Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH SASTRA ARAB PADA

MASA PERMULAAN ISLAM


‫تاريخ األدب العربي في عصر صدر اإلسالم‬
Kelompok 2
1. Elydea Nurelis 1205619047
2. Liza Evwan 1205619110
3. Amelia Misbah Nurhayati 1205620045
4. Nur Aini 1205620049
5. Sabrina Qurrotulaini 1205620053
6. Muhammad Yazid Alea 1205620054
7. Nadzwa Khana Khoirinnisa 1205620084
pengantar
Lahirnya Islam memiliki pengaruh besar dalam kehidupan bangsa Arab. Pengaruh ini dapat
merubah berbagai aspek kehidupan masyarakat Arab, seperti perubahan pemikiran, bahasa,
sikap, dsb. Ketika pengaruh Islam menyebar pada masyarakat Arab, karya-karya sastra
yang lahir juga mengalami perubahan dari karakteristiknya yang bercorak klasik
(jahiliyah) ke karakteristiknya yang bercorak Islam.

Kondisi sastra arab pada


masa permulaan islam
Islam benar-benar memperhalus ungkapan bahasa dan telah merubah gaya bahasa menjadi
netral, segar, dan lembut. Islam datang dengan konsep baru yang membutuhkan banyak
penjelasan dan keterangan, maka muncul khutbah dengan uslub-uslubnya yang baru. Variasi
dan spesialisasi penulisan meluas dan muncul sastra serta balaghah beserta senimannya maka
pengaruh Islam dalam bahasa dan sastra tampak jelas. Berikut kita akan membahas sumber
sastra Islam
Sumber
Sastra Islam
Sumber sastra islam
1. Al Qur'an

Al Qur'an adalah kitab Allah yang sempurna. Allah menurunkan Al-Qur'an kepada nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar menjadi petunjuk bagi penduduk bumi.
Al Qur'an telah mengumpulkan bangsa arab di atas satu bahasa yaitu bahasa Quraisy, maka
merekapun melepaskan dialek dialeknya. Jika para sastrawan pada masa jahiliah telah
memberikan pengaruh kepada kaumnya karena mereka menyusun banyak Qasidah dan
memberikan khutbah mereka dengan bahasa Quraisy.
Al Qur'an telah mengganti perasaan, emosi, dan gaya bahasa bangsa Arab dengan lemah
lembut.
Kosa kata yang islami telah tersebar dalam bahasa seperti shalat, zakat, shiyam, haji, qiyam,
ruku', sujud wudhu, mukmin, kafir, iman dsb. Maka tampaklah pengaruh Al Qur'an dalam banyak
gaya bahasa para penyair dan dalam banyak maknanya.
Al Qur'an telah meluaskan makna karena mereka mengambil dari tempat yang tidak pernah
habis.
Sumber sastra islam
Para khatib dan penulis telah bersandar pada Al Qur'an yang menjadi sumber penting untuk
menopang sebuah khotbah dan surat.

2. Hadist

Hadist As Syarif adalah perkataan yang bersumber dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
atau perbuatan yang dilakukan oleh beliau.
Hadist adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al Qur'an dan merupakan penjelas
Al Qur'an karena apa yang datang darinya dijelaskan oleh hadist. Mayoritas hadist
mengumpulkan banyak makna dalam ungkapan yang sedikit.
Hadist juga berperan dalam menyebarkan bahasa Arab. Umat Islam yang bukan bangsa Arab
mempelajari hadist sehingga menjadikan mereka hapal.
Setelah manusia memindahkan hadist-hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam banyak
ungkapan-ungkapan yang tersebar dan tersiar di dalam bahasa Arab.
Sumber sastra islam
Banyak ungkapan dan susunan kalimat hadist yang muncul di dalam sastra Islam,
karena hadist banyak dihapal oleh para sastrawan seperti para pengkhotbah, penyair
atau penulis.
Para penyair telah memperluas pengetahuannya mengenai cara menghapal,
meriwayatkan hadist dan mengambil manfaat dari ungkapan dan makna hadist.
Sedangkan para Khatib mengambil manfaat dari makna hadist dan gaya bahasanya
sehingga bahasa mereka menjadi lurus serta dapat menguatkan dalil mereka. Para
penulis banyak mengambil tema
Syair pada
Masa Permulaan
Islam
ketika Rasul SAW diutus di Mekah sudah banyak penyair dan setelah Rasul hijrah ke
Mekah para penyair bertindak zalim dan bertindak sewenang-wenang terhadap Rasul
dan umat islam maka penyair Anshor terdorong untuk membela islam. permusuhan ini
telah memaksa para penyair Mekah untuk memperbanyak puisi.

Ketika wahyu turun, Ibnu Khaldun melihat bahwa para penyair telah menjauhi puisi.
saat mereka menyadari bahwa islam tidak melarang puisi maka mereka kembali
berpuisi.

Puisi di Mekah dan Madinah telah tumbuh dengan pesat disebabkan kemunculan islam.
hanya saja setelah penaklukan mekah puisi melemah, para penyair kembali terkekang
dan tidak membebaskan lisan mereka.
Islam tidak senang puisi yang buruk dan jelek akan tetapi islam tidak melarang puisi.
Al-qur'an mengatakan bahwa:

"Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat, Tidakkah kamu melihat
bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah (sebagian penyair itu suka
mempermainkan kata-kata, tidak mempunyai tujuan yang baik, dan tidak mempunyai
pendirian), dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak
mengerjakan(nya)?, kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan
beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah
menderita kezaliman (karena menjawab puisi orang kafir). Dan orang-orang yang
zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali." (Q.S Asyu'ara
224-227)
Pada ayat tadi kita tidak akan menemukan pelarangan terhadap puisi dan hadits
memang tidak senang dengan puisi yang jelek tetapi tidak mengharamkan puisi
berdasarkan bukti perkataan Rasul SAW:
"‫"إن من الشعر لحكمة‬
"Sesungguhnya diantara puisi terdapat pelajaran"

Rasul berkatasebaik-baiknya puisi yang diucapkan penyair adalah ucapan Labid:


"‫"أال كل شيئ ما خال هللا باطل‬
"Sesungguhnya segala sesuatu selain Allah adalah batil"

Yang diarang dari puisi adalah sesuatu yang dapat mendatangkan kemusyrikan dan
mengenyampingkan Islam atau mengganti prinsip-prinsipnya sedangkan selain dari itu
maka yang datang ke dalam puisi tidak dilarang.
Tujuan Syair
pada Masa
Permulaan
Islam
a. pujian (al-madh)

Tujuan Al-Madh pada masa permulaan islam :


Memuji islam dan Rasul SAW
Dalam memuji tidak meminta bayaran seperti yang dilakukan orang-orang jahiliah
Mengangkat islam
Mengajak kepada islam sampai bangsa arab masuk islam

Para penyair memuji Rasul karena beliau memberikan petunjuk, cahaya, Al-Qur'an
ditambah lagi keberanian dan kedermawanannya. Setelah Rasul wafat, para penyair pujian
mulai berkurang dan menjadikan pujian bukan lagi suatu tujuan bagi mereka.

Beberapa penyair Al-madh pada masa itu ialah Abdullah Ibn Ruwahah, K'a'ab bin
Zubair, dan An-Nabighoh Al-Judiy.
b. ejekan (al-hija')

Ejekan dan sindiran telah menyala bagaikan api diantara para penyair Mekah
dan Madinah setelah Rasul hijrah dari Mekah. Para penyair mempergunakan makna puisi
ejekan yang telah disusun untuk menjatuhkan lawan agar lawan lari dari medan
pertempuran dan ketakutan. Ada juga yang mempergunakan maknanya untuk mengejek
kekufuran dan kemusyrikan.

Salah satu tokoh penyair Al-Hija' pada masa itu adalah Harist Ibn Hisyam
c. semangat (hamasah)
Dari awal kemunculan Islam, puisi hamasah telah mengiringi dakwah Islam. Puisi itulah yang
memotivasi para pejuang muslim berperang dan memandang mulia kaum muslim karena
dimenangkan atas para musuh. Di antara penyair yang memiliki banyak puisi hamasah
adalah ka'ab bin malik.

d. rintihan kesedihan (al-risa')


Pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Khulafa al-Rasyidin, al-Risa' bggmemiliki perkara yang
penting karena peperangan, pendudukan daerah jajahan, fitnah yang mengancam umat Islam
dan kehilangan banyak pemuda yang menemani peperangan dan finah.

Al-risa' mengandung makna pujian untuk si mayit serta permintaan rahmat bagi si mayit, dan
juga meminta si mayit masuk surga karena ia mencintai Rasul.
Karakteristik
Syair pada
Awal Islam
MAKNA SYAIR
Pada masa kemunculan Islam puisi digunakan sebesar-besarnya
untuk melayani aqidah islamiyah dan ia berbeda dengan puisi
jahiliah yang tidak memiliki batas-batas jahiliah, sedangkan puisi
pada masa Islam memilih makna yang akan melayani Islam dan
memperluas cakupannya.

Makna pusi Islam mengungkapkan ketaqwaan kepada Allah,


mengabarkan tentang kewara an seorang penyair. Makna rintihan
kesedihan bagi penyair masa kemunculan Islam membawa makna
Islami yang memintakan ampunan Allah bagi si mayit. Makna
Islami menghindari hal-hal yang berlebihan, kebohongan,
keangkuhan seorang pendusta yang membawa caci maki, ejekan,
keburukan, dan kekejian dan juga menghindari cumbu rayu yang
membawa canda yang mengajak kepada kefasikan.
GAYA BAHASA SYAIR
Gaya bahasa puisi islami berbeda dengan gaya bahasa
puisi jahili. Gaya bahasa puisi islami dipengaruhi oleh
gaya bahasa al-Qur'an dan hadist. Gaya bahasa puisi
islami dipengaruhi oleh perasaan emosi hati seorang
muslim yang lembut dan halus. Kewara'an dan
ketakwaan dan takut kepada Allah terdapat dalam gaya
bahasa yang menghindar kekasaran dan kekerasan.

Ungkapan islami bertambah banyak di dalam gaya


bahasa penyair masa kemunculan Islam, seperti:
jannah, nar, kufar, musyrik dan fasik. Banyak
ungkapan puisi dipengaruhi oleh ungkapan al-Qur'an
dan hadist. Para penyair berusaha mengikuti gaya
bahasa al-Qur'an tetapi tidak bisa.
P e n y a i r M a s a
Permulaan Islam
a. hasan bin tsabit
Abu Al-Walid Hasan bin Tabit Al-Anshari merupakan salah satu penyair
rasulullah yang masih dalam golongan mukhadromun. Beliau berasal dari
Bani Najar dan salah satu penduduk Madinah.
Ketika Rasullah SAW hijrah ke Madinah, Hasan bin Tsabit bersama kaum
Anshor berbondong-bondong masuk Islam. Hasan bin Tsabit wafat pada
tahun 674 M.
Karakter puisi dari Hasan bin Tsabit yaitu terkait dengan etika dan semangat perjuangan.
Berikut ini beberapa contoh penjelasan dan maksud dari terjemahan puisinya Hasan bin
Tsabit yang berisi madah untuk Nabi Muhammad SAW :
Jika kalian tidak melihat debu-debu di jalan menuju ke kada berterbangan di udara, itu
berarti Allah telah memusnahkan kuda-kuda kami.
Allah akan mengirim Jibril a.s untuk membantu kami, tak ada yang dapat menandinginya.
Maka terimalah balasan kalian, Allah telah mengirim tentara dari Anshor yang pemberani
dan biasa berperang menghadapi musuh.
b. ka'ab bin zuhair
Ka'ab Vin Zuhair bin Abi Sulma merupakan anak tertua dari penyair
jahiliah yang terkenal yaitu Zuhair bin Abu Salma. Ka'ab merupakan
salah seorang penyair Mukhadhramun. Sebelum Ka'ab masuk Islam,
beliau menghina Nabi Muhammad SAW dan menghina Islam serta
mencela perempuan Islam. Namun saat Ka'ab sadar akan kebenaran,
ia pun meminta maaf kepada Rasulullah SAW dan masuk Islam.
Dengan adanya kejadian tersebut, syair ini dikenal dengan sebutan Babat Su'ad yang terdiri 59
bait. Kasidah ini disebut dengan kasidah Burdah. Adapun contoh bait pertama dari kasidah Burdah:

‫باَنْت ُس عاُد َف َقْل بي الَيْو َم َم ْت بوُل‬


‫ُم َتَّيٌم إْث َرها لم ُيقْد َم غلوُل‬

Atau dari sumber lain mengatakan salah satu bait dari qasidah Burdah yaitu :"
Amin tadzajurin jiranin bi dzi salami mazajta dam'an jara min muqlatin bi dami?"
Dan pada tahun ke 26 Hijriah, Ka'ab bin Zuhair meninggal dunia.
‫شكرا جزيال‬

Anda mungkin juga menyukai