Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa daulah Abbasiyah adalah zaman meramunya ilmu
pengetahuan dalam dunia Islam, tamaddun  Islam dalam zaman ini
ditandai dengan perkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu
pesat. Dimana umat Islam telah membuat jalan baru bagi kehidupan
akal dan kehidupan ilmunya. Adapun ciri-ciri umum pendidikan
Islam pada zaman ini adalah berdirinya sekolah-sekolah dan
munculnya pemikiran-pemikiran pendidikan.
Masuknya Ilmu al-Aqliyah  sebagai ciri pertama pendidikan
Islam, yang dimaksud adalah ilmu-ilmu filsafat, matematika,
kedokteran, astronomi, kimia dan sebagainya. Masuk dan
berkembangnya al-ulum al-aqliyah adalah karena usaha para
sarjana-sarjana muslim yang giat menterjemahkan manuskrip-
manuskrip peninggalan Yunani, Persia, Hindu dan lain-lain dalam
segala macam ilmu pengetahuan, kemudian dengan bahan-bahan ini
sarjana-sarjana Islam meningkatkan pemikirannya untuk
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang orisinil dalam
bidang falsafah, kedokteran, astronomi, kimia dan lain-lain. Untuk
menggalakkan usaha penerjemahan itu didirikan Perguruan Tinggi
Bahasa (Yunani, Persia, India) dan sebuah dewan penerjemahan yang
dinamakan Bait al-Hikmah yang dipimpin oleh Hunain Bin Ishaq (w.
873 M).

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana perkembangan islam pada masa Daulah Abbasiyah
dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat ?

C. Tujuan
 Untuk memahami tentang perkembangan islam pada masa
Daulah Abbasiyah dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu pengetahuan dan filsafat


Para pemimpin Dinasti Abbasiyah, terutama pada periode awal,
merupakan khalifah-khalifah yang kuat secara politis dan memiliki
perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Periode inilah yang berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat dalam dunia Islam.
Sehingga pada masa Dinasti Bani Abbas, ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Pada
masa dinasti ini pulalah, banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan
Muslim dalam berbagai disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang berkembang
pada saat itu di antaranya adalah ilmu hukum Islam, qiraat. mantik,
sastra, matematika, kedokteran, asfoonomi. astrologi, filsafat, dan
lain-lain.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan masa Dinasti
Abbasiyah selain disebab-kan oleh perhatian khalifah yang sangat
besar, juga disebabkan:
1. Terjadinya asimilasi yang bernilai guna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain
yang memang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan filsafat
2. Gerakan penerjemahan yang berlangsung tiga fase. Fase pertama,
pada masa Khalifah Al-Manshur hingga Harun fu-Rasyid. Fase
kedua. berlangsung mulai zaman Khalifa Al-Makmun hingga
tahun 300 H. Fase ketiga, setelah tahun 300H, terutama setelah
adanya pembuatan kertas.
Pada tahun 207H/822 M, Khalifah Al-Makmun mengembangkan
fungsi Khizanatul Hikam yang didirikan oleh Halun Ar-Rasyid dengan
mendirikan Baitul Hikam. Tempat ini menjadi pusat sh-rdi bagi
rakyat Daulah Abbasiyah dan orang-orang dari seluruh penjuru

2
dunia. Unhrk mengatasi persoalan-persoalan keagamaan yang sulit
dipecahkan, Khalifah Al-Makmun mendirikan Majelis Munazarah.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Daulah Abbasiyyah


Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid ,
kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya dipengaruhi oleh
dua hal yaitu:
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain
yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting
dibidang pemerintahan. selain itu mereka banyak berjasa dalam
perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Sedangkan pengaruh
Yunani masuk melalui terjemah-terjemah dalam banyak bidang
ilmu, terutama Filsafat.
2. Gerakan Terjemah
Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab asing
dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama
di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dari
gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu
pengetahuan, antara lain:
a. Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail,
Ibnu Sina, al-Ghazali,Ibnu Rusyid.
b. Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan , Hunain bin Ishaq,
Tabib bin Qurra, Ar-Razi.
c. Bidang Matematika: Umar al-Farukhan , al-Khawarizmi.
d. Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-
Farghoni dan sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli
pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai
keahlian berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu
pengetahuan, antara lain :

3
1. Ilmu Umum
a) Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236
judul.
2) Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
3) Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
4) Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
5) Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang
terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan
lain-lain
6) Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul
Islam, karangannya: Al Munqizh Minadl-
Dlalal,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal,Ihya
Ulumuddin dan lainlain
7) Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat,
Tafsir Urjuza, Kasful Afillah dan lain-lain
b) Bidang Kedokteran
1) Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak
Kimia.
2) Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal
disamping sebagai penterjemah bahasa asing.
3) Thabib bin Qurra (836-901 M)
4) Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam
bahasa latin.
c) Bidang Matematika
1) Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad.
2) Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar),
penemu angka (0).

4
d) Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga
banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini
seperti :
1) Al Farazi : pencipta Astro lobe
2) Al Gattani/Al Betagnius
3) Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4) Al Farghoni atau Al Fragenius
e) Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976
M) dan ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam,
seni lukis dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath
Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda,
Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak
dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti:
Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H),
Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At
Tarmidzi, dan lain-lain
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa
besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para
pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh
Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al
Qusyairy (wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul
Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya :
Awariful Ma’arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al
Wajiz dan lain-lain.

5
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai
sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas
dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkan
faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin
Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup dari seluruh pembahasan dalam makalah ini
dikemukakan beberapa kesimpulan pokok sebagai berikut :
1. Masa Daulah Abbasiyah dikenal dengan masa keemasan
pendidikan dan ilmu pengetahuan Islam yang ditandai dengan
masuk dan berkembangnya al ulum al aqliyah seperti fisika,
matematika, filsafat, astronomi, kimia dan sebagainya.
Berkembangnya ilmu pengetahuan ini disebabkan adanya
asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang
telah terlebih dahulu mengalami perkembangan, seperti Persia
yang telah memberi banyak saham dalam perkembangan ilmu,
filsafat dan sastera. India memberi sumbangan dalam bidang
kedokteran, ilmu matematika dan astronomi, sedang Yunani
memberi pengaruh melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak
bidang ilmu, termasuk filsafat.
2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan pendidikan yang dicapai pada
zaman ini tidak terlepas dari berbagai faktor pendukung
diantaranya adalah terjalinnya stabilitas keamanan, penataan
sarana pendidikan, digalakkannya usaha penterjemahan serta
ulama dijunjung tingggi dan imu pengetahuan ditumbuh
suburkan. 

B. Saran
Pemakalah menyarankan kepada pembaca agar tidak
menjadikan makalah ini satu-satunya rujukan yang dijadikan
sebagai sarana informasi ilmu yang berkaitan dengan bani Abbasiyah
itu sendiri. Karena pada makalah ini tentunya masih banyak hal-hal
yang belum sempurna.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yusri Abdul Ghani. Historiografi Islam, Cet. I; Jakarta:


RajaGrafindo Persada, 2004.

Amin, Husayn Ahmad. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Cet. III;
Bandung: Remaja Rosdakarya. 1999.

Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Cet.I; Jakarta: Amzah.


2009.
Chalil, Moenawar. Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, Cet.
IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1994.

Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Cet.I; Jakarta: Logos


Wacana Baru. 1997.

Nasir, Salihun A. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran dan


Perkembangannya. Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo, 2010.

Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam,  Jakarta: Bulan


Bintang, 1978.

Anda mungkin juga menyukai