Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

POLA HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN


PERSIA PADA MASA ABBASIYAH
Dosen pengampu : Dien F. Awaliyah, M. T.

Nama / NIM :
Naufal Rizky Pratama / 23106070016

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKAARTA
2023
1. PENDAHULUAN

Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah peradapan ummat islam yang
terjadi saat itu. Pada waktu itu pemerintahan Abbasiyah memperolah masa kejayaan
yang cerah. Banyak yang diperolah pada masa itu contohnya dibidang ekonomi
politik, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Hal ini perlu kita ketahui sebagai acuan
semangat bagi generasi ummat islam bahwa peradaban ummat islam pernah
memperoleh masa keemasan yang cerah. Dengan kita mengetahui hal tersebut, maka
akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai sejarah
peradaban ummat islam pada masa Bani Abbasiyah. Daulah Abbasiyah mulai
berkuasa pada 132 H (750 M), setelah berhasil menumbangkan Daulah Bani
Umayyah di Damaskus pada masa kekuasaan Khalifah Marwan II. Ali bin Abdullah
bin Al Abbas merupakan pendiri dinasti ini. Beliau berasal dari keturunan (al-Abbas)
yang merupakan nama kakeknya sekaligus paman nabi Muhammad. Ia terbilang
seorang yang loyal kepada Bani Umayyah, karena itu khalifah Al-Walid bin Abdul
Malik memberikan wilayah Hamimah, tepatnya di dekat Damaskus.

2. SEJARAH BERDIRINYA

Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berpusat di


Baghdad, nama Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad
Saw yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu
mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim. Masa berdirinya pendidikan Islam
terjadi pada masa Nabi Muhammad, kemudian dilanjutkan dengan masa
perkembangannya yaitu pada masa Khulafaur Rasyidin. Sedangkan di periode
kepemimpinan dinasti Abbasiyah, menjadi puncak keemasan Islam dalam berbagai
sektor. (Ifendi, 2020).
Berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah diawali dengan pemberontakan antara
Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah di wilayah Khurasan. Bani Abbasiyah
memberontak karena merasa penguasa Bani Umayyah menyinggung kelompok
lawan, terutama Syiah. Karena mereka memandang bahwa yang berhak memimpin
umat Islam adalah hanya kerabat nabi, atau yang memiliki garis keturunan, maka bani
Abbas merasa berhak (Pudjiani Tatik et al., 2018).

3. MASA KEJAYAAN
Di bawah kepemimpinan tujuh khalifah di bawah ini dinasti Abbasiyah
berhasil mencapai puncak kejayaannya. Ketujuh khalifah tersebut adalah: 1. Al Mahdi
(775 M-785 M) 2. Al Hadi (785 M-786 M) 3. Harun al Rasyid (786 M-809 M) 4. Al
Ma’mun (813 M-833 M) 5. Al Mu’tasim (833 M-842 M) 6. Al Wasiq (842 M-847 M)
7. Al Mutawakil (847 M-861 M)(Muksin, 2016)
Kepemimpinan khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M), beserta putranya Al-
Ma’mun (813-833 M) berhasil menghantarkan dinasti Abbasiyah mencapai puncak
keemasan baik dari bidang pendidikan, kesehatan, sains, sastra, dan budaya sehingga
kesejahteraan terus berkembang pesat. Banyaknya ilmuwan yang hidup pada masa ini
juga menjadi salah satu penciri kemajuan dinasti Abbasiyah. Gaya kepemimpinan
yang terbuka juga dianggap sebagai faktor dalam kemajuan dinasti Abbasiyah.
Saat itu, kota Bagdad berkembang pesat menjadi pusat ilmu pengetahuan dan
perdangan. Bagdad mengisi cahaya pengetahuan dan menghidupkan kembali kesenian
dan kebudayaan islam. Perkembangan intelektual Islam pun terus berkembang di
mana bani Abbasiyah menghadirkan tokoh keilmuan tertinggi baik dalam ilmu umum
maupun agama. Selain perkembangan peradaban di bidang fisik, seperti
pembangunan sekolah, madrasah, masjid, istana, dan perkembangan yang palinh
bersejarah, terdapat perpustakaan yang didirikan oleh khalifah Harun al-Rasyid, yang
diberi nama Baitul Hikmah(Ibrahim, 2021).
Berikut kemajuan yang dicapai oleh dinasti Abbasiyah :
 Bidang Administrasi dan Pemerintahan
Kemajuan di bidang administrasi yakni ketika dipindahkannya Ibukota
negara dari Hasyimiyah ke kota yang baru dibangun yakni kota
Baghdad pada tahun 762 M. kemajuan lainnya yakni dengan
diangkatnya sejumlah personel yang akan menduduki Lembaga
eksekutif dan yudikatif dalam rangka penertiban dan konsolidasi
pemerintahan.
 Bidang Perdagangan
Pada bidang perdagangan kemajuan ditunjang dari peningkatan hasil
pertanian melalui irigasi serta di bidang pertambangan yakni emas,
perak, besi dan tembaga.
 Bidang Pendidikan
Lembaga Pendidikan Islam seperti kuttab, al-badiah, istana,
perpustakaan dan al-bimaristan merupakan konstribusi Abbasiyah bagi
kemajuan pada bidang Pendidikan. Selain itu penerjemahan buku-buku
asing oleh khalifah al-Makmun begitu ditekankan.
 Bidang Militer
Pada bidang militer dilakukan perubahan yakni pada sistem
ketentaraan. Pembinaan pada tentara dilakukan secara khusus guna
menjadikannya sebagai prajurit profesional. Sehingga bidang militer
abbasiyah menjadi lebih kuat.
 Bidang Politik
Dalam bidang politik dinasti Abbasiyah menghapuskan politik kasta
karena dianggap membahayakan pemerintahan. Kemudian dalam
rangka memperkuat diri Abbasiyah merangkul orang-orang Persia dan
juga memberikan peluang kepada kaum Mawali. Bani Abbasiyah
berusaha menumpas pemberontakan yang terdapat dalam
pemerintahan. (Daulay et al., 2021).
 Bidang Ilmu Politik
Kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan yakni dengan
berkembangnya dua disiplin ilmu yakni ilmu keislaman dan ilmu
umum. Disiplin ilmu keislaman terdiri dari ilmu kalam, fikih, tasawuf,
dan hadis. Sementara ilmu umum yang berkembang pada saat itu
sangat luas seperti astronomi, kedokteran, matematika, dan ilmu-ilmu
sosial (Pudjiani Tatik et al., 2018).
Berikut nama Imam Madzhab pada masa Abbasiyah ;
1. Imam Abu Hanifah 699 – 767 M (HANAFI)
2. Imam Malik 715 – 795 M (MALIKI)
3. Imam Syafi’I 767 – 805 M (SYAFI’)
4. Imam Hambali 780 – 855 M (HAMBALI)

4. MASA KEMUNDURAN ABBSIYAH


Faktor yang menyebabkan kemunduran dinasti Abassyiyah yang terdiri atas
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Pemisahan antara agama dan kekuasaan
Bani Abbasiyah memandang bahwa khalifah adalah jabatan keagamaan
singga mereka tidak memiliki control atas daerah kekuasaan. Sehingga
daerah kekuasaan dipegang oleh pimpinan di daerah masing-masing.
b. Sistem Pewaris Kekuasaan
Dalam Islam jabatan khalifah bukanlah sesuatu yang diwariskan.
Melainkan diberikan kepada orang-orang yang dianggap mampu dan
kompeten dalam mengemban Amanah tersebut. Sedangkan pada masa
dinasti Abbasiyah mereka menjadikan khalifah sebagai jabatan yang dapat
diwariskan atau mirip seperti sistem kerajaan. Para khalifah di masa itu
menjadikan anak atau anggota keluarga sebagai putra mahkota atau calon
penerus tanpa memberi kesempatan pada masyarakat umum. Sehingga
menimbulkan perpecahan di antara masyarakat.
c. Konflik Keagamaan
Konflik yang terjadi yakni antara aliran Asyariyah dan Mu’tazilah serta
aliran Ahlussunna wal jamaan dan Syiah. Terdapat pertentangan yang
cukup sengit diantara kaum ini karena perbedaan pandangan. Aliran syiah
memandang bahwa kekuasaan haruslah dipegang oleh cucu Rasulullah
oleh karena itu mereka kemudian dinasti Syiah mendirikan dinasti
Fatimiyyah di Mesir.
Eksternal
a. Perang Salib
Sejak tahun 1096 M hingga 200 tahun setelahnya dinasti Abbasiyah
disibukkan oleh perang salib yang dilancarkan oleh Byzantium. Serangan
Byzantium menjadi salah satu factor penyebab runtuhnya Abbasiyah
karena banyak memakan biaya dan rusaknya berbagai fasilitas umum.
b. Serangan Bangsa Mongol
Serang yang dilakukan bangsa mongol membuat Dinasti Abbasiyah
kewalahan karena disaat yang bersamaan mereka juga harus menghadapi
perang salib. Sehingga ini memberikan keuntungan kepada bangsa
mongol. Kota Bagdad berhasil ditaklukkan tahun 1258 M, sekaligus
menjadi serangan terbesar yang dilakukan oleh bangsa Mongol, di bawah
pimpinan Hulagu Khan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Amin, Samsul Munir,M. A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009
Prof. Dr. H. Harun, Maidir dan Drs. Firdaus, M. Ag, Sejarah Peradaban Islam jilid II,
Padang : IAIN-IB Press, 2001
Ifendi, M. (2020). Dinasti Abbasiyah: Studi Analisis Lembaga Pendidikan Islam.
FENOMENA, 12(2). https://doi.org/10.21093/fj.v12i2.2269
Pudjiani, T. Mustakim (2018). Ilmuwan Muslim Pada Masa Dinasti Abbasiyah.
Muksin, M. (2016). Islam Dan Perkembangan Sains & Teknologi (Studi
Perkembangan Sains dan Teknologi Dinasti Abbasiyah).
Ibrahim, A. (2021). Kota Bagdad sebagai Central Peradaban Islam pada Masa Dinasti
Abbasiyah. Lentera: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 3(1),
43–54. https://doi.org/10.32505/lentera.v3i1.3083
Daulay, H. P (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam pada Masa Bani Abbasiyah. Edu
Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1, 228–
244.

Anda mungkin juga menyukai