Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan
langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah
tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem
pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah
ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu
bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah
merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan
yang gemilang. Pada masa ini banyak kesuksesan yang diperoleh Bani
Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu pengetahuan. Hal
inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat bagi generasi
ummat Islam bahwa peradaban ummat Islam itu pernah memperoleh masa
keemasan yang melampaui  kesuksesan negara-negara Eropa. Dengan kita
mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh seluruh
dunia,  maka akan memotifasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita
mengenai sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk
mengulangi masa keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam
saat ini.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan peradaban kebudayaan islam pada masa
daulah Abbasiyah dalam bidang sosial dan ekonomi

C. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan peradaban kebudayaan islam pada
masa daulah Abbasiyah dalam bidang sosial dan ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bidang Sosial Dan Ekonomi


Kesejahteraan seluruh rakyat Abbasiyah menjadi prioritas utama bagi
para pemimpin dinasti tersebut dalam melaksanakan kekuasaannya, terutama
di periode awal perjalanan kekuasaan dinasti ini. Kemajuan ekonomi rakyat
Abbasiyah bisa terjadi karena para khalifah mendorong kemajuan sektor
perdagangan, pertanian, dan industri.
a. Sektor pertanian
Untuk meningkatkan hasilpertanian, pada masa DinastiAbbasiyah
telah dibangun banyak bendungan, kanal, irigasi, dan terusan untuk
memenuhi dan mengatur pengairan yang dibutuhkan para petani. Hasilnya,
pertanian meningkat, penghasilan meningkat, dan rakyat menjadi
sejahtera.
b. Sektor perdagangan dan jasa
Perekonomian warga Abbasiyah pada umumnya meningkat mulai
zaman pemerintahan Al-Mahdi (158 - 769 H1775 / 785 M) seiring dengan
pe-ningkatan di sektor pertanian dan hasil tambang. Hubungan luar negeri
antara Daulah Abbasiyah dan kerajaan-kerajaan lain telah meningkatkan
sektor perdagangan dan jasa.
Basrah menjadi pelabuhan penting, sebagai tempat dagang transit
antara Timur dan Barat, yang banyak mendatangkan kekayaan bagi
Abbasiyan. Selain. Selain Basrah, juga telah berhasil dibangun pelabuhan
Damaskus dun dermaga kufah. Hasil tambang, hasil pertanian, dan hasil
industri banyak diperdagangkan di dalam maupun di luar wilayah
Abbasiyah.
c. Sektor perindustrian
Dinasti Abbasiyah pernah menjadi negara kuat di bidang
perekonomian satunya yang dihasilkan dari sektor industri. Para khalifah

2
menganjurkan uniuk membuat industri baik pertambangan maupun
pengolahan.

B. Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah


Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan negara
penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada pengeluaran.
Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul telah meletakkan
dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan negara. Dia mencontohkan
Khalifah Umar bin Khattab dalam menguatkan Islam.
Dan keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam :
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan
meringankan pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan
sama sekali.
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun
berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-
industrinya.
3. Perdagangan, Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan
seperti:
 Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang
dilewati kafilah dagang.
 Membangun armada-armada dagang.
 Membangun armada: untuk melindungi parta-partai negara dari
serangan bajaklaut.
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan
perdagangan dalam dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum
muslimin melintasi segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi
tujuh lautan.
Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan
yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
1. Istana Qarruzzabad di Baghdad
2. Istana di kota Samarra

3
3. Bangunan-bangunan sekolah
4. Kuttab
5. Masjid
6. Majlis Muhadharah
7. Darul Hikmah
8. Masjid Raya Kordova (786 M)
9. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
10. Istana Al Hamra di Kordova

C. Strategi Kebudayaan Dan Rasionalitas


Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kebebasan berpikir diakui
sepenuhnya sebagai hak asasi setiap manusia oleh Daulah Abbasiyah. Oleh
karena itu, pada waktu itu akal dan pikiran benar-benar dibebaskan dari
belenggu taqlid, sehingga orang leluasa mengeluarkan pendapat.
Berawal dari itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal melahirkan 4
Imam Madzhab yang ulung, mereka adalah Syafi’i, Hanafi, Hambali,
dan Maliki.

Disamping itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal itu juga


melahirkan Ilmu Tafsir al-Quran dan pemisahnya dari Ilmu Hadits.
Sebelumnya, belum terdapat penafsiran seluruh al-Quran, yang ada hanyalah
Tafsir bagi sebagian ayat dari berbagai surah, yang dibuat untuk tujuan
tertentu (Syalaby, 1997:187). Dalam negara Islam di masa Bani Abbassiyah
berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa yang
terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam masa

4
sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi
kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan
Yunani, Kebudayaan Hindi dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu
pengetahuan.
1. Kebudayaan Persia, Pesatnya perkembangan kebudayaan Persia di zaman
ini karena 2 faktor, yaitu :
 Pembentukan lembaga wizarah
 Pemindahan ibukota
2. Kebudayaan Hindi, Peranan orang India dalam membentuk kebudayaan
Islam terjadi dengan dua cara:
 Secara langsung, Kaum muslimin berhubungan langsung dengan
orang-orang India seperti lewat perdagangan dan penaklukan.
 Secara tak langsung,penyaluran kebudayaan India ke dalam
kebudayaan Islam lewat kebudayaan Persia.
3. Kebudayaan Yunani Sebelum dan sesudah Islam, terkenal lah di Timur
beberapa kota yang menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang
termasyur diantaranya adalah:

 Jundaisabur, Terletak di Khuzistan, dibangun oleh Sabur yang


dijadikan tempat pembuangan para tawanan Romawi. Setelah jatuh di
bawah kekuasaan Islam. Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang
asalnya diajar berbagai ilmu Yunani dan bahasa Persia, diadakan
perubahan-perubahan dan pembaharuan.

5
 Harran, Kota yang dibangun di utara Iraq yang menjadi pusat
pertemuan segala macam kebudayaan. Warga kota Harran merupakan
pengembangan kebudayaan Yunani terpenting di zaman Islam,
terutama dimasa Daulah Abbassiyah.

 Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani. Dalam


kota Iskandariyyah ini lahir aliran falsafah terbesar yang dikenal
“Filsafat Baru Plato” (Neo Platonisme). Dalam masa Bani Abbassiyah
hubungan alam pemikiran Neo Platonisme bertambah erat dengan
alam pikiran kaum muslimin.
4. Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi dengan
dua jalan utama, yaitu :
 Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur’an, Hadist, Fiqh yang
semuanya dalam bahasa Arab.
 Jalan Bahasa,Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab, bahasa
terkaya diantara rumpun bahasa samy dan tempat lahirnya Islam.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Khalifah Al-Manshur merupakan tokoh utama peletak dasar ekonomi
Abbasiyah.
 Dalam sektor pertanian telah dibangun banyak bendungan, kanal irigasi,
dan terusan.
 Dalam sektor perdagangan dan jasa yaitu terjadinya hubungan antara
Daulah Abbasiyah dan kerajaan-kerajaan.
 Dalam sektor perindustrian telah dibangun kota-kota sebagai pusat
industri.
 Peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani
Abbassiyah.
1. Istana Qarruzzabad di Baghdad
2. Istana di kota Samarra
3. Bangunan-bangunan sekolah
4. Kuttab
5. Masjid
6. Majlis Muhadharah
7. Darul Hikmah
8. Masjid Raya Kordova (786 M)
9. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
10. Istana Al Hamra di Kordova

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Karen, Islam : Sejarah Singkat.  Yogyakarta : Penerbit Jendela, 2002

Hassan, Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta, 1989

Hasimy, A, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1993.

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana, 2007

Sunanto, Musyifah, Sejarah Islam Klasik. Jakarta : Kencana, 2003

Syalabi, A, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983

Watt, W. Mongtomery, Kejayaan Islam. Yogyakarta : Tiara Wacana, 1990

Anda mungkin juga menyukai