PEMERINTAHAAN DINASTI
ABBASIYAH
Oleh:
FAUZIAH AZZAHRA JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
60100119011 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
“SEJARAH PERADABAN ISLAM”
SUTRIANI, S.T, M.T
2020
DR. MOH. SUTRISNO, S.T, M.T
a
Masa Kejayaan
Dinasti Abbasiyah
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari
lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang
pernah berkuasa, terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memliki
kepedulian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta
berbagai bidang lainnya, seperti bidang-bidang sosial dan budaya.
Diantara kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa
Khalifah Dinasi Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk
bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya.
2
Masa Kejayaan
Dinasti Abbasiyah
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada mas
inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas,
Abu Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya
buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa
Dimna. Sementara tokoh terkenan dalam bidang musik yang kini karyanya
juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta
teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
Seni asitektur yang dipakai dalam pembanguanan istana dan kota-kota,
seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara banguan
kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
3
1. Kemajuan dalam
bidang politik dan militer
Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok anatara pemerinatah Dinasti Bani Umayyah
dengan Dinasti Bani Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerinath
Dinasti Bani Umayyah orientasi kebijakan yang dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan
wilayah kekuasaanya. Sementara pemerinath Dinasti Bani Abbasiyah, lebih menfokuskan diri pada
upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan ini
dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam.
Meskipun begitu, usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting
yang harus dilakukan. Untuk itu, pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem
politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran.
Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah Dinasti
Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut diwanul jundi.
Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaiatan dengan kemiliteran dan pertahanan
keamanan. 4
2. Kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan
Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mendukung. Di anataranya adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap
masyarakat non Arab ( Mawali ), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama
melingkupi kehidupan mereka.
Meraka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai
kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh
masyarakat sebelumnya. Kebijakan tersebut ternyata membawa dampak yang sangat positif bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan sains yang membawa harum dinasyi ini.
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti
Filsafat, filosuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi ( 185-260 H/ 801-873 M ). Abu
Nasr al-faraby, ( 258-339 H / 870-950 M ) dan lain-lain.
5
3. Kemajuan dalam ilmu
agama islam
Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang berlangsung lebih kurang lima abad (
750-1258 M ), dicatat sebagai masa-masa kejayaan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini,
khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dariperan serta para
ulama dan pemerintah yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral,
material dan finansia, kepada para ulama.
Perhatian yang serius dari pemeruntah ini membuat para ulama yang ingin
mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka
berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan
perdaban Islam. Dianata ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan
maju adalah ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
6
Kemunduran Bani
Abbasiyah
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-
orang Persia. Persekutuan dilatar belakangi oleh persamaan nasib kedua golongan
itu pada masa Bani Umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas. Setelah
khilafah Abbasiyah berdiri, dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan
itu. Menurut Ibnu Khaldun, ada dua sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-
orang Persia daripada orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang-orang Arab
untuk melupakan Bani Umayyah. Pada masa itu mereka merupakan warga kelas
satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya ashabiyah
(kesukuan). Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas
ashabiyah tradisional. 8
Faktor Internal
3. Kemerosotan Perekonomian
12
B. Faktor Eksternal
1. Perang Salib
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah
kawasan terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan
oleh Jenghis Khan (603-624 H).
Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang
Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga
menguasai Asia Kecil.[14] Pada bulan September 1257, Hulagu mengirimkan
ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah
luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada
Januari 1258, Hulagu khan menghancurkan tembok ibukota.
14
TERIMA KASIH
15