Anda di halaman 1dari 10

Fase Perkembangan Sastra dari masa Abasiyyah / Andalusia ke

Modern

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tarikh Al- Adab

Dosen Pengampu : Ustadz. Moh. Iqbal Bulgini, S.S., M.Si

Oleh:
Nilam Pratiwi Dirgahayu Afandi 203104030001

PROGRAM STUDI TARIKH AL-ADAB

FAKULTAS USHULUDDIN,ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER

2021
1. Abbasiyyah

Sebelum memasuki fase perkembangannya, akan dijelaskan terlebih dahulu perihal


bagaimana aspek sosial, politik dan Ilmu pengetahuan pada masa Abasiyyah ini.

a. Politik
Ketika daulah abasiyyah menaiki kekuasaan tertinggi dalam Islam, terjadinya
banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, Antara politik dan sastra pun
memepengaruhi. Pergeseran paling fundamental adalah ketika pusat kekuasaan
dipindahkan ke Damaskus (dengan tradisi arab kental) ke Damaskus (tradisi Parsi),
seluruh pemerintahan dan kekuasaan politikdipengaruhi oleh tabiat sasaniyah parsi,
dimana khalifah berkuasa mutlak dan memimpin seluruh struktur pemerintahan.
Akhirnya pucuk kekuasaan pun tidak lagi terbatas pada garis keturunan Arab. Kondisi
seperti inilah yang sangat mempengaruhi aktivitas sastra.

b. Sosial
Saat perpindahan kekuasaan umawiyyah ke Abasiyyah kekuasaan geografis dunia
Islam membentang luas dari Timur ke Barat, dan menghasilkan interaksi intensif
penduduk setiap daerah dengan daerah lainnya, sehingga adanya proses asimilasi budaya
dan peradaban dari setiap daerah. Para petualang muslim berdatangan dari berbagai
penjuru wilayah Islam dengan menyerapkebudayaan dan keilmuan dari daerah yang
mereka kunjungi dan dijadikan rujukan aktifitas di daerah mereka masing-masing.
Contohnya seperti majlis nyanyian dan music menjadi tren style bangsawan dan pe,uka
Abasiyyah, les khusus bagi anak khalifah supaya pinar cakap dan bernyanyi, dan
lingkungan istana pun dipengaruhi nuansa borjuis mulai dari pakaian, makanan dan lain
sebagainya.

c. Pengetahuan
Faktor perkembangan peradaban di era ini pun ditandai dengan derasnya aktivitas
intelektual masyarakat Islam. Dipengaruhi oleh terbukanya pintu intelektual islam dengan
masyarakat dunia lainnya. Kerajaan sangat bersemangat dalam semua aktivitas seperti
penerjemahan literature asing ke bahasa Arab, diantaranya karya-karya Aristoteles dan
buku lainnya.
Daftar pusaka Harun Al-Rasyid pun telah menjadi pusaka dunia, dengan menyimpan
beribu-ribu literature asing Romawi, Yunani, Parsi, India yang kemudian di
terjemakahkan dalam bahasa Arab. Kemajuan ini pun di dukung dengan lahirnya ribuan
ulama dan sastrawan. Baghdad pun menjadi mercusuar peradaban dan tujuan para
cendikiawan serta para pencari ilmu dari pelosok Negeri.
Pada permulaan daulah Abbasiyyah belum terdapat pusat pendidikan formal, seperti
sekolah-sekolah, yang ada hanya lembaga non-formal yang disebut Ma’ahid.

Periodisasi kesusastraan dibagi sesuai dengan perubahan politik. Periode sejarah peradaban
masa kedinastiannya yang berumur sekitar 500 tahun mulai dari 750- 1258 M ini dibagi kedalam
5 periode, yakni :

 Masa awal (masa pengaruh Persia)


Di periode inilah masa kejayaan dan kemajuan pada tahun 750-847 M.
 Masa kedua (masa pengaruh Turki)
Mengalami kemunduran 847-945 M. lemah dalam menjalankan kepemerintahan dan
ketidak stabilan politik, namunbisa diatasi sehingga tidak ada lagi perebutan kekuasaan
antar khilafah.
 Masa ketiga (masa pengaruh Buwaihi)
Periode ini berlangsung pada 945-1055 M. semakin mengalami kemunduran karena
kekhalifahan yang di dominasi oleh buwaihi dan menimbulkan banyak masalah politik
dalam dinasti, akhirnya pemerintahan dipindahkan dari Bghdad ke Shiraz. Meskipun
demikian Abbasiyyah tetap konsisten dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
 Masa keempat (masa pengaruh Saljuk)
Periode ini berlangsung pada tahun 1055-1199 M. pengaruh Bani Buwaihi mulai
memudar dan digantikan dengan bani Saljuk. Namun tidak berlangsung lama Karena
adanya permasalahan internal yang membuat Abbasiyyah terlepas dari pengaruh dinasti-
dinasti lainnya.
 Masa kelima (terbebas dari dinasti-dinasti lainnya)
periode ini masa akhir kekuasaan dinasti Bani Abbasiyyah yakni tahun 1199-1258 M.
akhirnya dinasti inipun terbebas dari pengaruh dinasti lainnya, namun dinasti ini terus
mengalami kemunduran, perluasan wilayah terhenti dan kondisi politik yang semakin
kacau. Hingga akhirya runtuh pada Tahun 1258 M dan meninggalkan kesan pada umat
Islam.

Dinasti Abbasiyah berdiri sejak pemerintahan As-saffah hingga jatuhnya Baghdad oleh pasukan
Mongolia pada tahun 656 H. sehingga, terjadilah pertemuan dan asimilasi budaya antara bangsa
Persia dan bangsa Arab. Orang Arab pun banyak meniru kebudayaan Persia dan muncul
pertautan dalam ranah social, Bahasa, dan Sastra. Tak hanya itu masa Abasiyyah ini dianggap
sebagai masa keemasan dalam hamper seluruh bidang kehidupan dan membawa kemajuan pesat
dalam bidang sastra, serta bermunculan lah para sastrawan yang ahli di bidang seni bahasa, baik
puisi maupun prosa.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan sastra pada masa ini, yakni :

1. Stabilitas politik
2. Kemajuan sektor ekonomi (kesejahteraan sosial masyarakat)
3. Berkembangnya sistem pendidikan dan meningkatnya semangat pengembangan ilmu
pengetahuan.
4. Apresiasi masyarakat dan pemerintah yang tinggi terhadap karya sastra

Genre Sastra Masa Dinasti Abbasiyah

Secara garis besar sastra Arab dibagi menjadi 2 bagian yakni prosa dan syair. Prosa
sendiri terdiri dari beberapa bagian, yakni : khitobah, Risalah, Ttauqi’at, Qishah, Wasfi, dan
Maqomat.

Masa awal berdirinya bani Abbasiyah, khitobah atau pidato menjadi genre sastra yang
laris. Fenomena ini di awali oleh para kholifah yang amat pandai dalam menyampaikan pidato,
akhirnya berkembang dengan berbagai motif seperti politik, agama, kehidupan dan lain
sebagainya. Sehingga marak penggunaan kalimat-kalimat ithnab dibandingkan yang berbentuk
ijaz. Diantaranya sang orator yakni, As-Shuffah, Al-Mansyur, dan Kholid bin Shofwan.

Seiring kebijakan pemerintah yang menerima keterbukan dengan budaya bangsa, maka
berubahlah kultur Bahasa Arab. Akibatnya sastra tulis jauh lebih diminati daripada sastra oral.

Sastrawan Masa Dinasti Abbasiyah


Pada masa ini sastra mulai di kembangkan oleh Abu Uthman Umar bin Al-Jahiz.
Perkembangan sastra ini pun terus berlanjut hingga bermunculan nama-nama sastrawan yang
memiliki pengaruh besar yakni :
 Al-Hariri
 Abu Nuwas
- Pengarang kisah Seribu satu malam, pelawak , hakim. Puisinya yang terkenal
yakni Khamriyat.
 Abu Tamam
 Al- Buhturi
 Al- Mutanabbi
 Abul ‘ala Al-Ma’ari
 Abu Athahiyyah
- Puisi ternamanya yakni Zuhd yang berisi tentang kebangkitan dan kehidupan
yang akan dating.
 Ibnu Rumy

Dan masih banyak penyair lainnya.


Karakteristik Umum Syair Dinasti Abbasiyah
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara masa Abbasiyyah dengan masa-masa
sebelumnya, diantaranya adalah :
1. Ghordun : pengungkapan syair mengalami perluasan, dimana ghordun syair
sebelumnya ada al-madah, al-fakhr, al wasfy, dan al-ghazal. Lalu pada masa
Abbasiyyah diluaskan ada zuhud syi’ir ta’limy, syi’ir fakahy, angan- angan hidup
mati, khammariyat thadriyyat, kisah-kisah beradab, deskripsi tentang makanan,
pemandangan, dan lain sebagainya.
2. Lafadz atau Uslub : kata-kata dan bentuk puisi terpengaruh oleh peradaban islam
digunakannya ringan, halus, baik, dan jelas. Banyak digunakan gambaran yang
indah, para penyair menggunakan muhassinat lafdziyyah, para penyair tidak
menggunakan tentang hal-hal yang lusuh, dan menjaga kesesuaian antar bait dan
tertib susunan.
3. Perluasan wilayah kajian sastra tidak hanya pada wilayah syair tetapi juga prosa
sehingga memunculkan karya-karya novel, buku-buku- sastra, riwayat dan hikayat
serta genre-genre baru dan juga musik.
4. Makna :
- Makna baik, fantasinya luas
- Ide dan gagasannya rapih dan teratur
- Daya imajinasi yang melampaui batas rasionalitas dan melahirkan
penggambaran yang indah.
- Kaidah-kaidah filsafat, idiom-idiom agama serta kata-kata hikmah digunakan
untuk penguatan
- Mendapat pengaruh dari ilmu-ilmu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab
atas syi’ir.
.
Prosa di Masa Abbasiyyah
Tak hanya syi’ir, prosa pun mengalami perkembangan yang sangat pesart. Bentuk prosa
pun mengalami perkembangan yaitu: khitobah, kitabah, risalah dan lain sebagainya. Muncul juga
bentuk baru seperti maqomat, anekdot dramatis yang subtansinya dikesampingkan untuk
mwngedepankan kemampuan puitis dan kefasihan kebahasaannya.
Muncul juga prosa pembaharuan yang ditokohi oleh Al-Jahizh, dimana karya sastra nya
di susun di Irak yakni kisah Seribu Satu Malam. Karya lainnya adalah cerita Aladin dan lampu
wasiat, Ali Baba dengan 40 penyamun dan lainnya.
2. Andalusia

Andalusia atau yang sekarang disebut dengan Spanyol ini terletak di semenanjung Iberia,
Eropa Selatan. Dari dahulu kala Andalusia telah menjadi pusat pertemuan berbagai kebudayaan
dan bangsa. Islam masuk ke Andalusia merupakan ajaran baru, pada tahun 711 M, dan
menguasai wilayah tersebut hingga tahun 1492 M. Sejak pemerintahan berada di tangan orang
muslim, perkembangan dan peradaban dalam hal seni, arsitektur bangunan, music, kesusastraan,
dan ilmu pengetahuan sangat pesat kemajuannya, tak hanya itu, tokoh-tokoh pemikir Islam
dalam ranah tasawuf, filsafat juga lahir ditempat ini seperti Ibn Rusyd, Ibn Tufayi, dan Ibn
Arabi.

 Awal masuknya Islam di Andalusia


Sejarah dinasti Islam di Andalusia merupakan sejarah Islam terpanjang dibandingkan
dengan dinasti-dinasti lainnya.masuk kedalam kekuasaan dinasti Abbasiyyah semenjak
Thariq bin Ziyyad mengalahkan pasukan Ghotia tahun 92 H. Kemenangan ini menjadi
awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Liberia (Andalusia)
mereka semua ada di bawah perintah Al-Walid bin Abdul Malik, penguasa dinasti
Umayyah yang berpusat di Damaskus.

Faktor keberhasilan pasukan muslimin dalam penaklukan Andalusia adalah:

 Penduduk Spanyol merasa terdzalimi dengan pemerintahan romawi


 Mayoritas penduduk Spanyol beragama penyembsh berhala dan tidak kerasan
dengan agama Kristen yang menjadi agama baru disana.
 Para budak kaum kristiani lebih nyaman berada di bawah kekuasaan Islam yang
memberikan mereka kesempatan untuk bebas.

 Latar belakang politik


Penguasaan umat islam terhadap Andalusia dapat dibagi menjadi beberapa periode :

1. Periode pertama
Pada tahun 711-755 M. Dalam periode ini Andalusia masih belum stabil secara
politisi, masih terjadi perebutan kekuasaan anta relit dan masih adanya ancaman
musuh.
2. Periode kedua
Pada periode ini dibagi lagi menjadi 2 ,yakni :
 Masa keamiran pada tahun 755-912 M. Dimulai pada masa Abdurrohman Ad-
Dakhil berhasil memasuki Andalusia dan menaklukan penguasanya.
 Masa kekhalifahan

3. Periode ketiga
Ketika umat Islam Andalusia terpecah dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil, masa ini
dibagi menjadi beberapa periode yakni :
 Masa kerajaan-kerajaan kecil.
Dimasa ini, disebut dengan Muluk Al-Thawaif, mereka mendirikna kerajaan
berdasarkan etnis barbar, Slovua, dan Andalusia yang bertikai satu sama
laindan menimbulkan umat Kristen untuk menyerang.namun dalam bidang
peradaban mengalami kemajuan karena masing-masing ibukota kerajaan local
ingin menyaingi kemajuan cordova, muncullah kota-kota besar.
 Masa antara Tahun 1086-1235 M
Andalusia kembali mengalami perpecahan dibawah raja-raja lokal, sedangkan
umat Kristen semakin kuatdan menyerang hingga cordoba pun jatuh.umat
Islam Andalusia jatuh ketangan Kristen kecuali Granada.
 Masa antara Tahun 1232-1492 M
Khalifah Al-Mansyur berhasil mengendalikan pemerintahansehingga seluruh
wilayah Andalusia pun aman.

 Latar belakang budaya

Masa Abbasiyyah di Andalusia menjadi puncak kejayaan peradaban Islam. Disinilah


memuncak ilmu pengetahuan, baik pengetahuan Agama maupun umum. Disebut The Golden
Age of Islam yang memberikan pengaruh terhadap tercapainya kemajuan peradaban modern di
Barat sekarang.

Penduduk Andalusia sangat menyukai budaya dann pemikiran sehingga kedudukan para
cendikiawan dimata mereka sangat tinggi.oleh karena itu, banyak karya yang telah dihasilkan.
Dinasti ini sangat terkenal dalam mengembangkan sejarah di bidang kesusastraan dan ilmu
pengetahuan di kordoba dan Granada. Dalam bidang kesusastraan, Abdurrahman sebagai orang
yang menggemari syiir Arab sangat mendorong berkembangnya bidang ini, sehingga muncullah
ahli-ahli sastra Arab yang diilhami kemajuan kesusastraan di dunia Islam bagian Timur.

Abdurrahman II mendirikan sebuah perpustakaan besar di kordoba yang menjadi kebanggaan


Andalusia dan perpustakaan paling terkenal di dunia Islam. Bidang ilmu ke-Islaman yang
berkembang saat itu, yakni Fiqh, Hadist, Tafsir, Ilmu Kalam, Sejarah, Tata bahasa Arab dan
Filsafat.
 Latar belakang sosial

Penduduk Andalusia memiliki berbagai suku bangsa, diantaranya terdiri dari bangsa Arab
yang memasuki Andalusia, baik secara perang maupun imigrasi. Mereka hidup rukun
walaupun berbeda Agama, toleransi sangat diperhatikan untuk menjaga kesatuan dan
persatuan.

 Latar belakang ekonomi

Pada masa bani umayyah II mereka menggantungkan ekonomi nya pada bea export dan
Impor. Negeri ini menjadi salah satu daratan Eropa yang makmur.

Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab

Bahasa Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke Andalusia. Sejalan
dengan perkembangan Bahasa Arab, berkembang pula kesusastraan Arab dalam bentuk puisi
maupun prosa. Diantara jenis prosa yakni khitobah, tarrasul, maupun karya fiksi lainnya.

Sastrawan terkemuka di Andalusia adalah :

 Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih.


Menekuni ilmu kedokteran dan musik. Tetapi kecenderungan nya lebih kepadan sastra
dan sejarah. Dan iapun telah mengubah syair-syair sehingga ia memperoleh kedudukan
terhormat di istana.
 Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
Ia menekuni baik prosa maupun puisi
 Ibn Hazm
Penyair sufi yang banyak mengubah puisi-puisi cinta.
 Muluk Al-Thawaif
Penyair paling besar di Andalusia, yang mempunyai keahlian music dan tarik suara dan
pengaruhnya masih terasa sampai sekarang.

Masa keruntuhan Andalusia

Mulainya pecah belah menjadi beberapa bagian yang lambat laun menjadikan kaum
muslimin melemah secara politisi dan kondisi dalam pertikaian ras maupun sesame muslim. Satu
persatu kerajaan runtuh dan menyisakan kesultanan Granada, namun pada masa pemerintahan
Amir Aal-Hasan Granada pun runtuh akibat ia gemar berfoya-foya.

Pasukan Kristen merengsek masuk ke kota tersebut dan menerobos istana Al-Hamra, mencabut
bendera kekuasaan lalu sultan Abu Abdullah membuat perjanjian meyerah di sebuah gereja. Dan
seluruh umat muslim di Spanyol hanya di beri 2 pilihan, yakni memeluk Kristen atau pergi dari
tempat itu.
3. Perkembangan sastra Arab Modern

Masa modern dimulai sejak tahun ke-19 bersamaan dengan kedatangan prancis ke Mesir pada
tahun 1213 H sampai dengan 1798 H. Factor maraknya sastra di masa modern adalah Karena
pembelajaran , penelitian ilmiyah ke Eropa, penerjemahan, percetakan, lembaga balai bahasa ,
orientalisme, drama, dan juga broadcasting.

Dua sebab yang menyebabkan perkembangan modern yakni komunikasi dengan kitab klasik
yang terdahulun sehingga menyebabkan penyebaran percetakan dan perpustakaan dank arena
adanya kampus-kampus bahasa.

 Puisi Arab Modern


Pada bidang puisi perkembangan karya sastra ditunjukkan dengan adanya aliran-aliran
puisi. Ada 3 tingkatan dalam puisi, yakni Neo-klasik, romantisme, dan puisi bebas.
 Tema- tema puisi Arab modern
- Al-Washf
Yakni tema puisi yang sudah menjadi tema umum di masa klasik hingga
modern, dimana menggambarkan keadaan alam dan lingkungan.
- Al-Maddah
Yaitu karakter puisi masa modern. Yang selalu membicarakan tentang pujian.
- Ar ritsa’
puisi yang membicarakan tentang kesedihan.
- Al-Ghozal
Yitu seni yang membicarakan tentang perilaku orang Arab, khusus dimasa
modern.
- Al- Fakhr wa al Hammasah
Merupakan salah satu tema untuk menggambarkan kemegahan diri atau suku,
namun sekarang diguanakan untuk kepentingan Bangsa.
- Al-Hija’
Merupakan salah satu tema yang sedikit menjadi urusan di masa Modern.
Sesudah diangkat kembali, puisi ini sanagt sarat kelembutan dalam lafadz-
lafadz nya. Pada masa ini hija’ digunakan untuk musuh-musuh bangsa, dan
musuh-musuh Islam.
- Puisi tanah Air
Menceritakan tentang Nasionalisme.
- Puisi sosial
Menceritakan tentang kondisi masyarakat.
- Musikalisasi Puisi
Puisi yang membicarakan tentang music dan mengungkapkan perasaan dan
emosi .
- Puisi Drama
Jenis puisi yang membicarakan tentang berbagai peristiwa ragam kepribadian
dan berbagai percakapan yang ditulis untuk dramamenjadi sebuah sandiwara.

Anda mungkin juga menyukai