Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Di ajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah SPI

Dosen : NURKHOLIJAH, M.A

Disusun Oleh : PGMI A SEM III

CAROLIN AZWELFIS ADINDA 2019.176


ANNISA PUTRI 2019.172

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
RAUDHATUL AKMAL
TA 2020/2021
1
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI
ABBASIYAH

A. Pendahuluan
Puji syukur kepada Allah SWT serta sholawat kepada Rasulullah
Muhammad Saw.kami dari kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah" dari
tugas mata kuliah SPI.
Dalam sejarahnya pendidikan Islam telah mengalami pasang
surut.Dari zaman Rasulullah Saw hingga 3 rezim. Sesudahnya
(kekhalifahan Rasyyidin,Daulah Ummayyah dan Abbasiyah) masing-
masing dengan karakteristik oerkembanganya yang beragam sesuai
dinamika yang berkembang pada masa itu.Masa keemasan Islam atau
sering disebut peradaban Islam dalam bidang pendidikan pada masa
Daulah Abbasiyah .Sebuah rezim yang dalam sejarah Islam dinisabkan
dari nama silsilah keluarga nabi Muhammad Saw,al-abbas (paman
nabi).Kemajuan yang pesat diperoleh dinasti Abbasiyah dalam berbagai
bidang kehidupan pada masa itu untuk membandingkan dengan peradaban
Islam kini secara jujur diakui,belum tertandingi
Adapun yang akan dibahas pada makalah kami yaitu sejarah
berdirinya dinasti Abbasiyah,tujuan pendidikan, tingkatan-tingkatan
pengajaran,perkembangan ilmu pengetahuan,kurikulum pendidikan,
kemajuan dan kemunduran masa dinasti abbasiyah.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput dari
kekurangan.dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf.semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi bagi perkembangan
kemajuan ilmu pendidikan Islam,khususnya bagi mahasiswa jurusan
PGMI.

1
2

B. Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah


Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah,
sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah,
dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti
ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn
Abdullah Ibn Al-Abbas.Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu
yang panjang dari tahun 132 H ( 750 M) s.d 656 H (1258 M).1 Selama
dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda
sesuai dengan perubahan politik, social, dan budaya. Berdasarkan
perubahan pola pamerintahandan politik itu, parasejarawan membagi masa
kekuasaan Daulah Abbasiyah dalam lima periode 2 yaitu :
1. Periode I (132 H/750 M – 232 H/ 847 M) masa pengaruh
Persia Pertama
2. Periode II (232 H/ 847 M – 334 H/ 945 M) Masa pengaruh
Turki Pertama
3. Periode III (334 H/945 M – 447 H/ 1055 M) masa
kekuasaan Dinasti Buwaihi, pengaruh persi kedua.
4. Periode IV (447 H/ 1055 M – 590 H/ 1194 M) masa bani
saljuk, pengaruh Turki kedua.
5. Periode V (590 H/1104 M – 656 M/ 1250 M) masa
kebebasan dari pengaruh dinasti lain.
Daulah Abbasiyah mencapai puncak keemasan dan kejayaannya
pada periode I, para kholifah pada masa periode I dikenal sebagai tokoh
yang kuat, pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus.Kemakmuran
masyarakat pada saat ini mencapai tingkat yang tinggi.Popularitas Daulah
Abbasiyah mencapai puncaknya pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: rajawali pers, 2010), hlm 49
2
Bojena Gajane Stryzeswska, Tarikh al Daulat al Islamiyah, (Beirut : al Maktab al Tijari ,1997),hlm
360
3

(786 M-809 M) dan putranya Al-Makmun (813 M-833 M). Kekayaan


yang dimiliki khalifah Harun Al-Rasyid dan putranya Al-Makmun
digunakan untuk kepentingan social seperti: lembaga pendidikan,
kesehatan, rumah sakit, pendidikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
serta kesusastraan berada pada zaman keemasan. Al-makmun khalifah
yang cinta kepada ilmu dan banyak mendirikan sekolah.3
Menurut Ahmad Syam, sebagaimana yang dikutip oleh Samsul
Nizar dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pendidikan Islam” bahwa
faktor-faktor pendorong berdirinya Daulah Abbasiyah dan penyebab
suksesnya, adalah sebagai berikut: 4
1. Banyak terjadi perselisihan antara bani Umayyah pada
decade terakhir pemerintahannya, di antara penyebabnya
yaitu memperebutkan kursi kekahalifahan dan harta.
2. Pendeknya masa jabatan khalifah di akhir-akhir
pemerintahan bani Umawiyah, seperti khalifah Yazid bin
Al-Walid lebih kurang memerintah sekitar 6 bulan.
3. Putra mahkota lebih dari jumlah satu orang seperti yang
dikerjakan oleh Marwan bin Muhammad yang menjadikan
anaknya Abdullah dan Ubaidillah sebagai putra mahkota.
4. Bergabungnya sebagian afrad keluarga Umawi kepada
madzhab-madzhab agama yang tidak benar menurut
syari’ah, seperti Al-Qadariyah.
5. Hilangnya kecintaan rakyat pada akhir-akhir pemerintahan
bani Umawiyah.
6. Kesombongan pembesar-pembesar bani Umawiyah pada
akhir pemerintahannya.
7. Timbulnya dukungan dari Al-Mawali (non-Arab)

3
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta. Kencana, 2008), hlm 11
4
Ahmad Syam, Daulah Al-Islamiyah fi Al-‘Asry Al-Aabasy Al-Awal,( Maktabah Al Jalu Al Misriyah,
1986)
4

Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan


gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani
Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan-
gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi
al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan
konflik antarbangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat
dipadamkan.
Gerakan bani Abbasiyah dilakukan melalui dua tahap, tahap
pertama dilakukan dengan cara rahasia oleh Muhammad Ibn Ali mulai
tahun 100 – 127 H tahap ke dua dilakukan dengan cara terang terangan
yaitu mulai tahun 127 H5

C. Tujuan pendidikan pada masa Abbasiyah


Pada masa Nabi masa khoilfah rasyidin dan umayah, tujuan
pendidikan satu saja, yaitu keagamaan semata. Mengajar dan belajar
karena Allah dan mengharap keridhoan-Nya. Namun pada masa abbasiyah
tujuan pendidikan itu telah bermacam-macam karena pengaruh masyarakat
pada masa itu. Tujuan itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tujuan keagamaan dan akhlak
Sebagaiman pada masa sebelumnya, anak-anak dididik dan
diajar membaca atau menghafal Al-Qur’an, ini merupakan
suatu kewajiban dalam agama, supaya mereka mengikut
ajaran agama dan berakhlak menurut agama.
2. Tujuan kemasyarakatan
Para pemuda pada masa itu belajar dan menuntut ilmu
supaya mereka dapat mengubah dan memperbaiki
masyarakat, dari masyarakat yang penuh dengan kejahilan
menjadi masyarakat yang bersinar ilmu pengetahuan, dari

5
Syukur Fatah, Sejarah Peradaban Islam, (semarang : Pustaka Rizki putra : 2009), hlm.80
5

masyarakat yang mundur menuju masyarakat yang maju


dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ilmu-
ilmu yang diajarkan di Madrasah bukan saja ilmu agama
dan Bahasa Arab, bahkan juga diajarkan ilmu duniawi yang
berfaedah untuk kemajuan masyarakat.
3. Cinta akan ilmu pengetahuan
Masyarakat pada saat itu belajar tidak mengaharapkan apa-
apa selain dari pada memperdalam ilmu pengetahuan.
Mereka merantau ke seluruh negeri islam untuk menuntut
ilmu tanpa memperdulikan susah payah dalam perjalanan
yang umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau
mengendarai keledai. Tujuan mereka tidak lain untuk
memuaskan jiwanya untuk menuntut ilmu.
4. Tujuan kekuasaan
Pada masa itu mereka menuntut ilmu supaya mendapatkan
penghidupan yang layak dan pangkat yang tinggi, bahkan
kalau memungkinkan mendapat kemegahan dan kekuasaan
di dunia ini, sebagaimana tujuan sebagian orang pada masa
sekarang ini.6

D. Tingkat-tingkat Pengajaran
Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiri dari beberapa tingkat, yaitu:
1. Tingkat sekolah rendah, namanya Kuttab sebagai tempat
belajar bagi anak-anak. Di samping Kuttab ada pula anak-
anak belajar di rumah, di istana, di took-toko dan di
pinggir-pinggir pasar. Adapun pelajaran yang diajarkan
meliputi: membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, pokok-
pokok ajaran islam, menulis, kisah orang-orang besar islam,

6
Mamud Yunus. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: PT. Hidakarya Agung: 1990) Hlm. 46
6

membaca dan menghafal syair-syair atau prosa, berhitung,


dam juga pokok-pokok nahwu shorof ala kadarnya.7
2. Tingkat sekolah menengah, yaitu di masjid dan majelis
sastra dan ilmu pengetahuan sebagai sambungan pelajaran
di kuttab. Adapun pelajaran yang diajarkan melipuri: Al-
Qur’an, bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, Shorof,
Balaghoh, ilmu pasti, Mantiq, Falak, Sejarah, ilmu alam,
kedokteran, dan juga music.
3. Tingkat perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di
Bagdad dan Darul Ilmu di Mesir (Kairo), di masjid dan
lain-lain. Pada tingkatan ini umumnya perguruan tinggi
terdiri dari dua jurusan: Jurusan ilmu-ilmu agama dan
Bahasa Arab serta kesastraannya. Ibnu Khaldun
menamainya ilmu itu dengan Ilmu Naqliyah. Ilmu yang
diajarkan pada jurusan ini meliputi: Tafsir Al-Qur’an,
Hadits, Fiqih, Nahwu, Sharaf, Balaghoh, dan juga Bahasa
Arab.
Jurusan ilmu-ilmu hikmah (filsafat), Ibnu Khaldun
menamainya dengan Ilmu Aqliyah. Ilmu yang diajarkan
pada jurusan ini meliputi: Mantiq, ilmu alam dan kimia,
Musik, ilmu-ilmu pasti, ilmu ukur, Falak, Ilahiyah
(ketuhanan), ilmu hewan, dan juga kedokteran.8

E. Perkembangan ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah


Pada masa abbsiyah ini terdapat perkembangan ilmu pengetahuan, antara
lain sebagai berikut:

7
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2008). Hlm. 54
8
Musyrifah Sunanto. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta:
Prenada Media: 2004),Hlm. 57.
7

1. Menerjemahkan buku-buku dari bahasa asing (Yunani,Syiria


Ibrani, Persia, India, Mesir, dan lain-lain) ke dalam bahasa Arab.
Buku-buku yang diterjemahkan meliputi ilmu kedokteran, mantiq
(logika), filsafat, aljabar, pesawat, ilmu ukur, ilmu alam, ilmu
kimia, ilmu hewan, dan ilmu falak.
2. Pengetahuan keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah
hadis, tafsir, dan ilmu bahasa semakin berkembang karena di
zaman Bani Umayyah usaha ini telah dirintis. Pada masa ini
muncul ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali, Imam Bukhari, Imam
Muslim, Hasan Al Basri, Abu Bakar Ar Razy, dan lain-lain.9
3. Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum muslim dapat
mempelajari ilmu-ilmu ilmu-ilmu itu langsung dalam bahasa arab
sehingga muncul sarjana-sarjana muslim yang turut memperluas
peyelidikan ilmiah, memperbaiki atas kekeliruaan pemahaman
kesalahan pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-pendapat
atau ide baru.
4. Pada masa bani Abbasiyah, juga terjadi kemajuaan di bidang
perdagangan dan melalui ketiga kota ini dilakukan usaha ekspor
impor. Hasil idustri yang diekspor ialah permadani, sutra, hiasan,
kain katun, satin, wool, sofa, perabot dapu atau rumah tangga, dan
lain-lain.
5. Bidang pendidikan mendapat perhatian yang sangat besar. Sekitar
30.000 masjid di Bagdad berfungsi sebagai lembaga pendidikan
dan pengajaran pada tingkat dasar. Perkembangaan pendidikan
pada masa bani abbasiyah dibagi 2 tahap. Tahap pertama (awal
abad ke-7 M sampai dengan ke-10 M ) perkembangan secara
alamiah disebut juga sebagai system pendidikan khas Arabia.

9
Zuhairini, Moh. Kasiran. dkk. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: DEPAG : 1985) Hlm. 88
8

Tahap kedua (abad ke 11) kegiatan pendidikan dan pengajaran


diatur oleh pemerintah dan pada masa ini sudah dipengaruhi unsur
non-Arab.10

F. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Abbasiyah


Kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan Islam saat itu,
yaitu : pertama, kurikulum pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari
pelajaran membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prinsip dasar
Matematika dan pelajaran syair. Ada juga yang menambahnya dengan
mata pelajaran nahwu dan cerita-cerita. Ada juga kurikulum yang
dikembangkan sebatas menghapal Al-Quran dan mengkaji dasar-dasar
pokok agama.
Berikut sebuah riwayat yang bisa memberikan gambaran tentang
kurikulum pendidikan pada tingkat dasar pada saat itu. Al Mufadhal bin
Yazid menceritakan bahwa pada suatu hari ia berjumpa seorang anak-anak
laki dari seorang baduwi. Karena merasa tertarik dengan anak itu,
kemudian ia bertanya pada ibunya. Ibunya berkata kepada Yazid:
“…apabila ia sudah berusia lima tahun saya akan menyerahkannya kepada
seorang muaddib (guru), yang akan mengajarkannya menghapal dan
membaca Al-Quran lalu dia akan mengajarkannya syair. Dan apabila dia
sudah dewasa, saya akan menyuruh orang mengajarinya naik kuda dan
memanggul senjata kemudian dia akan mondar-mandir di lorong-lorong
kampungnya untuk mendengarkan suara orang-orang yang minta
pertolongan…”.
Kedua, kurikulum pendidikan tinggi. Pada pendidikan tinggi, kurikulum
sejalan dengan fase dimana dunia Islam mempersiapkan diri untuk
memperdalam masalah agama, menyiarkan dan mempertahankannya.
Akan tetapi bukan berarti pada saat itu, yang diajarkan melulu agama,

10
Ibid. Hlm. 99
9

karena ilmu yang erat kaitannya dengan agama seperti bahasa, sejarah,
tafsir dan hadis juga diajarkan.11

G. Kemajuan Masa Bani Abbasiyah


Masa ini adalah masa keemasan atau kejayaanumat islam sebagai pusat
duniadalam berbagai aspek peradaban :
1. Administasi pemerintahan
2. System organisasi militer
3. Administrasi wilyah pemerintahan
4. Pertanian, perdagangan dan industry
5. Kajian dalam bidang kedokteran astronomi, matematika geografi
dll
6. Pendidikan, kesenian,seni music dan arsitek12

H. Kemunduran Dinasti Abbasiyah


Faktor – Faktor Penyebab Kemunduran13
1. Faktor Intern
a. Kemewahan hidup di kalangan penguasa
b. Perebutan kekuasaan antara eluarga bani abbasiyah
c. Konflik keagamaan
2. Faktor Ekstern
a. Banyaknya Pemberontakan
b. Dominasi bangsa turki
c. Dominasi bangsa Persia

11
Ibid, hlm. 100.
12
Dedi supriyadi, Sejarah Peradaban Islam ,(Bandung : Cv pustaka setia : 2008) hlm .130
13
Ibid, hlm.137 - 139
10

I. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan tentang “Pendidikan Islam Masa Abbasiyah” ,
maka dapat disimpulkan:
1. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah.Puncak keemasan dan kejayaannya terjadi
pada periode I terutama pada masa Khalifah Harun al
Rasyid(786M-809M) dan putranya al-Makmum (813M-833M)
yang sangat fokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
lembaga pendidikan.
2. Lembaga-lembaga pendidikan baik yang sudah ada sebelumnya
kemudian dilanjutkan pada masa Abbasiyah diantaranya : a).
Kuttab b). pendidikan rendah istana c). Rumah-rumah para ulama’
d). rumah sakit e). perpustakaan dan f). masjid.
3. Kemajuan pendidikan Islam dapat dilihat dari metode-metode dan
materi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Metode
pendidikan yang digunakan ada tiga macam : 1) metode lisan,
dengan system imla, ceramah, qira’ah dan diskusi. 2). Metode
menghafal, dimana murid-murid diharuskan membaca berulang-
ulang pelajarannya sampai melekat dibenak mereka. 3). Metode
tulisan, yaitu pengkopian karya-karya ulama. Materi pelajaran
yang digunakan ada yang bersifat wajib (ijbari) dan bersifat pilihan
(ikhtiari). Materi yang bersifat wajib ialah : Al-Qur’an, shalat,
do’a, sedikit ilmu nahwu dan bahasa arab dan membaca dan
menulis. Sedangkat materi yang bersifat pilihan ialah : berhitung,
semua ilmu nahwu dan bahasa arab secara keseluruhan, sya’ir-
sya’ir dan riwayat/ tarikh Arab.
4. Pada masa Abbasiyah muncul ilmuwan-ilmuwan muslim yang
turut memperluas dan mengembangkan metodologi untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Sehingga tumbuhlah sarjana-
sarjana yang ahli sesuai bidang keilmuan yang dimiliki,
11

diantaranya : Alfarabi, Ibnu Sina, Al-farghani, Abu Hanifah, Malik


bin Anas, Al-Syafi’ie Bukhari dan Muslim, Rabi’ah Al- Adawiyah
dan Ahmad bin Hambal, dan banyak lagi yang lainnya.
5. Kurikulum pendidikan Pada Masa Bani Abbasiyah yaitu : pertama,
kurikulum pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari pelajaran
membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prinsip dasar
Matematika dan pelajaran syair
6. Kemajuan Bani Abbasiyah : Masa ini adalah masa keemasan atau
kejayaanumat islam sebagai pusat duniadalam berbagai aspek
peradaban : Administasi pemerintahan .System organisasi
militer,Administrasi wilyah pemerintahan ,Pertanian, perdagangan
dan industri ,Kajian dalam bidang kedokteran astronomi,
matematika geografi dll ,Pendidikan, kesenian,seni music dan
arsitek
7. Kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah karena lemahnya semangat
patriotism Negara menyebabkan jiwa jihad yang di ajarkan islam
tidak berdaya lagi, fanatic mazhab persaingan dan perebutan yang
tiada henti.

Demikianlah sedikit uraian tentang Sejarah Pendidikan Islam pada


masa Abbasiyah. Tentunya tulisan ini masih sangat jauh untuk
mengungkap secara detail dan sempurna tentang Sejarah Pendidikan Islam
pada masa Abbasiyah. Untuk itu penulis yakin makalah ini masih
membutuhkan banyak koreksi dan masukan. Sebagai penutup penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Daftar Pustaka

http://ab-dina.blogspot.com/2012/10/makalah-pendidikan-islam-masa-abbasiyah.html
Muchtarom, Zuhairi, 1995, Sejarah pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam.
Jakarta: Prenada Media.
Supriyadi Dedi. 2008 Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Cv Pustaka Setia
Syukur , Fatah.2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Yunus, Mamud. 1990. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.
Zuhairini, Moh. Kasiran. dkk. 1985. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: DEPAG.

12

Anda mungkin juga menyukai