Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan
Dirasah Syi’riyah Klasik pada Prodi Bahasa dan Sastra Arab
Oleh:
SURABAYA
2021
BAB I
Jika diurut secara keseluruhan, tahap perkembangan puisi di Andalusia dapat dibagi
menjadi tiga peringkat:
1. Peringkat Tiruan
Yang berlangsung antara abad ke-8 hingga abad ke-11 M. Para Penyair yang sangat
terkenal dalam menggeluti bidang ini antara lain, Abd al-Rabbih (w. 939 M), Ibn Hani
(w. 972 M), Al Zubaidi (w. 989 M), Ibn Abi Zannin (w. 1007 M) dan masih banyak lagi
penyair-penyair yang populer dimasa itu.
2. Zaman Perubahan
Terjadi setelah runtuhnya Daulah Umayyah dan munculnya kerajaan-kerajaan kecil. Para
penyair dimasa itu, bosan dengan irama dan alunan puisi yang monoton, sehingga
mereka mulai mencari bentuk sendiri. Raja dari Bani Ubbad yang memerintah di Sevilla
sangat mendukung gerakan tersebut, dengan menghilangkan pengaruh timur untuk
mendapatkan ciri khas daerah yang ditempati. Perkembangan puisi kemudian merosot,
ketika kaum Bani Murabin keturunan orang Berber memegang tampuk pemerintahan,
kalangan mereka tidak terlalu suka dengan karya sastra, lain halnya dengan orang Arab,
sehingga nasib sastra ditangan mereka menjadi kurang baik dan tidak berkembang.
3. Zaman Pembaruan
Terjadi pada pemerintahan Daulah Muwahidin. Pada masa ini tidak hanya berkutat pada
konten dalam sebuah karya sastra, tetapi juga cara pengucapan dan gayanya. Pada masa
ini juga akhirnya lahir dua buah karya sastra yang khas dari
Andalusia muwasysyah dan zalal. Muwasysyah adalah bentuk puisi yang tidak terikat
pada keteraturan sajak dan tidak tunduk pada pola bunyi akhir. Prosa juga berkembang di
Andalusia, seiring dengan pesatnya pengkajian tentang Al-Qur’an dan Hadis. Kemudian
munculah tulisan tentang sejarah Nabi Muhammad s.a.w yang banyak terdapat di Al-
Quran, serta kegiatan pengumpulan cerita-cerita Arab dan Parsi. Pada zaman ini juga
telah direproduksi kembali cerita yang pernah dituliskan pada zaman Abbasiyah, cerita
tentang Arab dan Parsi, tetapi ada sedikiit penambahan dengan mencampurkan cerita dari
Asia Tengah, Yunani, India dan Cina. Dari sinilah kemudian muncul kisah Seribu Satu
Malam yang diminati di Andalusia selain kisah Alfa Layla wa Layla dan Khalilah wa
Dimnah.1
Sebagai bentuk pengimajinasian yang tinggi dalam penulisannya, maqammat dan al-
qisas sangat menonjol dalam mewarnai perkembangan prosa Arab. Setelah
sebelumnya pernah menegalami keterlambatan perkembangan, hingga kemudian pada abad
ke-11 M ada sedikit titik terang yang melahirkan beberapa penulis prosa terkenal seperti: Ibn
Hazm (w. 420 M), Abu Hafs Umar al-Syahid, Muhammad Malik al-Qurtubi, Abu Tahir al-
Saraqusti.
1. Madah (Pujian)
Syiir ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa senang dan cinta terhadap orang yang
pernah berjasa atau orang yang sangat dihormati dan juga merupakan sarana untuk
mencari kehidupan. Penyair Andalusia merupakan generasi dari penyair timur. Penyair
ini tetap mmemelihara dengan baik gaya bahasa yang terdahulu dan ditujukan untuk
1 Badri Yatim, “Sejarah Peradaban Islam”, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hal 44
kerajaan. Penyair Madh yang paling terkenal di Andalusia yaitu, Ibnu Hani’, Ibnu Darraj,
Ibnu Zaidun, Ibnu Syahid, dan Lisanuddin Al-Khothib.
2. Risa’ (Ratapan)
Kesedihan dengan jatuhnya kota-kata Andalusia, menimbulkan kreasi-kreasi elegi
sebagai ekspresi kesedihan sekaligus penyadaran masyarakat agar bersatu merebut
kembali harta mereka. Penyair yang terkenal dengan tujuan syair ini yaitu Ibnu Abd
Rabi’ah, Ibnu Hani’, Ibnu Zaidun.
3. Hija’ (Ejekan)
Penyair Andalusia jika mengejek mereka tidak terlalu memperpanjang dan
cenderung untuk bersikap toleransi, memaafkan dan tidak sampai melampaui batas
dalam ejekannya. Penyair yang terkenal dengan tujuan syiir ini adalah Ibnu Hani’, Ibnu
Khufajah, Abu Bakar Al- Makhzumi, Ibnu Jubair.
4. Ghazal
Syiir ini banyak beredar di Andalusia, bahkan pola syiirnya lebih umum dan luas,
penduduk Andalusia lebih terkenal dengan kelembutan dan kecenderungannya. Beberapa
syair ini suci nan indah dan menggambarkan pencitraan perempuan dana deskripsi dari
pesonanya. Syair ini mencerminkan kepribadian penyair. Penyair yang terkenal dengan
tujuan syair ini yaitu Ibnu Zaidun, Abu Amir bin Syahid, Ibnu ‘Abd Rabbih.
5. Asketisme – Sufisme
Syiir-syiir sufi untuk mengekspresikan cinta kepada Allah, beberapa penyair
Andalusia membimbing orang untuk berzuhud, selain apa yang telah terjadi kepada
orang-orang Andalusia meninggalkan segala hal yang berbau duniawi danuntuk
mengendalikan diri. Penyair yang terkenal dengan tujuan syair ini adalah Ibnu Araby,
Ibnu Hani’.
6. Syair dalam ekspresi
Andalusia Unggul dalam bidang deskripsi dan penggambaran alam di atas penyair
timur, dan membawa keindahan yang abadi. Puisi alam adalah jenis puisi yang berkaitan
dengan penyair alam yang dituangkan melalui pendeskripsian dan penggambaran.
Penyair yang terkenal dengan tujuan syair ini adalah Ibnu Khufajah dan Ibnu Zaidun.
7. Kerinduan
Penyair timur mereka lebih suka mengarah pada puisi nostalgia, di Andalusia
mengikuti penyair timur, dan diterapkan dalam seni ini, dan mengacu pada dua hal:
a) Penduduk Andalusia pergi ke Arab Timur untuk mencari ilmu pengetahuan.
b) Sebagian besar penyair Andalusia membuat syiir dengan hati dan makna yang paling
penting dari puisi seputar keterasingan mereka, kerinduan pada tanah air, pengalamn
di negeri asing, dan penggambaran masa kecil.
8. Syair Ta’limi
Hubungan syair nadzam ini dengan syair yang lain terbatas pada wazan dan qafiyah.
Andalusia juga memberikan kontribusi pada pola ilmu pengetahuan, dan khususnya yang
berkaitan dengan sejarah dan nadzam ilmu-ilmu seperti ilmu nahwu karya alfiyah ibnu
malik dan alfiyah ibnu al-khathib yang membahas ilmu fiqh.
Pada awal kekuasaan islam di Andalusia, bentuk syi‟irnya masih mengikuti style
syi‟ir Arab di Jazirah Arab dan penyairnya pun masih penyair rantau. Kemudian
berkembang dari segi tema, style, dan struktur syi‟ir. Style syi‟ir Arab Andalusia
terkenal dengan kelembutan dan kehalusan dalam pemilihan diksi dan gaya bahasa,
terutama dalam tasybih (perumpamaan) dan majaz isti‟arah (personifikasi). Di masa ini
pula lahir salah satu bentuk puisi yang oleh ahli sastra dipandang juga sebagai benih
lahirnya puisi Arab bebas, yaitu Al- Muwasysyah. Bentuk puisi ini cukup popular di
Andalusia pada abad 3 H. meskipun jenis puisi ini kemudian juga menyebar ke dunia
timur, orang-orang Andalusia dalam hal kreasi al- Muwasysyah ini lebih unggul daripada
orang-orang timur.2
2 Siti Nur Jannah dan Lulu Annisa Fatimah, “Sastra Andalusia“. https://www.wibiksana.wordpress.com/Sastra-Andalusia/ diakses pada
Jum’at,11 Juni 2021 pukul 08.15
2. Ibnu Khufajah
Ibnu Khafajah adalah salah seorang penyair terkanal pada masa Andalusi, bernama
lengkap Abu Ishaq Ibrahim Bin Abi Fath Bin Khafajah, beliau dilahirkan pada tahun 450
H di Daerah dekat Valencia (dalam bahasa arab dikenal dengan nama Syuqr). Beliau
hidup pada akhir-akhir masa kekuasaan Bani Umayyah yakni pada masa Zamnamuluk
at-thawaaif serta Ibaan dari Dinasti Murahbitun. Masa-masa ini merupakan masa
keemasan Andalusia (sekarang Spanyol). Terdapat suatu pelajaran yang berharaga dalam
menyelamatkan atau merasakan atau mengungkapkan alam (tabiat) serta keindahannya,
karena daerahnya tempat ia hidup dan mati termasuk daerah yang paling indah dan
paling elok. Syiirnya serta pengaruh alam terhadap syiirnya serta sifat syiirnya yang
umum. Pandangan Ibnu Khafajah terhenti pada keindahan alam. Ia banyak merenungi
setiap penglihatannya (apa yang ia lihat), sehingga pengamatan-pengamatannya itu
menundukkan akalnya, serta melukiskan berbagai cara berfikir serta perenungan,
sehingga pengetahuan serta pemikirannya merupakan hasil dari pandangan dan
pengamatannya pada keindahan sebagai warna serta keselarasan segala sesuatu yang
menyebabkan akal atau hasil pemikirannya itu menggambarkan akan gudangnya
berbagai pandangan-pandangannya. Pengamatannya yang teliti telah membawanya untuk
mengungkapkannya secara cermat dan tepat. Ia tidak menyukai kecuali pada sesuatu
yang indah. Sehingga ia selalu senang dan bahagia. Syiir Ibnu Khafajah menggambarkan
dirinya yang penuh dengan kebahagiaan dan ketakjubannya akan keindahan (daerahnya).
Syiir-syiir Ibnu Khafajah meliputi jenis Madh (Sanjungan), ‘Uttaab (Celaan), Ratapan,
Pengaduan, Wasf (Keistimewaan), Serta Senda Gurau (Berkelakar). Akan tetapi syiir
yang paling bagus ialah Wasf, dikarenakan imajinasi merupakan segala sesuatu yang
menyeru pada kecintaan akan keindahan serta kesenangan perasaan.
3. Ibnu Araby (560-638 H/ 1165-1246 M)3
Ibnu Araby bernama lengkap Muhyiddin Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad ibn
Al-Araby Al-Hatimi Ath Tha’i Al-Andalusi. Yang dilahirkan pada tanggal 27 Ramadhan
560 H atau 7 Agustus 1165 M di Murcle, Andalusia, Spanyol. Ibnu Araby mulai belajar
agama pada usia yang masih muda. Beliau mempelajari Al-Qur’an di bawah bimbingan
Ibn Safi Al-Lakhimi yang mengajarkan haditsnya. Selam menetap di Seville, Ibn Araby
dengan memanfaatkan perjalanannya untuk mengunjungi para sufidan sarjana
terkemuka. Salah satu kunjungannya yang mengesankan ialah ketika berjumpa dengan
3 Samsul Munir Amin, “Sejarah Peradaban Islam”, Amzah, Jakarta, 2009, hal 56
Ibn Rusyd di Cordova. Percakapannya dengan flusuf besar ini menggambarkan
kecermmelangannya yang luar biasa dalam wawasan spiritual dan intelektual dan
syi’irnya banyak bertujuan Asketisme.
4. Ibnu Al-Khatib
Beliau bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Sa’id bin Abdullah bin Sa’id
bin Ali binAhmad As-salmani Al-Khathib.beliau lahir di Loja, Granada pada tanggal 25
Rajab 713 H atau 16 November 1313 dan wafat di Fez, Maroko pada tahun 776 H atau
1374 M. Beliau adalah seorang penyair, penulis, sejarawan, filusuf, fisikawan, ahli fiqih,
dan dokter yang berasal dari Keamiran Granada. Sebagian puisinya menjadi dekorasi
pada dinding-dinding istana Alhambra, Granada. Ia mempelajari sastra, kedokteran dan
filsafat di Universitas Al-Qurawiyyuin, Fez, Granada. Ketika ayahnya wafat dalam
pertempuran Terife pada tahun 741 H, ia menjadi penerjemah dalam 28 tahun, dan ia
menggantikan tugas ayahnya sebagai sekertaris menteri Abu al-Hasan bin Al-Jayyab,dan
ketika menteri wafat yang disebabkan penyakit kulit yang menular, maka lisanuddin
diangkat menjadi menteri. Karya tulisnya antara laindalam bidang sejarah, sastra,
geografi, syari’ah, politik, dan musik. Contoh karya tulisnya antara lain: Al-lhathah Fi
Akhbari Gharnathan, Al-Lumhatu Al-Badriyah Fi Ad-Daulah An-Nashriyyah, A’mal Al-
A’lam Fiman Buyi’a Qila Al-Ihtilam Min Muluki Al-Islam, Aushafu An-Nasi Fi At-
Tawarikh Wa Ash-Shilat, Risalah Fi As-Siyasiyah. Dan masih banyak lagi lainnya.
5. Ibnu Hazm
Ibnu Hazm bernama lengkap Ali Bin Ahmad Bin Said Bin Hazm Bin Ghalib Bin
Shalih Bin Sufyan Bin Yazid. Beliau dilahirkan di sisi timur kota Cordova di Andalusia,
yaitu pada hari terakhir di bulan Ramadhan pada tahun 324 H. Nama panggilannya
adalah abu Muhammad dan terkenal dengan nama Ibnu Hazm, beliau dan keluarganya
mempunyai kedudukan yang cukup sejak mereka berada di Andalusia. Sampai dikatakan
tentang mereka “Bani Hazm adalah komunitas yang berilmu, beradab, berpengalaman
dalam mengatur perkara. Mereka memiliki ketinggian ilmu, ketinggian kedudukan, dan
keagungan”.4 Ibnu Hazm terkenal karena ilmunya yang mencapai puncaknya. Walaupun
keluarganya mempunyai kedudukan dalam kementrian pada pemerintahan Andalusia,
walaupun dia sendiri pernah menjabat sebagai mentri untuk beberapa amir, tetapi pada
akhirnya dia berpendapat bahwa kemuliaan, keselamatan, dan kehormatan ada pada
ilmu. Akhirnya ia pun terkenal karena ilmunya, namanya tercatat dalam sejarah sebagai
4 Badri Yatim, “Sejarah Peradaban Islam”, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hal 79
salah seorang imam dalam fiqih, sebagai sejarahwan, seorang penulis, juga seorang
penyair. Beliau dididik langsung oleh orangtuanya. Orang tuanya tidak pernah
melepaskan diri dari menjaga dan memperhatikan kecenderungan anaknya. Ibnu Hazm
mampu menghafal Al-Qur’an dalam usia yang sangat muda, belajar sastra Al-Qur’an dan
hukum-hukumnya, dan juga apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dari kisah-kisah dan
ceritanya.
BAB II
Pada masa masa ini, beberapa tema syi‟ir mulai berkembang dengan emosi yang
kuat dan imajinasi yang luas. Dalam tema washf (gambaran), muncul gambaran perang di
laut, atau taman yang indah atau peradaban kota dengan bangunan-bangunan kokoh dan
lingkungan masyarakat yang majemuk. 6 Tema syi‟ir Andalusia antara lain seperti pujian,
ratapan, celaan, rayuan, arak, tasawuf dan lain-lain adalah sastra Abbasiyah Masyriq, namun
sastrawan Andalusia mampu menggunakan susunan kata yang lebih nyata dan imajinatif.7
Pada masa Andalus, terdapat banyak syi‟ir yang menggambarkan tentang keadaan
alam atau suatu tempat tertentu. Syi‟ir yang cukup terkenal di Andalusia pada waktu itu
adalah syi‟ir thobi‟ah, yaitu syi‟ir yang menggambarkan keadaan alam, yang muncul melalui
imajinasi dan intuisi sang penyair. Para penyair Arab banyak sekali yang menjadikan alam
sebagai inspirator baginya. Pada masa kekuasaan Andalusia syi‟ir thobi‟ah ini berkembang
dengan pesat. Tentu saja banyak faktor yang mendukung hal tersebut, diantaranya :
1. keindahan alam. Andalusia adalah daerah yang indah dan mempesona, hal ini sangat
berpengaruh terhadap watak, sikap serta karya-karya sastra, contohnya syi‟ir atau puisi.
Disamping jiwa penyair yang juga menjadi penyebab majunya syi‟ir thobi‟ah di daerah
tersebut.
2. Kecintaan bangsa Andalusia terhadap negeri mereka. Sebagaimana yang telah kita
ketahui bahwa ketika seseorang telah mencintai sesuatu, maka akan banyak ta‟bir atau
Karya sastra sebagai cermin kehidupan, dengan tema dan idenya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan penyairnya.baik dari lingkungan ekonomi, politik dan
alam budaya. Karena dengan panjangnya rentang waktu keberadaan islam di Andalusia,
sehingga karya-karya sastranya dapat dibagi menjadi beberapa berdasarkan politiknya :
1. Periode yang mulai dengan kemenangan Islam pada tahun 93 H / 712 M dan berakhir
dengan berdirinya daulah Bani Umayyah di Andalusia dibawah kekuasaan Abdurrahman
Ad-Dakhlil tahun 138 H / 755 M.
2. Periode pembentukan pemerintahan dimulai dari berkuasanya daulah umayyah di
Andalusia dibawah pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhlil dan keturunannya sampai
tahun 238 H / 852 M.
3. Periode Konflik Pemerintahan mulai sejak berkuasanya Abdurrrahman Ausath dan
keturunannya yang berakhir pada tahun 316 H / 929 M.
4. Periode Khilafah atau Masa Keemasan Islam di Andalusia dibawah kekuasaan Khalifah
An-Nashir Lidinillah ( Abdurrahman III ) yang berakhir pada tahun 366 H / 976 M.
5. Periode kemunduran yang berakhir pada 399 H / 1009 M.
BAB III
KAJIAN SYI’IR ANDALUSIYAH
Ibnu Zaydun menghidupkan kembali lirik yang menggebu-gebu dalam bahasa Arab
dengan memasukkan nada pengalaman yang lebih pribadi dan sensual. Ini yang membuatnya
dikenal sebagai penyair terbaik dari Hispania Muslim dan menjadi model untuk semua puisi
Arab Barat selanjutnya. Hubungan cintanya dengan sang putri dan penyair Wallada dan
pengasingannya banyak menginspirasi puisinya.
Ibn Zaydun lahir di Kordoba dari keluarga Arab bangsawan dari suku Makhzum.8
Dia tumbuh saat kemunduran kekhalifahan Bani Umayyah dan terlibat dalam kehidupan
politik seusianya. Dia bergabung dengan pengadilan Jahwarid Abu al-Hazm dari Kordoba
dan dipenjara olehnya setelah dia dituduh berkonspirasi melawannya dan para pelindungnya.9
Dia mencari perlindungan Abbad II dari Sevilla dan putranya al-Mu'tamid.11 Dia
bisa kembali ke rumah untuk periode setelah penguasa Sevilla menaklukkan Kordoba.
Sebagian besar hidupnya dihabiskan di pengasingan dan tema pemuda hilang dan nostalgia
8 Menocal, Maria Rosa; Scheindlin, Raymond P.; Sells, Michael (2000). The Literature of Al-Andalus. Cambridge
University Press. hlm. 306.
9 L. Alavarez. (1998) Ibn Zaydun. In Encyclopedia of Arabic Literature (Vol. 1, pp. 384-385). Taylor & Francis.
10 Jayyusi, 1992, p. 347.
11 L. Alavarez, 1998
untuk kotanya hadir dalam banyak puisinya. Dalam sebuah puisi tentang Kordoba, ia
mengingat kota dan masa mudanya. 12
Allah telah mengirim hujan ke tempat-tempat tinggal yang ditinggalkan dari orang-orang
yang kita kasihi. Dia telah menenun kepada mereka selembar bunga berwarna-warni
bergaris-garis, dan membesarkan di antara mereka bunga seperti bintang. Betapa banyak
cewek yang suka gambar mengikuti garmet mereka di antara bunga-bunga itu, ketika hidup
terasa segar dan waktu siap melayani kami. . . Betapa bahagianya, hari-hari yang telah
berlalu, hari-hari kesenangan, ketika kita hidup dengan mereka yang memiliki rambut yang
kembali mengalir dan bahu yang putih
sebagaimana paginya?َّ
الب ََّحا
ََّ َّف
ََّ الَ َس َُّ َّ َدََّواعِ ََّيَّ ِذ َّكََّرىَّتُعَّ ِق#َّي
َّ َّب َّ صافََِّةَّ ُمشَّعَِِّر
ََّ الر َّ َِوََّماَّانَّ َفكََّّ َُّجَّو
َّ َّف
Ujung perasaan tubuhku terurai
Mendorong ingatanku yang mengingatkanku akan kesedihan yang dahsyat
ََّ َّعَّبِهَّنُص
َّحا َِّ الوَّلَُّو
َ َّط َِّ ِسَّذَ َِّميَّمَّاًَّ َع َّه َُّدَّ ََّمل
َِّ َََّّّفَأَقبَ ََّلَّفَّفََّر#َََّّّسَّ ََّن ِص َّح ََّ ََّولَي
Tidaklah tercela adanya majlis nasihat
Yang sangat mencintai nasihat
C. Analisis ‘Arudl
ح َّى
ََّ َّش َّوقًاََّّ َك ََّماَّأَض
َُّ سىَّ َم
ََّ َّالَّ َمنََّّأَم
َُّ فَ ََّماَّ ََّح * ََّ ََّخليلَيََّّ َّلََّفِطَّرََّّيَ ُسرََّّ َو َّلََّأَض
ح َّى البيت
اخلط
ح َّى
ََّ َّش َّوقَنََّّ َك ََّماَّأَض
َُّ سىَّ َم
ََّ َّالَّ َمنََّّأَم
َُّ فَ ََّماَّ ََّح * ََّ ََّخليلَي َيََّّ َّلََّفِط ُرنَّيَ ُسرُرََّّ َو َّلََّأَض
ح َّى
العروضية
ََّك ََّما
َّش َّوقَن
َُّ س َّى َم ََّ َّلََّفِط ُرنَّ يَ ُسرُرَّ َو َّلََّأَض
ََّ َّح َّى * فَ ََّماَّ ََّحا لُ َمنََّّأَم َّ ََّي َخليلَ َّي التقطيع
حى ََّ َّأَض
o/o/o// o/o// o/o/o// o/o// * o/o/o// /o// o/o/o// o/o// الرموز
ََّم َفاعِي لُن َّفَعُولُن ََّم َفاعِي لُن َّ* فَعُولُن ََّم َفاعِي لُن َّفَعُو ُل ََّم َفاعِي لُن َّالتفعيالت فَعُولُن
طويل البحر
Keterangan:
1. Terdapat Zihaf Qabdh, yakni membuang huruf kelima yang mati. Seperti فَعُ ْولُ ْن
ُ فَ ُع ْو.
menjadi ل
َّ
الب ََّحا
ََّ َّف
ََّ الَ َس َُّ َدََّواعِ ََّيَّ ِذكَََّّرىَّتُعَّ ِق
َّ َّب * َّ صافََِّةَّ ُمشَّعَِِّر
ي ََّ الر َّ َِوََّماَّانَّ َفكََّّ َُّجَّو
َّ َّف البيت
اخلط
لب ََّحا
ََّ الَ َس َف َُّ َدََّواعِ ََّيَّ ِذكَََّّرىَّتُعَّ ِق
َّ َّب ي ََّ كَّ َُّج َّوفِي ُي َََّّر
َّ صافََِّةَّ ُمشَّعَِِّر ََّ َوََّمنَّ َفك
العروضية
َس َفلَّ ََّب ََّحا َّ ُقِب
َل يَ ِذكَََّّرىَّتُ َّع ََّدََّوا ِع * َّ َِّتُشَّعَِِّر
ي َّاف
َ ص
ََّ ََّر ج َّوفِي َُّي
َُّ ََّك ََّوََّمنَّ َفك التقطيع
o/o/o// /o// o/o/o// /o// * o//o// /o// o/o/o// o/o// الرموز
ََّم َفاعِي لُن َّفَعُو ُل ََّم َفاعِي لُن َّفَعُو ُل * ََّم َفاعِلُن َّفَعُو ُل ََّم َفاعِي لُن َّالتفعيالت فَعُولُن
طويل البحر
Keterangan:
1. Terdapat Zihaf Qabdh, yakni membuang huruf kelima yang mati. Seperti َّفَعُولُن
َُّ فَعُوdan ََّّ َم َفاعِي لُنmenjadi
menjadi ل ََّّ َم َفاعِلُن
2. Qafiyahnya adalahَّحا
ََّ بََّر
3. Jenis qafiyah yang ada bait ini adalah Mutawatir karena dalam qafiyah tersebut
terdapat satu huruf hidup yang terletak diantara dua huruf mati.
َّ
َّ
عَّبِهَّنُصَّ ََّ
حَّا الوَّلَُّو َِّ فَأَقبَ ََّلَّفَّفََّر َِّ
طَّ َ * سَّذَ َِّميَّمَّاًَّ َع َّه َُّدَّ ََّملِ َِّ
سَّ ََّن ِص َّح َولَيَّ ََّ البيت
اخلط
عَِّبِِيَّنُصَّ ََّ
حا فَأَقبَ ََّلَّفَّفََّر ِطَّلَّ َوَّلَُّو َِّ * سَّذَ َِّميَّ َمنََّّ َع َّه َُّدَّ ََّملِ َِّ
سَّ ََّن ِص ِحنَّ َولَيَّ ََّ
العروضية
ِبِِينُصَّ ََّ
حاَّ ع
ََّوَّلَُّو َِّ لََِّفيَّ َفَّر َِّطلَّ بَّ
فَأَقَّ َ * اص ِحنَّ
ِسَّنَ ِ َُّد ََّم ِلَّ ذَ َِّميَّ َمنَّ َعهَّ س
ََّولَيَّ ََّ التقطيع
o/o/o// /o// o/o/o// /o// * o//o// /o// o/o/o// /o// الرموز
َم َفاعِي لُنَّ فَعُو ُلَّ َم َفاعِي لُنَّ فَعُو ُلَّ * َم َفاعِلُنَّ فَعُو ُلَّ َم َفاعِي لُنَّ التفعيالت فَعُو ُلَّ
طويل البحر
Keterangan:
1. Terdapat Zihaf Qabdh, yakni membuang huruf kelima yang mati. Seperti فَعُولُنَّ
َ َّmenjadiم َفاعِي لُنَّ danفَعُو َُّ
ل menjadi َّ َم َفاعِلُنَّ
2. Qafiyahnya adalah حاَّ
َّنُصَّ ََّ
3. Jenis qafiyah yang ada dalam bait ini adalah Mutawatir karena dalam qafiyah
tersebut terdapat satu huruf hidup yang terletak diantara dua huruf mati.
َّ
َّ
َّ
َّ
ِ حاتَِِّه ِ ََّ َّلَ ََّدىََّّراكِ َّدَّيصََّّبِي
َ ََّّقَََّواَِّريَّ َُّرَّ ُخضَّرََّّخلَّتَهاَّ ُم ِرَدت
صَّر ًَّحا * ََّ ص َف
َ ََّّكَّمن ُ َ البيت
ِ
َ ََّّقَََّواَِّريَّ َُّرَّ ُخضَّ ِرنََّّخلَّتَ ََّهاَّ ُمرَِّرَدت
َّصَّر ََّحن
* َّاتِِي
َّ حََّ ص َف ِ ََّ َّلَ ََّدىََّّراكِ ِد َّنَّيصََّّبِي
اخلط
َ ََّّكَّمن ُ َ العروضية
َ ََِّّرَدت
َّصَّر ََّحن ََّتَ ُامر ُر ُخض ِر ِْن َّل َّقَ َوا ِري * َّفَ َحاتِِي َّص ِ َِّلَ َدىَّرا كِ ِدنَّيص
َ ب َكمن ُ َ التقطيع
o/o/o// o/o// o/o/o// o/o// * o//o// /o// o/o/o// o/o// الرموز
ََّم َفاعِي لُن َّفَعُولُن ََّم َفاعِي لُن َّفَعُولُن * ََّم َفاعِلُن َّفَعُو ُل ََّم َفاعِي لُن َّالتفعيالت فَعُولُن
طويل البحر
Keterangan:
1. Terdapat Zihaf Qabdh, yakni membuang huruf kelima yang mati. Seperti َّفَعُولُن
َُّ فَعُوdan ََّّ َم َفاعِي لُنmenjadi
menjadi ل ََّّ َم َفاعِلُن
2. Qafiyahnya adalah حا
ًَّ صَّر
َ َّ
3. Jenis qafiyah yang ada dalam bait ini adalah Mutawatir karena dalam qafiyah
tersebut terdapat satu huruf hidup yang terletak diantara dua huruf mati.
Lalu bagaimana keadaan orang yang pada sore hari merasa rindu
sebagaimana paginya?َّ
Lafadz حى
َ َّأَضyang pertama bermakna hari raya idhul Adha,sedangkan َّ
أَض َحىyang kedua bermakna pagi
2) Ilmu Ma’ani
➢ Kalam insya’i thalabi ( istifham)
Contoh terdapat pada ‘ajz nya bait pertama,yakni:
➢ Kalam Khobari
Terdapat dalam bait berikut ini:
َّعَّبِهَّنُص َحا
َِّ الولُو
َ َّط َِّ ِسَّذَ ِميمَّاًَّ َعه َُّدَّ َمل
َِّ َََّّّفَأَقبَ ََّلَّفَّفَر#َََّّّسَّ َن ِصح ََّ َولَي
Tidaklah tercela adanya majlis nasihat
Yang sangat mencintai nasihat
3) Ilmu Bayan
➢ Tasybih Tamtsil
Yakni tasybih yang wajah syabahnya terdiri dari gambaran yag dirangkai dari
keadaan beberapa hal.contohnya dalam bait syiir berikut ini:
ِ َّالَّعِتَابََّّ َكا ََّن
آخ ُرَّهَُّال َفت َحا ََّ َََّّّنَِز#ََََّّّّيَّ َشه َدة
َِّ َشهدََّّلَ َدىَّ َع َّ َِكأ
َ َنََّ ََّلَّأ
aku tidak menyaksikannya dengan mataku
(Seakan-akan) adalah perang yang diakhiri dengan kemenangan
➢ Tasybih muakkad mujmal
Yaitu tasybih yang mana adat tasybih dan wajah syabahnya tidak
disebutkan.contoh:
ِ ِِ ِ ََّ لَ َدىَّراكِ َّدَّيصبِي
َ َََََّّّّّقَ َوا ِري َُّرَّ ُخضرََّّخلتَهاَّ ُم ِرَدت#َََََّّّّّص َف َحاته
صر ًحا َ ََّّكَّمن ُ َ
Dalam air yang diam yang menyebabkan engkau tergeletak keatas permukaan
➢ Istiaroh Makniyah
Yaitu tasybih yang musyabbah bih nya dibuang lalu disiratkan dengan sesuatu
dari salah satu sifatnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orang Arab sangat terkenal dengan kemampuannya dalam membuat puisi dan
syair, dimanapun mereka tinggal tradisi nenek moyangnya tidak pernah ditelantarkan begitu
saja. Jika diurut secara keseluruhan, tahap perkembangan puisi di Andalusia dapat dibagi
menjadi tiga peringkat: Perangkat tiruan, Zaman perubahan, Zaman pembaruan. Macam-
macam tujuan syi’ir Andalusia: Madah, Ratapan, hija’, ghazal, sufisme, syiir dalam ekspresi,
kerinduan, dan syiir ta’limi. Sedangkan nama-nama penyair pada masa andalusiyah yaitu :
Ibnu Zaidun, Ibnu Khufajah, Ibnu Araby, Ibnu Al-Khotib, Ibnu Hazm.
Syi’ir pada masa ini telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat besar
dari masa-masa sebelumnya, baik dari segi tatanan bahasa maupun tema. Pada masa Andalus
ini, syi‟ir menjadi beragam dan bebas, tidak terikat satu aturan seperti pada masa Jahili.
Kemampuan Bahasa yang dimiliki para penyair juga berkembang. Maka dapat dikatakan
bahwa karya sastra arab terutama syi‟ir pada masa Andalus mengalami kemajuan yang
sangat pesat
Nama lengkap Ibnu Zaidun adalah Abu al-Walid Ahmad Ibn Zaydun al-
Makhzumi (1003-1071) atau dikenal sebagai Ibn Zaydun (nama lengkap Arab, أبو الوليد أحمد بن
) زيدون المخزوميatau Abenzaidún menurut sumber-sumber Kristen adalah penyair Arab yang
terkenal dari Cordoba dan Sevilla. Ia dikenal sebagai penyair neoklasik terbesar di Andalusia.
Ibn Zaydun lahir di Kordoba dari keluarga Arab bangsawan dari suku Makhzum. Dia tumbuh
saat kemunduran kekhalifahan Bani Umayyah dan terlibat dalam kehidupan politik
seusianya. Dia bergabung dengan pengadilan Jahwarid Abu al-Hazm dari Kordoba dan
dipenjara olehnya setelah dia dituduh berkonspirasi melawannya dan para pelindungnya.
Analisis Arudl :
Aspek balaghoh :
Menocal, Maria Rosa, Scheindlin, Raymond P., Sells, Michael, “The Literature of Al-
Andalus”, Cambridge University Press, 2000
Alavarez, L, “Ibn Zaydun. In Encyclopedia of Arabic Literature”, Francis: Taylor, 1998
Hidayah, Nur, “Sejarah Sastra Arab di Andalusia”. Jurnal CMES Vol.VI No. 2, 2013
https://www.wibiksana.wordpress.com/Sastra- Andalusia/
https://www.averroes.or.id/Pengaruh-Sastra- Arab-terhadap-Andalusia-dan-Barat/
َّ