Anda di halaman 1dari 5

Nama Sekolah : MAN 1 Garut

Kelas/ SMT : XI MIPA 1-4


Materi Pokok : Perkembangan Peradaban Dan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Abbasiyah
Nama Guru : R. Cepi Muhammad

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses mengamati, menanya mengeksplorasi, mengasosiasikan, mengkomunikasi, maka siswa
diharapkan dapat mengidentifikasi tumbuhnya peradaban Abbasiyah. Dapat menyalurkan proses tumbuhnya
ilmu pengetahuan,dapat menyebutkan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, dan dapat menjabarkan pusat-pusat
peradaban Bani Abbasiyah.
B. Materi

I. Perkembangan dan Ilmu Pengetahuan Pada masa Daulah Abbasiyah

Bersamaan dengan perkembangan kebudayaan Islam, pada masa Daulah Abbasiyah kekuasaan Islam meluas
sampai ke Spanyol di bagian barat dan India Timur. Perkembangan kebudayaan Islam sendiri berkembang
seiring dengan penyebaran Islam.

Pendudukan taklukan masuk Islam dengan rela hati setelah mereka menyaksikan sendiri perkembangan
peradaban Islam dan tata peerintahan yang tertib dan teratur.

Mereka juga mendapat ketenangan, bukan saja menjadi Islam tetapi dari non Arab menjadi Arab. Misalnya
Penduduk Mesir, Suriyah, Palestina, Aljazair, Maroko, Libiya, Tunisia, dan Spanyol.
Pengaruh ke-Araban itu tetap mengakar karena ketia Baghdad dan Andalusia menjadi pusat peradaban dan
Ilmu pengetahuan. Bangsa-bangsa non-Arab yang masuk ke dalam wilayah Islam, menggunakan bahasa Arab
dan adat Istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga bersekolah di perguruan-perguruan Arab.
Misal raja-raja Spanyol nonMuslim, seperti Peter I, Raja Aragon, samapai-samapai hal ini hanya mengenal
huruf Arab. Alfonso IV juga mencetak uang dengan memakai tulisan Arab.
Pengaruh tersebut juga sampai ke Sisila. Raja Normandia, Yaitu Roger I mengizinkan istananya dipakai
untuk pertemuan para filsuf, dokter-dokter, dan ahli Islam lainnya dalan berbagai pengetahuan. Demikian
pula yang terjadi pada Raja Rojer II, budaya arab sangat kental menjiwai dirinya. Hal itu ditujukan dengan
pakaian kebesaran yang dipilihnya adalah pakaian Arab. Gerejanya dihiasi oleh ukiran Arab dan wanita-
wanita kristen Sisilia berpakaian ala wanita Muslim.

Peradaban Islma juga mempengaruhi bangsa-bangsa di luar kekuasaan Islam, orang-orang yang berasal dari
Inggris, Prancis, German dan Italia datang untuk belajar dan menuntut ilmu ke universitas dan perguruan di
Andalusia dan sisilia. Diantara para penuntut ilmu itu ada pemuda-pemuda kristen, misalnya Gerbert
d’Aurilac yang berasal dari Andalusia. Ia kemudian menjadi Paus di Roma dengan nama Sylvester II, pada
tahun 999-1003 M.

Bangsa-bangsa yang terpenguruh dengan peradaban Arab itu banyak yang sudah meluas dan tidak terbatas
pada bangsa yang berada di jazirah Arab saja. Sebagai bukti adalah dari kota-kota yang menjadi pusat
kebudayaan Arab tidak hanya di kota-kota wilayah jazirah Arab saja, tetapi juga di kota-kota diluar jazirah
Arab, misalnya Damskus, Baghdad, Kairo dan Kordova.

Peradaban Islam mencapai puncak kejayaan terjadi pada masa pemerintahan khalifah harun Ar-Rasyid dan
Khlaifah Al-Makmun. Kebudayaan di India dan Yunano juga turut mempengaruhi perkembangan
kebudayaan Islam.Kota- kota jundisapur dan Iskandariyah adalah pusat-pusat peradaban Yunani sebelum
kekuasaan Islam merambah kota-kota itu. Setelah Islam datang kebudayaan itu tetap terjaga bahkan
berkembang dengan pesat. Ketika itu Zamaksyari, Ibnu Maskawihm dan Al-Qusyairi, muncul memberi
warna tersendiri dalah khasanah budaya Islam.

Umar hayam Yang lahir di Nasabur, khurasan adalaj sastrwan besar di zamannya selain penyair ia juga
seorang ilmuan di bidang matematika, astrinomi dan filsafat. Ia bekerja pada sultan Malisyah, raja dan dinasti
saljuk yang beruasa di Persia. Hasil karya Umar Khayam yang terkenal adalah Rub’aiat (empat berpasangan
dua-dua). Rubaiat adalah sajak yang terdiri dari dua baris. Setiap baris terdiri dari dua kalimat setengah syair
sehingga seluruhya menjadi empat baris atau biasa disebut kuarten.
Az-zamaksyari adalah ilmuan dan pakar ilmu bahasadan kesusastraan Arab. Karya sastranya yang berbahasa
Arab, antara lain tentang Nahwu, balaghah, dan arud. Sedang karya tulisnya adalah(Asus Balaghah), al
Mufrad wal mu’allaf an Nahwi (satu dan kesatuan sifat dalam tata bahasa)dan al mustaqim fi Amsal Al Arab
(Peribahasa dalam bahasa Arab).

Bukti adanya perkembangan kebudayaan pada masa Daulah Abbasiyah ditunjukan dengan adanya
peninggalan-peninggalan bersejarah, anatara lain berupa Istana, Mesjid, dan bangunan lainnya. Smapai
sekarang peningglan sejarah itu masih banyak yang disaksikan dan sebagai bukti bahwa kebudayaan Isalam
pada waktu itu sudah mencapai tatanan perdaban dunia.
Pada masa Khalifah Abu Abbas As-Syafah beruasa ia membangun istana Al-Hasyimiyah, khlaifah Abu Jafar
Al Mansyur, membangun kota bahgdad dengan tanpa adanya bantuan para ahli pada watu itu mustahil
pembangunan itu terlaksana.
Contoh beberapa mesjid yang dibangun dan dijadian pusat kegiatan ummat Islam :
1. Masjid Al-Manyur
2. Masjid Raya Ar-Risyafah
3. Masjid Jami Qasr Al-Khalifah
4. Masjid Qifiah umm Jafar
5. Masjid Raya Samara
6. Masjid Agung Isfahan
7. Masjid Kufah dll.

II. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Suasana tumbuhnya peradaban di Abbasiyah terjadi seteleh perluasana wilayah secara besar-besaran. Faktor
yang menjadi paling dominan mendorong suasana itu adalah kebijakan dari khlaifah Abu Ja’far, bahwa yang
menjadi khlaifah harus orang yang mencintai dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Suasana
keilmuan memang diciptakan oleh khlaifah dengan menyediakan segala fasilitas penunjang. Lembaga
pendidikan dan perpustakaan di bangun, tempat-tempat istirahat dan pemukiman disediakan oleh siapa saja
yang mau belajar ilmu pengetahuan. Ulama dari berbagai disiplin ilmu didatangkan untuk mengajari orang-
orang Islam yang belajar.
Kegiatan menulis buku berjalan dengan pesat, karena pemerintah mewajiban belajar sabil menuliskan ilmu
pengetahuan dalam kitab. Dalam sejarah kegiatan menulis ilmu itu berjalan menurut 3 tingkata, yaitu
1. Tingkat pertama, mencatat ide-ide atau percaapan falam satu halaman kertas di tuliskan rangkap dua,
asli dan salinan
2. Tingkat kedua, merupakan pembukuan ide-ide serupa berupa hadist-hadist dalam satu buu, hukum-
huum fiqih di satu buu, cerita-cerita sejarah di satu buku dan seterusnya
3. Tingkatan ke tiga, tingat penysusunan yang lebih halus dan paling sempurna segala yang sudah
dicatat, diatur dan sisusun dalam bagian bab-bab tertentu serta berbeda satu sama lainnya. Tingkat
penyususnan peradaban ilmu demiian berlangsung pada Daulah Abbasiyah fase pertama kekuasaan 9
khlaifah pertama Abbasiyah. Khalifah-halifah seperti Al-Mansyur, Harun Ar-Rasyid dan al-Makmun
adalah khalifah-khalifah yang paling disiplin dalam peningatan peradaban ilmu tersebut

A. Bentuk Peradaban Hasil Riset dari Parra Ahli dan Tokoh


Dari hasil ijtihad dan riset para ahli ilmu pengetahuan dan ulama atau cendekiawan muslim, berhasil
menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan antara lain :
1. Filsafat
a. Al-Kindi
b. Al-Farabi
c. Ibnu Bajah
d. Ibnu Thufail
e. Ibnu Shina seorang filsuf juga dokter (Al-Qanun Fi at-Thib/ membahas tentang ilmu kedokteran)
f. Al Gazali (salahsatunya Ihya Ulumuddin yang paling terkenal)
g. Ibnu Rusyd
2. Kedokteran
a. Beberapa perguruan tinggi kedokteranyang cukup terkenal :
1. Yunde Shapur (Iran)
2. Harran (Syiria)
3. Baghdad
b. Dokter terenal :
1. Hunain Bin Ishaq, seorang ahli mata terkenal dan penerjemah buku-buku asing
2. Jabir Bin Hayan, Bapak Ilmu Kimia, buku karanagannya sebanayak 500 judul
3. Thabib bin Qura
4. Ar-Razi, terkenal dengan karangannya di bidang penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan
ke dalam bahasa latin
3. Matematik
Diantara ahli matematika salahsatunya yaitu :
a. Umar Al-Farujhan, seorang Insyinyur arsitek pembangunan Baghdad

4. Astronomi
Para ahli ilmu astronomi yang terkenal salah satunya adalah.
a. Al-Fazari pencipta Astrolube yaitu alat pengukur tinggi dan jarak bintang

5. Beberapa seniman ukir yang terkenal yaitu Badr dan Tariff sekitar tahun 961 – 976 M, pada
saat itu juga terdapat sekolah khusus seni ukir di Kairo yang bernama Sekolah Kairo
6. Bahasa dan Sastra :
Berbeda dengan masa pemerintahan Bani Umayyah yang belum banyak. penyair pada masa
pemerintahan Bani Umayyah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan
pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah
mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab. Oleh karena itu
wajar kala kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Diantara mereka adalah sebagai berikut:

a. Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani


b. Ibnu Rumy nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas. Penyair yang berani menciptakan
tema-tema baru

Pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat menarik
dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra
yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.
a. Abdullah bin Muqaffa buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa Dimnab, kitab ini
terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang ilosuf india bernama Baidaba dia menyalin
menjadi bahasa arab.
b. Abdul Hamid al-katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
c. Al-Jabid , Karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan
bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
d. Ibnu Qutaibab, Ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan memiliki
pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
e. Ibnu Abdi Rabbib, Ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecenderungan kesajak
drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul
Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam

B. PUSAT – PUSAT PERADABAN MASA BANI ABBASIYAH


Bersamaan dengan tumbuhnya peradaban dengan pesat, maka kota kota di wilayah Abbasiyah
banyak yang tumbuh berkembang menjadi kota-kota pusat peradaban Islam.

Tumbuhnya pusat-pusat peradaban Islam dapat menarik berbagai bangsa di dunia untuk belajar dari
kota-kota pusat peradaban Islam tersebut, terutama yang paling banyak datang untuK belajar adalah
mahasiswa dari Eropa Inggris dan Prancis.
a. Baghdad
Kota Baghdad dibangun oleh khalifah ke-2 al-Mansur tahun 136 H. Tujuan al-Mansur
membangun kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok Bani Umayyah
yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing sungai Dajlah. Dari sungai ini jalannya trasportasi
barang dari India, Sind, Cina, Bashra, Ahwaz, Wasit, Mausil, Diar Bakar dan Diar Rabi’ah.
Baghdad dibangun oleh 1000 pekerja dari seluruh wilayah Islam diawasi oleh arsitek ahli dari
eropa yang dibayaar dengan harga mahal oleh Khalifah al- Mansur

Di dalam kota Baghdad dibangun berbagai peradaban seperti istana, masjid, madrasah, kuttab
dan perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan fasilitas lainnya. Pada masa Harun
al- Rasyid kota Baghdad dibangun menjadi lebih sempurna, dengan fasilitas pendidikan,
diantaranya berdiri Universitas Nizamiyah dan Perpustakaan Baitul Hikmah, dilengkapi dengan
fasilitas belajar yang lengkap. Pada ahirnya kota Baghdad menjadi kota yang makmur, maju dan
kaya dengan tamadun, ilmu pengetahuan dan kebaikan serta mendapat perhatian seluruh kaum
muslimin dan terkenal diseluruh dunia. Selanjutnya banyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia
datang untuk belajar di kota Baghdad.

b. Samara
Diriwayakan bahwa, asal kata samarra dari bahasa arab yang artinya = siapa yang melihat
pasti senang. Kota ini dibangun di timur sungai Dajlah, sejauh seratus kilometer dari kota
Baghdad. Asalnya dibangun oleh Harun dari sebuah kota tua, khalifah Harun menggali sebuah
sungai yang dekat dengan istana namanya Taqul. Selanjutnya Khalifah al-Muktasim juga telah
membangun sebuah istana yang dihadiahkan kepada Permaisurinya.
Kota ini dibangun karena kota Baghdad semakin sesak dengan penduduk dana peradaban.
Diantaranya bangunan-bangunan besar yang Indah di kota Samara iayalah mahligai khaliyah al-
Mutawakkil Khalifah ke- 10 yang diberi nama mahligay al-Arus selanjutnya dibangun mahlighai-
mahlighai khalifah berikutnya, al-Mukhtar dan al- Walid.

c. Karkh
Kota Karkh di bangun oleh khalifah al-Mansyur dengan tujuan sebagai kota bayangan bagi
baghdad sebagai pusat kota pemerintahan. Kota Baghdad yang sudah penuh sesak dengan berbagai
bangunan, Masjid, Istana, Madrasah, Maktab dan bangunan fasilitias pemerintah lainnya, maka
khalifah al-Mansyur memindahan pusat-pusat perniagaan dari kota Baghdad e kota Krkh. Perniagaan
yang dominan adalah perniagaan minyak wangi, tukang-tukang besi, tukang kayu, perniagaan
pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga dan alat musik.

d. Anshar (Hasyimiyah)
Kota Anhar adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja Persia yang bergelar
Heraklius. Pada saat Abbasiyah, maka khalifah pertama Abu Abas assafah memperbaiki kota ini
dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat al-Mansur menjadi khalifah kedua,
dia merasa tidak aman, karena pernah mendapat ancaman dari lawan politik, maka khalifah selalu
pesimis tinggal di kota ini. Selanjutnya khalifah al-Mansur merancang untuk mendirikan kota baru
yang namanya Baghdad.
Meskipun ibu kota Abbasiyah dipindahkan ke Baghdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi
timur yang terkenal dengan Babilonia, akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat
peradaban Islam Abbasiyah. Selama 4 tahun Abu Abbas menjadi khalifah, kota ini menjadi pusat
ibu kota Abbasiyah. Pada saat perkembangan peradaban Abbasiyah mengalami masa puncak
kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah satu pusatnya pegembangan ilmu pengetahuan.

e. Bukhara dan Samarkhand


Dua kota ini terdapat di wilayah paling jauh di wilayah perbatasan dengan Mongol. Sejarah
berdiri dua kota ini adalah ketika Iskandar Zulkarnain diperintahkan agar membatasi hegomoni
Mongol mengadakan serangan ke wilayah lain. Iskandar diutus ke wilayah ini yang sekarang
dikenal dengan nama wilayah Tranxoania dan membangun Bukhara Samarkand menjadi pusat
kota bagi komunitas di wilayah ini. dua kota ini masuk ke wilayah pada masa Abbasiyah berkuasa.
Dua kota ini dikembangakan menjadi dua pusat peradaban besar. Di di kota ini lahir ulama-ulama
seperti Imam Bukhari dan Imam Samarkandi.

f. Mesir
Mesir sejak dahulu kala telah berdiri beberapa kota tua yang dalam sejarah Mesir Kuno telah
kita kenal beberapa kota seperi Alexanderia, Fustat dan Kahira yang sekarang dikenal dngan
nama Kairo. Pada saat wilayah ini dikuasaai Abbasiyah, berdiri beberapa beberapa Universitas dan
Masjid, Univesitas al-Azhar dan Masjid quatul

C. Pengaruh peradaban Islam terhadap dunia Barat .

Tugas Kelompok :
1. Mempersentasikan penyebarluasan Wilayah Daulah Abbasiyah berdasarkan periode kekuasaan.
(terstruktur/ paling lmbat hari selasa depan tgl 11 Agustus 2020 pukul 18.00)

Tugas Individual :
1. Tulis cerita singkat Tuliskan cerita singkat tentang sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
sampai dengan masa keruntuhannya, kemudian ceritakan lewat voice note, (jangan lupa beri
nama ). Dikirimkan kepada masing2 perwakilan Pokja (kelompok kerja)
Batas waktu selasa depan tgl 11 Agustus 2020 pukul 17.00.

2. Carilah informasi tentang Prestasi/Kebijakan khalifah terkenal pada masa Daulah Abbasiyah
dan isikan ke dalam kolom berikut ini. Di kirimkan ke classroom dg tenggat hari ini rabu
5/8-2020 sampai pukul 17.00

Nama Khalifah Prestasi


َ ُ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّنى أَسْ أَل‬
ً‫ك عِ ْلمًا َنافِعًا َو ِر ْز ًقا َط ِّيبًا َو َع َمالً ُم َت َق َّبال‬
[Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa]
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang
diterima”

Anda mungkin juga menyukai