1.Kabinet Pembangunan I [1] adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada tahun
1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalah Soeharto. Kabinet Pembangunan I terbentuk
tanggal 6 Juni 1968 dan dilantik pada tanggal 10 Juni 1968. Komposisi kabinet ini tidak jauh
berbeda dengan komposisi menteri dalam Kabinet Ampera II. Tak lama setelah Pemilu 1971,
pada 9 September 1971, Presiden Soeharto mengumumkan perombakan Kabinet
Pembangunan I dan melantik menteri-menteri reshuffle pada 11 September 1971
Kabinet Pembangunan I
Presiden : Soeharto
Wakil Presiden : H. Adam Malik
Dasar Pembentukan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.183/M Tahun 1968,
tanggal 6 Juni 1968
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.64/M Tahun 1971, tanggal 9 September 1971
Masa Bakti : 6 Juni 1968 s.d 28 Maret 1973
Jumlah Kementerian : 25
2.Kabinet Pembangunan II [1] adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada tahun
1973-1978. Presiden pada Kabinet ini adalah Soeharto sedangkan wakil presiden adalah Sri
Sultan Hamengkubuwono IX.
Pada masa kabinet ini, dimulailah Pelita II (1 April 1974 31 Maret 1979). Sasaran yang
hendak dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja. Pelita II berhasil meningkatkan
pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang
industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang direhabilitasi
dan dibangun.
Pada masa kabinet ini juga, terjadilah peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) pada
tanggal 15-16 Januari 1974 yang bertepatan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang
Tanaka Kakuei ke Indonesia.
Kabinet Pembangunan II
Presiden : Soeharto
Wakil Presiden : H. Adam Malik
Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 1973, tanggal 28
Maret 1973
Masa Bakti : 28 Maret 1973 s.d 29 Maret 1978
Jumlah Kementerian : 21
1. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri : Prof. Dr. Widjojo
Nitisastro
2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat : Prof. Dr. Soenawar Soekowati
3. Menteri Dalam Negeri : Letjen TNI Amir Machmud
4. Menteri Luar Negeri : H. Adam Malik
5. Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata : Jenderal TNI M.
Panggabean
6. Menteri Kehakiman : 1. Prof. Oemar Seno Adji, S.H.
2. Prof. Dr. Mochtar Koesoemaatmadja, S.H., LL.M. diangkat berdasarkan Keputusan
Presiden No.7 Tahun 1974
7. Menteri Penerangan : Mashuri, S.H.
8. Menteri Keuangan : Prof. Dr. Ali Wardhana
9. Menteri Perdagangan : Drs. Radius Prawiro
10. Menteri Pertanian : Prof. Dr. Ir. Thojib Hadiwidjaja
11. Menteri Perindustrian : Mayjen TNI M. Jusuf
12. Menteri Pertambangan : Prof. Dr. Ir. Moh. Sadli
13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik : Ir. Sutami
14. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : 1. Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro
2. Letjen TNI dr. Sjarif Thajeb diangkat berdasarkan Keputusan Presiden No.6 Tahun 1974
15. Menteri Kesehatan : Prof. Dr. G. A. Siwabessy
16. Menteri Agama : Prof. dr. H. A. Mukti Ali
17. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi : Prof. Dr. Subroto
18. Menteri Sosial : H. M. S. Mintaredja, S.H.
19. Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara/Wakil Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional : Dr. J.B. Soemarlin
20. Menteri Negara Riset : Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo
21. Menteri/Sekretaris Negara : Mayjen TNI Sudharmono, S.H.
3.Kabinet Pembangunan III [1] adalah kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden H. Adam Malik. Kabinet ini diumumkan secara
langsung pada 29 Maret 1978 dan kemudian, dilantik secara langsung pada 31 Maret 1978.
Adapun susunan kabinetnya adalah sebagai berikut.
Kabinet menyelenggarakan Pelita III (1 April 1979 31 Maret 1984). Pelita III lebih
menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah
pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
4.Kabinet Pembangunan IV [1] (19 Maret 1983-22 Maret 1988) adalah kabinet yang
dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden Umar
Wirahadikusumah.
Pada masa itu, diselenggarakan Pelita IV (1 April 1984 31 Maret 1989). Pada Pelita IV
lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV
antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras
sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini
mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun
1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada
Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.
Kabinet Pembangunan IV
Presiden : Soeharto
Wakil Presiden : Umar Wirahadikusuma
Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.45/M Tahun 1983, tanggal
16 Maret 1983
Masa Bakti : 29 Maret 1983 s.d 19 Maret 1988
Jumlah Kementerian : 40
5.Kabinet Pembangunan V adalah kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden
Soeharto dengan Wakil Presiden Sudharmono. Kabinet ini dibentuk pada tahun 1988 dan
berakhir pada tahun 1993.
Kabinet Pembangunan V
Presiden : Soeharto
Wakil Presiden : Soedarmono, S.H.
Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.64/M Tahun 1988, tanggal
21 Maret 1988
Masa Bakti : 23 Maret 1988 s.d 17 Maret 1993
Jumlah Kementerian : 41
1. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan : Sudomo
2. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri dan Pengawasan
Pembangunan : Drs. Radius Prawiro
3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat : Soepardjo Roestam
4. Menteri Dalam Negeri : Rudini
5. Menteri Luar Negeri : Ali Alatas, S.H.
6. Menteri Pertahanan Keamanan : L. B. Moerdani
7. Menteri Kehakiman : Ismail Saleh, S.H.
8. Menteri Penerangan : Harmoko
9. Menteri Keuangan : Prof. Dr. J. B. Sumarlin
10. Menteri Perdagangan : Dr. Arifin M. Siregar
11. Menteri Perindustrian : Ir. Hartarto
12. Menteri Pertanian : Ir. Wardojo
13. Menteri Kehutanan : Ir. Hasjrul Harahap
14. Menteri Pertambangan dan Energi : Ir. Drs. Ginandjar Kartasasmita
15. Menteri Pekerjaan Umum : Ir. Radinal Mochtar
16. Menteri Perhubungan : Ir. Azwar Anas
17. Menteri Koperasi : Bustanil Arifin, S.H.
18. Menteri Tenaga Kerja : Drs. Cosmas Batubara
19. Menteri Transmigrasi : Soegiarto
20. Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi : Soesilo Soedarman
21. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Prof. Dr. Fuad Hassan
22. Menteri Kesehatan : dr. Adhyatma, M.P.H.
23. Menteri Agama : H. Munawir Sjadzali, M.A.
24. Menteri Sosial : Prof. Dr. Haryati Soebadio
25. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional : Prof. Dr. Saleh Afiff
26. Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi :
Prof. Dr. Ir. Ing B. J. Habibie
27. Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup : Prof. Dr. Emil Salim
28. Menteri Negara Perumahan Rakyat : Ir. Siswono Yudohusodo
29. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga : Ir. Akbar Tandjung
30. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : Ir. Sarwono Kusumaatmadja
31. Menteri Negara Urusan Peranan Wanita : Ny. Anindyati Sulasikin Murpratomo
32. Menteri Negara/Sekretaris Negara : Drs. Moerdiono
33. Menteri Muda Sekretaris Kabinet : Drs. Saadillah Mursjid, M.P.A.
34. Menteri Muda Keuangan : Drs. Nasrudin Sumintapura, M.A.
35. Menteri Muda Perdagangan : Dr. J. Soedradjat Djiwandono
36. Menteri Muda Perindustrian : Ir. Tungky Ariwibowo
37. Menteri Muda Pertanian : Dr. Ir. Sjarifudin Baharsjah
38. Menteri Muda Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional : Prof. Dr. B.S. Muljana
39. Panglima Angkatan Bersenjata : Jenderal TNI Try Sutrisno diangkat berdasarkan
Keputusan Presiden No.40/M Tahun 1988
40. Gubernur Bank Indonesia : Prof. Dr. Adrianus Mooy diangkat berdasarkan Keputusan
Presiden No.66/M Tahun 1988
41. Jaksa Agung : 1. Sukarton Marmosudjono, S.H. diangkat berdasarkan Keputusan
Presiden No.65/M Tahun 1988
2. Singgih, S.H. diangkat berdasarkan Keputusan Presiden No.188/M Tahun 1990
Kabinet Pembangunan VI
Presiden : Soeharto
Wakil Presiden : Try Sutrisno
Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.96/M Tahun 1993 tanggal
17 Februari 1993
Masa Bakti : 17 Maret 1993 s.d 14 Maret 1998
Jumlah Kementerian : 41
1. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan : Soesilo Soedarman berhenti karena
meninggal dunia berdasarkan Keputusan Presiden No.356/M Tahun 1997
2. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan : Prof.
Dr. Saleh Afif
3. Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan : Ir. Hartarto diberhentikan
Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi : Ir. Hartarto diangkat berdasarkan
Keputusan Presiden No.388 Tahun 1995
4. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat : Ir. Azwar Anas
5. Menteri Dalam Negeri : Yogie S. Memed
6. Menteri Luar Negeri : Ali Alatas, S.H.
7. Menteri Pertahanan Keamanan : Jenderal TNI Edi Sudradjat
8. Menteri Kehakiman : H. Oetojo Oesman, S.H.
9. Menteri Penerangan : 1. H. Harmoko diberhentikan
2. R. Hartono diangkat berdasarkan Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1997
10. Menteri Keuangan : Drs. Mar'ie Muhammad
11. Menteri Perdagangan : Prof. Dr. Satrio Budihardjo Joedono diberhentikan
12. Menteri Perindustrian : Ir. Tungky Ariwibowo
Menteri Perindustrian dan Perdagangan : Ir. Tungky Ariwibowo diangkat berdasarkan
Keputusan Presiden No.388/M Tahun 1995
13. Menteri Pertanian : Dr. Ir. Sjafrudin Baharsjah
14. Menteri Kehutanan : Ir. Djamaloedin Soeryohadikoesoemo
15. Menteri Pertambangan dan Energi : I.B. Sudjana
16. Menteri Pekerjaan Umum : Ir. Radinal Mochtar
17. Menteri Perhubungan : Dr. Haryanto Dhanutirto
18. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil : Drs. Subiakto Tjakrawerdaya
19. Menteri Tenaga Kerja : Drs. Abdul Latief
20. Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan : Ir. Siswono Yudohusodo
21. Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi : Joop Ave
22. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Dr. Ing Wardiman Djojonegoro
23. Menteri Kesehatan : Prof. Dr. Sujudi
24. Menteri Agama : dr. Tarmidzi Taher
25. Menteri Sosial : Dra. Endang Kusuma Inten Soeweno
26. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional : Ir. Drs. Ginandjar Kartasasmita
27. Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi :
Prof. Dr. Ir. Ing. B.J. Habibie
28. Menteri Negara Urusan Pangan/Kepala Badan Urusan Logistik : Prof. Dr. Ibrahim Hasan
29. Menteri negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal :
Ir. Sanyoto Sastrowardoyo
30. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional : Ir. Soni Harsono
31. Menteri Negara Perumahan Rakyat : Ir. Akbar Tandjung
32. Menteri Negara Lingkungan Hidup : Ir. Sarwono Kusumaatmadja
33. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : T. B. Silalahi
34. Menteri Negara Urusan Peranan Wanita : Ny. Mien Sugandhi
35. Menteri Negara Urusan Khusus : H. Harmoko diangkat berdasarkan Keputusan Presiden
No.150/M Tahun 1997
36. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga : Haryono Isman
37. Menteri Negara Sekretaris Negara : Drs. Moerdiono
38. Menteri Negara Sekretaris Kabinet : Drs. Saadillah Mursjid, M.P.A.
39. Panglima Angkatan Bersenjata : 1. Jenderal TNI Edi Sudradjat diangkat berdasarkan
Keputusan Presiden No.59/M Tahun 1993
2. Jenderal TNI Feisal Tanjung diangkat berdasarkan Keputusan Presiden No.199/M Tahun
1993
40. Gubernur Bank Indonesia : Dr. J. Soedrajat Djiwandono diangkat berdasarkan Keputusan
Presiden No.97/M Tahun 1993
41. Jaksa Agung : Singgih, S.H. diangkat berdasarkan Keputusan Presiden No.98/M Tahun
1993
7.Kabinet Pembangunan VII adalah kabinet pemerintahan Indonesia yang dibentuk pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie yang
masa jabatannya paling singkat (16 Maret 1998-21 Mei 1998). Masa bakti kabinet ini
seharusnya berakhir pada tahun 2003, namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dan
kerusuhan massal 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang berujung pada
pengunduran diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan diangkatnya B.J.
Habibie sebagai pejabat presiden dalam situasi darurat, mengakibatkan kabinet ini menjadi
demisioner. Sebagai penggantinya, pemerintahan Indonesia dilanjutkan oleh Kabinet
Reformasi Pembangunan.
Kedua, kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan
percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang
timbul akibat globalisasi.
Disusun oleh :
2017