3. Ibnu Rusyd
Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd (w. 595
H / 1198 M) lahir di Kordoba, Spanyol. Ia dibesarkan
dalam keluarga yang tegun menegakkan agama dan
berpengetahuan luas. Neneknya seorang ahli fikih dan
tokoh politik yang berpengaruh serta hakim agung di
Andalusia.
Ibnu Rusyd belajar matematika, astronomi, filsafat, dan
kedokteran kepada Ibnu Basykawal, Ibnu masarroh dan
Abu Ja'far Harun. Beliau dikenal orang barat dengan nama Averroes, lewat karyanya
yaitu Al-Kulliyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Pemikiran-
pemikiran Ibnu Rusyd sangat berpengaruh di negara-negara Eropa, dan banyak dikaji
di tingkat universitas. Ia adalah seorang tokoh muslim yang ahli dalam bidang filsafat
dan kedokteran.
5. Al-Ghazali
Al-Ghazali adalah seorang tokoh ahli
tasawuf. Dia termasuk tokoh alrian tasawuf
sunni, bersama Abu Qasim Al-Qusairi.
Perkembangan ilmu tasawuf ditandai degnan
peralihan dari tasawuf ke zuhud.
Perkembangan selanjutnya adalah tasawuf
akhlaki dan falsafi. Tasawuf falsafi berdasarkan pada AL_Qur'an dan Hadis. Tasawuf
ini dinamakan tasawuf sunni.
Tasawuf falsafi bercampur dengan metafisika. Tasawuf ini disebtu tasawuf flsafat.
Tokohnya adalah Zunnun Al-Misri dan Abu Yazid al Bustami. Al-Ghazali sebagai
tokoh tasawuf, banyak mengkritik ahli filsafat, seperti yang tertuang dalam karyanya
Tahafutul Falasifah maupun Tahafut al-Tahafut. Di antara karyanya yang terkenal
adalah Ihya' Ulumuddin (Menghidupkan kembali ilmu-Ilmu agama), maupun 'Ajaibul
Qalbi (keajaiban-keajaiban hati)
6. Ibnu Khaldun
Ibunu Khaldun disebtu sebagai bapak sosiologi
islam. Lahir di Tunisia pada 732 H/1332 M dan meninggal
pada 808 H/1406 M. Nama lengkapnya adalah Waliuddin
Abddurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi
Bakar Muhammad bin Al Hasan. Karyanya yang terkenal
adalah Muqaddimah. Kitab ini berisi pembahasan tentang
masalah sosial manusia. Kitab ini membuka jalan menuju
pembahasan ilmu-ilmu sosial. Dia dipandang sebagai
peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam.
7. Al Kindi
Al Kindi adalah filsuf besar pertama Islam. Ia lahir
pada tahun 801 M (pada masa pemerintahan Harun ar-
Rasyid) dan meninggal pada tahun 869 M. Pada masa
pemerintahan khalifah-khalifah besar Dinasti Abbasiyah,
yaitu al-Amin, al-Mamun, al-Mutasim, al-Wasiq, dan al-
Mutawakkil, ia diangkat sebagai guru dan tabib kerajaan.
Al-Kindi lahir di Kufah dan nama lengkapnya adalah
Abu Yusuf Yaqub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin
Ismail bin Muhammad bin al-Asyas bin Qais al-Kindi. Nama al-Kindi berasal dari
nama salah satu suku Arab yang besar sebelum Islam, yaitu suku Kindah.
Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim yang pertama karena ia adalah orang Islam
pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, pengetahuan filsafat
masih didominasi orang-orang Kristen Suriah. Selain menerjemahkan, al-Kindi juga
menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim
pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai
ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari
segala kearifan. Filsafat bertujuan untuk memperkuat kedudukan agama dan
merupakan bagian dari kebudayaan Islam
Karya Al Kindi
Karya-karya al-Kindi berjumlah kurang lebih 270 buah. Karya tersebut
kebanyakan berupa risalah-risalah pendek dan banyak yang sudah tidak ditemukan
lagi. Karya karya itu dapat dikelompokkan dalam bidang filsafat, logika, ilmu
hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, psikologi, politik, dan
meteorologi. Salah satu karya Al Kindi di bidang filsafat adalah Risalah fi Madkhal
al Mantiq bi Istifa al Qawl fih yang berisi tentang sebuah pengatar logika. Dari
karya-karyanya itu dapat diketahui bahwa al-Kindi adalah orang yang memiliki
ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.
8. Ibnu Maskawaih
Ibnu Maskawaih lahir pada tahun 941 M dan meninggal pada tahun 1030 M.
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad bin
Muhammad bin Yakub bin Maskawaih terkenal sebagai
ahli sejarah dan filsafat. Selain itu, ia juga seorang
moralis, penyair, serta ahli ilmu kimia.
Ibnu Maskawaih mempunyai hubungan yang baik
dengan para penguasa pada zamannya. Ia pernah
mengabdi kepada Abu Fadl al-Amid sebagai pustakawan.
Setelah itu, ia mengabdi kepada putranya, Abu al-Fath Ali bin Muhammad. Kedua
orang tersebut menjadi menteri pada masa Dinasti Buwaihiyah. Ia juga pernah
mengabdi kepada Adud Daulah, seorang penguasa Dinasti Buwaihiyah. Ibnu
Maskawaih merupakan seorang pemikir muslim yang produktif
Karya Ibnu Miskawaih
Beberapa karya tulisnya yang sampai kini masih ada, antara lain sebagai berikut :
1) Al-Fauz al-Akbar (Kemenangan Besar)
2) Al-Fauz al-Asgar (Kemenangan Kecil)
3) Tajarib al-Umam (Pengalaman Bangsa-bangsa)
4) Uns al-Farid (Kesenangan yang tiada tara)
5) Tartib as-Saadah (Akhlaq dan politik)
6) As-Siyas (Aturan hidup)
7) Jawidan Khirad (Ungkapan Bijak)
8) Tahzib al-Akhlaq (Pembinaan Akhlaq)
Pemikiran filosofis Ibnu Maskawaih yang ditunjukkan pada etika dan moral
dimuat dalam tiga bukunyaq, yaitu Tartib as-Saadah, Tahzib al-Akhlaq, dan
Jawidan Khirad
13. Al-Qusyairy
Al Qusyairy mengatakan, bahwa ia lahir di Astawa pada
bulan Rablul Awal tahun 376 H. atau tahun 986 M. Syuja al
Hadzaly menandaskan, beliau wafat di Naisabur, pada pagi
hari Ahad, tanggal 16 Rablul Akhir 465 H./l 073 M. Ketika
itu usianya 87 tahun.Ia dimakamkan di samping makam
gurunya, Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq ra, dan tak seorang pun
berani memasuki kamar pustaka pribadinya dalam waktu
beberapa tahun, sebagai penghormatan atas dirinya.
Beliau alim dalam ilmu-ilmu fikih, tafsir, hadits, ushul, adab, terutama tasawuf.
Kitab beliau yang terkenal mengenai tasawuf adalah Ar-Risalahul Qusyairiyah.