PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
J. Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Amazah, 2018), 181.
2
Akbar S. Ahmed, Tinjauan Sejarah dan Sosiologi (Jakarta: Erlangga, 1992), 44.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Peradaban Islam (Filsafat dan
Ilmu Pengetahuan) pada masa Abbasiyah
2. Untuk memahami Figur-figur filosof dan tema-tema pemikiran
filsafat pada masa Abbasiyah
3. Untuk mengetahui Figur-figur ilmuan Muslim pada masa
Abbasiyah
3
Din. Muhammad Zakariya, Sejarah Peradaban Islam (Malang : Madani Media, 2018), 157.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
J. Suyuti Pulungan, op.cit, 189.
5
Ratu Suntiah, Sejarah Peradaban Islam (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2019), 138.
4
6
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1 (Jakarta: UI Press, 2001), 65.
7
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, Jilid 2 (Cairo: Al-Nadlah al-Mishriyyah, 1970), 321.
5
8
Abdul Mun’im Majid, Tarikh al-Hadloroh al-Islamiyah fi al-Ashr al-Wustha (Cairo: Maktabah
al- Injili al-Mishiriyyah, 1978), 147.
9
Bait al-Hikmah bukan hanya sebagai pusat penerjemahan tetapi akademi yang dilengkapi
perpustakaan, mengutamakan cabnag-cabang ilmu pengetahuan: kedokteran, matematika, optic,
geografi, fisika, astronomi, sejarah dan filsafat.
10
Philip K. Hitti, History of Arabs (London: The Machmillan Press Ltd, 1970), 119.
6
11
Ahmad Y.Alhasan dan Donald R Hill, Teknologi dalam Sejarah Islam (Bandung : Mizan, 1993),
40.
12
Ahmad Amin, op.cit, 4
7
13
J. Suyuti Pulungan, op.cit, 194-195
14
Philiph K. Hitti, Dunia Islam: Sejarah Ringkas, diterjemahkan Ushuluddin Hutagalung dan
O.D.P. Sihombing, (Bandung : Sumur), 119.
15
Ahmad Fuad al-Ahwani, Filsafat Islam ( Jakarta: Pustaka Firdausi, 1988), 50.
8
b. Filsafat-filsafatnya
1) Tentang Filsafat
Al-Kindi mengatakan filsaft adalah ilmu termulia serta
terbaik dan sebagi ilmu yang tidak bisa ditinggalkan oleh
setiap orang yang berfikir.17
2) Tentang Ketuhana (Metafisika)
Tuhan bagi Al-Kindi merupakan The First Truth yang
selau ada dan mustahil tidak ada. Oleh karena itu, Tuhan
adlah unik dan sempurna, yang tidak didahului oleh wujud
16
Mulyadhi Kartanegara, Para Filosof (Jakarta: Al-Huda, 2005), 78.
17
Sunardji Dahri T, Histografi Filsafat Islam (Malang : Intrans Publishing , 2015), 97.
9
18
Ibid, 97.
19
Ibid, 98.
20
Ibid, 99
10
2. Al-Razi
a) Riwayat hidup
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali
sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar
sains Iran. Beliau merupakan ilmuwan polymath, dokter,
kimiawan, filsuf dan tokoh penting dalam sejarah kedokteran.
Al-Razi hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy,
Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313
H/925.
Sejak muda ia telah mempelajari filsafat, kimia,
matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia
berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya
ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit
di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit
Muqtadari di Baghdad.21
Karya-karya Ar-Razi ada 148 atau 236 buah dan yang
terkenal antara lain Al-Asrar, Al-Hawi, Al-Manssuri Liber al-
Mansori, Al-Jidar Wal Hasbah, Al-Thibb al-Ruhani, Sirah Al-
Falsafiyah, Amarah Iqbal al-Daulah, Al-Ladzdzah, Al-Ilmu
Al-illahidan Maqolah fi Ma’ba’dah.disini membuktikan
bahwa sosok pemikir yang hebat selain itu dia sebagi dokter,
ahli kimia, filusuf dan ilmuan.22
b) Filsafat-filsafatnya
1) Tentang akal dan agama
Ar-Razi mengemukakan bahwa Tuhan memberi
maunusia akal sebagai anugrah terbesar. Dengan akal
manusia bisa mengetahui yang bermanfaat dan
memperbaiki hidup. Ar-Razi mengingkari wahyu dan
kenabian, bahkan dikatakan sebagi sumber kekacauan
21
Rizem Aizid, Para Pelopor Kebangkitan Islam (Yogyakarta : Diva Press, 2017), 86.
22
Ibid, 100
11
23
Sunardji Dahri T, op.cit, 101.
24
Sunardji Dahri T, op.cit, 102.
25
Sunardji Dahri T, op.cit, 102.
26
Sunardji Dahri T, op.cit, 103.
12
3. Al-Farabi
a) Riwayat hidup
Nama lengkapnya Al-Farabi yaitu Abu Nasr Muhammad bin
Muhammad bin Tarkhan bin Uzlaq Al-Farabi. Beliau lahir di
Wasij di daerah Farab (Turkestan tahun 870 M (257 H).
Ayahnya adalah seorang perwira tentara dari Persia,
sedangkan ibunya berasal dari Turkestan.
Pada waktu mudanya, Al-Farabi tinggal dan belajar di
Baghdad. Hatinya tertarik kepada Baghdad karena
tersohornya kota itu sebagai ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Di sana beliau belajar bahasa dan sastra Arab
kepada Abu Bakar al-Salaj, Logika serta Filsafat kepada Abu
Bisyr Mattitus Ibn Yunus, seorang Kristen Nestrorian yang
banyak menerjemahkan filsafat Yunani, dan kepada Yuhana
Ibn Hailam. Kemudian ia pindah ke Harran sebagai salah satu
pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Di sana ia belajar
Metafisika kepada Yuhanna bin Hailan. Tidak berapa lama
13
27
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam (Bandung : CV.Pustaka Setia: 2009), 81.
28
Ibid, 84.
14
b) Filsafat-filsafatnya
1) Tentang Filsafat
Al-Farabi mengartikan filsafat sebagai Al Ilmu
bilmaujudaat bima Hiya Al Maujudaat yang artinya
suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari
segala yang ada ini. Ia berhasil meletakkan dasar-dasar
filsafat ke dalam Islam. ia juga mengatakan bahwa
tidak ada pertentangan antara filsafat Plato dan
Aristoteles. Al-Farabi mempunyai dasar berfilsafat
dengan memperdalam ilmu dengan segala yang
maujud hingga membawa pengenalan Allah sebagai
penciptanya.
2) Tentang Emanasi /Pancaran
Al-Farabi mencoba menjelaskan bagaimana yang
banyak bisa timbul dari Yang Satu dengan filsafat
emanasi ini. Tuhan bersifat Maha-Satu, tidak berubah,
jauh dari materi, jauh dari arti banyak, Maha-
Sempurna dan tidak butuh pada apapun. Menurut al-
Farabi, alam ini terjadi karena emanasi Tuhan. Ia
berpendapat bahwa dari Yang Esa-lah memancar yang
lain, berkat kebaikan dan pengetahuan sendiri-Nya.
3) Tentang Kenabian
Akal yang sepuluh itu dapat disamakan dengan para
malaikat dalam ajaran Islam. Para filosof dapat
mengetahui hakekat-hakekat karena dapat
berkomunikasi dengan akal Kesepuluh. Nabi atau
Rasul pun dapat menerima wahyu karena mempunyai
15
4. Ibnu Sina
a) Riwayat hidup
Ibnu Sina atau yang dikenal dengan Avicenna adalah seorang
ilmuwan, filsuf muslim, dan dokter. Ia mempunyai nama
lengkap Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin
Hasan bin Ali bin Sina. Ia dikenal sebagai bapak pengobatan
modern karena kemahirannya sejak kecil dalam pengobatan.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya
Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan
(bagian dari Persia).30 Ayahnya, seorang sarjana terhormat
Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, Ibnu Sina juga seorang
penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya
adalah tentang filosofi dan pengobatan. Ia dilahirkan di Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ibnu Sina yang
berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab
dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh
ayahnya. Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya
kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat
menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda,
beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran.
29
Rizem Aizid, op.cit, 73.
30
Dedi Supriyadi, op.cit, 123.
16
b) Filsafat-filsafatnya
1) Tentang Metafisika
Metafisika Ibnu Sina secara esensial berkenaan
dengan ontologi, dan kajian terhadap wujud serta
seluruh pembedaan mengenainya itulah yang
menempati peran sentral dalam spekulasi-spekulasi
metafisiknya. Segala sesuatu di dalam semesta
(Universe), berdasarkan kenyataan bahwa ia ada
(exist), dimasukkan ke dalam Wujud (Being). Tapi,
Tuhan, atau Wujud Murni (pure Being), yang
merupakan asal dan pencipta segala sesuatu, yang
tidak ada hubungan ataupun keterkaitan dengan
wujud-wujud di dunia. Melainkan Tuhan lebih awal
dari semesta dan bersifat transenden jika dikaitkan
dengannya. Ibnu Sina atas esksistensi-eksistensi
Tuhan dengan dalil wajib al-wujud dan mumkin al-
wujud.31
2) Tentang kenabian dan wahyu
Akal manusia yeng telah mencapai derajatakal
perolehan dapat mengadakan hubungan dengan Jibril.
31
Rizem Aizid, op.cit, 108.
17
5. Ibn Miskawaih
a) Riwayat hidup
Ibnu Miskawaih seorang tokoh pemikir muslim yang
memiliki nama lengkap Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad
Ibnu Maskawaih. lahir di Rayy (Teheran, ibu kota Republik
Islam Iran sekarang) pada tahun 320 H/932 M dan wafat pada
usia lanjut di Isfahan pada tanggal 9 Shafar 421 H/16 Pebruari
1030 M. Ibnu Maskawaih hidup pada masa pemerintahan
dinasti Buwaihi di Baghdad(320-450 H/ 932-1062 M) yang
32
Rizem Aizid, op.cit, 112.
33
Rizem Aizid, op.cit, 114.
34
Rizem Aizid, op.cit, 116.
35
Rizem Aizid, op.cit, 121
18
b) Filsafat-filsafatnya
1) Tentang Filsafat Ketuhanan
Tuhan adalah zat yang tidak berjisim, azali dan
pencipta. Tuhan Esa dalam segala aspek. Ia ada tanpa
diadakan dan ada-Nya tidak bergantung kepada yang
lain. Sementara yang lainnya membutuhkan-Nya.38
2) Tentang Emanasi
Allah menciptakan alam secara pancaran. 39
3) Tentang Kenabian
Nabi adalah seorang muslim yang memperoleh
kebenaran karena pengaruh akal aktif atas
imajinasinya.40
36
Sirajudin Zar, Filsafat Islam ( Jakarta: Rajawali Press, 2004), 127.
37
Ibid, 128-129.
38
Ibid, 129.
39
Ibid, 131.
40
Ibid, 132.
19
4) Tentang Jiwa
Jiwa merupakan rohani yang tidak hancur sebab
kematian jasat. Ia adalah kesatuan yang tidak dapat
dibagi-bagi.
5) Tentang Akhlak
Akhlak adalah suatu suatu sikap keadaan jiwa yang
mendorongnya untuk berbuat tanpa piker dan
pertimbangan. Sementara watak manusia, dibagi
menjadi dua yaitu unsur watak naluriah dan unsur
lewat kebiasaan dan latihan.41
6. Ibn Al-Haitsam
a) Riwayat hidup
Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-
Hassan ibnu al-Haitham, atau dalam kalangan cerdik pandai
di Barat, beliau dikenal dengan nama Alhazen, adalah seorang
ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, mate-
matika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau banyak
pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah
memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger,
Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop. Dunia memanggilnya sebagai Bapak Optik. Gelar
kehormatan itu dianugerahkan kepada Ibnu Haitam atas
kontribusinya dalam mengembangkan ilmu optik. bernama
lengkap Abu Ali Muhammad ibnu Al-Hasan ibnu Al-
Haitham. Ia merupakan sarjana Muslim terkemuka yang lahir
di Basrah, Irak pada 965 M.42
41
Ibid, 135.
42
Mulyadhi Kartanegara, op.cit, 100.
20
7. Ibn Bajjah
a) Riwayat hidup
Ia adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh, yang terkenal
dengan Ibn Bajjah. Orang-orang Eropa pada abadabad
pertengahan menamai Ibn Bajjah dengan “Avempace”,
sebagaimana mereka menyebut nama-nama Ibn Sina, Ibn
Gaberol, Ibn Thufail dan Ibn Rusyd, masing-masing dengan
Avicenna, Avicebron, Abubacer, dan Averroes. Ibn Bajjah
dilahirkan di Zaragosa pada abad ke-11 Masehi.
Tahun kelahirannya yang pasti tidak diketahui, demikian pula
masa kecil dan masa mudanya. Sejauh yang dapat dicatat oleh
sejarah ialah bahwa ia hidup di Seville, Granada, dan Fez;
menulis beberapa risalah. tentang logika di kota Seville pada
tahun 1118 M.5 Menurut beberapa literatur, Ibn Bajjah bukan
hanya seorang filosof ansich, tetapi juga seorang saintis yang
menguasai beberapa disiplin ilmu pengetahuan, seperti
kedokteran, astronomi, musikus, dan matermatika.43
b) Filsafat-filsafatnya
1) Tentang Ketuhanan (Metafisika)
Gerakan alam ini, jisim yang terbatas digerakkan oleh
‘aql (bukan berasal dari substansi alam sendiri).
Sedangkan yang tidak bergerak ialah ‘aql, ia
menggerakkan alam dan ia sendiri tidak bergerak. ‘Aql
inilah yang disebut dengan Allah (‘aql, ‘aqil, dan ma’qul).
44
43
Sirajuddin Zar, op.cit, 186.
44
Sirajuddin Zar, op.cit, 191.
21
45
Sirajuddin Zar, op.cit, 193.
46
Sirajuddin Zar, op.cit, 194.
47
Sirajuddin Zar, op.cit, 196
22
a. Al-Tsaqafi
b. Al-Akhfasi
c. Sibawaihi
4. Ilmu Tasawuf
a. Al-Qusyairi
5. Astronomi
a. Al-Fazzari
6. Kedokteran
a. Yuhannah bin Musawai
b. Ibnu Sina
7. Matematika
a. Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
23
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA