Anda di halaman 1dari 4

AYAT TENTANG IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN

1. karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu” (Al Hujurat:14)

2. Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (Al
Baqarah:136)

3. “maka perkataan itu menambah keimanan mereka” (Ali Imran :173)

4. Surat Al-Mujadilah ayat 11

‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا‬ ِ ِ‫يل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا ق‬
ٍ ‫ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

5. Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu
tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.

— Surat An-Naml Ayat 66

KANDUNGAN AYAT DAN AZBABUN NUZUL

1. Al hujurat 14

Al Iman bukanlah Al Islam sebagaimana yang terdapat dalam hadist jibril disebutkan tingkatan yang
paling bawah adalah Al Islam, setelahnya Al Iman kemudian Al Ihsan. Sahabat Saad ibn Waqqash
Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membagikan hadiah atau harta
kepada sebagian kaum dan tidak membagikan kepada sebagian yang lain, Saad berkata:”Ya Rasulullah
anda memberi fulan dengan harta sedangkan anda tidak memberi fulan yang lain dengan harta padahal
dia adalah seorang mukmin“, Rasulullah menjawab:”Atau mungkin dia adalah seorang muslim”, Saad
mengulangi pertanyaannya sampai 3 kali, Rasulullah senantiasa menjawab:”Atau dia seorang muslim”,
hal ini menjukkan bahwa Rasulullah membedakan antara muslim dan mukmin.
Rasulullah berkata:”Boleh jadi kami memberikan pemberian kepada seseorang dan tidak memberikan
kepada yang lain padahal dia lebih kami cintai karena kami khawatir dia dimasukkan ke dalam neraka”.
Para ulama membedakan antara islam dan iman, mereka berkata:”2 kata yang jika bersatu dia terpisah,
namun jika terpisah dia bersatu”, maksudnya kata Iman jika disebutkan secara berdampingan maka
termasuk Al Islam yang menunjukkan sesuatu yang sifatnya dzahir, oleh karenanya ketika disebutkan
rukun Islam yang terdiri Syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan
ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, ketika hal ini disebutkan dengan Al Iman
maka ini adalah amalan hati atau perkara-perkara hati dan jika terpisah atau disebutkan secara
tersendiri maka Islam mencakup makna Iman dan Iman mencakup makna Al Islam, seperti yang terdapat
dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

2. Al baqarah 136

Ayat ini menunjukkan akan keutamaan kita umat Islam. Dimana umat Islam beriman kepada seluruh
Nabi semua kitab. Umat Islam beriman kepada Nabi Musa, Nabi Isa, umat Islam beriman kepada semua
kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi, dan kita tidak pernah membeda-bedakan antara Nabi ini
dan Nabi itu. Pokoknya semua kita beriman. Ini tidak dimiliki oleh Yahudi dan Nasrani. Yahudi tidak
beriman kepada Nabi Isa, apalagi kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang Nasrani
tidak beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan kita umat Islam
mengimani seluruh Nabi dan Rasul. Ini keistimewaan umat Islam.

Kata Syaikh Utsaimin, dari ayat ini kita ambil beberapa faidah:

Pertama, wajibnya beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kita umat Islam apa yang
diturunkan itu itu Al-Qur’an dan hadist. Dan tentunya beriman kepada Allah, beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kita, sebagaimana sudah kita jelaskan, memiliki konsekuensi. Apa konsekuensinya?
Yaitu:

Mengimani semua ya Allah kabarkan dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.

Wajib kita mempraktekkan semua perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Wajib kita tunduk dan patuh. Dan ini harus ada pada keimanan seseorang. Karena iman tanpa
ketundukan hakikatnya kesombongan. Iblis beriman kepada Allah, tapi masalahnya iblis tidak mau
tunduk kepada Allah, tidak mau patuh kepada Allah, maka ini kesombongan. Percuma kalau seseorang
berkata, “saya beriman, saya yakin percaya ada Allah, ada surga, ada neraka” Tapi ternyata dia tidak
mau melaksanakan perintah-perintah Allah, dia bersombong kepada perintah-perintah Allah,
na’udzubillah.
Kedua, orang yang beriman akan adanya Allah, yakin adanya Allah, tapi mereka mempersekutukan Allah
dalam rububiyahNya, dalam uluhiyahNya, dalam nama dan sifatNya, maka hakikatnya ia bukan orang
yang beriman.

3. Ali Imran 173

4. Al mujadalah 11

(Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”) Allah
memerintahkan mereka untuk saling menjaga adab, dengan melapangkan tempat duduk bagi yang lain
dalam sebuah majelis. Qatadah dan Mujahid mengatakan: dahulu mereka saling berlomba-lomba untuk
dapat mengikuti majelis Rasulullah, maka mereka diperintahkan untuk saling melapangkan tempat bagi
۟
ِ ‫ (ۖ فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu)
orang lain. ‫ح هللاُ لَ ُك ْم‬
Yakni maka lapangkanlah tempat bagi orang lain niscaya Allah akan melapangkan surga kalian. Hal ini
berlaku pada setiap majelis tempat berkumpul kaum muslimin yang mengandung kebaikan dan pahala,
baik itu dalam membicarakan urusan perang, zikir, atau pada saat khutbah jum’at. Setiap orang lebih
berhak terhadap tempat yang lebih dahulu dia tempati, namun dia dianjurkan untuk melapangkan
tempat bagi saudaranya yang lain. Rasulullah bersabda: “Dilarang seseorang menyuruh orang lain untuk
berpindah dari tempat duduknya kemudian dia duduk di tempatnya. Namun hendaklah saling
melapangkan tempat duduk bagi yang lain.” ‫وا‬ ۟ ‫وا فَان ُش ُز‬
۟ ‫ ( َوإ َذا قِي َل ان ُش ُز‬Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
ِ
kamu”) Yakni jika sebagian orang yang duduk di majelis itu diminta untuk berdiri dari tempat duduknya
agar orang yang dimuliakan dalam agama dan orang yang berilmu dapat duduk di tempat itu maka
hendaklah mereka berdiri. ‫ت‬ ۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوت‬
ٍ ‫وا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬ ۟ ُ‫ (ۚ يَرْ فَع هللاُ الَّ ِذينَ َءامن‬Allah akan meninggikan orang-orang
َ ِ
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) Yakni Allah
mengangkat derajat orang yang berilmu diantara kalian dengan kemuliaan di dunia dan pahala di
akhirat. Maka barangsiapa yang beriman dan memiliki ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya
dengan keimanannya itu dan mengangkat derajatnya dengan ilmunya pula; dan salah satu dari itu
adalah Allah mengangkat derajat mereka dalam majelis-majelis. (Zubdatut Tafsir)

5. An nml 66

(Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu
tentang akhirat itu) Yakni mereka akan benar-benar mengetahui ketika mereka telah di akhirat, sebab
mereka telah melihat sendiri segala apa yang diancamkan kepada mereka; namun ketika itu
pengetahuan mereka sudah tidak bermanfaat lagi karena mereka adalah orang-orang yang
mendustakannya di dunia. ‫( بل هم في شك منها‬malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu) Yakni tetapi
mereka di dunia berada dalam keraguan tentang akhirat. Kemudian Allah berpindah menyebutkan hal
yang lebih parah dari hal ini dengan firman-Nya: َ‫( بَلْ هُم ِّم ْنهَا َع ُمونَ بَلْ هُم ِّم ْنهَا َع ُمون‬lebih-lebih lagi mereka
buta daripadanya) Sehingga mereka tidak memahami sama sekali bukti-buktinya karena masalah pada
penglihatan mereka yang merupakan sumber pemahaman. (Zubdatut Tafsir

Anda mungkin juga menyukai