Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH INDONESIA

DEMOKRASI LIBERAL

Nama : Rafly Azis Junior

Kelas : XII IPS 4

Guru bidang : Bapak Samlani Ibrahim, S Pd.

MAN 2 KOTA TANGERANG

TAHUN AJARAN

2022/2023

Jl. Panglima Polim No. 6 Poris Plawad Utara Cipondoh Kota Tangerang
Program Kerja Pada Kabinet Era Demokrasi

1. Kabinet Natsir
Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran
negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga
20 Maret 1951
 Susunan – susunan Kabinet Natsir
 Perdana Menteri : Mohammad Natsir (Partai Masyumi)
 Wakil Perdana Menteri : Hamengkubuwono IX (Non Partai)
 Menteri Luar negeri : Mohammad Roem (Partai masyumi)
 Menteri Dalam Negeri : Assaat (Non Partai)
 Menteri Kehakiman : Wongsonegoro (Partai PIR)
 Menteri Keamanan Rakyat : Abdul Halim (Non Partai)
 Menteri Keuangan : Syafruddin Prawiranegara (Partai Masyumi)
 Menteri Penerangan : M.A. Pellaupessy (Faksi Demokraik)
 Menteri Pertanian : Tandiono Manu (Partai Sosialis Indonesia)
 Menteri Perdagangan : Sumitro Joyohadikusumo (Partai Sosialis
Indonesia)
 Menteri Sosial : F.S. Haryadi (Partai Katolik)
 Menteri Pekerjaan Umum : Herman Johannes (PIR)
 Menteri Kesehatan : Johannes Leimena (Partai Kristen Indonesia)
 Menteri Perhubungan : Djuanda Kartawidjaja (Non Partai)
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Bahder Djohan (Non Partai)
 Menteri Agama : Wahid Hasyim (Partai Masyumi)
 Menteri Negara : Harsono Tjokroaminoto (PSII)
 Menteri Tenaga Kerja : Panji Suroso (Partai Parindra)

 Program Kerja Kabinet Natsir


 Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk
Dewan Konstituante dalam waktu yang singkat.
 Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan
Pemerintahan serta membentuk peralatan Negara yang bulat
berdasarkan Pasal 146 di dalam Undang-Undang Dasar Sementara
1950.
 Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan
ketenteraman.
 Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian
rakyat sebagai dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian
nasional yang sehat serta melaksanakan keragaman dan
kesamarataan hak antara buruh dan majikan.
 Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas
berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal
kesehatan dan kecerdasan.

2. Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman-Suwirjo merupakan kabinet kedua setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat. Kabinet ini bertugas pada masa bakti 27 April 1951
hingga 3 April 1952, tetapi kabinet ini sebenarnya telah didemisionerkan pada
tanggal 23 Februari 1952
 Susunan- susunan Kabinet Sukiman
 Menteri Luar Negeri: Achmad Subardjo
 Menteri Pertahanan: Sewaka (diangkat 9 Mei 1951)
 Menteri Kehakiman: Wongsonegoro (berhenti 14 Juni 1951), A.
Pellaupessy (diangkat 14 Juni 1951, berhenti 16 Juli 1951), dan
Mohammad Nasrun (diangkat 16 Juli 1951)
 Menteri Penerangan: Arnold Mononutu
 Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono
 Menteri Pertanian: Suwarto
 Menteri Perdagangan dan Perindustrian: Sujono Hadinoto (berhenti
Juli 1951) dan Wilopo (diangkat Juli 1951)
 Menteri Perhubungan: Djuanda Kartawidjaja
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Ukar Bratakusumah
 Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana
 Menteri Sosial: Sjamsuddin
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Wongsonegoro
 Menteri Agama: Wahid Hasjim
 Menteri Kesehatan: J. Leimena
 Menteri Urusan Umum: A. Pellaupessy
 Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso
 Menteri Urusan Agraria: Gondokusumo

 Program Kerja Kabinet Sukiman


 Memberikan jaminan keamanan dan ketentraman negara
 Berusaha memakmurkan rakyat dan membarui hukum agrarian
(sesuai kepentingan petani)
 Mempercepat persiapan untuk pelaksanaan Pemilihan Umum
(Pemilu)
 Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif dan menjadikan Irian
Barat untuk masuk ke wilayah RI
 Mempersiapkan UU yang mengatur serikat buruh, perjanjian kerja
sama, penetapan UMR, dan penyelesaian pertikaian buruh.
 Memasukkan wilayah iriab barat ke dalam wilayah RI dalam waktu
sesingkat – singkatnya

3. Kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga setelah pembubaran negara Republik
Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953.
Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99
Tahun 1953 tertanggal 3 Juni 1953.
 Susunan – susunan Kabinet Wilopo
 Menteri Luar Negeri: Wilopo (berhenti 29 April 1952) dilanjutkan
oleh Mukarto (diangkat 29 April 1952)
 Menteri Dalam Negeri: Mohammad Roem
 Menteri Pertahanan: Sri Sultan HB IX (berhenti 2 Juni 1953) dan
Wilopo (diangkat 2 Juni 1953)
 Menteri Kehakiman: Lukman Wiradinata
 Menteri Penerangan: Arnold Mononutu
 Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo
 Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan
 Menteri Perekonomian: Sumanang
 Menteri Perhubungan: Djuanda
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Suwarto
 Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana
 Menteri Sosial: Anwar Tjokroaminoto (berhenti 9 Mei 1953) dan
Pandji Suroso (diangkat 9 Mei 1953)
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Bahder Djohan
 Menteri Agama: Fakih Usman
 Menteri Kesehatan: J.Leimena
 Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso (berhenti 11 Mei 1953

 Program Kerja Kabinet Wilopo


 Mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan umum
 Berupaya untuk mengembalikan Irian Barat agar kembali menjadi
wilayah Indonesia
 Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
 Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran
 Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif
 Meningkatkan pendidikan rakyat
 Meningkatkan kemakmuran rakyat

4. Kabinet Ali Sastroamidjoyo I


Kabinet Ali Sastroamijoyo I merupakan kabinet keempat yang dibentuk setelah
bubarnya negara Republik Indonesia Serikat. Kabinet ini bertugas pada periode
31 Juli 1953 sampai 24 Juli 1955.Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini juga memiliki
sebutan lain, yaitu Kabinet Ali Sastroamijoyo-Wongsonegoro atau Kabinet Ali
Sastroamijoyo-Wongsonegoro-Zainul Arifin.
 Susunan – susunan Kabinet Ali Sastroamidjoyo I
 Menteri Luar Negeri: R. Sunarjo
 Menteri Dalam Negeri: Hazairin
 Menteri Perekonomian: Iskaq Tjokrohadisurjo
 Menteri Keuangan: Ong Eng Die
 Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri
 Menteri Kehakiman: Djody Gondokusumo
 Menteri Penerangan: F.L. Tobing
 Menteri Perhubungan: Abikusno Tjokrosujoso (berhenti 29
September 1953) dan Rooseno (diangkat 29 September 1953)
 Menteri Pekerjaan Umum: Rooseno (berhenti 12 Oktober 1953)
dan Mohammad Hasan (diangkat 12 Oktober 1953)
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Mohammad Yamin
 Menteri Perburuhan: S.M. Abidin
 Menteri Pertanian: Sadjarwo
 Menteri Agama: Masjkur
 Menteri Kesehatan: F.L. Tobing dan Lie Kiat Teng (Mohammad Ali)
 Menteri Sosial: Pandji Suroso
 Menteri Negara Kesejahteraan Umum: Sudibjo, Wongsonegoro,
dan Siradjuddin Abbas
 Menteri Negara Urusan Agraria: Mohammad Hanafiah
 Program Kerja Kabinet Ali Sastroamidjoyo I
 Menjaga keamanan
 Menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
 Menyelenggarakan pemilu
 Pembebasan irian barat secepatnya
 Melaksanakan politik bebas – aktif
 Menyelesaikan pertikaian politik

5. Kabinet Burhanudin Harapan


Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari
beberapa partai dan hampir merupakan kabinet Nasional, karena jumlah partai
yang tergabung dalam koalisi kabinet ini semua berjumlah 13 partai.
 Susunan – susunan Kabinet Burhanuddin Harapan
 Menteri Luar Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung
 Menteri Dalam Negeri: R. Sunarjo
 Menteri Pertahanan: Burhanuddin Harahap
 Menteri Kehakiman: Lukman Wiradinata
 Menteri Penerangan: Sjamsuddin Sutan Makmur
 Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo
 Menteri Perekonomian: I.J. Kasimo
 Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan
 Menteri Perhubungan: H. Laoh
 Menteri Muda Perhubungan: Asraruddin
 Menteri Pekerjaan Umum: Pandji Suroso
 Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana
 Menteri Sosial: Sudibjo
 Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan: R.M. Suwandi
 Menteri Agama: Mohammad Iljas
 Menteri Kesehatan: J. Leimena
 Menteri Agraria: Gunawan
 Menteri Negara: Abdul Hakim
 Menteri Negara: Sutomo
 Menteri Negara: Gumala Adjaib Nur

 Program Kerja Kabinet Burhanuddin Harapan


 Mengembalikan kewibawaan Gezag moril pemerintah
 Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah
ditetapkan dan menyegerakan terbentuknya parlemen yang baru
 Menyelesaikan perundang – undang desentralisasi sedapat –
dapatnya dalam tahun 1955
 Meneruskan perjuangan mengembalikan irian barat ke dalam
wilayah republic Indonesia
 Memperkembangkan politik kerjasama Asia – Afrika, berdasarkan
politik bebas dan aktif menuju perdamaian

6. Kabinet Ali Sastroamidjoyo II


Kabinet Ali Sastroamidjojo II, sering pula dikata Kabinet Ali-Roem-Idham,
bertugas pada periode 24 Maret 1956 - 14 Maret 1957. Kabinet Ali kembali
diserahi mandat pada tanggal 20 Maret 1956 yang adalah koalisi selang PNI,
Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14 Maret 1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II
menyerahkan mandatnya kepada presiden. Akhir-akhirnya kabinet ini jatuh dan
presiden menunjuk dirinya dijadikan pembentuk kabinet yang bernama kabinet
Karya dan Djuanda sebagai perdana menteri.
 Susunan – susunan Kabinet Ali Sastroamidjojo II
 Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani
 Menteri Dalam Negeri: Soenarjo
 Menteri Pertahanan (Ad interim): Ali Sastroamidjojo
 Menteri Kehakiman: Muljatno
 Menteri Penerangan: Soedibjo
 Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono
 Menteri Perekonomian: Barhanuddin
 Menteri Muda Perekonomian: F.F. Umbas
 Menteri Pertanian: Eny Karim
 Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban
 Menteri Perhubungan: Suchar Tedjasukmana
 Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur
 Menteri Agraria: A.A. Suhardi
 Menteri Sosial: Fattah Jasin
 Menteri Tenaga Kerja: Sabilal Rasjad
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Sarino Mangunpranoto
 Menteri Kesehatan: H. Sinaga
 Menteri Urusan Umum: Rusli Abdul Wahid
 Menteri Negara Urusan Veteran: Dahlan Ibrahim

 Program Kerja Kabinet Ali Sastroamidjoyo II


 Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian KMB, secara
unilateral, baik formil maupun materiil
 Membentuk Provinsi Irian Barat
 Berusaha untuk mewujudkan pergantian ekonomi kolonial
bersandarkan kepentingan rakyat jelata, dengan mengutamakan
kebutuhan-kebutuhannya yang primer.
 Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang negara.
 Mempergiat tumbuhnya koperasi-koperasi tani dan bank-bank tani

7. Kabinet Djuanda
Kabinet Djuanda adalah kabinet yang bertugas dari periode 9 April 1957 hingga
10 Juli 1959. Kabinet ini dipimpin oleh Ir. H. Djuanda Kartawijaya bersama dengan
tiga wakilnya, Mr. Hardi, Idham Chalid, dan Dr. Leimana. Kabinet Djuanda juga
dikenal sebagai Kabinet Karya dan Zaken Kabinet.
 Susunan – susunan Kabinet Djuanda
 Menteri Luar Negeri: Soebandrio
 Menteri Dalam Negeri: Sanusi Hardjadinata
 Menteri Pertahanan: Djuanda
 Menteri Kehakiman: G.A. Maengkom
 Menteri Penerangan: Soedibjo
 Menteri Keuangan: Sutikno Slamet
 Menteri Pertanian: Sadjarwo
 Menteri Perdagangan: Prof. Mr. Soenario dan Rachmad
Muljomiseno
 Menteri Perindustrian: F.J. Inkiriwang
 Menteri Perhubungan: Sukardan
 Menteri Perhubungan Laut: Nazir
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur
 Menteri Perburuhan: Samijono
 Menteri Sosial: J. Leimena dan Muljadi Djojomartono
 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Prijono
 Menteri Kesehatan: Aziz Saleh
 Menteri Agama: Mohammad Iljas
 Menteri Agraria: R. Sunarjo
 Menteri Negara Urusan Pengerahan Tenaga Kerja: A.M. Hanafi
 Menteri Negara Urusan Veteran: Chaerul Saleh
 Menteri Negara Hubungan Antar Daerah: F.L. Tobing
 Menteri Negara Urusan Stabilisasi Ekonomi: Suprajogi
 Menteri Negara Urusan Kerjasama Sipil Militer: Wahid Wahab
 Menteri Negara Urusan Transmigrasi: F.L. Tobing
 Menteri Negara: A.M Hanafi
 Menteri Negara: Mohammad Yamin

 Program Kerja Kabinet Djuanda


 Membentuk Dewan Nasional
 Normalisasi keadaan Republik Indonesia
 Melanjutkan pembatalan Konferensi Meja Bundar
 Memperjuangkan Irian Barat
 Mempercepat pembangunan

Anda mungkin juga menyukai