Anda di halaman 1dari 5

DINASTI BANI ABASSIYAH

BAB 1
A. PENDAHULUAN
Peradaban islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah
Abbasiyah. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju yang diawali
dengan penerjemahan naskah asing terutama yang berbahasa Yunani ke
dalam bahasa Arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan
dan terbentuknya mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah
dari kebebasan berfikir. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang
paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah
tidak meragukan hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti
Abbasiyah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan


Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri
dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi
Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah
Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di
Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal
3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung
dari tahun 750-12 ( Ratu Suntiah dan Maslani, 1997:44).

Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.


Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala
pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan
pasukan Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah) yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu
bangkitlah kekuasaan Abbasiyah (A. Syalabi. 2008: 175).

Pada masa inilah masa kejayaan Islam yang mengalami puncak


keemasan pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang
mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan
sistem pemerintahannya.1

1
Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/233-Article%20Text-706-1-10-20170207.pdf
B. SEJARAH DINASTI ABBASIYYAH
Landasan garis Abbasiyah dimulai dengan runtuhnya tradisi Umayyah
yang mendorong runtuhnya garis Umayyah di Damaskus. Dengan segala
bentrokan yang ada di dalam tubuh kaum Bani Umayyah, membuat kaum
Abbasiyah tampil sebagai pengganti wibawa kaum Muslimin. Konfrontasi
pemberontakan otoritas Abbasiyah terhadap Bani Umayyah mendapat
kepekaan yang sangat besar dari masyarakat, terutama dari kalangan
Syi'ah. Dorongan tersebut datang karena adanya jaminan untuk
mendirikan kembali ekuitas seperti yang dilakukan oleh
Khulafaurrasyidin.

Daulah Abbasiyah dibangun, benar-benar atas dasar penyalahgunaan


pemegang kendali daulah Umayyah seperti pelanggaran, tandan, suku,
klan dan sahabat, serta penganiayaan terhadap Syiah, Hasyimiyah dan
pengucilan terhadap Muslim Ajam. Pada saat itu ada perkembangan
bawah tanah untuk membantahnya. Di sisi lain, penting bagi Umayyah,
bahwa dia adalah orang pertama yang menahan penjara bagi mereka yang
terbukti bersalah setelah dijatuhi hukuman dalam persidangan itu. Saat itu,
ijtihad dilaksanakan seluas-luasnya tanpa terikat oleh satu rang pun,
memang dalam "al-Qadha fi al-Islām" disebutkan bahwa qadhi memilih
kasus-kasus tanpa muatan positif atau ijma "ulama pendahulu, baik di
dalam kerangka
melihat atau dalam bingkai ijtihad.Namun jika dia mengalami kesusahan,
maka dia meminta bantuan dari ahli hukum Mesir dan dari antara mereka
banyak yang dibimbing oleh khalifah dan wali dalam hal ini memutuskan
lihat. (Muhammad Salam Madkur). 2

2
Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/22-Article%20Text-46-1-10-20211103.pdf
BAB 2
A. KHALIFAH – KHALIFAH DINASTI ABBASIYAH
Dalam perkembangannya Daulah Abbasiyah dibagi menjadi lima
periode
yakni, Periode Pertama (750 M. - 847 M.), yang para khalifah Abbasiyah
berkuasa penuh. Periode Kedua (847 M. - 945 M.) disebut periode
pengaruh
Turki. Periode Ketiga (945 M. - 1055 M.) pada masa ini daulah Abbasiyah
di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Periode Keempat (1055 M.-l194 M.)
dalam periode ini ditandai dengan kekuasaan Bani Saljuk atas Daulah
Abbasiyah. Periode Kelima (1194 M.-1258 M.) periode ini khalifah
Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan dinasti tertentu, mereka
merdeka berkuasa akan tetapi hanya di Baghdad dan sekitarnya.

Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa


keemasannya. Secara politis, para khalifah adalah tokoh yang kuat dan
merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain,
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir,
pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun
filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Sebenarnya zaman
keemasan Bani Abbas telah dimulai sejak pemerintahan Khalifah Abu
Ja’far al-Mansur serta pada masa Khalifah al-Mahdi (775-785 M.), akan
tetapi popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada masa
khalifah Harun al- Rashid (786-809 M.) dan putranya al-Ma’mun (813-
833 M.)

Kekayaan banyak dimanfaatkan Harun al-Rashid untuk keperluan sosial.


Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter dan farmasi didirikan. Pada
masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping
itu, pemandian- pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial,
kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta
kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. 3

3
Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/22-Article%20Text-46-1-10-20211103.pdf
B. KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN

1. Bidang Ilmu Agama


Selain gerakan penerjemahan, kemajuan ilmu dan
peradaban Era Abbasiyah juga ditandai dengan berkembangnya
ilmu - ilmu keislaman, ilmu sosial dan sains.Di bidang ilmu -
ilmu agama, Era Abbasiyah mencatat dimulainya
sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti Tafsir, Hadits dan
Fiqh.Khususnya sejak tahun 143 H, para ulama mulai
menyusun buku dalam bentuknya yang sisitematis baik di
bidang ilmu Tafsir, Hadits maupun Fiqh.
2. Bidang Sains dan Teknologi
Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam di Era Abbasiyah
diistilahkan dengan `ulūm naqliyah saja, melainkan juga disertai
dengan kemajuan ilmu - ilmu sains dan teknologi (`ulūm
aqliyah).
Bahkan jika dicermati, kemajuan sains di dunia Islam mendahului
perkembangan ilmu filsafat yang juga berkembang pesat di era
Abbasiyah. Hal ini bisa jadi merupakan buah dari
kecenderungan bangsa Arab saat itu yang lebih mengutamakan
penerjemahan buku - buku sains yang memiliki implikasi
kemanfaatan secara langsung bagi kehidupan mereka (dzāt al -atsar
al - māddi fī
hayātihim) dibanding buku - buku olah pikir (filsafat).
3. Bidang Filsafat
Sebagai bias dari penerjemahan bahasa Yunani maka,
melahirkan filosof Muslim seperti al - Kindi (w. 252 H), al -
Farabi (w. 337 H), Ibnu Sina (w. 428 H). Dari kajian filsafat
yang memadai, melahirkan ilmuwan Islam yang popular, seperti
ilmuwan astronomi yang menemukan astrolabe, alat pengukur
ketinggian bintang yang dipelopori oleh al - Farazi (w. 777
M). Ilmuwan lain adalah Umar Khayan, al - Bantani, al - Biruni
dan lain - lain. Sedang dalam bidang matematika yang popular
adalah al - Khawarizmi (850 M).
4. Perkembangan Dalam Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, pendidikan anak dimulai di
rumahnya masing - masing. Ketika si anak mulai berbicara, si
ayah wajib mengajarinya untuk untuk mengucapkan kalimat
tauhid. Dan ketika ia berumur enam tahun ia mesti diajari
untuk melaksanakan shalat wajib. Pada usia itu pulalah
dimulainya pendidikan formal. 19 Sebelum dinasti Bani
Abbasiyah, pusat kegiatan dunia Islam selalu bermuara pada
masjid. Masjid dijadikan center of education. 4

4
Sumber : https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_hikmah/article/view/12088/pdf

Anda mungkin juga menyukai