Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan islam pada masa

Dinasti Abbasiyah
Nama kelompok :
1. Ira Aselina (19)
2. Lailtul fadillah (21)
3. Maudy Ayunda (22)
4. M Irfan H (23)
5. M Fajar H (24)
6. M Fikri H I (25)
7. M Nafian (26)
8. M Syafrani S P (27)
A. Perkembangan peradaban/kebudayaan pada masa
dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah yang berkuasa sejak tahun 132-656 H/750-1258M, merupakan dinasti Islam
yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. Berbagai kebijakan dilakukan oleh para
Khalifah untuk membangun peradaban. Berikut uraian perkembangan kebudayaan pada masa dinasti
Abbasiyah:
1. Seni bangunan dan Arsitektur
A. Bangunan masjid
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat Islam yang merupakan wakil paling menonjol dari
arsitektur Islam. Oleh karena itu,masjid merupakan seni arsitektur Islam yang tidak ada tandingannya.
Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah adalah bangunan
masjid Samara,di baghdad. Dibangung pada abad ke-9 M. yaitu pada kekhalifahan Al-mutawakil.
Selain masjid samara, yang memiliki arsitektur bangunan yang luar biasa adalah masjid Ibnu thulun yang
juga memiliki keistimewaan dari segi seni bangunan atau arsitekturnya. Masjid ini didirikan pada tahun
876M oleh Ahmad bin Thulun,salah seorang penguasa di wilayah Mesir.
B. Bangunan kota
Pembangunan pada masa Dian Abbasiyah dipusatkan di Baghdad yang dijadikan ibu kota dinasti
Abbasiyah oleh abu Ja'far Al-mansyur (136-158H/754-775M). Tempat yang dipilih untuk
membangun kota itu adalah lokasi di tepi sunga Eufrat(furat) dan Dajlah(Tigris).
Arsitektur kota Baghdad berbentuk bundar. Hal ini merupakan gaya baru bagi pembangunan kota
saat itu. Di pusat kota,dibangun istana Qashru Al-Dzahab (istana keemasan) dan masjid jami' oleh
khalifah Al-mansyur. Kedua bangunan tersebut merupakan simbol pusat kota .
2. Seni bahasa dan sastra
Perkembangan Seni bahasa dan kesusastraan baik puisi maupun prosa,mengalami kemajuan yang
cukup berarti. Hal itu disebabkan karena bahasa dan kesusastraan merupakan salah satu perhatian
besar para penguasa dinasti Abbasiyah dan juga para ahli bahasa serta seniman.
A. Perkembangan puisi
Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah terjadi perubahan dan perkembangan puisi
dengan aliran baru dalam sajak sajaknya,baik isi,uslub (gaya sastra ulama),tema ataupun
sasarannya. oelb sebab itu,para sastrawan pada zaman dinasti Abbasiyah mengungguli
ketrampilan para sastrawan sebelumnya.
Perkembangan ini dikarenakan pada penyair dinasti Abbasiyah telah mengombinasikan berbagai
ilmu dalam syairnya yang bukan hanya berasal dari tradisi Arab saja. Hal ini disebabkan oelh
beberapa faktor berikut :
1). Terjadinya perubahan corak dan tata nilai kehidupan
2). Terjadinya evolusi kehidupan material
3). Terjadi peluasan makna kebangsaan yang telah melampaui batas batas jazirah Arabia
4). Pengaruh kebudayaan asing, terutama kebudayaan Persia
5). Dukungan kuat dari para Khalifah dan para pembesar istana lainnya.
Pada masa ini,sajak yang diciptakan pun memiliki ciri khas dibandingkan masa sebelumnya.
Banyak bermunculan penyair-penyair terkemuka pada masa dinasti Abbasiyah. Penyair-penyair
Tersebut diantaranya:
1). Abu Nuwas (145-198H),nama aslinya adalah Hasan bin hani. ia adalah seorang penyair naturalis
sekaligus pelopor pembawa aliran baru dalam dunia sastra Arab Islam.
2). Abu Athahiyah (130-211H) nama aslinya Ismail bin Qasim bin suwaid bin Kisan. Penyair ulung
pembawa perubahan,. melepaskan diri dari ikatan ikatan lama, menciptakan gaya dan pengertian
baru dalam dunia sastra.
3). Abu Tamam (wafat 232H) bernama asli Habib bin awwas Ath-Tha'i. Penyair terkenal dengan
ratapannya. Ia memiliki kemampuan menciptakan pengandaian yang dalam dan menyusun uslub
yang menawan.
4). Da'bal Al-khauza'i (wafat 346H) nama aslinya Da'bal bin Ali Razin dari Khuza'ah. Penyair besar
yang berwatak kristis. Hampir semua karya sastra dan kesastrawaannya mendapatkan kritikan tajam
dari penyair ini.

B. Perkembangan prosa
Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, telah terjadi perkembangan yang sangat menarik dalam
bidang prosa. Hal itu disebabkan karena dukungan para penguasa dan kemampuan personal yang
dimiliki masing masing sastrawan. Banyak buku sastra, riwayat, kumpulan nasihat dan uraian uraian
sastra yang dikarang atau disalin dari bahas asing. Diantara tokoh dan pengarang terkemuka pada
masa pemerintahan dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut:
1. Abdullah bin Muqaffa. Ia telah mengarabg berbagai buku proa,diantaranya adalah Kalilah wa
Dimnah. Kitab ini terjemahan dari bahasa sanskerta,karya seorang filosof india bernama
Baibada. Karya ini berisi tentang kisah binatang dan burung yang berintikan filsafat akhlak
untuk membina budi pekerti dan membangun jiwa
2. Abdul Hamid Al-Katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat,sehingga acara-
caranya mengarang surat kemudian memiliki aliran yang menjadi banyak pengikut
3. Al-Jahidh. Nama lengkapnya adalah Abu Usman bin Umar bin Bhahar bin Mahbub Al-Kanany
Al- Lisy. Ia telah mengarang banyak buku,diantaranya adalah Kitabul Bayan wa Tibyan,Kitabul
Hayawan,Kitabul Wahasin wal Adidad,Kitabul Bukhala, dan Kitabul Taj. Semua karyanya ini
memiliki nilai sastra tinggi,sehinga menjadi banyak rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan
kemudian hari
3. Seni Musik
Para khalifah dan pembesar dinasti Abbasiyah memiliki perhatian yang sangat besar terhadap musik
untuk. Untuk kepentinga itu,banyak didirikan lembaga pendidikan musik. Sekolah musik yang
paling baik dalam masa itu adala sekolah musik yang didirikan oleh Sa’aduddin Mukmin. Karyanya
berjudul Syarafiya menjadi banyak rujukan dan dikagumi masyarakat musik didunia barat
B. Perkembangan pendidikan pada
masa Dinasti Abbasiyah
Kegiatan pendidikan dan pengajaran pada masa Dinasti Abbsiyah mencapai kemajuan yang gemilang. Hal ini
terjadi karena pada masa akhir pemerintahan Dinasti Umayyah kegiatan pendidikan telah tersebar di wilayah
muslim. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah,bisang pendidikan dan pengajaran mencapai
kemajuan pesat. Pada masa itu,mayoritas umat islam mampu membaca dan menulis,mereka juga dapat
memahami isi kandungan Al-Qur’an.
Pada maa ini,pendidikan tingkat dasar diselenggarakan di masjid-masjid yaitu Al-Qur’an menjadi bahan
rujukan wajib. Selain itu,terdapat juga keguatan pendidikan dirumah-rumah penduduk dan ditempat umum
lainnya,misalnya khutab. Terdapat juga sejumlah lembaga sekolah masjid seperti zawiyah dan halqah.
Pendidikan juga diikuti di tingkat menengah dan tinggi,seperti Baitul Hikmah dan Madrasah Nizamiyah.
Madrasah Nizamiyah didirikan oleh Naim AL-Mulk,seorang wazir sultan Seljuk antara tahun 1065-1067 M
dan merupakan pusat pendidikan agama terbesar pada masa dinasti Abbasiyah.
Kurikulum pendidikan pada tingkat dasar terdiri dari membaca,menulis,tata bahasa,hadis dan prinsip-prinsip
dasar matematika da pelajaran syair. Pada tingkat menengah terdiri dari tafsir quran, pembahasan kandungan
al-qur’an,sunnah nabi,fiqig,dan ushul fiqih,kjian ilmu kalam(teologi),ilmu mantik(retorika),dan kesusastraan.
Kaum terpelajar tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiridibidang astronomi,geografi
dunia,filsafat,geometri,musik,dan kedokteran.
C.PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

1. Ilmu filsafat
Filsafat masuk ke dalam islam melalui yunani yang dijumpai kaum
muslimin pada abad ke-8 M di suriah,mesopotamia,persia,dan mesir.
Para filsuf islam berpendirian bahwa tujuan filsafat mirip dengan tujuan
agama.keduanya bertujuan mencari kebenaran dan mewujudkan kebahagian
melalui kepercayaan yang benar dan perbuatan baik.
Filsuf yang masyhur pada saat itu seperti:al kindi,
Ar razi,al farabi,ibnu sina,ibnu maskawaih dan al ghazali
2. Ilmu kedokteran
Ilmu kedokteran islam lahir sebagai pembaruan ilmu kedokteran yunani yang dirintis dengan teori
serta dari bangsa persia dan india.
Para dokter aliran nestoria mengajarkan dan mempraktikan kedokteran yunani.pada saat itu khalifah abu
ja’far al mansur meminta dokter jundisabur untuk mengobati dari penyakit dyspepsia atau
menahun(peradangan selaput lendir lambung)
3. Ilmu Falak dan Nujum
Pada dinasti abbasiyah,kaum muslimin mempunyai modal yang besar dalam mengembangkan ilmu
falak.meraka telah menggodok semua aliran ilmu bintang yang dianut oleh
yunani,hindu,persia,kaldan,dan arab jahiliyah.ilmu bintang memegang peranan penting dalam
menentukan garis politik para khalifah dan amir yang mendasarkan perhitungan kerjanya pada peredaran
bintang
4. Geografi
Pada abbasiyah,kaum muslimin termasuk para cendekiawanya banyak melakukan kunjungan ke
berbagia pelosok dunia,seperti india,srilanka,malaysia,indonesia,cina,korea kunjungan mereka ke
berbagai pelosok dunia,selain untuk tujuan usaha perdagangan,juga dalam rangka kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan,khususnya ilmu geografi.
Cendekiawan muslim yang ahli geografi antara lain:ibnu haik,al mugaddasi.
5. Ilmu kalam
Ilmu kalam lahir dan berkembang karena dua faktor,yaitu membela dan membenarkan islam
dengan alat filsafat,serta adanya perubahan dalam pendalaman atau pemahaman agama dari pola
rasa kepemikiran dan ilmu.tokoh yang terkenal dalam ilmu kalam adalah washit bin atha,abu
huzati al allaf,adh dhaam,abu hasan al asy’ary,dan imam ghazali
6. Ilmu Bahasa (Nahwu)
Ilmu bahasa tumbuh subur karena bahasa semakin berkembang sehingga memerlukan ilmu
bahasa untuk menghindari penyimpangan pemakaian bahasa.oleh karena itu,terciptalah ilmu
nahwu,sharaf,maani,dan arudl.beberapa ahli bahasa yeng terkenal,yaitu abu basyar umar bin
usman,ali bin hamzah,abu zakaria yahya bin zaiyad al farra
7. Ilmu kimia
Ilmu kimia juga masuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum
muslimin.dalam bidang ini,mereka memperkenalkan eksperimen objektif.hal ini merupakan suatu
perbaikan yang tegas dari cara spekulasi yang kurang matang dari yunani.diantara tokoh ilmuan
kimia adalah jabir bin hayyan,ia berpendapat bahwa logam seperti timah,besi,dan tembaga dapat
diubah menjadi emas atau perak dengan menggunkan obat rahasia.
8. Ilmu Hisab (matematika)
Pada mulanya ilmu hisab yang dikembangkan umat islam berasal dari berbagai terjemahan
karya karya bangsa yunani,romawi,dan india,ketika hajjaj bin yusuf menjadi gubernur dipersia,ia
banyak menemukan manuskrip ilmuan terkenal seperti euclides berjudul elements yang sudah
diterjemahkan kemudian diserahkan kepada khalifah harun ar rasyid,pengetahuan umat islam
dalam bidang matematika diperkaya dengan warisan ilmu dari india.
9. Ilmu Sejarah
Umat islam pada masa pemerintahan dinasti abbasiyah juga mengembangkan ilmu sejarah,pada
masa ini,kajian sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu,misalnya,sejarah hidup
nabi muhammad SAW.minat pada bidang ini sangat besar,sehingga para khalifah pun banyak yang
diberikan dukungan moral dan material,sehingga menghasilkan karya besar dalam ilmu sejarah.
Tokoh sejarahwan terkenal yaitu:muhammad bin ishaq,ibn hisyam,al waqiqi,muhammad bin
sa’ad,dan abu ubaidah
10. Astronomi
Pada masa pemrintahan dinsati abbasiyah juga dikembangkan ilmu perbintangan dan
astronomi.tokoh astronomi islam pertama adalah muhammad al fazani.ia mengoreksi tabel yang
ada berdasarkan teks astronomi india shiddanta yang ditulis oleh brahmanagupta.kitab ini rujukan
utama hingga masa khalifah al makmun.
Sementara itu,habasyi al habib telah melakukan observasi sejak usia lima belas tahun.ia memimpin
penyusunan tiga tabel zij al makmun pada masa pemerintahan khalifah al makmum
D. Perkembangan Ilmu Agama pada Masa
Dinasti Abbasiyah
Perkembangan ilmu agama pada masa Dinasti Abbasiyah merupakan lanjutan dari kekhalifahan
sebelumnya. Diantara kajian ilmuwan muslim dalam bidang ilmu agama Islam menghasilkan
berbagai cabang keilmuan sebagai berikut:
1. Ilmu Hadis
Perkembangan ilmu hadis sangat pesat. Tokoh yang terkenal di bidang tersebut adalah Imam
Bukhari. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hal itu dapat dilihat dengan kemampuannya
melakukan kritikan terhadap sanad, matan dan rawi.
Tokoh yang kedua adalah Imam Muslim. Ia mempunyai kitab hadis karyanya sendiri yaitu kitab al-
Jami' as-shahih li Muslim. Selain kedua tokoh tersebut masih ada tokoh-tokoh lain seperti Ibnu
Majah, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-nasai
2. Ilmu Tafsir
Seperti halnya para ahli hadis, para ahli tafsir (mufassir) juga melakukan hal yang sama. Melacak informasi
tafsir suatu ayat dengan kajian ilmiah. Mereka melalui 2 metode untuk menafsirkan ayat Al-quran. Yaitu:

a. Metode tafsir bil-Ma'sur


Metode penafsiran ini dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya yang termuat dalam hadis

b. Metode tafsir bir'-Ra'yi


Metode ini disebut juga metode rasional. Penafsirannya sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pikiran serta
perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan.

Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, dan masa-masa sebelumnya, Al-Qur'an sudah menjadi sumber
bacaan (referensi) bermacam-macam ilmu. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
a. Ahli bahasa telah menitikberatkan kaidah nahwu dalam Al-Qur'an
b. Ahli sejarah menitikberatkan pada berita yang berhubungan dengan sejarah hidup Nabi Muhammad Saw
c. Ahli ilmu peradaban Islam mengkaji dari Al-Qur'an unsur-unsur pikiran Islam yang penting di bidang
politik, ekonomi, sosial, dll
 
3. Ilmu Fikih
Para fuqaha yang ada pada Dinasti Abbasiyah yang terkenal hingga saat ini adalah Imam Abu
Hanifah menyusun kitab Musnad al-Imam al- A'dham, Imam Malik menyusun kitab al-Muwaththa,
Imam Syafi'i menyusun kitab al-Umm dan al-fiqih Al-akbar di Al-akbar di al-tauhid, dan imam
Hanbal menyusun kitab al-Musnad.
Secara garis besar, para fuqaha dibagi menjadi dua golongan yaitu:

a. Ahl al-Hadis yaitu golongan menyadarkan kepada hadis dalam mengambil hukum. Pemuka
golongan ini adalah Imam Ahmad bin Hanbal
b. Ahl al-Ra'yi yaitu golongan yang menggunakan akal di dalam mengambil hukum. Tokoh dalam
bidang ini adalah Imam Abu Hanifah.

Selain itu pada masa ini telah terjadi pertentangan antara ahli hukum mengenai sumber pengambilan
hukum. Pertentangan ini terjadi antara sunah, qiyas ijma, taklif.
4. Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati, pikiran, dan ucapan dari
sifat yang tercela sehingga tumbuh rasa taqwa dan dekat kepada Allah swt. Untuk dapat mencapai
kebahagiaan abadi (bersih lahir dan batin). Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf
disebut sufi. Tahapan yang mesti dilalui oleh para sufi adalah:
a. Zuhud yaitu kehidupan yang telah terbebas dan materi duniawi
b. Mahabbah yaitu rasa cinta yang sangat dalam kepada Allah SWT
c. Makrifat yakni pengalaman ketuhanan
d. Fana dan Bawa yaitu suatu keadaan seorang Sufi belum dapat menyatukan dirinya dengan
Tuhan sebelum menghancurkan dirinya.
e. Hulul yaitu fase seorang Sufi telah merasakan dirinya berstu dengan Tuhan.
 

Anda mungkin juga menyukai