Anda di halaman 1dari 19

PROBLEMATIKA DAKWAH PADA MASA DINASTI

BANI ABBASIYAH
(Kajian Sosiologi Dakwah)

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematika Dakwah dan
Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Disusun Oleh:
NURHIDAYAH
NIM: 80800222026

Dosen Pengampu:

Dr. Hamiruddin., M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
ABSTRAK

Nama : Nurhidayah
NIM : 80800222026
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : Problematika Dakwah pada Masa Dinasti Bani Abbasiyah
(Kajian Sosiologi Dakwah)

Dinasti Abbasiyah telah berhasil menempatkan dunia Islam pada puncak


peradaban dunia dengan masa kedudukan selama 500 tahun atau 5 abad lamanya.
Capaian pada masa itu tidak terlepas dari peran aktivitas dakwah yang sangat
komprehensif sehingga mampu menyasar ke seluruh lini kehidupan masyarakat.
elama Kekhalifahan Abbasiyah berlangsung, dunia Islam mengalami kemajuan
yang berpengaruh pada beberapa bidang, seperti di bidang ilmu pengetahuan, ilmu
agama, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Pada masa ini banyak bermunculan
intelektual-intelektual muslim baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun ilmu
agama. Maka tidak salah jika pada masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah dijuluki
sebagai masa “The Golden Age”. Menjadi masa yang paling maju, dinasti ini
akhirnya mengalami kemunduran yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal hingga akhirnya berakhirlah masa kepemimpinan Bani Abbasiyah.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemikiran tentang kegiatan dakwah secara khusus yang menggambarkan


perkembangan dakwah yang dilakukan seseorang, berbeda dengan kajian ilmu-ilmu
lain dalam islam seperti bidang hadist, fiqih, tafsir, sejarah islam dan lain-lain telah
banyak dikemukakan konsep pada ahli-ahlinya. 1 Islam hadir sebagai penerang yang
datang membawa petunjuk ilahi agar manusia tidak terjerumus ke lembah
kesengsaraan dan selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak. Menurut jejak
sejarah masa lalu, telah tercatat bahwa Islam pernah menjadi negara adidaya di atas
permukaan bumi ini. Hal ini adalah bukti kebenaran Al-Qu’ran dan hadits nabi
bahwa Islam akan membawa manusia dari keterbelakangan adab ke manusiayang
mempunyai peradaban tinggi. Asas peradaban itu sendiri dibangun oleh Rasul
melalui dua hal, yaitu Al-Qu’ran dan hadits, ini adalah dua dasar yang paling
fundamental.

Keterbukaan peradaban Dinasti Abbasiyah juga mendatangkan orang dari


berbagai belahan dunia, tidak hanya dari kalangan Arab, orang-orang dari bangsa
Persia, Cina, Eropa, India dan Afrika ambil bagian dalam mengisi keberagaman
perkembangan ilmu di sana. Kemudian keadaan ekonomi masyarakat juga memiliki
catatan sangat baik, seperti dalam bidang perdagangan Abbasiyah pada masanya
pernah menjadi pusat perdagangan dunia, begitu pula dengan sektor pertanian,
masyarakat Abbasiyah terkenal makmur, dan memiliki tatanan kehidupan yang
sangat baik.2 Bani Abbasiyah berdiri setelah runtuhnya Bani Umayyah. Jika dilihat

1
Siti Syaidariyah, Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah (650 M – 1250

M), Jurnal Edu-Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan, hal. 354
2
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Aspek Dakwah Masa Dinasti

Abbasiyah dalam Konteks Kekinian, Jurnal Adabiya, 2021, hal. 136

1
2

dari kaca mata politik, Dinasti Abbasiyah bukan kelanjutan dari kepentingan
Dinasti Umayyah, sebab secara politis kedua kekuasaan ini saling bertentangan
sejak awal. Pertentangan dua kekuasaan ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama,
yaitu persaingan Bani Umayyah dengan Bani Hasyim yang berlangsung sekitar
seratus tahun sebelum nabi Muhammad dilahirkan. Akan tetapi jika dilihat dari segi
perjalanan dakwah, Bani Abbasiyah adalah penerus gerakan dakwah yang
dijalankan pada periode Bani Umayyah, sebab kegiatan dakwah tersebut
merupakan warisan Rasulullah yang wajib tetap dilakukan pada setiap masa.
Implementasi dakwah Islam saat berkuasanya Bani Abbasiyah dinilai lengkap dari
pada dakwah saat Bani Umayyah memimpin kekuasaan Islam. Selain dikarenakan
perkembangan peradaban yang pada masa itu sangat pesat, juga karena faktor masa
kekuasaan yang lebih lama dibanding dinasti sebelumnya.

Wajah revolusi kepemimpinan Abbasiyah terhadap Umayyah banyak


mendapatkan simpati dari masyarakat, terutama dari kalangan Syi’ah. Dukungan
itu hadir disebabkan janji untuk menegakkan kembali keadilan seperti yang
dipraktikkan oleh Khulafaurrasyidin. 3 Bani Abbasiyah merasa lebih berhak dari
Bani Umayyah atas Kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah dari cabang Bani
Hasyim yang secara garis keturunan lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka,
Bani Umayyah menguasai bangku kekhalifahan Islam secara paksa, dengan melalui
tragedi Perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, mereka
mengadakan gerakan yang luar biasa melakukan pemberontakan terhadap Dinasti
Umayyah. Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung selama lima abad sejak tahun
750-1258 M, melanjutkan kekuasaan Bani Umayyah. Peradaban Islam mengalami
puncak kejayaan pada masa daulah Abbasiyah. Perkembangan ilmu pengetahuan
sangat maju. Kemajuan ilmu pengetahuan diawali dengan penerjemahan naskah-
naskah asing terutama yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab, pendirian
pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan Bait al-Hikmah, dan terbentuknya

3
Nunzairina, Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan Dan

Kebangkitan Kaum Intelektual, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020, hal. 93


3

mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan


berpikir. Popularitas Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah
Harun al-Rasyid (786- 809 M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833 M).4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka disusunlah
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah?
2. Bagaimana strategi dakwah pada masa Dinasti Bani Abbasiyah?
3. Bagaimana masa keemasan dan kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah yang diterapkan pada masa
Dinasti Bani Abbasiyah
3. Untuk mengetahui bagaimana masa keemasan dan kemunduran pada masa
Dinasti Bani Abbasiyah

4
Nunzairina, Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan Dan

Kebangkitan Kaum Intelektual, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020, hal. 95


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah berdiri setalah runtuhnya masa Dinasti Umayyah di
Damaskus. Pemerintahan dinasti Abbasiyah dinisbatkan kepada Al-Abbas,
paman Rasulullah, sementara Khalifah pertama dari pemerintahan ini adalah
Abdullah Ash- Sahffah bin Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin
5
Abdul Muthalib. Penamaan Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan
dari paman nabi yaitu al-Abbas ibn Abd al-Muthalib ibn Hisyam. Pergantian
kepemimpinan umat Islam dari Dinasti Umayyah kepada Dinasti Abbasiyah
adalah buah perjuangan yang sudah sejak lama diidam-idamkan Bani Hasyim
(Alawiyun), dimana mereka menyatakan bahwa yang berhak melanjutkan roda
pemerintahan adalah orang-orang segaris keturunan dengan Nabi Muhammad
SAW. 6
Di penghujung masa kepemimpinan Bani Ummayah, muncullah gejolak
politik kekuasaan yang besar dan memicu terjadinya aksi pemberontakan. Pada
masa kepemimpinan Umar bin Abd. Aziz (717-720 M / 99-101 H), khalifah ke-
8 dari Bani Umayyah naik tahta muncul gerakan oposisi yang hendak
menumbangkan Bani tersebut yang dipimpin oleh Ali bin Abdullah, cucu Abbas
bin Abdul Muthalib, paman Nabi dari kelompok Sunni. Kelompok Sunni ini
berhasil menjalin kerja sama dengan kelompok Syi’ah, karena mereka sama-
sama keturunan Bani Hasyim yang sebelumnya dipimpin oleh Ibrahim namun
gugur karena Marwan sebagai khalifah terakhir Dinasti Umayyah menangkap

5
Nunzairina, Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan Dan

Kebangkitan Kaum Intelektual, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2020, hal. 356
6
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah Masa

Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian, 2021, hal. 138

5
6

lalu membunuhnya..7 Tujuan terjalinnya kerjasama ini tidak lain adalah untuk
menegakkan kepemimpinan Bani Hasyim dengan merebutnya dari tangan Bani
Umayyah.
Abdullah al-Saffah Ibnu Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al- Abbas
yang saat ini memimpin pemberontakanpun kemudian dibaiat menjadi khalifah
pertama Dinasti Abbasiyah tahun 132 H/749M. Setelah Abbasiyah
menaklukkan Irak dan Khurasan, terjadilah pertempuran dengan pasukan
Marwan di Sungai Zab. Pasukan Marwan kalah dan melarikan diri ke berbagai
daerah di sekitarnya, sedangkan Marwan pada akhirnya dibunuh oleh orang-
orang Abbasiyah. Dengan kematiannya tersebut secara otomatis Dinasti
Umayyah pun berakhir. Dalam penegakkannya, masa kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah ini dalam dirangkum dalam lima periode, yakni:
- Periode Khilafah berkuasa penuh dalam system pemerintahan (750 M
- 847 M)
- Periode pengaruh bangsa Turki (847 M - 945 M)
- Periode pemerintahan Dinasi Bani Abbasiyah dibawah bayang-
bayang kekuasaan Dinasti Buwaihi (334-447 H/945-1055 M).
- Periode pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang dikuasai oleh Bani
Saljuk (1055 M - l194 M)
- Periode Dinasti Abbasiyah yang hanya berkuasa di daerah Baghdad
dan sekitarnya (590-656 H/1194-1258 M)

Perkembangan peradaban Islam mengalami puncak kejayaannya pada


masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah. Keadaan itu terjadi karena peran para
Khalifah dan kebijakan yang mereka tetapkan. Adapun para khalifah Bani
Abbasiyah yang berjumlah 37 orang yakni sebagai berikut:
1. Abu Abbas Assafah 132 – 136 H
2. Abu Ja’far al-Mansur 136 – 158 H

7
Siti S. H, Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah (650 M – 1250 M),

Edu-Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan, hal. 356


7

3. Al-Mahdi bin al-Mansur 158—169 H


4. Abu Musa al-Hadi 169 – 170 H
5. Harun al-Rasyid 170 – 193 H
6. Muhammad al-Amin 193- 198 H
7. Abdullah al-Makmum 198- 218 H
8. Al-Muktasim 218- 227 H
9. Al-Wastiq 227- 232 H
10. Al-Mutawakkil 232- 247 H
11. Al-Muntasir 247- 248 H
12. Al-Mustain 248- 252 H
13. Al-Mu’taz 252- 255 H
14. Al-Muhtadi 255- 256 H
15. Al-Mu’tamid 256- 279 H
16. Al-Mu’tadhid 279- 289 H
17. Al-Muktaϐi 289- 295 H
18. Al-Muktadir 295- 320 H
19. Ar-Qohir 320- 322 H.
20. Al-Rodhi 322- 329 H
21. Al-Muttaqi 329- 333 H
22. Al-Mustqϐi 333-334 H
23. Al-Muthi’ 334- 362 H
24. Al-Tha’i 362-381 H
25. Al-Qadir 381- 422 H
26. Al-Qo’im 422- 467 H
27. Al-Muqtadir 467- 487 H
28. Al-Mustadir 487-412 H
29. Al-Mustarsyid 412- 429 H
30. Ar-Rasydi 429- 530 H
31. Al-Muktaϐi 530-555 H
32. Al-Mustanji 555-566 H
33. Al-Mustadhi 566-575 H
8

34. An- Nasyir 575- 622 H


35. Az-Zahir 622-623 H
36. Al-Mustansir 623- 640 H
37. Al-Mustahim Billah 640- 656 H

Dari 37 khalifah Bani Abbasiyah yang memerintah selama 505 tahun,


terdapat beberapa orang khalifah yang terkenal, diantaranya adalah Ja’far Al-
Mansur, Harun al-Rasyid dan putranya al-Makmun. Pada masa pemerintahan
ketiganya merupakan masa-masa keemasan peradaban Islam. Para khalifah
agung tersebut dikenal sebagai penguasa adil dan bijaksana serta memiliki
perhatian kecintaan yang kuat terhadap ilmu pengetahuan.

B. Strategi Dakwah pada Masa Dinasti Bani Abbasiyah


Pergantian kepemimpinan umat Islam dari Dinasti Umayyah kepada
Dinasti Abbasiyah adalah buah perjuangan yang sudah sejak lama diidam-
idamkan Bani Hasyim (Alawiyun), dimana mereka menyatakan bahwa yang
berhak melanjutkan roda pemerintahan adalah orang-orang segaris keturunan
dengan Nabi Muhammad SAW. 8 Adapaun gerakan dakwah pada masa
Abbasiyah yang digencarkan pada masa ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu: 9
1. Periode Abbasiyah I yang menjadi masa gemilang bagi dakwah yang
menempatkan Baghdad, Bashrah, dan Kufah sebagai sentral dakwah
dan kegiatan Islam. Yang menaji ciri khas dakwah pada periode ini
adalah kebebasan berpikir dan sikap demokratis. Ulama terkemuka
pada masa ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas,
Imam Asy-Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Hasan
Syaibani, dan Qadhi Abu Yusuf.

8
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah Masa

Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian, Adabiya, 2021, hal. 138


9
https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/13/200000979/gerakan-dakwah-pada-

masa-dinasti-abbasiyah?page=all
9

2. Periode Abbasiyah II hadir dengan corak baru dalam dakwah yang


dipengaruhi oleh masuknya keturunan Turki dalam urusan
kekhilafahan. Ditandai dengan menculnya gerakan baru seperti
revolusi kelompok Syiah dan berkembangnya mazhab Ahlul Sunnah.
Tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan dakwah di periode ini
yaitu, Istana Bani Buwaihiyah, Istana Daulah Samaniyah, Istana
Tabristan, Istana Khawazim, Istana Ghaznah, Istana Mausil dan
Halab, Istana Mesir, dan Istana Umaiyah. Namun sayangnya akibat
pergejolaknya peperangan dengan Romawi Timur, akhirnya membuat
kegiatan dakwah pada periode ini sempat tersendat.
3. Periode Abbasiyah III menjadi masa keemasan ilmu pengetahuan
yang menjadi cikal bakal lahirnya berbagai kitab. Periode ini
melahirkan tokoh-tokoh ilmu syariat seperti Abu Bakar Al-Baqalani,
Syahabuddin Sahrawardi, Imam Ghazali, Abu Hasan Al-Mawardi,
Baihaqi, dan Ibnu Abi Thalib Al-Qisi.
4. Periode Abbisyah IV muncul pergesekkan politik dari Abasiyah ke
Ayyubiyah dan Fatimiyah yang memunculkan pengaruh besar bagi
umat Islam. Sehingga daerah-daerah yang dikuasai oleh Bani
Ayyubiyah dan Fatimiyah menjadi pusat dari kegiatan dakwah.
Periode ini menandai berkembangnya madrasah sebagai tempat
pembinaan para kader dakwah.

Dalam masa kepemimpinan Bani Abbasiyah selama 5 abad lamanya, tentu


dibutuhkan strategi ampuh untuk melanggengkan penyebaran dan perjalanan
dakwah yang dibangun pada masa dinasti ini. Berikut strategi dakwah yang
dibagi menjadi dua level:
1. Level Pemerintah dan Penguasa
Banyak penguasa di kalangan Dinasti Abbasiyah yang sangat
peduli dengan Islam, dan inilah yang menyebabkan Islam saat itu
berkembang sangat pesat. Pada masa keemasan Khalifah Abbasiyah
banyak ulama yang mencintai ilmu pengetahuan, sehingga mayoritas
10

masyarakat saat itu menghormati para ulama dan pujangga. Keturunan


dari para penguasa mendapatkan pedidikan khusus dari para ulama
dan pujangga tersebut. Para penguasa memfasilitasi para ulama dan
pujangga dalam ilmu pendidikan seperti penerjemahan berbagai ilmu
dari Bahasa lain ke Bahasa Arab, kemudian mereka melakukan
perluasan dan pembinaan wilayah dakwah
Sedangkan strategi dakwah yang dilakukan juga sangat variatif
dan mencakup semua lini kehidupan. Banyak aspek yang disentuh
oleh pemerintah dalam mengembangkan keislaman, di antaranya
aspek spiritual, ekonomi, budaya, sains, dll yang benar-benar mampu
menarik minat dunia untuk melihat Islam sebagai tonggak perubahan
dan pembangunan di banyak sektor. Berikut beberapa inovasi yang
dibangun pemerintah pada masa Dinasti Bani Abbasiyah pada bidang
dakwah sebagai berikut:10
- Pemerintah mendorong pembangunan sarana pendidikan, seperti
sekolah-sekolah. Saat itu banyak berdiri sekolah-sekolah di
berbagai daerah dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, di
antaranya madrasah Nizamiyah di Baghdad, di Basrah, Hara,
Balkan, di Mausil, dan ada juga di Isfahan serta kota-kota lainnya.
Sekolah yang dibangun itu mulai dari tingkat paling bawah hingga
Universitas.
- Pemerintah mendorong dan bahkan memfasilitasi usaha
mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan, mendorong untuk
melakukan penterjemahan ilmu dari naskah-naskah Yunani kuno
ke dalam bahasa Arab. Usaha ini sangat marak dilakukan pada
masa kejayaan Islam.
- Pemerintah menyediakan layanan sosial kemasyarakatan. Salah
satu bentuk layanan yang diberikan adalah mendirikan rumah

10
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah Masa

Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian, 2021, hal. 141


11

sakit. Adapun rumah sakit yang paling terkenal pada masa Dinasti
Abbasiyah adalah Rumah Sakit ‘Adudi yang berdiri di Bagdad.
- Memberikan kemudahan kepada jamaah haji yang ingin
berangkah ke Mekkah. Untuk memudahkannya, pemerintah
melakukan penggalian sumur di sepanjang jalan lintasan
perjalanan haji.

2. Level Masyarakat
Dakwah Islam pada masa Abbasiyah tidak pernah berhenti siang
malam, meskipun proses dakwahnya dilakukan secara konvensional,
yaitu ulama sebagai da’i (pelaku dakwah) melakukan aktifitasnya
dengan cara menyeru umat kepada kebaikan secara langsung.
Antusias mad’u (masyarakat sasaran dakwah) untuk belajar Islam dan
ilmu lainnya pada saat itu sangatlah tinggi, masjid dan sekolah-
sekolah yang didirikan penuh dengan berbagai macam kajian
keilmuan.
Aktivitas dakwah dan ilmiah sangat marak dilakukan di Baghdad,
karena masjid dan sekolah di penuhi dengan kajian ilmiah dengan
materi yang bervariasi. Materi yang paling menonjol pada saat itu
adalah tazkiyah al-nufus (pembersihan hati), peringatan tentang
akhirat. Para ulama juga mengajak masyarakat agar tidak mudah
terpengaruh oleh kehidupan dunia. Ajakan tersebut muncul sebagai
bentuk reaksi dari aksi kemewahan dan kemaksiatan yang terjadi pada
lingkup negara dan penguasa.11
Pergerakan dakwah pada saat Dinasti Abbasiyah berkuasa,
menggeliat sampai luar negeri. Tokoh ulama memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam mendorong niat dan mengokohkan keinginan
masyarakat untuk terus belajar. Masa kejayaan dinasti ini melahirkan

11
Ananda Yunia Nura Fraizill. dkk, Perkembangan dan Keruntuhan Dinasti Abbasiyah,

Dewaruci, 2020, hal.3


12

pakar ilmu Al-Qur’an, ahli hadist dan ahli-ahli disiplin ilmu lainnya
yang betul-betul mengabdikan diri untuk penegakkan Islam.

Berbicara mengenai dakwah, pada masa Dinasti Bani Abbasiyah


ditemukan banyak variasi dakwah yang coba disampaikan dan disebarluaskan
pada masa ini. Konten dakwah yang dimaksud adalah berupa Al-Qur’an dan
Hadits nabi. Selain itu yang termasuk dalam kategori pesan dakwah antara lain
fatwa sahabat, pendapat para ulama, karya sastra, kisah hikmah, berita dan hasil
kajian-kajian ilmiah. dakwah pada masa itu juga bersifat komprehensif atau
menyeluruh sebab perjalanan dakwahnya tidak hanya menyasar kaum
muslimin, tetapi juga sampai kepada nonmuslim. Hal ini ditandai dengan
banyaknya pemeluk agama lain yang kemudian beriman kepada Allah tanpa
paksaan, seperti masuk Islamnya orang-orang Kristen dari Syiria, kemudian
juga masuk Islamnya penganut dari Zoroaster. Nama lain yang masuk Islam
dari penganut Manichean adalah Ali ibn Sahl Rabban, al Tabari ibn Rustah dan
al-Battani, mereka ini sebelumnya merupakan peneliti non-muslim.
Strategi penyebaran dakwah lainnya adalah tentang tasawwuf. Ilmu ini juga
merupakan hasil tafsiran dari Al-Qur’an, hadits, dan kalimat-kalimat hikmah
dari banyak sumber. Pergerakan dakwah dalam masalah yang satu ini tergolong
ramai diminati, terlebih lagi ketika para penguasa sudah mulai larut dengan
kemegahan dunia. 12 Pada saat itu halaqah-halaqah tasawuf banyak didatangi,
agar ada kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Konten tasawuf
sangat berbuka terhadap budaya lokal, sehingga kehadirannya pun mendapat
sambutan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Dakwah selanjutnya adalah tentang teologi. Cabang ilmu yang satu ini
terbilang kontroversial dalam masyarakat. Konten ini pada mulanya digaungkan
oleh orang-orang dari kalangan Mu’azilah. Masalah teologi ini menjadi alat
untuk mendebat dan membantah orang-orang Kristen tentang trinitasnya,

12
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah Masa

Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian, Adabiya, 2021, hal. 142


13

Manichean, materialism, dan juga dualisme. Namun pada akhirnya konsep


tersebut ternodai oleh ambisi. Setelah khalifah berganti dengan yang tidak
menganut paham teologi, aliran ini kemudian mendapat tekanan dari
pemerintah, dan berusaha dilenyapkan. 13

C. Masa Keemasan dan Kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah

Selama dinasti ini berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-


beda sesuai dengan politik, sosial, dan kultur budaya yang terjadi pada masa-
masa tersebut. Daulah Abbasiyah mencapai puncak keemasan atau sering
disebut dengan masa the golden age dan masa kemunduran.
1. Masa Keemasan Bani Abbasiyah
Masa lima abad kekhilafan Abbasiyah merupakan masa
perkembangan Islam. Dinasti ini kurang berminat terhadap
penaklukan sebagaimana pada Dinasti Ummayah, tetapi pada Dinasti
Abbasiyah ini lebih berminat besar pada pengetahuan dan masalah
dalam negeri. Abad X Masehi disebut abad pembangunan daulah
islamiyah, ketika dunia Islam, mulai Kordoba di Spanyol sampai
Multan di Pakistan, mengalami pembangunan dalam segala bidang,
terutama ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dunia Islam sewaktu
itu dalam keadaan maju, jaya, dan makmur. 14 Namun, dunia Barat
masih dalam keadaan tertinggal dan primitif. Dengan adanya agama
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW telah menimbulkan
dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru, yaitu
kebudayaan Islam. Adapun bidang keilmuan yang berkembang pesat
pada masa Bani Abbasiyah, yakni:
- Penerjemahan

13
Mahlil, Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah Masa

Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian, Adabiya, 2021, hal. 143


14
Nurtanti, A., Masa The Golden Age Dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah. JHCJ, 2021,
hal. 74
14

- Bidang ilmu pengetahuan (kebangkitan intelektual)


- Bidang keagamaan
- Bidang ekonomi
- Bidang social
- Bidang militer
- Bidang politik

2. Masa Kemunduran Bani Abbasiyah


Seperti roda kehidupan, masa keemasan Bani Abbasiyah tidak abadi
dan mengalami kemunduran. Kemunduruan yang terjadi pada masa
ini dipengaruhi oleh beragam faktor seperti:
- Faktor Internal
 Adanya penguasa lemah yang sulit mengendalikan wilayah
luas ditambah sistem komunikasi masih sangat lemah dan
belum maju menyebabkan lepasnya daerah satu per satu.
 Kecenderungan para penguasa untuk hidup mewah, mencolok,
dan foya-foya, yang diikuti oleh para hartawan dan anak-anak
pejabat yang turut menyebabkan roda pemerintahan terganggu
dan rakyat menjadi miskin. Dualisme pemerintah, secara de
jure dipegang oleh Abbasiyah, tetapi secara de facto
digerakkan oleh tentara profesional asal Turki yang semula
diangkat oleh Al-Muktasin untuk mengambil kendali
pemerintahan.
 Praktik korupsi oleh penguasa diiringi munculnya nepotisme
yang tidak profesional diberbagai provinsi.
 Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Makmun secara jelas
membagi Abbasiyah menjadi dua kubu, yaitu kubu Arab dan
Persia, menyebabkan pertentangan Arab dan non-Arab,
perselisihan antara muslim dengan non-muslim, serta
perpecahan di kalangan umat Islam sendiri.
15

- Faktor Eksternal
 Pola hidup mewah dikalangan pemimpin yang seakan-akan
berlomba- lomba dari pemimpin sebelumnya. Terlebih lagi
sistem pergantian penguasa yang turun temurun menjadikan
persaingan diantara keluarga kerajaan.
 Perang Salib. Abbasiyah mendapatkan serangan secara tidak
langsung dari pasukan Salib di dunia Barat yang terjadi pada
tahun 1095 M. Perang ini terjadi karena kekalahan tentara
Romawi, dan kebencian itu bertambah setelah Dinasti Seljuk
menerapkan aturan yang menyulitkan kaum Kristen untuk
berziarah kesana. Sehingga Paus Urbanus II menyerukan
kepada umat Kristen Eropa untuk melakukan perang salib, dan
mereka berhasil menguasai Baitl Maqdis, Eddesa, Nicea,
Tripoli, Akka, dan Kota Tyre
 Serangan Mongolia. Abbasiyah memperoleh serangan secara
langsung dari orang-orang Mongol yang berasal dari Timur ke
wilayah kekuasaan Islam. Orang-orang Mongolia menguasai
Khurasan, Persia dan negeri-negeri di Kawasan Asia Tengah.
Pada Januari 1258 M Hulagu Khan menghancurkan tembok
ibukota, membakar kota Baghdad dan melakukan
pembunuhan terhadap Khalifah Al-Mu’tashim, para pemimpin
Fuqaha, dan orang-orang lainnya dengan jumlah korban yang
mencapai dua juta orang. Pembunuhan tersebut berlangsung
selama 40 hari.15 Terbunuhnya Khalifah Al-Mu.tashim
menandai babak akhir dari Dinasti Abbasiyah.
Keganasan Mongol menghancurkan peradaban yang telah
dibangun selama lima abad seakan-akan kejayaan, kebesaran,

15
Fauzi, S. A. J., Peradaban Islam; Kejayaan Dan Kemundurannya, Al-Ibrah, 2021, hal.
19
16

keagungan, serta kemegahan kota Baghdad yang menjadi


pusat pemerintahan Bani Abbasiyah hanyalah kenangan manis
yang hanyut dibawa aliran sungai Tigris setelah bangsa
Mongol berhasil membumi hanguskan kota itu dengan
menghancurkan kota dan istana serta memabakar buku-buku
yang ada di perpustakaan terbesar kala itu yaitu Baitul Hikmah
dan menghanyutkannya ke sungai Tigris sehingga aliran
airnya berubah warna menjadi hitam dikarenakan lunturnya
tinta-tinta yang ada di buku.16

16
Fauzi, S. A. J., Peradaban Islam; Kejayaan Dan Kemundurannya, Al-Ibrah, 2021, hal.
19
17

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdirinya Dinasti Abbasiyah berawal sejak runtuhnya kekuasaan Bani


Umayyah di Damaskus. Selama Pemerintahan berlangsung, Dinasti Abbasiyah
melakukan dakwah melalui dua lingkup, yaitu lingkup pemerintah & penguasa dan
lingkup masyarakat.

Dinasti Abbasiyah mengalami banyak kemajuan yang pesat di berbagai


bidang seperti penerjemahan, ilmu pengetahuan, keagamaan, ekonomi, sosial,
militer dan politik sehingga masa ini dijuluki The Golden Age. Dibalik itu,
kesuksesan dinasti ini tidak lepas dari peran dan strategi yang diterapkan untuk
mencapai masa kejayaan Islam. Sedangkan masa keruntuhan Dinasti Bani
Abbasiyah sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.

B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menjadi bahan bacaan,


rujukan serta menambah wawasan bagi pembaca terkait problematika dakwah pada
masa Dinasti Bani Abbasiyah yang berkembang pada saat itu. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari adanya kekurangan, maka saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah kedepannya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Ananda Yunia Nura Fraizilla, d., 2022. Perkembangan Dan Keruntuhan Dinasti
Abbasiyah. Dewaruci, 1(2), pp. 1-7.

Fauzi, S. A. J., 2021. Peradaban Islam; Kejayaan Dan Kemundurannya. Al-Ibrah,


6(2), pp. 1-23.

Hasibuan, S. S., n.d. Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah (650
M – 1250 M). Edu-Riligia, 5(4), pp. 353-374.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/13/200000979/gerakan-dakwah-
pada-masa-dinasti-abbasiyah?page=all.

Mahli, 2021. Kaitan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Aspek-Aspek Dakwah


Masa Dinasti Abbasiyah Dalam Konteks Kekinian. Adabiya, 23(1), pp. 136-153.

Nunzairina, 2020. Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan Dan


Kebangkitan Kaum Intelektual. Juspi, 3(2), pp. 93-103.

Nurtanti, A., 2023. MASA The Golden Age Dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah.
JHCJ, 5(2), pp. 70-81.

Rafiq, M 2022. Strategi Dakwah Pada Masa Dinasti Bani Abbasiyah (Pendekatan
Komunikasi Politik, Sosial Budaya, Ekonomi Dan Ilmu Pengetahuan). Hikmah,
16(1), pp. 145-162.

Zakariya, D. M., 2018. Sejarah Peradaban Islam (Prakenabian hingga Islam di


Indonesia). 1 ed. Malang: Intrans Publishing.

Anda mungkin juga menyukai