Anda di halaman 1dari 6

A.

Ilmu yang berkembang pada masa Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah

a. Ilmu Tafsir

Pada masa Dinasti Abbasiyah, berkembang dua aliran ilmu tafsir yang

terus digunakan hingga sekarang, yaitu tafsir bi al-ma’tsur yang

menekankan pada penafsiran ayat-ayat Al-Quran dengan hadis dan

pendapat para sahabat, dan tafsir bi ar-ra’yi yang berpijak pada logika

daripada nas syariat.

Sementara tokoh ilmuwan dalam bidang tasfir adalah Ibnu Jarir at-

Tabary, Ibnu Atiyah al-Andalusy, As-Suda, Mupatil bin Sulaiman, dan

Muhammad bin Ishak.

b. Filsapat islam

Perkembangan filsafat Islam dimulai saat penerjemahan filsafat Yunani

dalam Bahasa Arab sekaligus diadakan penyesuaian dengan ajaran

Islam.

Beberapa ilmuwan muslim dalam ilmu filsafat Islam adalah Al-Kindi,

Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Abu Bakar Ibnu Tufail, Al-Ghazali,

dan Abu Bakar Muhammad bin as-Sayig (Ibnu Bajjah).

c. Ilmu hadis

Beberapa karya para ilmuwan muslim terkenal dalam bidang ilmu hadis

adalah sebagai berikut.

Sahih Bukhari, disusun oleh Imam Bukhari

Sahih Muslim, disusun oleh Imam Muslim

Sunan Abu Daud, disusun oleh Imam Abu Daud

Sunan at-Tirmizi, disusun oleh Imam at-Tirmizi

Surat an-Nasa'i, disusun oleh Imam an-Nasa'i.


d. Ilmu fikih

Setelah Nabi Muhammad wafat, muncul para ulama ahli fikih yang

menjadi andalan bagi umat Islam dalam menjelaskan persoalan fikih.

Beberapa di antaranya adalah Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i,

dan Imam Hanbali.

e. Ilmu kalam

Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan. Ilmuwan

termasyur dalam bidang ini adalah Wasil bin Ata', Abu Hasan al-

Asy'ari, Imam al-Ghazali, Abu Huzail al-Allaf, dan Ad-Dhaam.

f. Ilmu tasawuf

Tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang cara ber-taqarub dengan

benar kepada Allah SWT.

Beberapa ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah Al Gazali, Al-

Qusyairy, dan Syahabbudin.

g. Ilmu Tarikh (sejarah)

Sejarah termasuk cabang ilmu yang mengalami perkembangan terus-

menerus. Para ilmuwan muslim dalam bidang ilmu tarikh adalah Ibnu

Jarir at-Tabary, Khatib Bagdadi, Ibnu Hayyan, Ibnu Batutah, dan Ibnu

Khaldun.

h. Ilmu kedokteran

Ilmu kedokteran dalam Islam dikenal dengan nama at-Tib. Orang-orang

Barat bahkan juga menuntut ilmu di universitas milik umat Islam.

Para dokter muslim yang terkenal adalah sebagai berikut.

Ibnu Sina, dikenal sebagai bapak dokter Islam

Jabir bin Hayyan dikenal sebagai bapak kimia


Ar-Razi, karyanya berjudul al-Hawi yang membahas tentang campak

dan cacar.

i. Ilmu Geografi

Ilmu Geografi berkembang seiring dengan semakin luasnya daerah

kekuasaan Islam serta perdagangan. Pada saat itu, sering diadakan

perjalanan ilmiah juga perjalanan untuk pesiar, dan pengetahuan yang

diperoleh akan dituangkan ke dalam kitab.

Beberapa ilmuwan dalam bidang geografi adalah Al-Muqaddasy, Yaqut

al-Hamawy, dan Ibnu Khardazabah.

j. Ilmu Bahasa

Pada masa pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, Bahasa Arab

ditetapkan sebagai bahasa resmi negara. Ilmu bahasa yang berkembang

meliputi ilmu nahwu, saraf, ma'ani, bayan, dan badi.

Beberapa ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah Sibawaihi, Muaz al-

Harra', dan Al-Kisai.

k. Imu Astronomi

Ilmu Astronomi atau falak adalah ilmu yang memelajari tentang

matahari, bulan, bintang, dan planet-planet.

Beberapa contoh ilmuwan dari bidang ini adalah sebagai berikut.

Ibnu Haitam, ilmuwan muslim pertama yang mengubah konfigurasi

Ptolomeus

Abu Ishaq az-Zarqali, menemukan bahwa orbit planet adalah edaran

eliptik, bukan sirkular


Ibnu Rusyid, ilmuwan yang menentang paham astronomi oleh

Ptolomeus Ibnu Bajjah, yang mengemukakan gagasan adanya galaksi

Bimasakti

l. Ilmu Matematika

Ilmu matematika juga berkembang pesat dan melahirkan tokoh-tokoh

sebagai berikut. Al-Khawarizmi, penemu angka nol dan dikenal sebagai

Bapak Aljabar Umar bin Farukhan Banu Musa

B. 5 Ilmuwan Muslim Masa Abbasiyah

1. Jamsyid Giatsuddin Al Kasyi

Jamsyid Giatsuddin Al Kasyi adalah seorang profesor dalam bidang

Matematika sekaligus Astronomi di Universitas Samarkand, Uzbekistasn.

Menurut Repository Digital dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, ilmuwan yang hidup pada abad ke-7 ini memiliki peran besar

dalam ilmu pengetahuan masa kini khususnya ilmu Matematika.

Jamsyid disebut sebagai peletak dasar aritmatika atau ilmu hitung yang

dilakukan atas dasar slide. Penemuan inilah yang dianggap sebagai

penemuan ilmiah penting dalam Matematika.

2. Al Khwarizmi

Al Khwarizmi dikenal sebagai ilmuwan muslim lain yang berjasa bagi

ilmu matematika. Ilmuwan yang bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad

bin Musa Al-Khwarizmi ini menuliskan pemikirannya dalam sebuah buku


yang menjadi dasar pengembangan aljabar dan algoritma matematika.

Buku yang dimaksud adalah Hisab al-jabr wa al-Muqabala (The

Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing). Dalam

bukunya ini, Al-Khwarizmi mengenalkan beragam ilmu matematika.

Mulai dari bilangan asli, cara berhitung matematika sederhana atau teori

algoritma (penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian) hingga

penyelesaian persamaan linear dan kuadrat.

3. Al Farabi

Al Farabi atau Abu Nashr adalah seorang filosof muslim pertama yang

menyelaraskan Islam dengan filsafat Yunani. Berkat kecerdasannya dalam

pemikiran filsafat, ia mendapat julukan Guru atau Master Kedua (al-

mu'allim at thani) setelah Aristoteles.

Sebagaimana yang dinukil dari tulisan Siti Nutlaela dalam bukunya Mulut

yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi, karya Al Farabi di

bidang filsafatnya yang terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah. Karya

tersebut berisikan seputar pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan

berpolitik.

Selain filsafat, ternyata ia juga menguasai ilmu di bidang musik. Bahkan,

Al Farabi disebut sebagai orang pertama yang meletakkan dasar-dasar

tentang not musik.

Karyanya di bidang musik adalah Kitab Al-Musiqi Al Kabir (Buku Besar

Musik) yang menjadi rujukan penting bagi perkembangan musik klasik

barat.

4. Jabir Ibnu Hayyan

Ilmuwan muslim masa Abbasiyah selanjutnya adalah Jabir Ibnu Hayyan.


Ilmuwan kelahiran tahun 721 M ini melahirkan sebuah buku berjudul al

Kimya yang menjadi rujukan dalam pengembangan bidang Kimia.

Ibnu Khaldun, Ilmuwan Muslim Ahli di Bidang Sosiologi hingga Sejarah

Karya-karya di bidang ilmu kimia dari Jabir bahkan telah diterjemahkan

ke dalam berbagai bahasa di Eropa hingga kemudian diserap oleh ilmu

kimia modern. Dalam karyanya, ia mengenalkan sejumlah teori dan

konsep kimia seperti materi dan zat murni hingga proses kimiawi.

Salah satu penemuannya yang paling terkenal adalah konsep besi dan

logam. Jabir melakukan penelitian yang menemukan senyawa kimia yang

dapat mencegah besi dan logam berkarat.

5. Ibnu Sina

Terakhir, ada Ibnu Sina yang dikenal sebagai The Father of Farmacology

(Bapak Farmakologi) dan Al-Syekh al-Rais al-Thibb (Mahaguru

Kedokteran). Tidak mengherankan sebab, salah satu karyanya yang

terkenal yakni, Al-Qanun fi al- Thibb (The Canon of Medicine) sudah

diterjemahkan dalam 15 bahasa dunia.

Berkat kecerdasannya, Ibnu Sina menjadi dokter pertama yang

memperkenalkan eksperimen dan hitungan cermat berbagai jenis penyakit

menular berikut dengan cara-cara menjinakkannya. Selain itu, ilmuwan

muslim kelahiran Iran ini pula yang memperkenalkan teknik karantina

sebagai upaya membatasi penularan virus pertama kalinya.

Anda mungkin juga menyukai