Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan Tugas Laporan Mata Kuliah Sistem Pemindah
Tenaga. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai
bahan pertimbangan nilai.
Ahmad Tola
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
BAB II URAIAN TEORI............................................................................. 2
A. SISTEM KOPLING.................................................................. 2
B. Diferential (Gardan).................................................................. 12
C. Transmisi Manual...................................................................... 23
D. Transmisi Automatic................................................................. 32
BAB III URAIAN PRAKTEK....................................................................... 43
A. Praktek Membongkar dan Memasang sistem Kopling............. 43
B. Praktek Membongkar dan memasang Transmisi Manual......... 46
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 52
A. Kesimpulan............................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 53
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 30 : Hydraulic Control System................................................................38
Gambar 31 : Manual Linkage................................................................................39
Gambar 32 : Shifting Control................................................................................40
Gambar 33 : Pedal Akselerasi...............................................................................41
Gambar 34 : Automatic Transmission Fluid (ATF)...............................................41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemindah tenaga terdapat pada kendaraan dengan mesin
pembakaran dalam. Sistem pemindah tenaga memiliki fungsi untuk
menyalurkan tenaga dari sistem pembakaran ke roda baik depan maupun
roda belakang mobil. Sistem pemindah tenaga atau power train system pada
sebuah mobil merupakan sistem dengan fungsi memindahkan tenaga
mekanik (putaran mesin) hingga sampai ke roda.
Sistem pemindah tenaga pada mobil sendiri dibedakan berdasarkan
sistem penggeraknya. Ada tiga sistem penggerak, yakni Front Wheel Drive
(FWD), Rear Wheel Drive (RWD), dan Four Wheel Drive (4WD). Pada
dasarnya bagian sistem pemindah tenaga untuk jenis lain hampir sama.
Perbedaannya hanya pada jenis FWd tidak menggunakan propeler shaft.
Untuk jenis 4WD menggunakan dua propeler shaft dan menggunakan dua
buah differential atau gardan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Kopling?
2. Apa itu Diferential?
3. Apa itu Transmisi Manual?
4. Apa itu Transmisi Automatic?
1
BAB II
URAIAN TEORI
A. SISTEM KOPLING
1. Pengertian Sistem Kopling
2
Untuk menemukan kenyamanan saat berkendara, tentu sistem
kopling juga harus memiliki beberapa syarat. Antara lain :
Kopling harus bisa memutuskan dan menghubungkan tenaga mesin ke
transmisi secara halus.
Kopling juga harus mampu mendistribusikan tenaga mesin ke transmisi
100% tanpa selip. Hal ini berhubungan dengan tingkat output mesin.
Selain harus lembut dan tanpa selip, kopling juga harus melakukan
pekerjaanya secara cepat. Sistem ini harus mampu menghubungkan dan
menyambungkan putaran mesin dengan tepat dan cepat agar akselerasi
mobil terjaga.
3
a. Komponen Pengendali Kopling
4
b. Komponen Aktuator Kopling
5
3. Jenis Kopling Berdasarkan Cara Kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, sistem kopling memiliki tiga macam
tipe yaitu:
a. Kopling Gesek
6
gesek. Banyak diaplikasikan pada mobil.
7
Pada sistem kopling otomatis, kipas tersebut digantikan
dengan dua buah turbine yang masing-masing terhubung dengan
mesin dan transmisi. Sementara media untuk sirkulasi adalah cairan
hidrolik, karena benda ini tidak memiliki sifat kompresi. Sehingga
efisien bila digunakan untuk melakukan skema ini.
c. Kopling Magnet
8
4. Jenis Kopling Berdasarkan Pengendalian
Sementara berdasarkan konstruksinya, kopling dibedakan menjadi
beberapa jenis antara lain :
a. Kopling Mekanis
Jenis kopling mekanis masih banyak digunakan pada sepeda
motor. Cirinya, sistem mekanis menggunakan kabel kawat untuk
menghubungkan pedal menuju kopling. Keuntungan dari sistem
mekanis ini adalah tidak perlu memikirkan kebocoran fluida atau
masuk angin. Namun kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis
logam yang bisa memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar
pengoeprasian berlangsung lebih nyaman.
b. Kopling Hidrolis
Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis
seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem
hidrolik. Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif
karena tidak perlu mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Namun
sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada udara didalam sistem.
Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.
c. Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas
kopling. Namun tipe ini dikendalikan melalui RPM mesin. Cara
kerjanya, semakin tinggi RPM mesin, semakin erat pula hubungan
kopling ini. Tipe kopling sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal
untuk menghubungkan input dari mesin ke output yang terhubung
dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem power train
sepeda motor bebek.
9
Gambar 7 : Kopling Sentrifugal
10
maka kampas kopling akan lebih awet dibandingkan tipe kering.
Keunikan lainya juga walau terendam oli mesin jenis kopling
mengalami selip ketika digunakan. Hal ini karena pada tipe kopling
basah menggunakan pelat ganda. Sehingga daya rekat bisa lebih kuat.
Namun, kinerja kopling ini dipengaruhi kualitas oli mesin yang
digunakan.
6. Cara Kerja Sistem Kopling Manual Pada Mobil
Cara kerja clutch system dimulai saat pedal rem diinjak oleh
pengguna kendaraan. Hal itu akan menyebabkan kerenggangan antara
clutch disc dan flywheel sehingga power train terputus.
a. Kondisi Normal
Saat kondisi normal, dalam artian pedal kopling tidak dalam
kondisi tertekan. Maka semua pegas diafragma akan menekan clutch
disc ke arah fly wheel melalui pressure plate. Tekanan pegas ini sangat
besar hingga menyebabkan clutch disc menempel dengan fly wheel.
Sehingga ketika mesin hidup, rangkaian antara fly wheel dan clutch
disc akan berputar. Hal ini akan membuat tenaga mesin bisa diteruskan
ke transmisi.
b. Saat pedal kopling terinjak sepenuhnya
Ketika pedal terinjak, maka akan ada tekanan hidrolik dari
master silinder pedal menuju silinder aktuator. Sehingga silinder
aktuator akan mendorong release bearing dan clutch lever. Saat
tertekan, Clutch lever akan mengungkit pressure plate ke arah luar.
Sehingga kampas clutch disc tidak dalam kondisi terjepit. Hal ini
menyebabkan hubungan antara fly wheel dan clutch disc terlepas.
Sehingga saat mesin berputar, kampas kopling tidak ikut berputar.
Karena kampas kopling terkait dengan poros transmisi, maka transmisi
tidak akan berputar atau dengan kata lain power train terputus.
c. Saat pedal kopling terinjak setengah
Jika kita menginjak pedal kopling pada posisi setengah, maka
Mobil akan tetap berjalan umumnya. Tapi, gerakan Mobil akan
11
terhambat. Karena saat kita mengaplikasikan setengah kopling, silinder
aktuator tetap akan menekan release bearing namun tidak tertekan
maksimal. Akibatnya clutch disc tetap terhubung tapi tidak dengan
penekanan maksimal. Sehingga saat fly wheel berputar, maka clutch
disc akan berputar dengan RPM lebih lambat. Atau bisa dikatakan
selip.
B. Diferential (Gardan)
1. Pengertian Gardan (Differential)
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah
komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke
poros roda. Putaran roda semuanya berasal dari proses pembakaran yang
terjadi dalam ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang kemudian akan
menggerakkan piston untuk bergerak naik turun. Lalu gerak naik turun
piston ini akan diteruskan untuk memutar poros engkol. Gerak putar poros
engkol ini akan diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel.
12
Gambar 8 : Unit Gardan
Putaran roda gila akan diteruskan untuk memutar kopling
kemudian diteruskan memutar transmisi ke as kopel lalu ke gardan.
Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as roda akan memutar
roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Jadi urutan perpindahan tenaga
dan putaran dari mesin sampai ke roda, sehingga kendaraan atau mobil
dapat berjalan.
2. Fungsi Gardan
a. Merubah arah putaran mesin
Posisi mesin pada mobil untuk truck atau khusunya mobil yang
menggunakan as kopel, memiliki posisi mesin yang memanjang ke
depan. Sehingga arah putaran dari roda gila jelas tidak searah dengan
arah putaran roda. Maka gardan inilah yang membuat arah dari
putaran mesin menjadi searah dengan arah putaran roda (yaitu maju ke
depan).
b. Memperbesar momen
Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar.
Putaran poros engkol mempunyai tenaga atau momen. Tenaga dari
suatu benda yang berputar dengan cepat adalah kecil, sedangkan
tenaga dari benda yang berputar lambat adalah besar. Seperti kita
13
ketahui bahwa selambat – lambatnya mesin berputar memiliki
kecepatan minimal 600 rpm. Maksudnya adalah dalam satu menit
poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada kecepatan tinggii
memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm, berarti poros engkol berputar
12.000 kali dalam 1 menit. Agar tenaga dari poros engkol ini menjadi
besar, maka kecepatan putaran dari poros engkol ini harus
diperlambat. Disinilah gardan memperlambat kecepatan putaran dari
poros engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi
besar dan mobil dapat bergerak atau berjalan.
c. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok
Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung
lebih lambat daripada putaran roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan
agar mobil dapat berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika kedua roda
antara yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan
membelok. Di sinilah gardan membuat putaran roda kiri dan kanan
tidak sama, sehingga mobil dapat membelok dengan baik.
3. Komponen Gardan
Komponen gardan mobil menjadi faktor penting bagi mobil apalagi
saat berkendara jarak jauh saat liburan. Letak gardan mobil memang
terhitung tersembunyi yakni di antara dua roda bagian belakang.
14
Berikut ini, ada beberapa komponen utama gardan dan fungsinya
pada kendaraan:
15
Gambar 12 : Drive Pinion Gear
Komponen Gardan selanjutnya adalah Drive Pinion Gear yang
merupakan roda gigi yang berbentuk nanas. Fungsi dari komponen ini
adalag sebagai roda gigi pemutar atau drive gear yang menyalurkan
tenaga dari poros propeller pada rangkaian Gardan. Bentuk dari gigi ini
menyerupai nanas, dan disebut dengan hypoid gear. Dari bentuknya,
komponen ini memang cocok untuk melakukan transfer tenaga secara
efisien dan lembut.
c. Ring Gear
16
menerima putaran dari pinion drive gear. Kedua komponen tersebut,
yaitu ring gear dan pinion drive gear, disebut juga sebagai rangkaian
final gear, karena roda gigi ini berada pada akhir sistem power train
mobil.
d. Differential Carrier
17
berputar, walaupun sedikit, maka putaran roda kiri dan kanan akan
otomatis berbeda. Tapi dalam kondisi kendaraan jalan lurus, spider gear
akan diam, meskipun ring gear berputar dengan kencang.
f. Spider Gear Shaft
18
kamu baca sebelumnya, saat mobil belok maka spider gear akan
berputar untuk membedakan kecepatan putar roda. Hasil dari proses
pembedaan putaran spider gear lalu akan dihubungkan ke side gear,
dimana kemudian side gear akan terhubung secara langsung ke poros
propeller.
h. Axle Shaft Bearing
19
secara keseluruhan. Dalam suatu waktu, penyetelan celah final gear
harus dilakukan dengan memutar adjuster nut.
j. Bearing Cap
20
Gambar 21 : Axle Shaft Housing Cap
Komponen ini juga merupakan komponen tambahan yang
berupa tutup dengan banyak baut, yang berperan sebagai penutup
housing. Biasanya pada komponen yang satu ini lah oli Gardan
dikeluarkan.
m. Differential Oil Tube
21
Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan
kanan pada saat mobilsedang membelok. Hal itu dimaksudkan agar mobil
dapat membelok dengan baik tanpamembuat kedua ban menjadi slip atau
tergelincir.
Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :
a. Pada saat mobil berjalan lurus :
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan
kanan sama – sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga
beban yang ditanggung roda kiri danroda kanan adalah sama.
Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akanditeruskan
untuk memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring gear,
dan ringgear bersama-sama dengan differential case akan berputar.
Dengan berputarnya differential case, maka pinion gear akan terbawa
berputar bersama dengan differentialcase karena antara differential
case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban
antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus, maka
pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk
berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus
sebenarnya pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa
side gear untuk berputar bersama-sama dengan differential case dalam
kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali,
maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya
dalamkeadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan
untuk menggerakkan asroda dan kemudian menggerakkan roda.
b. Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung
pada roda bagian dalamadalah lebih besar daripada beban yang
ditanggung roda bagian luar. Misalkan sebuahmobil sedang belok ke
kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada bebanroda
kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah
sebagai berikut ; Putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar
22
drive pinion. Drive pinion akanmemutar ring gear. Dengan
berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk
berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok
kekiri, maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap
pinion gear.
C. Transmisi Manual
1. Pengertian Transmisi Manual
Sistem transmisi dalam otomotif adalah suatu sistem pemindah
daya yang menjadi penghantar energi atau daya dari mesin ke diferensial
dan as roda. Dengan memutar as roda, roda dapat berputar dan
menggerakkan mobil. Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran
yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran
internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm.
Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500
rpm.
Disini peranan dari transmisi adalah untuk mengatur perbedaan
putaran antara putaran mesin (memalui unit kopling) dengan putaran
poros yang keluar dari transmisi yang menuju roda.
23
Transmisi adalah sebuah komponen yang terdapat pada mesin dan
berfungsi untuk mengubah kecepatan serta tenaga putar. Kecepatan dan
tenaga putar yang didapat dari mesin pada roda tersebut yang akan
digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
Transmisi manual merupakan transmisi yang cara kerja
perpindahan giginya dilakukan secara manual dan di dalam transmisi
manual terdapat susunan roda-roda gigi yang bertujuan untuk
mendapatkan variasi kecepatan dan momen pada poros ouput transmisi.
Transmisi terletak diantara kopling dan poros propeller (pada
mobil tipe FR) atau antara kopling dan gardan/ differential (pada mobil
tipe FF dan RR).
Ada beberapa macam fungsi dari transmisi, yang pertama yaitu
untuk meneruskan tenaga yang dihasilkan mesin dari kopling ke poros
propeller. Fungsi kedua adalah menciptakan momen yang dihasilkan
mesin menyesuaikan kebutuhan baik itu dari segi beban dan kondisi
jalan. Ketiga adalah membuat kendaraan dengan roda empat atau lebih
dapat berjalan mundur. Fungsi keempat adalah memungkinkan
kendaraan berada di posisi berhenti meskipun mesin masih menyala.
2. Macam-Macam Transmisi Manual
Tipe-tipe atau macam-macam transmisi manual berdasarkan
perpindahan giginya (selective gear) dibagi menjadi tiga macam yaitu
transmis tipe sliding mesh, transmisi tipe constant mesh dan transmisi
tipe synchronmesh.
a. Transmisi tipe sliding mesh
Tipe transmisi berdasarkan selective gearnya, yang pertama
adalah transmisi tipe sliding mesh. Transmisi tipe sliding mesh
merupakan transmisi manual yang cara kerja perpindahan giginya
dengan cara menggeser langsung roda giginya.
24
Transmisi tipe sliding mesh memiliki beberapa kekurangan,
antara lain :
Untuk melakukan perpindahan gigi tidak dapat dilakukan
secara langsung atau memerlukan waktu untuk memindahkan
gigi.
Hanya menggunakan satu jenis roda gigi.
Saat perpindahan gigi akan timbul suara kasar.
25
Ketika tuas transmisi digeser maka garpu pemindah akan
menggeser kopling geser sehingga kopling geser akan terhubung
dengan roda gigi utama sehingga bila roda gigi utama berputar akan
memutarkan kopling geser dan selanjutnya putaran tersebut
disalurkan pada poros output.
c. Transmisi tipe synchronmesh
26
3. Komponen – Komponen Transmisi Manual
27
Dengan begitu, synchromesh ini akan mempermudah perpindahan
kecepatan pada kondisi putaran yang cepat antara satu gigi dengan
gigi yang lainya.
d. Shift Fork (Garpu pemindah)
Garpu pemindah / shift fork berfungsi untuk menggerakkan
gigi geser dan mengoperasikan sistem roda gigi transmisi dari
porosnya sehingga perpindahan gigi dari satu gigi transmisi ke gigi
lainnya menjadi mudah dilakukan.
e. Shift Linkage (Tuas penghubung)
Shift linkage / tuas penghubung merupakan penghubung antara
tuas persneling dengan shift fork. Pada shift linkage ini biasanya
terdapat mekanisme interlock yang mencegah shift fork bergerak
dengan sendirinya. Komponen ini bertugas untuk menggerakkan
garpu pemindah gigi (shift fork) sehingga garpu pemindah gigi dapat
bergerak untuk menghubungkan gigi transmisi.
f. Tuas Transmisi (Gear Shift Lever)
Tuas transmisi / tuas persneling ini merupakan tuas yang
terletak di dalam kabin mobil yang berfungsi sebagai alat bagi
pengemudi saat memindahkan gigi transmisi berdasarkan kondisi
mengemudi. Pada tuas transmisi biasanya terdapat diagram
perpindahan gigi untuk mempermudah pengemudi mengetahui posisi
gigi yang digunakan.
g. Output Shaft
Output Shaft merupakan komponen berupa poros yang akan
meneruskan tenaga putar mesin keluar dari transmisi menuju ke
propeller shaft. Output shaft terhubung dengan susunan roda gigi
dalam transmisi mulai dari 1st gear sampai gigi mundur (reverse
gear). Fungsi dari output shaft ini adalah untuk meneruskan putaran
dari transmisi menuju poros propeller.
28
h. Bantalan/ Bearing transmisi
Bantalan/ Bearing transmisi ini berfungsi untuk mengurangi
gesekan yang terjadi antara permukaan komponen yang berputar di
dalam transmisi contohnya pada input shaft, output shaft, dan
counter gear. Bentuk dari bearing yang digunakan pada transmisi ada
bermacam-macam, umumnya menggunakan jenis needle bearing,
ball bearing, dan tappered bearing.
i. Counter Gear dan shaft
Counter gear dan shaft ini merupakan gigi penyambung yang
akan menyambungkan putaran mesin dari input shaft menuju ke
masing-masing gigi percepatan. Fungsi counter gear adalah untuk
memindahkan tenaga putar dari input shaft ke gigi-gigi percepatan
sesuai dengan penggunaan gigi yang dipilih oleh pengemudi.
Counter gear ini umumnya dibuat menyatu antara gear dan shaftnya
dan dipasang pada transmission case.
j. Transmission Case / bak transmisi
Transmission Case digunakan sebagai pelindung komponen
dalam transmisi sekaligus berfungsi sebagai dudukan bearing
transmisi beserta poros-poros input dan outputnya. Selain itu, bak
transmisi ini juga digunakan untuk tempat untuk menampung oli
transmisi.
k. Extension Housing (pemanjangan bak)
Extension housing ini merupakan sambungan dari bak
transmisi yang bentuknya mengerucut dibagian ujungnya, dimana
pada bagian tersebut terdapat oil seal yang mencegah kebocoran oli
transmisi. Extension Housing ini berfungsi untuk melindungi
komponen poros output (output shaft) yang keluar dari bak
transmisi, sekaligus sebagai tempat dudukan dari speedometer gear.
29
l. Speedometer Gear
Speedometer gear ini merupakan gear yang terhubung dengan
perangkat pengukur kecepatan kendaraan pada panel dashboard yang
digunakan untuk mengukur kecepatan kendaraan saat melaju.
Speedometer gear ini umumnya dipasang tepat pada bagian output
shaft dan gear ini akan terhubung dengan kabel speedometer.
m. Oil Seal Transmisi
Oil seal transmisi adalah komponen seal yang berfungsi untuk
mencegah kebocoran oli transmisi. Oil seal biasanya dipasang pada
bagian poros transmisi yaitu pada poros input shaft dan pada poros
output shaft.
n. Control Rod
Control rod berfungsi utuk menghubungkan tuas perseneling
(shift lever) dengan rod end dan juga untuk menggerakkan rod end.
o. Shift Rod End
Shift rod end terletak pada shift fork shaft dan berfungsi untuk
menghubungkan control rod dengan shift fork shaft dan juga
menggerakkan shift fork shaft pada saat memasang gigi transmisi.
p. Reverse Gear
Reverse gear merupakan komponen transmisi manual yang
berfungsi untuk mengubah arah putaran output shaft. Dengan adanya
reverse gear ini maka mobil bisa bergerak mundur saat tuas
persneling berada pada posisi R (Reverse /mundur).
q. Clucth Hub Sleeve
Clucth hub sleeve berkaitan langsung dengan hub sleeve.
Clutch hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan gigi percepatan
(main gear) dengan hub sleeve sehingga tenaga putar dari gear
percepatan dapat langsung di teruskan ke main shaft/poros output.
r. Hub Sleeve
Hub sleeve juga terhubung dengan main shaft tepat pada alurnya
sehingga ketika hub sleve terhubung maka ia dapat meneruskan
30
putaran dari gear percepatan ke main shaft / poros output . Hub slave
ini berfungsi sebagai pengunci penyesuaian gigi percepatan. Dengan
adanya komponen ini output shaft bisa diatur untuk dapat berputar
atau berhenti.
s. Shifting Key (Pin Pengunci)
Shifting key (pin pengunci) dipasang pada hub sleeve dan
berfungsi untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve ke
synchroniser ring agar terjadi pengereman pada bagian yang tirus
gigi percepatan.
t. Spring Key (Per Pengunci)
Spring key dipasang pada bagian dalam hub sleve yang
berfungsi untuk menekan shifting key agar tetap tertekan ke arah
clutch hub sehingga shifting key dapat terus mengunci synchronizer
ring.
u. Interlock System (Mekanisme pengunci gear)
Interlock system terdiri dari detten ball dan spring yang terletak
pada poros pemindah (Shift fork shaft). Pada shift fork shaft kita bisa
menemukan coakan-coakan dimana detten bal ditekan oleh spring
saat transmisi diposisikan masuk gigi. Shift deten mekanisme ini
berfungsi untuk mencegah gear dan fork bergeser kembali ke posisi
netral. Selain itu, system ini juga digunakan untuk meyakinkan
pengemudi bahwa roda gigi telah masuk sepenuhnya.
31
dari banyak komponen yang saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya. Pelumasan diperlukan untuk menghindari terjadinya keausan
sebagai akibat kontak langsung antar logam komponen transmisi.
Transmisi pada umunya menggunakan minyak pelumas dengan
viscositas SAE 80 atau SAE 90, namun demikian dalam
menggunakan minyak pelumas untuk transmisi perlu melihat manual
masing masing produk kendaraan. Karena dimungkinkan terdapat
perbedaannya. Setiap 1500 km perlu dikontrol mengenai jumlahnya.
Ketiga, pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan. Pemeriksaan
Ini terkait dengan kinerja transmisi, yaitu apakah transmisi dapat
melakukan fungsinya dengan baik. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
berarti kendaraan harus dijalankan atau sering disebut dengan tes
jalan.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan
pada unit transmisi manual,
Gigi Loncat dari hubungan.
Gigi sulit Masuk.
Suara berisik yang tidak normal.
D. Transmisi Automatic
1. Pengertian Transmisi Automatic
32
Transmisi otomatis, atau kadang ditulis dengan A/T, adalah jenis
sistem transmisi yang memungkinkan perpindahan roda gigi terjadi secara
otomatis. Perpindahan gigi terjadi menyesuaikan besarnya tekanan pada
pedal gas. Hal ini berbeda dari sistem gigi transmisi manual yang
membutuhkan pedal kopling dan tuas transmisi untuk memindahkan gigi.
Transmisi otomatis atau A/T dapat diartikan sebagai jenis transmisi
dengan gigi yang dapat melakukan perpindahan dengan sendirinya. Hal ini
dapat terjadi berdasarkan beban mesin dari tekanan gas pedal dan laju
kendaraan yang dikemudikan. Untuk mengoperasikannya juga berbeda
dengan transisi manual karena membutuhkan tuas pemindah gigi.
Sedangkan, transmisi otomatis akan gigi gigi akan berpindah dengan
sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalanan dan jumlah muatan yang
bervariasi. Selain itu, transmisi otomatis dilengkapi dengan pengubah
puntiran (torque converter) yang difungsikan sebagai kopling otomatis
untuk melajukan kendaraan.
2. Cara Kerja yang Dihasilkan Transmisi Otomatis
Prinsip transmisi otomatis ini umumnya dimulai dari pengubah
puntiran yang berfungsi sebagai kopling mekanikal. Setelah itu, komponen
ini akan mentransfer dengan mekanisme turbin dan pompa.
Baling-baling pertama di dalam pengubah puntiran bekerja sebagai
pompa yang akan dipasangkan langsung memakai mesin. Yang
selanjutnya, turbin dan planetary gear akan berfungsi sebagai stator untuk
mengembangkan sistem baling-baling menjadi tiga.
Pada proses tersebut, baling-baling akan tetap berputar agar tetap
memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Tekanan yang terjadi
dipakai untuk mendorong turbin, sehingga menghasilkan peningkatan
torsi. Sedangkan pada prinsip kerja otomatis di planetary gear juga
berfungsi sama seperti gigi gigi pada transmisi manual untuk mengubah
putaran turbin. Hal tersebut membuatnya mirip dengan tuas persneling
yang digunakan sebagai media untuk mengendalikan mobil Perbedaannya
terletak pada desain fisiknya, sebab planetary gear tidak ditemukan.
33
Tetapi, pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear memiliki
sebuah roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil di
bagian dalamnya. Hal ini digunakan agar menghasilkan tenaga yang
optimal. Maka dari itu, untuk mengubah rasio komponen gear secara
hidrolik, sistem ini membutuhkan kinerja dari valve body.
3. Fungsi Transmisi Otomatis pada Mobil
Transmisi otomatis digunakan untuk memindahkan gigi transmisi
saat kendaraan sedang dikemudikan. Pada umumnya, kendaraan yang
sedang dijalankan akan menyesuaikan kecepatan serta beban mesin. Selain
itu, fungsi transmisi otomatis juga dapat dibedakan berdasarkan jenisnya,
seperti full hydraulic dan Powertrain Control Module (CPM).
Untuk full hydraulic berfungsi sebagai pengatur waktu
perpindahan lock up dan gigi secara hidrolis. Berbeda dengan CPM, cara
kerja transmisi otomatis yang satu ini berfungsi untuk mengatur waktu
perpindahan lock up dan gigi secara electronic. Tidak berhenti sampai
disitu saja, CPM juga menggunakan data berupa shift agar fail – safe dan
untuk diagnosa. Itulah beberapa informasi mengenai prinsip kerja yang
ada pada transmisi otomatis. Dengan mengetahui prinsip kerja kopling
otomatis, tentunya akan bermanfaat bagi Anda yang baru saja memiliki
mobil baru dengan sistem tersebut.
4. Jenis Mobil Transmisi Otomatis
Seiring berkembangnya dunia otomotif, berkembang pula
teknologi yang digunakan pada mobil. Termasuk juga perkembangan
mobil transmisi otomatis. Jenis ini dibedakan berdasarkan teknis kerja dan
teknologinya.
a. AT Konvensional (Hydraulic Automated Transmission)
Cara kerja pada transmisi matik konvensional ini adalah
menggunakan pengubah torsi (torque converters) yang menghasilkan
energi kinetis dari tenaga mekanis, kemudian menyalurkannya ke
driveshaft. Torque converters pada mobil manual disebut kopling,
dengan fungsi yang sama tetapi cara kerja berbeda. Mobil transmisi
34
otomatis jenis ini di antaranya adalah Toyota Avanza dan Daihatsu
Xenia.
b. CVT (Continuous Variable Transmission)
Pada jenis ini, perpindahan dihasilkan dari perubahan diameter
drive dan driven pulley. Sepasang komponen itu mengikuti putaran
mesin mobil kemudian disambungkan dengan sabuk baja atau belt.
Kelebihan CVT dibandingkan AT adalah perpindahan yang
lebih halus sehingga tidak terasa hentakan. Kerja mesin pada CVT
juga lebih ringan dan sigap serta mampu mengefisiensi bahan bakar.
Untuk menghasilkan tenaga yang besar, pengemudi tidak perlu RPM
yang tinggi. Itu sebabnya penggunaan bahan bakar menjadi lebih irit.
c. DCT (Dual Clutch Transmission)
Jenis ketiga adalah DCT. Sering juga disebut mobil transmisi
manual yang diotomatiskan. Terdapat dua kopling ganda yang
berfungsi pada gigi transmisi yang berbeda, yaitu ganjil dan genap.
Dua kopling ini dikendalikan oleh komputer, maka dari itu termasuk
mobil matik.
d. AMT (Automated Manual Transmission)
Hampir mirip dengan DCT, jenis transmisi ini adalah manual
dan matik yang dikendalikan oleh aktuator secara otomatis. Transmisi
otomatis pada mobil jenis ini memang tidak banyak karena
menimbulkan ketidaknyamanan saat berkendara akibat hentakan yang
cukup keras. Salah satu mobil dengan jenis transmisi ini adalah
Suzuki Ignis.
5. Komponen – Komponen Transmisi Automatic
Sistem transmisi otomatis memiliki beberapa jenis yang dibuat
dengan proses yang berbeda-beda namun fungsi dasar dan prinsip kerjanya
tetap sama. Transmisi otomatis memiliki beberapa komponen yang utama.
Tentunya agar dapat bekerja dengan baik, komponen-komponen ini harus
dapat bekerja sesuai fungsinya. Komponen utama dari transmisi otomatis
antara lain adalah:
35
a. Torque Converter
36
Berfungsi sebagai flywheel yang dapat memperlembut putaran
mesin kendaraan
Dapat meredam getaran yang diakibatkan oleh momen dari mesin
dan pemindahan daya (driver train)
Dapat menggerakkan pompa oli dari hydraulic control system.
b. Brake
Gambar 28 : Brake
Brake merupakan salah satu komponen yang ada pada
planetary gear ( sun gear, ring gear, atau carrier) yang dapat bergerak
untuk mendapatkan perbandingan gigi yang dibutuhkan kendaraan.
Brake dapat dioperasikan dengan tekanan hidrolik. Ada dua jenis
brake yang ada yaitu band type brake serta wet multiple disc brake.
Pada jenis multiple disc brake, plate-plate yang ada diikatkan
pada transmisi dan disc yang berputar integral dengan masing-masing
planetary gear set yang ditekan satu sama lainnya untuk memegang
bagian dari planteray gear tersebut agar tidak dapat bergerak.
Sedangkan untuk tipe band brake, jenis ini dilingkarkan di
sekeliling brake drum yang disatukan dengan salah satu bagian dari
planetary. Bila tekanan hidrolik bekerja pada piston yang berkaitan
dengan brake band, maka brake band akan mengikat brake drum
untuk memegang bagian dari planetary agar tidak dapat bergerak.
37
c. Clutch dan One-way Clutch
38
Komponen ini teridir dari oli pan yang memiliki fungsi sebagai
reservoir fluida, pompa oli yang berfungsi untuk membangkitkan
tekanan hidrolik, katup-katup memiliki berbagai macam fungsi, serta
pipa saluran fluida yang dapat mengalirkan minyal transmisi ke
clucth, brake serta komponen lainnya yang ada di hydraulic control
system. Fungsi dari bagian hydraulic control system antara lain
adalah:
Mengalirkan minyak transmisi ke bagian torque connverter
Mengubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik
Melumasi bagian-bagian sistem transmisi dengan minyak
Mengatur tekanan hidrolik yang dihasilkan dari pompa oli
Memberikan tekanan hidrolik ke bagian clucth dan brake untuk
mengatur pengoperasian planetary gear
Mendinginkan bagian torque converter dan transmisi dengan
menggunakan minyak.
e. Manual Linkage
39
Sistem transmisi otomatis melakukan up-shift dan down-shift
secara otomatis. Untuk mengoperasikan nya, terdapat dua buah
linkage yang dioperasikan secara manual oleh pengendara yang
dihubungkan dengan menggunakan transmisi otomatis.
Linkage merupakan selector lever dengan cable serta
accelerator pedal dan throttle cable. Dengan adanya sistem komponen
ini maka mobil anda bisa berfungsi dengan maksimal. Anda juga
harus sering – sering mengecek komponen mesin mobil anda seperti
ini dan bahkan perlu adanya perawatan yang khusus.
f. Shifting Control
40
g. Pedal Akselerasi
41
Fluid merupakan minyak pelumas yang dicampurkan dengan beberapa
bahan tambahan yang digunakan untuk melumasi transmisi otomatis.
Hal inilah yang membedakan nya dari jenis minyak lainnya. Sistem
transmisi otomatis harus selalu menggunakan ATF yang sudah
ditentukan.
Penggunaan ATF yang berbeda akan membuat kemampuan
transmisi otomatis akan menurun. Untuk memastikan bahwa sistem
transmisi otomatis dapat bekerja dengan benar, tingkat level minyak
juga perlu diperhatikan. Untuk memeriksanya, anda dapat
menggunakan dipstick pada saat mesin berputar dan transmisi berada
pada suhu normal serta tuas transmisi berada di posisi P. Berikut
beberapa fungsi ATF:
Dapat memindahkan momen puntir pada torque converter
Melumasi bagian planetery gear serta bagian lainnya yang
bergerak
Mendinginkan komponen-komponen yang bergerak
Mengendalikan sistem hydraulic control yang akan berpengaruh
pada kerja kopling dan rem pada transmisi otomatis.
42
BAB III
URAIAN PRAKTEK
43
Pegas kopling : Pegas ini terletak pada sekeliling pressure plate.
Fungsinya untuk menekan pressure plate ke arah fly wheel saat
pedal tidak diinjak.
Pressure Plate : Komponen ini mirip piringan berbahan besi yang
berfungsi untuk menekan clutch disc kearah flywheel.
Clutch Disc : Komponen ini familiar disebut dengan kampas
kopling. Fungsinya untuk menerima putaran mesin saat kopling
tidak diinjak.
Fly wheel : Sebenarnya fly wheel masuk dalam komponen mesin.
Tapi dalam sistem kopling komponen ini juga berperan untuk
mentrasnfer tenaga dari mesin ke kampas kopling.
3. Keselamatan Kerja
1. Mentaati semua peraturan yang telah di tetapkan dalam laboratorium.
2. Menggunakan pakain praktek.
3. Mengikuti langkah-langkah yang dikatakan oleh instruktur.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas.
5. Gunakan peralatan dan bahan sesuai dengan fungsinya.
4. Langkah Kerja
1. Melepas Kopling
a. Persiapkan alat dan bahan
b. Lepaskan transmisi dari trainer
c. Lepas clutch cover
1) Letakkan tanda pemasangan pada clutch cover dan flywheel
2) Kendorkan setiap baut sekali putar sampai pegas tekan terbebas.
3) Lepas baut dan clutch cover dan clutch disc.
d. Lepas release bearing, release fork, dan boot dari transmisi.
2. Pemeriksaan dan Pengukuran
a. Pemeriksaan pelat kopling (clutch disc) terhadap keausan atau
kerusakan. Menggunakan vernier caliper, ukur kedalaman rivet head.
44
- Max. Kedalaman kelingan : 0.4 mm
- Hasil Pengukuran : 0.2 mm
b. Periksa clutch cover
Menggunakan vernier caliper, periksa lebar dan kedalaman keuasan
diaphragm spring.
- Maksimum
A (Kedalaman) : 0.50 mm
B (Lebar) : 6.00 mm
- Hasil Pengukuran
A (Kedalaman) : 0.40 mm
B (Lebar) : 5.00 mm
45
B. Praktek Membongkar dan memasang Transmisi Manual.
1. Alat dan bahan
1. Alat
- Kunci Shock 1 set
- Kunci Ring Pas/Kombinasi 1 set
- Obeng + -
- Palu karet
- Kunci L bintang
2. Bahan
- Transmition Unit
- Lap/Majun
- Grease (gemuk)
- Pelumas
2. Keselamatan Kerja
1. Mentaati semua peraturan yang telah di tetapkan dalam
laboratorium.
2. Menggunakan pakain praktek.
3. Mengikuti langkah-langkah yang dikatakan oleh instruktur.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas.
5. Gunakan peralatan dan bahan sesuai dengan fungsinya.
3. Langkah Kerja
1. Langkah Pembongkaran
a. Lepas rakitan tutup bak transmisi
b. Lepas rumah kopling
c. Penahan bantalan depan
d. Lepas extension housing (tutup bantalan belakang)
e. Lepas roda gigi idler mundur, poros dan pengunci.
f. Lepas poros roda gigi counter dan pengunci.
46
g. Lepas rakitan poros output
h. lepas poros input
i. tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan lepas poros input.
j. lepas roda gigi counter
- lepas roda gigi counter.
- Lepas dua bantalan rol jarum dan spaser dari roda gigi counter
- Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi.
k. Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan
bantalannya, roda gigi – 1, dua bantalan rol jarum, luncuran
dalam dan bola pengunci.
1. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
2. Menggunakan hidrolik pres lepas penahan bantalan dengan
bantalannya, bersama-sama roda gigi 1 dan luncuran dalam.
3. Lepas dua bantalan rol – jarum.
4. Menggunakan tuas magnetic, lepas bola pengunci.
l. Lepas ring syncromesh no – 1 dan roda gigi – 2.
Menggunakan SST dan hidrolik pres atau mekanik pres, lepas
unit ring sincromesh no. 1 dan roda gigi 2.
m. Lepas unit sincromesh no. 2, ring sincromesh dan roda gigi 3.
1. Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
2. Lepas unit sincromesh no. 2 bersama-sama ring sincromesh
dan roda gigi – 3.
47
gigi – 3 ring cincromesh dan unit sincromesh.
b. Pasang snap ring
c. Pasang rakitan roda gigi-1, ring sincromesh dan unit sincromesh
no. 1 pada poros output.
1. Oleskan oli roda gigi pada poros otuput.
2. Pasang ring sincromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah.
3. Menggunkan hidrolik pres, pasang rakitan roda gigi-2, ring
sincromesh dan unit sincromesh no.1.
d. Pasang bola pengunci, ring sincromesh, roda gigi-1, bantalan rol-
jarum dan luncuran dalam pda poros output.
1. Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum.
2. Pasang bola pengunci pada poros otuput.
3. Rakitan roda gigi-1, bantalan rol-jarum dan luncuran dalam.
4. Pasang rakitan pada poros output dengan alur ring
sincromesh tepat pada kunci pemindah.
5. Putar luncuran dalam agar tepat dengan bola pengunci.
e. Pasang rakitan bantalan belakang
Menggunakan hidrolik pres, pasang rakitan bantalan belakang
pada poros outpu.
f. Pasang snap ring
g. Pasang roda gigi penggerak speedometer.
h. Rakitan roda gigi counter, bantalan rol jarum dan cincin dorong.
i. Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol jarum
dan cincin dorong.
j. Pasang rakitan pada bak transmisi.
k. Pasa poros output.
l. Pada penahan bantalan depan dengan gasket baru.
1. Oleskan gempuk MP pada perapat oli.
2. Tepatkan lubang pembalik oli dengan alurnya dan pasang
penahan dengan gasket baru.
48
3. Oleskan pada 2 atau 3 alur pada ujung baut.
4. Pasang dan kencangkan baut pengikat.
m. Pasang ring sincromesh dan rakitan poros output.
Pasang rakitan poros output ke dalam bak dengan alur ring
sincromesh tepat terhadap kunci pemindah.
n. Pasang roda gigi counter.
Pasang poros roda gigi counter dengan kunci setengah bulat dari
arah belakang bak transmisi.
o. Pasang roda gigi idler mundur dan poros.
Pasang roda gigi mundur pada bak transmisi dan pasang poros
dengan kunci setengah bulat dari arah belakang bak transmisi.
p. Pasang extension housing dengan gasket baru.
1. Oleskan gemuk MP pada perpat oli.
2. Pasang extension housing dengan gasket baru.
3. Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung.
4. Pasang dan kencangkan baut-baut pengikat
q. Pasang rumah kopling
r. Pasang rakitan tutup bak transmisi.
1. Netralkan posisi garpu pemindah.
2. Netralkan posisi hub sleeve dan roda gigi idler mundur.
3. Pasang rakitan tutup bak transmisi dengan gasket.
s. Bereskan alat dan bahan setelah digunakan.
49
4. Gambar kerja
50
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Kopling (Clutch) adalah komponen kendaraan yang mempunyai
tugas untuk memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi.
Jika aliran power train tidak diputus, maka akan menimbulkan sentakan dan
berpotensi merusak sistem transmisi juga mesin. Sehingga pada kendaraan
baik manual atau matic, membutuhkan komponen kopling. Hanya saja pada
Mobil yang mengusung automatic transmission sudah mengusung sistem
kopling otomatis sehingga tak perlu lagi dilengkapi pedal kopling.
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen
pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda.
Putaran roda semuanya berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam
ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan
piston untuk bergerak naik turun. Lalu gerak naik turun piston ini akan
diteruskan untuk memutar poros engkol. Gerak putar poros engkol ini akan
diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel.
Transmisi adalah sebuah komponen yang terdapat pada mesin dan
berfungsi untuk mengubah kecepatan serta tenaga putar. Kecepatan dan
tenaga putar yang didapat dari mesin pada roda tersebut yang akan digunakan
untuk menggerakkan kendaraan.
Transmisi manual merupakan transmisi yang cara kerja perpindahan
giginya dilakukan secara manual dan di dalam transmisi manual terdapat
susunan roda-roda gigi yang bertujuan untuk mendapatkan variasi kecepatan
dan momen pada poros ouput transmisi.
Transmisi otomatis, atau kadang ditulis dengan A/T, adalah jenis sistem
transmisi yang memungkinkan perpindahan roda gigi terjadi secara otomatis.
Perpindahan gigi terjadi menyesuaikan besarnya tekanan pada pedal gas. Hal
ini berbeda dari sistem gigi transmisi manual yang membutuhkan pedal
kopling dan tuas transmisi untuk memindahkan gigi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Muchta, Amrie. 2017. Sistem Kopling Manual (Pengertian, Komponen dan Cara
Kerja + Video Animasi). https://www.autoexpose.org/2017/03/cara-
kerja-sistem-kopling-hidrolis.html. Diakses pada tanggal 27 April 2022.
Muchta, Amrie. 2017. 3 Jenis Kopling Dan Masing-Masing Penjelasannya Secara
Rinci. https://www.autoexpose.org/2017/03/jenis-kopling-cara-kerjanya.
html. Diakses pada tanggal 27 April 2022.
Devisofiah23.blogspot.com. 2015. Pengertian, Bagian-bagian, Fungsi dan
Langkah Kerja Gardan Mobil. https://devisofiah23.blogspot.com/
2015/06/ pengertian-bagian-bagian-fungsi-dan.html. Diakses pada
tanggal 27 April 2022.
Septirm. 2021. 13 Bagian Bagian Gardan Mobil dan Fungsinya!. https:// blog.
elevenia.co.id/bagian-bagian-gardan/. Diakses pada tanggal 27 April
2022.
Juan. 2017. Macam-Macam Transmisi Manual Berdasarkan Perpindahan Giginya.
https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/macam-macam-transmisi-
manual.html. Diakses pada tanggal 28 April 2022.
Bacabrosur.blogspot.com. 2018. Komponen Transmisi Manual Dan Fungsiny.
https://bacabrosur.blogspot.com/2018/08/komponen-transmisi-manual.
html. Diakses pada tanggal 28 April 2022.
Daihatsu.co.id. 2021. Transmisi otomatis mobil pengertian fungsi dan cara
kerjanya. https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/
transmisi-otomatis-mobil---pengertian-fungsi-dan-cara-kerjanya/.
Diakses pada tanggal 28 April 2022.
Otoklix.com. 2021. Mobil Transmisi Otomatis. https://otoklix.com/blog/mobil-
transmisi-otomatis/. Diakses pada tanggal 29 April 2022.
Showroommobil.co.id. 2017. Komponen Transmisi Otomatis. https://
showroommobil.co.id/info-mobil/komponen-transmisi-otomatis/.
Diakses pada tanggal 29 April 2022.
53