Anda di halaman 1dari 5

Terbentuknya Kabinet Wilopo

Presiden Soekarno menunjuk Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) dan Sidik


Djojosukarto (PNI) sebagai formatur pada tanggal 1 Maret 1952. Fomatur ialah
suatu tim yang dibentuk melalui pertemuan/rapat untuk diberikan mandat agar dapat
membentuk kepengurusan organisasi. Pemilihan formatur didasarkan pada kekuatan
kabinet yang dapat mendukung perlemen. Namun kedua formatur tersebut gagal
menciptakan kabinet yang kuat. Hal ini dikarenakan tidak memiliki kesepakatan
antar calon yang dapat menduduki kabinet tersebut. Kedua fromatur tersebut
mengembalikan jabatannya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 19 Maret 1952.
Pada saat itu juga Mr. Wilopo (PNI) ditunjuk sebagai formatur baru. Hal inilah yang
menjadi faktor terbentuknya kabinet wilopo. Mr Wilopo berhasil mendirikan
kabinetnya selama 2 minggu. Kemudian Mr. Wilopo mengajukan susunan
kabinetnya pada tanggal 30 Maret 1952 yang terdiri dari :
1. PSI sebanyak 2 orang
2. Parkindo atau Partai Kristen Indonesia
3. Masyumi sebanyak 4 orang dan PNI sebanyak 4 orang
4. PKRI atau Partai Katholik Republik Indonesia
5. Golongan tidak memiliki partai sebanyak 3 orang
6. Partai Buruh
7. Parindra atau Partai Indonesia Raya
8. PSII sebanyak satu orang
Terbentuknya Kabinet Wilopo secara resmi didasari oleh Keputusan Presiden No.
85 Tahun 1952 pada tanggal 1 April 1952. Di bawah ini terdapat susunan Kabinet
Wilopo yang meliputi :
 Mr. Wilopo (PNI) sebagai Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri.
 Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) sebagai Wakil Perdana Menteri.
 Mr. Moh. Roem (Masyumi) sebagai Menteri Dalam Negeri.
 Sri Sultan Hamengku Bowono IX sebagai Menteri Pertahanan.
 Mr. Lukman Wiriadinata (PSI) sebagai Menteri Kehakiman.
 Mr. Arnold Mononutu (PNI) sebagai Menteri Penerangan.
 Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (PSI) sebagai Menteri Keuangan.
 Moh. Sardjan (Masyumi) sebagai Menteri Petanian.
 Mr. Sumanang (PNI) sebagai Menteri Perekonomian.
 Ir. Djuanda sebagai Menteri Perhubungan.
 Ir. Suwarta (partai Katolik) sebagai Menteri Pekerjaan Umum.
 Ir. Iskandar Tedjasukmana (partai Buruh) sebagai Menteri Perburuhan.
 Anwar Tjokroaminoto (PSII) sebagai Menteri Sosial.
 Prof. Dr. Bader Djohan sebagai Menteri P & K.
 K.H Faqih Usman (Masyumi) sebagai Menteri Agama.
 Dr. Johanes Leimena (Parkindo) sebagai Menteri Kesehatan.
 R.P. Suroso (Parindra) sebagai Menteri Urusan Pegawai Negeri.
 M.A. Pallaupessy (Demokrat) sebagai Menteri Urusan Umum.

Program Kerja Kabinet Wilopo


Di bawah ini terdapat program kerja kabinet wilopo yang meliputi :
1. Berupaya untuk mengembalikan Irian Barat agar kembali menjadi
wilayah Republik Indonesia.
2. Mempersiapkan pemilihan umum.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan keamanan.
4. Melakukan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
5. Memperbarui bidang pengajaran dan pendidikan Indonesia.

Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopo


Selanjutnya saya akan membahas tentang penyebab jatuhnya kabinet wilopo.
Kebinet Wilopo mengalami beberapa kesulitan seperti mengatasi gerakan
separatisme yang terjadi di berbagai daerah, penekanan Presiden Sookano yang
dilakukan oleh sejumlah perwira Angkatan Darat pada tanggal 17 Oktober 1952 agar
perlemen dibubarkan, serta kejadian Tangjung Morawa yang terjadi di Sumatera
Utara. Peristiwa Tanjung Morawa terjadi akibat persetujuan pemerintah sesuai
dengan KMB agar memberikan izin kepada pengusaha asing agar dapat
mengusahakan tanah perkebunan di Indonesia lagi. Tanah ini sebelumnya digarap
oleh para pertani karena bertahun tahun telah ditinggalkan oleh pemiliknya pada saat
Kabinet Sukiman. Saat itu juga Mr. Iskaq Cokroadisuryo selaku menteri dalam
negeri memberikan persetujuan agar tanah Deli dikembalikan.

Tanah tersebut berhasil dikembalikan saat masa Kebinet Wilopo. Kemudian pada
tanggal 16 Maret 1953, pihak polisi mengusir penggarap sawah yang tidak
mempunyai izin. Akibat pengusiran tersebut, banyak terjadi bentrokan bersenjata
yang menewaskan 5 orang petani. Peristiwa bentrokan itu mendapatkan sorotan
yang tajam dari pihak parlemen maupun pers. Hal inilah yang tentunya menjadi
penyebab jatuhnya kabinet wilopo. Akibatnya Kabinet Wilopo memperoleh mosi
tidak percaya dari Sidik Kertapati dari Serikat Tani Indonesia atau Sakti. Lalu
Wilopo mengembalikan mandatnya kepada Presiden pada tanggal 2 Juni 1953.
Sekian pembahasan tentang proses terbentuknya kabinet wilopo, program kerja
kabinet wilopo, dan penyebab jatuhnya kabinet wilopo.Semoga artikel ini
bermanfaat. Terima kasih.

Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )


Kabinet Wilopo atau biasa disebut juga dengan Zaken Kabinet yang dipimpin
langsung oleh Mr. Wilopo. Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI, Masyumi
dan PSI.

Program Kerja

Berikut ini beberapa program kerja yang dimiliki kabinet Wilopo, yaitu :

1. Melaksanakan pemilihan umum


2. Meningkatkan kemakmuran rakyat
3. Upaya menciptakan keamanan dalam negeri
4. Upaya memperjuangkan Irian Barat
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif

Kegagalan

Adapun beberapa kegagalan yang dialami kabinet Wilopo, yaitu :

1. Peristiwa pada tanggal 17 Oktober 1952 yang disebabkan oleh masalah


ekonomi, reorganisasi atau profesionalisasi tentara, dan adanya campur
tangan parlemen atas permasalahan militer
2. Adanya kondisi krisis ekonomi sehingga menyebabkan jatuhnya harga
barang ekspor Indonesia
3. Peristiwa Tanjung Morawa, yaitu peristiwa dimana rakyat protes kepada
pemerintah yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para
investor asing dengan alasan untuk meningkatkanhasil devisa negara

Keberhasilan :

1. Melakukan pemilu
2. Memperketat impor

3. Memperkenalkan konsep balanced budget

4. Rasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi dan pengurangan


personil

5. Menekan pengeluaran pemerintah

Kegagalan :

1. Adanya krisis ekonomi karena jatuhnya harga barang ekspor sementara


kebutuhan barang impor terus meningkat

2. Terjadi defisit kas negara karena terjadi penurunan hasil panen sehingga
harus mengimpor beras

3. Munculnya gerakan separatisme dan provinsialisme yang mengancam


keutuhan bangsa karena ketidakpuasan alokasi dana ke daerah tertentu yg tidak
seimbang

4. Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952

5. Terjadi peristiwa Tanjung Morawa

6. Adanya mosi tidak percaya dari serikat buruh tani

Kabinet Wilopo, April 1952 – Juni 1953


Kabinet Wilopo memperkenalkan konsep anggaran berimbang (balanced budget)
dalamAPBN.
Impor bukan saja diperketat, tetapi juga diharuskan melakukan pembayaran di muka.
Pekerjaan ekonomi besar yang dilakukan semasa Wilopo adalah “rasionalisasi”
angkatan bersenjata melalui moderenisasi dan pengurangan personil.
Prestasi ekonomi lainnya yang pantas dicatat adalah keberhasilan kabinet ini
menekan pengeluaran pemerintah, lebih dari 25% pengeluaran total pada tahun
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai