10. Memasang kembali gear housing pada dudukan semula
11. Memasang snapring pada bearing
12. Memasang bola pengunci
13. Memasang extension housing
14. Memasang penahan bantalan depan
15. Memasang rumah kopling
16. Memasang tuas pemindah gigi
17. Memastikan semua baut pengunci terpasang dengan baik.
A. Kesimpulan
Setelah di adakan pemeriksaan dapat saya simpulkan bahwa keadaan komponen-komponen
transmisi sudah banyak yang mengalami keausan sehingga perlu adanya penggatian, jika tidak di
khawatirkan kerusakan akan semakin parah dan kerja transmisi tidak akan sempurna.
A. Gambar
1). DIFFERENSTIAL
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara membongkar dan memperbaiki
diverential yang baik,
Agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara menggunakan alat kerja dengan baik
Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan perbaikan diverntial
A. Keselamatan kerja
Menganjal roda depan dan belakang
Mengeluarkan oli diverential
Berhati-hati saat menurunkan
Mengunakan alat sesuai fungsinya
Memakai pakayan praktek
Mengerjakan dengan konsentrasi
B. Teori singkat
Jumblah putaran roda kiri dan roda kanan saat berbelok tidaklah sama,karena itu di buat
suatu alat agar perbedaan itu dapat di penuhi,dan sekaligus tenaga putar dapat berjalan dengan
lancar.
Diverential berfungsi :
a. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan membelok
b. Merubah arah putaran sebesar 90 darjat terhadap putaran asal
c. Mereduksi putaran untuk menghasilkan momen yang besar.
Komponen-komponen diverential dan fungsinya:
a. Finall gear yang terdiri dari perkitan antara drive pinion gear dengan ring gear,yang
fungsinya untuk memperbesar momen putaran dan merubah arah putaran.
b. Diferential gear yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi pinion gear dengan side
gear,yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok.
Cara kerja diverential:
1. Pada saat jalan lurus:
Selama kendaraan berjalan lurus,poros roda-roda belakang akan di putar oleh drive pinion
melalui ring gear differential case,roda-roda gigi diferential pinion shaft,roda-roda gigi
diferential pinion,gigi said gear tidak berputar,tetap terbawa kedalam putaran ringgear,dengan
demikian putaran roda kanan dan kiri sama.
2. Padasaat membelok:
Padasaat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari roda kanan,
apabila diferential case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan
juga bergerak mengelilingi side gear sebelah kiri,sehingga putaran side gear sebelah kanan
bertambah,yang mana jumblah putaran side gear satunya adalah dua kali putaran ring gear.
A. Langkah kerja
Pembongkaran.
Membuka baut pengikat axle saf,kemudian tarik axle shaft keluar,
Melepaskan baut pengikat differential karier,lalu turunkan differntial,
Menggunakan palu lebarkan plat penekan,
Menggunakan sst,lepaskan hexagon nut,
Menggunakan sst,lepaskan flens,
Menandai bearing cup antara yang kiri dan yang kanan,agar saat di pasang tidak
bertukar,
Melepaskan adjusting nut,
Mengeluarkan drive pinion shaft,
Melepaskan baut pengikat ringgear,lalu lepas ring gear,
Membongkar diferential case,lalu lepas pinion dan side gear.
Pemeriksaan dan pengukuran.
Mengukur kelonggaran antara side gear dan axle shaft,
Mengukur run out/keolengan ring gear,
Mengukur baclash ring gear,
Mengukur baclash side gear,
Mengukur baclash pinion gear,
Mengukur roun out/keolengan flens,
Mengukur beban mula putaran flens,
Pemasangan kembali
Memasangkan rangkaian side gear dan pinion gear kedalam diferential case,
Memasang pen pada diferential case menggunakan palu,
Memasangkan kembali ring gear dan kencangkan bautnya dengan momen 9,85 kg-m,
Memasang plat pengunci menggunakan palu dan drip,
Memasang drive pinion gear shaft dengan menyertakan spacer ke dalam diverential
karier,
Memasang flens menggunakan sst,
Memasang diferential case ke dalam diferential karier.pasang juba bearing dan adjusting
nut,
Menggunakan sst kencangkan adjusting nut hingga di temukan baclash ring gear yang
tepat,
Menggunakan kunci momen kencangkan baut bearing cup dengan momen 8 kg-m,
Memasang flange,lalu kencangkan baut,kemudian periksa kembali baclash nya,
Mengoleskan cat pada beberapa gigi ring gear pada posisi yang berbeda,lalu putar drive
pinion untuk memeriksa perkaitan antara ring gear dan drive pinion.
Memasangkan kembali diferential pada diverential housing.
A. Gambar
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistem pemindah tenaga atau power train system pada sebuah mobil merupakan sistem
dengan fungsi memindahkan tenaga mekanik (putaran mesin) hingga sampai ke roda. Sistem ini,
seperti yang sudah disinggung, bermanfaat untuk mendukung fungsi gerak mobil. Sistem
pemindah tenaga pada mobil sendiri dibedakan berdasarkan sistem penggeraknya. Ada tiga
sistem penggerak, yakni Front Wheel Drive (FWD), Rear Wheel Drive (RWD), dan Four Wheel
Drive (4WD). Sistem pemindahan tenaga RWD Pada dasarnya bagian sistem pemindah tenaga
untuk jenis lain hampir sama. Perbedaannya hanya pada jenis FWd tidak menggunakan propeler
shaft. Untuk jenis 4WD menggunakan dua propeler shaft dan menggunakan dua buah differential
atau gardan. Untuk itu, bagian sistem pemindah tenaga berikut dapat dijadikan rujukan untuk
semua jenis sistem penggerak pada mobil.
A. Saran
a. Saran Umum
Semoga praktik kerja industri yang selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang telah kami
laksanakan pada tahun ini, dan semoga laporan ini dapat berguna bagi adik-adik kelas yang
membutuhkan laporan ini dan laporan-laporan akhir prakerin lebih baik dari yang sekarang.
b. Saran Untuk Pembuatan Laporan
Dalam hal ini kami membutuhkan bimbingan khusus dalam menyusun laporan agar
terbentuk laporan yang baik dalam segi isi dan penulisan.
DAFTAR PUSTAKA