Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kelistrikan otomotif

DI SUSUN OLEH :

1. Adi Darma S (202203030040)

2. Arief Rizki (202203030007)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TEKNIK MESIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas dalam mempelajari sistem pengapian konvensional pada kendaraan
bermotor.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang sistem
pengapian konvensional, mulai dari prinsip kerjanya, komponen utamanya, hingga kelebihan dan
kekurangannya. Kami juga akan membahas masalah-masalah yang sering dihadapi dalam sistem
pengapian konvensional dan memberikan beberapa saran untuk pemeliharaan yang tepat.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan kesempatan dan panduan dalam menyusun
makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang selalu
memberikan dorongan dan dukungan moral selama proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna
bagi pembaca yang tertarik dengan sistem pengapian konvensional pada kendaraan bermotor.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pemahaman tentang
sistem pengapian konvensional. Kami berharap agar semangat belajar dan eksplorasi dalam
dunia otomotif terus berkembang untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I..................................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Batasan Masalah....................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.................................................................................................2
D. Tujuan Makalah....................................................................................................3
E. Manfaat Makalah..................................................................................................4

BAB II.................................................................................................................................6

A. Landasan Teori......................................................................................................6
B. Pembahasan...........................................................................................................7
1. Prinsip kerja sistem pengapian konvensional..............................................7
2. Komponen utama sistem pengapian konvensional......................................8
3. Kelebihan dan kekurangan sistem pengapian konvensional.......................9
4. Masalah yang sering dihadapi pada sistem pengapian konvensional..........9
5. Perkembangan sistem pengapian modern....................................................10

BAB III...............................................................................................................................12

A. Kesimpulan ............................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR ISI......................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam industri otomotif, sistem pengapian konvensional telah lama menjadi standar
dalam mesin pembakaran dalam. Namun, dengan perkembangan teknologi dan tuntutan untuk
meningkatkan efisiensi dan performa kendaraan, sistem pengapian konvensional mulai
menghadapi beberapa tantangan.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh sistem pengapian konvensional adalah efisiensi
energi. Dalam sistem pengapian konvensional, energi yang dihasilkan oleh baterai kendaraan
diubah menjadi tegangan tinggi oleh koil pengapian. Namun, dalam proses ini, sebagian energi
terbuang sebagai panas yang tidak digunakan secara efisien. Hal ini dapat mengurangi efisiensi
keseluruhan mesin dan mengakibatkan penggunaan bahan bakar yang lebih tinggi.

Selain itu, sistem pengapian konvensional juga rentan terhadap keausan dan kerusakan
komponen. Koil pengapian, kabel pengapian, dan busi adalah komponen yang sering mengalami
kerusakan akibat penggunaan jangka panjang. Ketika komponen-komponen ini mengalami
kerusakan, kinerja pengapian dapat terpengaruh, mengakibatkan penurunan tenaga,
ketidakstabilan mesin, atau bahkan kegagalan pengapian.

Perkembangan teknologi juga telah menghasilkan sistem pengapian yang lebih canggih
dan efisien, seperti sistem pengapian elektronik yang menggunakan pengaturan elektronik untuk
mengontrol loncatan api dengan lebih akurat. Sistem pengapian konvensional mulai tergantikan
oleh teknologi ini karena dapat memberikan pengapian yang lebih baik dan efisien.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami sistem pengapian konvensional secara
mendalam. Dengan pemahaman yang baik tentang sistem ini, kita dapat mengenali kelebihan dan
kekurangannya, serta memahami mengapa perkembangan teknologi pengapian baru sedang
berkembang pesat. Hal ini akan memberikan dasar yang kuat untuk memahami sistem pengapian
modern dan juga membantu dalam pemeliharaan dan perbaikan sistem pengapian konvensional
yang masih banyak digunakan di kendaraan saat ini.

1
B. Batasan Masalah

Dalam makalah ini, kami akan membatasi pembahasan pada sistem pengapian konvensional
pada mesin pembakaran dalam kendaraan bermotor. Berikut adalah batasan-batasan masalah
yang akan kami berlakukan:

1. Fokus pada sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam kendaraan
dengan pengapian busi. Kami tidak akan membahas sistem pengapian pada mesin diesel
atau mesin pembakaran dalam dengan sistem pengapian alternatif.
2. Pembahasan akan terbatas pada prinsip kerja, komponen utama, dan kelebihan dan
kekurangan sistem pengapian konvensional. Kami tidak akan memasukkan pembahasan
tentang teknologi pengapian modern, seperti sistem pengapian elektronik.
3. Pembahasan komponen pengapian akan mencakup koil pengapian, kabel pengapian, dan
busi. Namun, kami tidak akan membahas secara rinci tentang komponen lain dalam
mesin pembakaran dalam, seperti katup dan piston.
4. Kami akan membahas masalah-masalah umum yang dihadapi oleh sistem pengapian
konvensional, seperti efisiensi energi dan kerusakan komponen. Namun, pembahasan
tentang solusi atau pengembangan teknologi pengapian baru akan dihindari dalam
batasan masalah ini.

Dengan membatasi masalah ini, kami akan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam kendaraan bermotor.
Pembatasan ini juga akan membantu kami dalam menjaga fokus dan kedalaman pembahasan
dalam makalah ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah dalam
makalah ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

1. Apa prinsip kerja sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam
kendaraan bermotor?
2. Apa saja komponen utama yang terlibat dalam sistem pengapian konvensional?

2
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem pengapian konvensional?
4. Apa masalah yang sering dihadapi dalam sistem pengapian konvensional, seperti efisiensi
energi atau kerusakan komponen?
5. Bagaimana perkembangan teknologi pengapian modern mempengaruhi penggunaan
sistem pengapian konvensional dalam kendaraan bermotor?

Dengan merumuskan masalah ini, makalah akan mencakup pemahaman tentang prinsip
kerja, komponen, kelebihan, kekurangan, serta masalah dan perkembangan terkait sistem
pengapian konvensional.

D. Tujuan Makalah

1. Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


2. Menjelaskan prinsip kerja sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam
kendaraan bermotor.
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan komponen utama yang terlibat dalam sistem
pengapian konvensional.
4. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari sistem pengapian konvensional, baik dari
segi performa maupun efisiensi.
5. Mengidentifikasi masalah-masalah yang sering dihadapi dalam sistem pengapian
konvensional, seperti efisiensi energi atau kerusakan komponen.
6. Memberikan pemahaman tentang dampak perkembangan teknologi pengapian modern
terhadap penggunaan sistem pengapian konvensional dalam kendaraan bermotor.
7. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang sistem pengapian konvensional sebagai
dasar pemahaman dalam memahami teknologi pengapian modern.
8. Menyediakan informasi yang berguna bagi para mahasiswa dan praktisi otomotif
mengenai sistem pengapian konvensional dan pentingnya pemeliharaan yang tepat
terhadap sistem tersebut.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam.

3
E. Manfaat Makalah

Makalah ini memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembaca, antara lain:

1. Pemahaman yang Lebih Baik: Makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang prinsip kerja, komponen, kelebihan, kekurangan, masalah, dan
perkembangan terkait sistem pengapian konvensional. Pembaca akan mendapatkan
pengetahuan yang komprehensif tentang sistem ini, yang dapat membantu dalam
pemahaman umum tentang teknologi pengapian dalam kendaraan bermotor.
2. Pengetahuan Mengenai Perawatan: Makalah ini juga akan memberikan wawasan tentang
pentingnya perawatan yang tepat terhadap sistem pengapian konvensional. Pembaca akan
memahami masalah umum yang mungkin terjadi dan bagaimana cara mengatasi atau
mencegahnya. Pengetahuan ini akan berguna bagi mereka yang ingin melakukan
pemeliharaan sendiri atau berkomunikasi dengan teknisi otomotif.
3. Dasar untuk Memahami Teknologi Pengapian Modern: Dengan memahami sistem
pengapian konvensional, pembaca akan memiliki dasar yang kuat untuk memahami
teknologi pengapian modern yang lebih canggih. Makalah ini akan memberikan
perspektif historis dan pemahaman tentang evolusi teknologi pengapian, sehingga
pembaca dapat melihat perbedaan dan kemajuan yang dicapai.
4. Peningkatan Kualitas Pemeliharaan dan Perbaikan: Makalah ini akan membantu para
praktisi otomotif untuk meningkatkan kualitas pemeliharaan dan perbaikan sistem
pengapian konvensional. Pengetahuan yang diperoleh dari makalah ini dapat membantu
teknisi dalam mendiagnosis masalah dengan lebih baik, memperbaiki sistem dengan
efisien, dan memastikan kinerja yang optimal.
5. Pemahaman yang Lebih Luas tentang Mesin Pembakaran Dalam: Sistem pengapian
konvensional adalah salah satu komponen penting dalam mesin pembakaran dalam.
Dengan memahami sistem ini, pembaca akan memiliki pemahaman yang lebih luas
tentang mesin pembakaran dalam secara keseluruhan, serta interaksi antara komponen-
komponennya. Ini akan membantu dalam pemahaman sistem lain dan kaitannya dengan
sistem pengapian.
6. Dengan manfaat-manfaat tersebut, diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi pembaca, baik dari kalangan akademik maupun praktisi otomotif, dalam

4
memahami, memelihara, dan memperbaiki sistem pengapian konvensional dalam
kendaraan bermotor.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Proses pembakaran membutuhkan adanya tiga unsur yang diperlukan, yaitu bahan bakar,
udara, dan api. Ketiganya saling berinteraksi dan berkontribusi dalam menciptakan reaksi kimia
yang dikenal sebagai pembakaran. Salah satu elemen yang penting dalam proses ini adalah
adanya api, yang bertindak sebagai penghubung antara bahan bakar dan udara.

Namun, penting untuk dicatat bahwa api tidak muncul begitu saja. Ada faktor-faktor
tertentu yang mempengaruhi kemunculannya. Untuk memulai dan mempertahankan api,
diperlukan suatu sistem yang disebut sistem pengapian. Sistem pengapian ini terdiri dari
sejumlah komponen yang bekerja bersama-sama untuk menciptakan percikan api yang
diperlukan.

Komponen-komponen dalam sistem pengapian dirancang dengan fungsi yang berbeda


namun saling melengkapi. Salah satu komponen penting adalah sumber pengapian, yang
biasanya berupa busi. Busi bertugas untuk menciptakan percikan listrik yang akan menginisiasi
proses pembakaran dalam ruang bakar.

Selain busi, sistem pengapian juga melibatkan komponen seperti kumparan pengapian,
distributor, dan saklar pengapian. Kumparan pengapian berperan dalam mengubah arus listrik
rendah menjadi arus listrik tinggi yang kemudian diteruskan ke busi. Distributor berfungsi untuk
mendistribusikan arus listrik ke setiap busi secara tepat pada waktu yang ditentukan. Sedangkan
saklar pengapian digunakan untuk mengontrol aliran listrik ke sistem pengapian.

Kombinasi dari berbagai komponen dalam sistem pengapian ini secara keseluruhan
bertujuan untuk menciptakan percikan api yang dapat mengilau dan memulai proses pembakaran
bahan bakar. Dalam keseluruhan sistem pengapian, setiap komponen memiliki peran yang
penting dan saling terkait untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menciptakan api yang
diperlukan dalam proses pembakaran.

6
Dengan adanya sistem pengapian yang efektif, proses pembakaran dapat berlangsung
dengan baik dan efisien. Kualitas dan performa sistem pengapian yang baik sangat penting dalam
menjaga keandalan dan efisiensi mesin dalam berbagai aplikasi, seperti pada kendaraan bermotor
atau sistem pemanas.

B. Pembahasan

Tentunya, berikut adalah jawaban yang lebih panjang dan detail untuk setiap poin rumusan
masalah:

1. Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional pada mesin pembakaran dalam kendaraan bermotor


bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Prinsip ini melibatkan transformasi tegangan
rendah dari baterai kendaraan menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk menciptakan
loncatan api di dalam ruang bakar.

Prinsip kerja sistem pengapian konvensional dimulai dengan tahap pengisian, di mana
campuran udara-bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar melalui katup hisap (intake valve)
saat piston bergerak ke bawah dalam langkah hisap (intake stroke). Setelah itu, piston naik
kembali dalam langkah kompresi (compression stroke) untuk memampatkan campuran udara-
bahan bakar.

Pada saat piston mendekati titik puncak langkah kompresi, sistem pengapian
konvensional mengirimkan sinyal listrik ke koil pengapian. Sinyal ini mengaktifkan koil
pengapian untuk membangkitkan tegangan tinggi. Tegangan tinggi kemudian dikirimkan melalui
kabel pengapian ke busi di dalam ruang bakar. Busi memanfaatkan tegangan tinggi tersebut
untuk menciptakan loncatan api yang menyala, sehingga menginisiasi pembakaran campuran
udara-bahan bakar.

Loncatan api yang tercipta oleh busi akan membakar campuran udara-bahan bakar di
dalam ruang bakar, menghasilkan tekanan yang mendorong piston turun dalam langkah
pembakaran (power stroke). Setelah itu, piston naik kembali dalam langkah pembuangan
(exhaust stroke) untuk membuang sisa-sisa hasil pembakaran melalui katup buang (exhaust
valve).

7
2. Komponen Utama Sistem Pengapian Konvensional:

Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja sama
untuk menghasilkan pengapian yang diperlukan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai
komponen-komponen tersebut:

 Koil Pengapian: Koil pengapian adalah komponen yang bertanggung jawab untuk
mengubah tegangan rendah dari baterai kendaraan menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian. Koil pengapian bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Ketika sinyal listrik dari sistem pengapian diterapkan pada koil
pengapian, medan magnet diciptakan dan kemudian dihentikan secara tiba-tiba,
menghasilkan arus listrik yang tinggi di sepanjang kumparan primer dan kumparan
sekunder koil pengapian. Arus listrik ini menghasilkan tegangan tinggi yang dikirimkan
ke busi melalui kabel pengapian.
 Kabel Pengapian: Kabel pengapian menghubungkan koil pengapian dengan busi di dalam
ruang bakar. Kabel pengapian terbuat dari bahan isolator yang tahan terhadap tegangan
tinggi dan panas. Fungsi utama kabel pengapian adalah menghantarkan tegangan tinggi
dari koil pengapian ke busi dengan minimal kebocoran tegangan. Kabel pengapian
memiliki inti konduktif di dalamnya yang terbuat dari bahan seperti tembaga atau logam
lain yang baik konduktivitasnya. Bahan isolator di sekitar inti konduktif membantu
melindungi kabel dari gangguan elektromagnetik dan menjaga agar tegangan tidak bocor
ke tempat lain selain busi.
 Busi: Busi adalah komponen yang memainkan peran penting dalam sistem pengapian
konvensional. Busi terdiri dari elektroda pusat dan elektroda tanah yang dipisahkan oleh
jarak udara. Ketika tegangan tinggi dari koil pengapian diterapkan pada busi, terjadi
loncatan api di antara elektroda, menciptakan percikan api yang menyala. Percikan api ini
akan membakar campuran udara-bahan bakar di dalam ruang bakar, menginisiasi proses
pembakaran. Busi juga harus memiliki karakteristik termal yang tepat untuk menahan
panas yang dihasilkan selama pembakaran.

8
3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kelebihan dan kekurangan tersebut:

a. Kelebihan

 Keandalan: Sistem pengapian konvensional umumnya terbukti dapat bekerja secara andal
dalam berbagai kondisi.
 Kesederhanaan: Sistem ini relatif sederhana dalam desain dan konstruksi, sehingga
memudahkan pemeliharaan dan perbaikan.
 Biaya yang lebih rendah: Sistem pengapian konvensional cenderung lebih terjangkau
dalam hal biaya pembelian dan perawatan.

b. Kekurangan:

 Efisiensi energi yang rendah: Sistem pengapian konvensional memiliki kerugian dalam
hal efisiensi energi, di mana sebagian energi yang dihasilkan oleh baterai kendaraan
terbuang sebagai panas yang tidak digunakan secara efisien.
 Potensi kerusakan komponen: Komponen seperti koil pengapian, kabel pengapian, dan
busi rentan terhadap keausan dan kerusakan akibat penggunaan jangka panjang.
Kerusakan ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja pengapian dan bahkan kegagalan
pengapian.
 Keterbatasan dalam mengontrol pengapian: Sistem pengapian konvensional memiliki
keterbatasan dalam mengontrol timing dan durasi pengapian dengan presisi tinggi
dibandingkan dengan teknologi pengapian modern.

4. Masalah yang Sering Dihadapi dalam Sistem Pengapian Konvensional:

Terdapat beberapa masalah yang sering dihadapi dalam sistem pengapian konvensional,
seperti efisiensi energi yang rendah, kerusakan komponen, dan pengaruh kondisi lingkungan.

 Efisiensi energi yang rendah dapat mengakibatkan penurunan efisiensi keseluruhan


mesin, yang dapat berdampak pada penggunaan bahan bakar yang lebih tinggi dan
performa yang kurang optimal.

9
 Kerusakan komponen seperti koil pengapian, kabel pengapian, dan busi adalah masalah
umum dalam sistem pengapian konvensional. Komponen ini dapat mengalami keausan
atau kerusakan akibat faktor seperti panas, getaran, atau usia penggunaan yang panjang.
Kerusakan komponen ini dapat menyebabkan pengapian yang tidak konsisten atau
bahkan kegagalan pengapian.
 Pengaruh kondisi lingkungan, seperti kelembaban dan korosi, juga dapat menjadi
masalah dalam sistem pengapian konvensional. Kelembaban berlebih atau kehadiran air
di sekitar busi dapat mengganggu loncatan api yang diperlukan untuk pengapian. Korosi
pada kabel pengapian atau koil pengapian juga dapat mengurangi kinerja sistem
pengapian.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, pemeliharaan yang tepat sangat penting. Pengecekan dan
penggantian komponen yang rusak, membersihkan kabel pengapian dan busi secara teratur, serta
menjaga lingkungan yang sesuai untuk sistem pengapian konvensional adalah langkah-langkah
penting dalam menjaga kinerja optimal sistem ini.

5. Perkembangan Teknologi Pengapian Modern

Dalam perkembangan teknologi pengapian, sistem pengapian konvensional mulai


digantikan oleh teknologi pengapian modern yang lebih canggih. Salah satu teknologi tersebut
adalah sistem pengapian elektronik.

Sistem pengapian elektronik menggunakan pengaturan elektronik untuk mengendalikan


timing dan durasi pengapian dengan lebih akurat. Sinyal elektronik dikirim dari unit pengontrol
ke koil pengapian, yang menghasilkan pengapian yang tepat pada waktu yang tepat. Kelebihan
sistem pengapian elektronik meliputi pengapian yang lebih akurat, peningkatan efisiensi energi,
dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi mesin secara real-time.

Perkembangan teknologi pengapian modern ini telah memberikan pengaruh signifikan


terhadap penggunaan sistem pengapian konvensional dalam kendaraan. Meskipun demikian,
sistem pengapian konvensional masih banyak digunakan dalam kendaraan bermotor, terutama
pada kendaraan yang lebih tua atau dengan tingkat performa yang lebih rendah.

10
Pemahaman tentang perkembangan teknologi pengapian modern memberikan perspektif
tentang evolusi sistem pengapian dan pentingnya mengikuti perkembangan teknologi dalam
memaksimalkan efisiensi dan performa mesin pembakaran dalam.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kesimpulan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian konvensional
merupakan salah satu komponen penting dalam mesin pembakaran dalam kendaraan bermotor.
Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik, di mana koil pengapian mengubah
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk menciptakan loncatan api di
busi, yang menginisiasi pembakaran campuran udara-bahan bakar.

Beberapa komponen utama dalam sistem pengapian konvensional meliputi koil


pengapian, kabel pengapian, dan busi. Koil pengapian bertugas menghasilkan tegangan tinggi,
kabel pengapian menghantarkan tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi, dan busi
menciptakan loncatan api yang memicu pembakaran. Pemahaman yang mendalam tentang
komponen-komponen ini penting untuk pemeliharaan dan perbaikan yang efektif.

Sistem pengapian konvensional memiliki kelebihan, seperti keandalan, kesederhanaan,


dan biaya yang lebih rendah. Namun, sistem ini juga memiliki kekurangan, seperti efisiensi
energi yang rendah, potensi kerusakan komponen, dan keterbatasan dalam mengontrol pengapian
secara akurat. Masalah yang sering dihadapi meliputi efisiensi energi yang rendah, kerusakan
komponen, dan pengaruh kondisi lingkungan.

Perkembangan teknologi pengapian modern, seperti sistem pengapian elektronik, telah


mengubah lanskap pengapian dalam kendaraan. Meskipun demikian, sistem pengapian
konvensional masih banyak digunakan, terutama pada kendaraan yang lebih tua atau dengan
performa yang lebih rendah.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi pengapian modern, pemahaman tentang


sistem pengapian konvensional tetap penting. Pengetahuan tentang prinsip kerja, komponen,
kelebihan, kekurangan, dan masalah yang mungkin terjadi dalam sistem ini memberikan dasar
yang kuat untuk memahami sistem pengapian modern dan melakukan pemeliharaan yang tepat.

12
Dalam keseluruhan, sistem pengapian konvensional memiliki peran penting dalam
menggerakkan mesin pembakaran dalam kendaraan. Pemahaman yang baik tentang sistem ini
memungkinkan pengguna untuk menghargai kontribusinya, memahami kekurangan yang
dimilikinya, dan melihat kemajuan yang terjadi dalam teknologi pengapian. Dengan
pemeliharaan yang tepat, sistem pengapian konvensional dapat memberikan performa yang
handal dan efisien bagi kendaraan bermotor.

B. Saran

Saran penulis untuk penulis selanjutnya mengenai materi ini adalah :

1. Diskusi tentang pengaruh sistem pengapian terhadap lingkungan: Bicarakan juga tentang
dampak sistem pengapian konvensional terhadap lingkungan, terutama dalam hal emisi
gas buang dan efisiensi bahan bakar. Bahas juga perkembangan teknologi pengapian
yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif ini.
2. Tinjau kembali dan perbaiki struktur makalah: Pastikan makalah memiliki struktur yang
jelas dan teratur. Setiap poin pembahasan harus saling terkait dan diorganisir dengan
baik. Tinjau kembali paragraf pembuka, pengembangan, dan penutup, dan pastikan ada
alur logis dalam penyampaian informasi.
3. Pemilihan referensi yang tepat: Gunakan referensi yang relevan dan terpercaya untuk
mendukung argumen dan informasi yang disampaikan dalam makalah. Pastikan untuk
menyertakan sumber-sumber yang diperlukan dalam daftar referensi.

Dengan menerapkan saran-saran ini, makalah akan menjadi lebih lengkap, informatif, dan
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sistem pengapian konvensional dalam
kendaraan bermotor.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, A. (2018). Teknologi Pengapian Konvensional pada Kendaraan. Jakarta: Erlangga.

Anwar, A. (2019). Sistem Pengapian Konvensional: Prinsip Kerja dan Komponen. Jakarta:
Pustaka Baru Press.

Darmawan, I. G. (2016). Panduan Praktis Memahami Sistem Pengapian Konvensional pada


Kendaraan. Yogyakarta: Andi Offset.

Supriyanto, H., & Rahmawati, L. (2017). Sistem Pengapian Konvensional: Prinsip, Komponen,
dan Perawatan. Bandung: Penerbit Informatika.

Nasution, E. (2019). Sistem Pengapian pada Kendaraan. Medan: USU Press.

14

Anda mungkin juga menyukai