Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH KESUSASTRAAN ARAB LAMA


“KESUSASTRAAN ARAB MASA UMAYYAH (PART 2)”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Dosen Pengampu: Anisatu Thoyyibah, S.Hum, M.Hum.

Disusun Oleh:
Maura Adelya 201810570311061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tanpa
halangan suatu apapun.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Sejarah
Kesusastraan Arab Lama" dan sebagai penambahan ilmu tentang Sastra Arab di Era Dinasti
Umayyah. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Sejarah
Kesusastraan Arab Lama Ustadzah Anisatu Thoyyibah, S.hum, M.hum. yang telah
membimbing penulis untuk menyusun makalah ini.
Dan tak lupa juga atas nama penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penyusunan makalah ini. Semoga
semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam proses pembuatan makalah ini dapat
dibalas oleh Tuhan YME di kemudian hari.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kesalahan, olch
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya
makalah ini.

Malang, 22 Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra adalah kata pinjaman dari literatur Sanskerta, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari arti kata śās- “instruksi” dasar atau “mengajar”.
Dalam kata Indonesia digunakan untuk merujuk pada “sastra” atau semacam tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Dalam perkembangan sejarah Islam, sastra
merupakan hal yang paling diminati oleh bangsa Arab sehingga, seiring berjalannya waktu
sastra terus berkembang dari zaman ke zaman salah satunya pada zaman pemerintahan dinasti
Umayyah.
Pada periode Umayyah, bahasa Arab tidak hanya digunakan oleh kalangan umat
Muslim. Akan tetapi, ia juga digunakan oleh kaum non muslim. Pada zaman ini, terdapat
beberapa kelompok yang mengembangkan sastra sehingga menimbulkan tema-tema baru
dalam sastra yang mereka gunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam makalah ini akan
dipaparkan perkembangan prosa pada masa Umayyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan prosa pada masa Umayyah?
2. Apa saja macam-macam prosa pada masa Umayyah?
3. Bagaimana karakteristik prosa pada masa Umayyah ?
4. Siapa saja prosais pada masa Umayyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan prosa pada masa Umayyah.
2. Untuk mengetahui macam-macam prosa pada masa Umayyah.
3. Untuk mengetahui karakteristik prosa pada masa Umayyah.
4. Untuk mengetahui para prosais pada masa Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Prosa Pada Masa Umayyah


Sejarah kesusastraan Arab terdiri dari beberapa periode, yaitu zaman jahiliyyah (pra-
Islam), zaman permulaan Islam, zaman Bani Umayyah, zaman Bani Abbasiyah (berakhir
bersamaan dengan keruntuhan Baghdad akibat serangan Mongol), zaman pertengahan /
zaman kemunduran, dan zaman modern (sejak abad ke-13 H).
Dalam periodesasi sejarah sastra ada yang menyebutkan, masa Banî Umayyah
dikategorikan ke dalam era shadr al-Islâm (masa permulaan Islam) (Al-Iskandariy, 1978:94).
Pada masa ini sastra mengalami perkembangan luar biasa yang disebabkan karena pengaruh
bahasa agama, yaitu bahasa al-Qur`an dan hadis. Di samping itu, sastra sering kali
dipergunakan untuk tujuan penyampaian nilai-nilai ajaran agama (Al-Iskandariy, 1978:96),
baik melalui genre syair maupun prosa.
Pada masa Bani Umayyah, muncul prosa tema-tema politik dan polemiknya sebagai
dampak dari ramainya pergelutan politik dan aliran keagamaan. Pada periode Umayyah prosa
berkembang pesat, terutama pidato. Pidato di depan publik dalam berbagai bentuknya telah
berkembang dan mencapai puncaknya selama periode Umayyah. Pidato itu digunakan
sebagai sarana untuk menyampaikan beberapa hal yang penting, seperti ajaran keagamaan,
semangat juang para prajurit, jiwa nasionalisme, dan paham fanatisme golongan. Contohnya,
seorang khotib menggunakannya sebagai sarana keagamaan sebagai sarana keagamaan dalam
bentuk khuthbah jum’at, seorang jendral memanfaatkannya untuk membangkitkan semangat
prajurit, dan seorang gubernur memakainya untuk menanamkan semangat patriotism rakyat.
Pada masa yang belum mengenal sarana propaganda khusus, berpidato menjadi sarana utama
untuk menyebarkan gagasan dan membangkitkan emosi. (Hitti, 2006:312).

B. Macam-Macam Prosa Arab Pada Masa Umayyah


Adapun macam-macam prosa pada masa Umayyah adalah sebagai berikut :
1. Khutbah
Berkembangnya khutbah pada masa ini disebabkan oleh banyaknya kelompok
keagamaan dan partai-partai politik, banyaknya pertentangan antar kaum, dan
perginya utusan-utusan dari golongan anshor dan kaum-kaum, khalifah dan penguasa.
Macam-macam Khutbah:
a. Khutbah politik

Politik pada masa Umawi muncul dan berkembang pesat, baik dari segi isi
maupun bentuknya. Pada masa ini khutbah politik menapaki masa keemasannya.
Gambaran ini sangat logis karena khutbah politik timbul di daerah-daerah  yang
belum sempurna sistem politiknya. Sebagai gambaran bahwa sistem politik pada
masa Umawi jauh dari kestabilan, maka hal ini mendorong  timbulnya sesuatu
untuk menggalang masa dan menggerakkan emosi mereka. Khutbah politik ini
disampaikan masyarakat, ketika melihat penguasa yang tidak berpihak kepada
mereka. Ciri khas khutbah politik masa Umawi adalah masih terjaganya corak
kebaduiannya, ini dikarenakan kedekatan antara masa Jahiliyah dengan masa
Umayah.
b. Khutbah keagamaan

Pada masa Umayyah para khatib tidak hanya menyampaikan khutbah


yang bersifat keagamaan saja, tetapi mereka menyinggung hal-hal yang ada di
sekitar keagamaan. Tema yang paling digemari oleh para khatib adalah urusan
agama, yang ada hubungannya dengan sosial kemasyarakat, dan urusan
pemerintah dengan rakyat. 
c. Khutbah kemasyarakatan

Khutbah sosial kemasyarakatan pada masa Umayyah ini mempunyai tipe


dan jenis yang berbeda, di antaranya adalah, khitabah al-muhafil (delegasi).
Biasanya dibawakan oleh orang yang sudah berumur dan berpengaruh di
masyarakat. Para delegasi biasanya diutus untuk menghadap kepada penguasa
untuk menyampaikan ucapan selamat, penganugerahan, mengadukan
permasalahan dan lain-lain. Khutbah al-Imlak (pesan pernikahan), khutbah ini
sudah berlaku pada masa Jahiliyah, tetapi pada masa Umayyah telah berubah
bentuk, yaitu dengan diwarnai nilai-nilai Islam. Sebagai pewaris dari budaya
Jahili, ada khutbah mufakharah (kesombongan). Khutbah ini berkembang di masa
Umayyah, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk khutbah yang berkembang kala
itu.
Keistimewaan khutbah pada masa Umayyah :
a. Diawali hamdalah dan shalawat nabi
b. Bersandar pada makna-makna al-qur’an
c. Menggunakan pengutipan dari al-qur’an
d. Menggunakan sebagian kata-kata hikmah
e. Ringkasan dengan gaya bahasa langsung
2. Kitabah
Kitabah berkembang pesat pada masa ini . Ketika Islam tersebar pada masa ini
telah terjadi percampuran antara orang-orang arab dengan orang-orang asing yang
menyebabkan lisan al Arab tidak lagi murni seperti masa-masa awal islam.
Sehingga pada masa ini dibukukan kitab nahwu yang ditulis oleh Abu al-Aswad al-
Duali. Menurut Al Qalqasyandi, penulisan di bawah Umayyah mengikuti gaya kuno
sampai masa Al Walid. Al Walid membawa perbaikan besar pada sekertariat
pemerintahan, tulisan dan korespondensi resmi, dan kaligrafi. Dalam semangat
sastra Al Walid itulah Marwan bin Muhammad, khalifah Umawi terakhir, mengutus
Abdul Hamid bin Yahya, ahli esai terbesar zaman itu, untuk mengembangkan gaya
penulisan yang lebih penuh bunga bahasa yang membuat dirinya dikenal. Pesan
pemerintah menjadi begitu panjang sehingga diceritakan bahwa Abdul Hamid
menulis untuk majikannya sebuah surat yang memerlukan seokor unta untuk
membawa surat ini ke alamat yang dituju. Gaya baru ini disebut tawazun (simetri
sastra) dan diperkenalkan dengan tiruan gaya Al Qur’an. Tawazun berisi tulisan
dalam frase yang jumlah suku katanya, panjangnya, dan susunannya sama.
3. Rasail
Surat-surat politik pada masa khulafa al-rasyidin sangat singkat dan padat,
sehingga tidak kita jumpai catatn resmi kenegaraan yang lebih dari beberapa baris.
Menurut ibnu khalkin, sekertaris khalifah Umayyah terakhir,adalah orang yang
memperkenalkan gaya tulisan yang bersayap dan panjang, disertai pilihan
ungkapan yang konvensional dan santun, tidak seperti gaya penulisan orang Persia.
Gaya penulisan ini menjadi model bagi para penulis sesudahnya.
Keistimewaan korespondensi pada saat itu:
a. Diawali dengan bacaan hamdalah dan shalawat atas nabi
b. Dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur’an, dan meniru gaya bahasa al-Qur’an,
bersandar pada makna-makna dan gambaran al-Qur’an.
c. Menggunakan bahasa yang euphimisme dan ungkapan yang jelas.
d. Dimulai dengan yang pendek, ringkas, kemudian condong pada yang
panjang dan berlebih-lebihan. . (Wildana dan Laily, 2008:308)

C. Karakteristik Prosa Pada Masa Umayyah


Karakteristik prosa pada masa Umayyah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gaya bahasa yang banyak digunakan dalam prosa dalah gaya bahasa yang mencontoh
keindahan gaya bahasa Al -Qur‟an, walaupun sampai kapanpun tidak akan ada yang
dapat menyamai gaya bahasa tersebut.
2. Menggambarkan tentang keadaan umat pada saat itu seperti terjadinya perselisihan
dan percekcokan antara sekte - sekte agama an partai - partai politik.
3. Ada yang isinya banyak dan panjang - panjang, tapi sedikit penggunaan rimanya.
4. Mayoritas prosa pada masa ini diawali dengan menyebut asma Allah. Mayoritas
tulisannya diawali dengan basmalah, ucapan rasa syukur, atau beberapa kata yang
ditujukan untuk mengingat asma-Nya
Adapun ciri-ciri prosa pada masa Umayyah:
1. Ciri – ciri genre ini dipengaruhi oleh gaya Al-Qur’an dan Hadits,
2. Menggambarkan tentang keadaan umat pada saat itu seperti terjadinya perselisihan dan
percekcokan antara sekte – sekte agama an partai – partai politik,
3. Ada yang isinya banyak dan panjang – panjang, tapi sedikit penggunaan rimanya.
Adapun tema-tema prosa pada masa Umayyah:
Tema pidato pada masa umayyah adalah:
1. Berkenaan dengan agama, seperti yang bisa diberikan dalam shalat jum’at, Idul Fitri
atau Idul Adha; yang mendorong untuk melakukan Jihad;
3. Berisi wejangan – wejangan atau petunjuk – petunjuk;
4. Berkenaan dengan aspek sosial, seperti ungkapan duka cita;
5. Berkenaan dengan politik, seperti tentang keKhilafahan, sekte-sekte agama : khawarij,
Syi’ah, umawiyyah, zubairiyyah, dan lain-lain sebagainya.

D. Prosais Arab Masa Islam


Abdul Hamid Al Katib (130/794 M)
Penulisan Abdul Hamid bergaya tawazun. Al-Masudi menyebutnya sebagai penulis pertama
yang membuka setiap komposisi dengan asma Allah (basmalah), pujian kepada Allah
(hamdalah), dan shalawat kepada Nabi. Contoh surat Abdul Hamid Al-Katib kepada Para
Penulis:

-‫ل‬55‫ز وج‬55‫ع‬- ‫اب هللا‬55‫دءوا بعلم كت‬55‫ واب‬,‫دين‬55‫ في ال‬5‫وا‬55‫ وتفقه‬,‫نوف اآلداب‬55‫اب في ص‬55‫ر الكت‬55‫فتنافسوا يا معش‬
, ‫ا‬55‫ا ومعانيه‬55‫واعرفوا غريبه‬ ‫ وارووا األشعار‬,‫والفراءض والعربية ؛ ثم أجدوا الخط ؛ فإنه حلية كتابتكم‬
‫ابوا في هللا‬55‫ وتح‬,‫موإليه هممكم‬55‫ا تس‬55‫ فإن ذلك معين لكم على م‬,‫ وأحاديثها وسيرها‬, ‫وأيام العرب والعجم‬
‫ وتواصوا عليها بالذي هو أليق ألهل الفضل و العدل و النبل من سلفكم‬,‫ في صناعتكم‬-‫– عز وجل‬
“Berlombalah kalian wahai para penulis dalam menghasilkan karya sastra, pelajarilah ilmu
agama kalian, mulailah dengan ilmu Kitabullah beserta ilmu warisnya dan kaidah-kaidah
bahasa arab, karena ia adalah pengasah lisan kalian, kemudian perindahlah tulisan tangan
kalian karena ia adalah perhiasan bagi karya kalian, riwayatkanlah syair-syair dan serta
pahamilah kata-kata asing dan maknanya, pelajarilah sejarah bangsa arab dan bangsa-bangsa
selainnya, kesusastraan serta sejarah mereka, karena sesungguhnya itu akan membantu kalian
dalam menggapai impian, saling berkasih sayanglah karena Allah dalam berkarya wahai para
penulis, saling menasehatilah kalian dengan hal-hal yang telah dilakukan oleh para pemilik
keutamaan, keadilan serta kemuliaan diantara pendahulu kalian.”
Ziyad bin Abihi

Ziyad bin Abihi adalah gubernur Bashrah pada pemerintahan Muawiyah. Beliau terkenal
dengan kekuatan, kepemimpinan, serta kebijaksanaanya. Salah satu contoh khutbah beliau
berbunyi:

‫ا‬QQ‫ فلن‬,‫ا‬QQ‫ ونذود عنكم بفيء هللا الذي خولن‬,‫ نسوسكم بسلطان هللا الذي أعطانا‬, ‫ و عنكم ذادة‬, ‫ إنا أصبحنا لكم ساسة‬:‫أيها النا س‬
‫ا‬Q‫ني مهم‬QQ‫وا أن‬Q‫ واعلم‬,‫ا‬Q‫تكم لن‬QQ‫ا بمناص‬QQ‫ فاستوجبوا عدلنا و فيئن‬,‫ ولكم علينا العدل فيما ولينا‬,‫عليكم السمع و الطاعة فيما أحببنا‬
‫ و‬,‫ه‬QQ‫ا عن إبان‬QQ‫ وال حابساعطاء وال رزق‬,‫ لست محتجبا عن طالب حاجة ولو أتا ني طارقا بليل‬: ‫قصرت فلن أقصر في ثالث‬
‫ ومتى يصلحو تصلحوا‬,‫ وكهفكم الذي إليه تأوون‬,‫ فادعوا هللا بالصالح ألئمتكم فإنهم ساستكم المؤدبون‬,‫ال مجمرا لكم بعثا‬

“Wahai manusia sekalian: sesungguhnya kami telah menjadi pemimpin kalian, dan sebagai
pembela kalian, kami pimpin kalian dengan kekuasaan yang Allah berikan kepada kami, dan
kami lindungi kalian dengan perlindungan Allah yang kami upayakan, maka wajib bagi
kalian untuk dengar dan patuh terhadap apa yang kami perintahkan, dan wajib bagi kami
untuk terus bersikap adil terhadap rakyat kami, maka balaslah keadilan yang kami berikan
dengan nasihat kalian kepada kami, dan ketahuilah betapapun aku bahwa aku tidak akan
meremehkan tiga perkara: aku tidak akan terhalang oleh siapapun diantara kalian yang
memiliki keperluan denganku walau ia datang kepadaku ditengah malam gulita, dan akau
tidak akan menghalangi kalian dari pemberian dan rizki yang menjadi hak kalian, dan aku
tidak akan menahan pasukan perang di daerah perbatasan dalam waktu yang lama sehingga
mereka bisa kembali kepada keluarganya, doakanlah kebaikan kepada pemimpin kalian,
karena mereka adalah pengatur kehidupan kalian yang akan mendidik kalian, mereka adalah
gua tempat kalian berteduh, apabila mereka baik maka kalian pun akan baik .”
Abu Hayyan Al Tahwidi (375/ 987 M).

Al Tahwidi meninggalkan warisan sastra yang mengagumkan di samping Vilainies, Al


Muqabasat, Al Imta’ Wal Muansah, Al Hawamil wal Syama’il, Al Basha’ir wal Dzaka’ir,
dan Al Isyarat al Ilahiyyah, maupun sejumlah risalah.

Abu Aswad Ad-Dualy

Abu Aswad Ad-Du'aliy merupakan penggagas ilmu nahwu dan pakar tata bahasa bahasa
Arab. pada masa ini, dibukukan kitab nahwu yang ditulis oleh Abu al -Aswad al – Duali.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain puisi, prosa juga berkembang pesat pada masa Umayyah. Macam-
macam prosa pada masa ini ada tiga yaitu, khutbah, rasail, dan kitabah. Karakteristik
dari prosa pada masa ini adalah gaya bahasa seperti Al-Qur’an, dan tema yang
diambil mencerminkan keadaan pada saat itu.
B. Saran
Tentu segala sesuatu dalam tulisan masih banyak kekurangan. Terlepas dari
itu, penulis berharap para pembaca mengerti dari paparan di atas. Terlebih lagi jika
pembaca berkenan memberi kritikan maka dipersilahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Wargadinata, Wildana dan Laily Fitriani. 2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang: UIN
Press.
Azizah, Dyah Nurul. 2020. Karakteristik Prosa Dalam Sastra Arab. Tsaqofah & Tarikh. Vol
4, No 2.

Syuja, Adam. 2020. Sastra Arab pada Zaman Umayyah.

Muzakki, A. 2006. Perkembangan Sastra di Era Bani Umayyah (Analisa Kritis


Strukturalisme-Genetik). Lingua. Vol.0

Anda mungkin juga menyukai