A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses mengamati, menanya mengeksplorasi, mengasosiasikan, mengkomunikasi, maka siswa
diharapkan dapat mengidentifikasi tumbuhnya peradaban Abbasiyah. Dapat menyalurkan proses tumbuhnya
ilmu pengetahuan,dapat menyebutkan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, dan dapat menjabarkan pusat-pusat
peradaban Bani Abbasiyah.
B. Materi
Bersamaan dengan perkembangan kebudayaan Islam, pada masa Daulah Abbasiyah kekuasaan Islam meluas
sampai ke Spanyol di bagian barat dan India Timur. Perkembangan kebudayaan Islam sendiri berkembang
seiring dengan penyebaran Islam.
Pendudukan taklukan masuk Islam dengan rela hati setelah mereka menyaksikan sendiri perkembangan
peradaban Islam dan tata peerintahan yang tertib dan teratur.
Mereka juga mendapat ketenangan, bukan saja menjadi Islam tetapi dari non Arab menjadi Arab. Misalnya
Penduduk Mesir, Suriyah, Palestina, Aljazair, Maroko, Libiya, Tunisia, dan Spanyol.
Pengaruh ke-Araban itu tetap mengakar karena ketia Baghdad dan Andalusia menjadi pusat peradaban dan
Ilmu pengetahuan. Bangsa-bangsa non-Arab yang masuk ke dalam wilayah Islam, menggunakan bahasa Arab
dan adat Istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga bersekolah di perguruan-perguruan Arab.
Misal raja-raja Spanyol nonMuslim, seperti Peter I, Raja Aragon, samapai-samapai hal ini hanya mengenal
huruf Arab. Alfonso IV juga mencetak uang dengan memakai tulisan Arab.
Pengaruh tersebut juga sampai ke Sisila. Raja Normandia, Yaitu Roger I mengizinkan istananya dipakai
untuk pertemuan para filsuf, dokter-dokter, dan ahli Islam lainnya dalan berbagai pengetahuan. Demikian
pula yang terjadi pada Raja Rojer II, budaya arab sangat kental menjiwai dirinya. Hal itu ditujukan dengan
pakaian kebesaran yang dipilihnya adalah pakaian Arab. Gerejanya dihiasi oleh ukiran Arab dan wanita-
wanita kristen Sisilia berpakaian ala wanita Muslim.
Peradaban Islma juga mempengaruhi bangsa-bangsa di luar kekuasaan Islam, orang-orang yang berasal dari
Inggris, Prancis, German dan Italia datang untuk belajar dan menuntut ilmu ke universitas dan perguruan di
Andalusia dan sisilia. Diantara para penuntut ilmu itu ada pemuda-pemuda kristen, misalnya Gerbert
d’Aurilac yang berasal dari Andalusia. Ia kemudian menjadi Paus di Roma dengan nama Sylvester II, pada
tahun 999-1003 M.
Bangsa-bangsa yang terpenguruh dengan peradaban Arab itu banyak yang sudah meluas dan tidak terbatas
pada bangsa yang berada di jazirah Arab saja. Sebagai bukti adalah dari kota-kota yang menjadi pusat
kebudayaan Arab tidak hanya di kota-kota wilayah jazirah Arab saja, tetapi juga di kota-kota diluar jazirah
Arab, misalnya Damskus, Baghdad, Kairo dan Kordova.
Peradaban Islam mencapai puncak kejayaan terjadi pada masa pemerintahan khalifah harun Ar-Rasyid dan
Khlaifah Al-Makmun. Kebudayaan di India dan Yunano juga turut mempengaruhi perkembangan
kebudayaan Islam.Kota- kota jundisapur dan Iskandariyah adalah pusat-pusat peradaban Yunani sebelum
kekuasaan Islam merambah kota-kota itu. Setelah Islam datang kebudayaan itu tetap terjaga bahkan
berkembang dengan pesat. Ketika itu Zamaksyari, Ibnu Maskawihm dan Al-Qusyairi, muncul memberi
warna tersendiri dalah khasanah budaya Islam.
Umar hayam Yang lahir di Nasabur, khurasan adalaj sastrwan besar di zamannya selain penyair ia juga
seorang ilmuan di bidang matematika, astrinomi dan filsafat. Ia bekerja pada sultan Malisyah, raja dan dinasti
saljuk yang beruasa di Persia. Hasil karya Umar Khayam yang terkenal adalah Rub’aiat (empat berpasangan
dua-dua). Rubaiat adalah sajak yang terdiri dari dua baris. Setiap baris terdiri dari dua kalimat setengah syair
sehingga seluruhya menjadi empat baris atau biasa disebut kuarten.
Az-zamaksyari adalah ilmuan dan pakar ilmu bahasadan kesusastraan Arab. Karya sastranya yang berbahasa
Arab, antara lain tentang Nahwu, balaghah, dan arud. Sedang karya tulisnya adalah(Asus Balaghah), al
Mufrad wal mu’allaf an Nahwi (satu dan kesatuan sifat dalam tata bahasa)dan al mustaqim fi Amsal Al Arab
(Peribahasa dalam bahasa Arab).
Bukti adanya perkembangan kebudayaan pada masa Daulah Abbasiyah ditunjukan dengan adanya
peninggalan-peninggalan bersejarah, anatara lain berupa Istana, Mesjid, dan bangunan lainnya. Smapai
sekarang peningglan sejarah itu masih banyak yang disaksikan dan sebagai bukti bahwa kebudayaan Isalam
pada waktu itu sudah mencapai tatanan perdaban dunia.
Pada masa Khalifah Abu Abbas As-Syafah beruasa ia membangun istana Al-Hasyimiyah, khlaifah Abu Jafar
Al Mansyur, membangun kota bahgdad dengan tanpa adanya bantuan para ahli pada watu itu mustahil
pembangunan itu terlaksana.
Contoh beberapa mesjid yang dibangun dan dijadian pusat kegiatan ummat Islam :
1. Masjid Al-Manyur
2. Masjid Raya Ar-Risyafah
3. Masjid Jami Qasr Al-Khalifah
4. Masjid Qifiah umm Jafar
5. Masjid Raya Samara
6. Masjid Agung Isfahan
7. Masjid Kufah dll.
4. Astronomi
Para ahli ilmu astronomi yang terkenal salah satunya adalah.
a. Al-Fazari pencipta Astrolube yaitu alat pengukur tinggi dan jarak bintang
5. Beberapa seniman ukir yang terkenal yaitu Badr dan Tariff sekitar tahun 961 – 976 M, pada
saat itu juga terdapat sekolah khusus seni ukir di Kairo yang bernama Sekolah Kairo
6. Bahasa dan Sastra :
Berbeda dengan masa pemerintahan Bani Umayyah yang belum banyak. penyair pada masa
pemerintahan Bani Umayyah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan
pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah
mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab. Oleh karena itu
wajar kala kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Diantara mereka adalah sebagai berikut:
Pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat menarik
dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra
yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.
a. Abdullah bin Muqaffa buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa Dimnab, kitab ini
terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang ilosuf india bernama Baidaba dia menyalin
menjadi bahasa arab.
b. Abdul Hamid al-katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
c. Al-Jabid , Karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan
bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
d. Ibnu Qutaibab, Ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan memiliki
pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
e. Ibnu Abdi Rabbib, Ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecenderungan kesajak
drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul
Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam
Tumbuhnya pusat-pusat peradaban Islam dapat menarik berbagai bangsa di dunia untuk belajar dari
kota-kota pusat peradaban Islam tersebut, terutama yang paling banyak datang untuK belajar adalah
mahasiswa dari Eropa Inggris dan Prancis.
a. Baghdad
Kota Baghdad dibangun oleh khalifah ke-2 al-Mansur tahun 136 H. Tujuan al-Mansur
membangun kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok Bani Umayyah
yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing sungai Dajlah. Dari sungai ini jalannya trasportasi
barang dari India, Sind, Cina, Bashra, Ahwaz, Wasit, Mausil, Diar Bakar dan Diar Rabi’ah.
Baghdad dibangun oleh 1000 pekerja dari seluruh wilayah Islam diawasi oleh arsitek ahli dari
eropa yang dibayaar dengan harga mahal oleh Khalifah al- Mansur
Di dalam kota Baghdad dibangun berbagai peradaban seperti istana, masjid, madrasah, kuttab
dan perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan fasilitas lainnya. Pada masa Harun
al- Rasyid kota Baghdad dibangun menjadi lebih sempurna, dengan fasilitas pendidikan,
diantaranya berdiri Universitas Nizamiyah dan Perpustakaan Baitul Hikmah, dilengkapi dengan
fasilitas belajar yang lengkap. Pada ahirnya kota Baghdad menjadi kota yang makmur, maju dan
kaya dengan tamadun, ilmu pengetahuan dan kebaikan serta mendapat perhatian seluruh kaum
muslimin dan terkenal diseluruh dunia. Selanjutnya banyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia
datang untuk belajar di kota Baghdad.
b. Samara
Diriwayakan bahwa, asal kata samarra dari bahasa arab yang artinya = siapa yang melihat
pasti senang. Kota ini dibangun di timur sungai Dajlah, sejauh seratus kilometer dari kota
Baghdad. Asalnya dibangun oleh Harun dari sebuah kota tua, khalifah Harun menggali sebuah
sungai yang dekat dengan istana namanya Taqul. Selanjutnya Khalifah al-Muktasim juga telah
membangun sebuah istana yang dihadiahkan kepada Permaisurinya.
Kota ini dibangun karena kota Baghdad semakin sesak dengan penduduk dana peradaban.
Diantaranya bangunan-bangunan besar yang Indah di kota Samara iayalah mahligai khaliyah al-
Mutawakkil Khalifah ke- 10 yang diberi nama mahligay al-Arus selanjutnya dibangun mahlighai-
mahlighai khalifah berikutnya, al-Mukhtar dan al- Walid.
c. Karkh
Kota Karkh di bangun oleh khalifah al-Mansyur dengan tujuan sebagai kota bayangan bagi
baghdad sebagai pusat kota pemerintahan. Kota Baghdad yang sudah penuh sesak dengan berbagai
bangunan, Masjid, Istana, Madrasah, Maktab dan bangunan fasilitias pemerintah lainnya, maka
khalifah al-Mansyur memindahan pusat-pusat perniagaan dari kota Baghdad e kota Krkh. Perniagaan
yang dominan adalah perniagaan minyak wangi, tukang-tukang besi, tukang kayu, perniagaan
pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga dan alat musik.
d. Anshar (Hasyimiyah)
Kota Anhar adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja Persia yang bergelar
Heraklius. Pada saat Abbasiyah, maka khalifah pertama Abu Abas assafah memperbaiki kota ini
dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat al-Mansur menjadi khalifah kedua,
dia merasa tidak aman, karena pernah mendapat ancaman dari lawan politik, maka khalifah selalu
pesimis tinggal di kota ini. Selanjutnya khalifah al-Mansur merancang untuk mendirikan kota baru
yang namanya Baghdad.
Meskipun ibu kota Abbasiyah dipindahkan ke Baghdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi
timur yang terkenal dengan Babilonia, akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat
peradaban Islam Abbasiyah. Selama 4 tahun Abu Abbas menjadi khalifah, kota ini menjadi pusat
ibu kota Abbasiyah. Pada saat perkembangan peradaban Abbasiyah mengalami masa puncak
kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah satu pusatnya pegembangan ilmu pengetahuan.
f. Mesir
Mesir sejak dahulu kala telah berdiri beberapa kota tua yang dalam sejarah Mesir Kuno telah
kita kenal beberapa kota seperi Alexanderia, Fustat dan Kahira yang sekarang dikenal dngan
nama Kairo. Pada saat wilayah ini dikuasaai Abbasiyah, berdiri beberapa beberapa Universitas dan
Masjid, Univesitas al-Azhar dan Masjid quatul
Tugas Kelompok :
1. Mempersentasikan penyebarluasan Wilayah Daulah Abbasiyah berdasarkan periode kekuasaan.
(terstruktur/ paling lmbat hari selasa depan tgl 11 Agustus 2020 pukul 18.00)
Tugas Individual :
1. Tulis cerita singkat Tuliskan cerita singkat tentang sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
sampai dengan masa keruntuhannya, kemudian ceritakan lewat voice note, (jangan lupa beri
nama ). Dikirimkan kepada masing2 perwakilan Pokja (kelompok kerja)
Batas waktu selasa depan tgl 11 Agustus 2020 pukul 17.00.
2. Carilah informasi tentang Prestasi/Kebijakan khalifah terkenal pada masa Daulah Abbasiyah
dan isikan ke dalam kolom berikut ini. Di kirimkan ke classroom dg tenggat hari ini rabu
5/8-2020 sampai pukul 17.00