Anda di halaman 1dari 6

Sastra Arab dari Zaman Jahiliyah - Zaman Modern

Disusun Oleh :

Salsabilla Rachadianti Insani F031191024

Program Studi Sastra Arab

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin

2019/2020
Sastra Arab dari Zaman Jahiliyah hingga Zaman Modern

A. Zaman Jahiliyah
Kehidupan pada masyarakat Arab zaman Jahiliyah bisa kita lihat
dalam karya-karya sastranya yang didalamnya terdapat cerminan atau
gambaran yang nyata tentang seluruh kehidupan bangsa Arab dari mulai hal-
hal yang sifatnya pribadi sampai persoalan tentang masyarakat umum pada
zaman Jahiliyah. Pada dasarnya kesusastraan Arab di zaman ini
mendeskripsikan tentang keberadaan kemah, masyarakat budaya, hewan yang
menjadi kendaraan, alam sekitar, kehidupan mewah para bangsawan untuk
mendapatkan sebuah imbalan atau pujian, sebuah keberanian dari seseorang
atau sekolompok kabilah.
Hal lain yang menjadi tujuan atau kecenderungan sastra Arab
Jahiliyah adalah ritsa’ (ratapan), ode (pujian), satire (serangan terhadap
kabilah tertentu), fakhr (kebanggaan kelompok tertentu), anggur sebagai
lambang eksentrik para sastrawan atau untuk kebanggaan memiliki suasana
trance (keadaan tak sadarkan diri). Akan tetapi, deskripsi dalam sastra tersebut
senantiasa diselipi dengan nasihat atau filsafat hidup tertentu. [ CITATION
Sas13 \l 1033 ]. Genre sastra arab pada zaman ini yang terpopuler adalah syair
dan pidato pendek yang mana pidato itu disampaikan oleh prosa liris atau para
pujangga.
Secara umum sastra Arab pada masa jahiliah bertujuan untuk: 1)
kehidupan suku badui, 2) menerangkan keadaan masa lampau. “Karya sastra
pada masa ini memiliki empat ciri khusus. 1) Penggunaan kata-kata lebih
ditekankan pada makna asalnya. 2) Kosakata yangdigunakan banyak memiliki
sinonim. 3) Penggunaan kata serapan di luar bahasa arab sangat kurang. 4)
Gaya bahasa dan kalimat yang diucapkan singkat padat dan tidak dibuat-buat”
[ CITATION Has99 \l 1033 ]
B. Zaman Islamiyah

Pada zaman islammiyah atau setelah datang islam bukan berarti bahwa
puisi-puisi dihapuskan karena dilarang, justru islam datang untuk menjaga yang
sudah baik, memperbaiki hal yang kurang baik, menghilangkan hal yang buruk-
buruk, dan melengkapinya pada hal yang masih lowong. Abu daud telah
meriwayatkan melalui hadis Ubay ibnu Ka’b, Buraidah ibnul Khasib,
serta Abdullah ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya di dalam Bayan itu terdapat pengaruh seperti sihir, dan
sesungguhnya di antara Syair itu ada yang mengandung hikmah.
Pada masa permulaan islam, berkembanglah genre pidato dan surat
korespondesi. Surat-surat itu mulanya dibuat oleh Nabi untuk memanggil raja-
raja disekitar Arab untuk masuk agama Islam. Pada masa Bani Umayyah,
muncul tema-tema politik dan polemiknya sebagai dampak dari ramainya
pergelutan politik dan aliran keagamaan. Namun, pada masa ini Islam juga
mencapai prestasi pembebasan (‫ )القتوح‬yang luar biasa, sehingga banyak
memunculkan ‫شعر الفتوح و الدعوة اإلسالمية‬ (Puisi Pembebasan dan Dakwah Islam)
[ CITATION Ism14 \l 1033 ].

C. Zaman Abbasiyah
Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan
Islam, pada masa ini geliat intelektual dan perkembangan peradaban Islam
mencapai puncaknya termasuk kajian tentang sastra pada masa ini juga
mengalami perkembangan, hal itu dikarenakan beberapa factor, diantaranya
adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangan kegiatan intelektual,
salah satu bentuk apresiasi pemerintah adalah dengan di dirikannya lembaga
penerjemahan Darul Hikmah. Namun hal lain yang perlu dicatat ialah bahwa
pada masa ini banyak terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat
akibat pergumulan yang kuat bangsa Arab dengan bangsa ‘Ajam (non Arab)
[CITATION SAS11 \l 1033 ].
Pada masa abbasiyah ini munculah berbagai novel, buku-buku sastram
hikayat, riwayat dan drama. Banyak para sastrawan bermunculan di bidang
seni bahasa, tidak heran jika pada masa ini sastrawan dianggap sebagai
gudangnya ilmu pengetahuan karena karya-karyanya yang sudah meluas
hingga karya tulis lainnya. Genre yang diangkat pada masa ini yaitu Kisah,
yang mana pada kisah ini menceritakan berbagai hal, Amsal dan kata mutiara
yang lebih menggambarkan tentang filsafat, Sejarah atau Riwayat yang
mencakup sejarah dari beberapa negeri dan kisah perjalanan para tokoh karya
sastra yang terkenal. Namun perlu kita ketahui jika pada masa ini bahasa arab
mengalami kemunduran karena asimilasi bangsa arab dengan bangsa ajam
yang berpengaruh pada kualitas kebahasaan dan kesalahan bahasa.

D. Masa Kemunduran
Kesusastraan arab pada masa ini memang masih tetap tumbuh namun
hanya pada nilai kuantitas. Sementara, di nilai kualitasnya telah hilang,
keaslian kreatifitasnya, imajinasi terlebih pada masa otooman, sastra arab
hancur. Pada masa inipun kesusastraan Persia sudah mulai bangkit lagi.
Secara umum kemunduran ini disebabkan oleh mulai timbulnya instabilitas
politik. Bahasa Arab saat itu bahkan bisa dikatakan telah hancur dihadapan
bahasa resmi, Turki. Meski namanya zaman kemunduran, namun tidak sedikit
para sastrawan ternama muncul pada masa ini. Pada periode ini masyarakat
lebih tertarik di bidang pendidikan, yang mana pada tempat pendidikan itu
lebih diutamakan hafalan. Ciri yang terdapat pada zaman kemunduran ini
yaitu ketertarikannya terhadap karya sastra yang popular. Tema-tema pada
karya tersebut masih kuno tetapi bervariasi, roman dan legenda.
  Telah disebutkan sebelumnya bahwa  sekitar tahun 1258-1798
merupakan zaman kemunduran. Zaman ini dibagi menjadi dua periode, yaitu
periode mamluk yang sudah merdeka dan relative makmur. Yaitu sekitar
tahun 1258-1516. Kemudian periode turki ottoman yang pada waktu itu
menguasai Balkan, sekitar tahun 1516-1798. Dengan kondisi politis seperti
itu, maka perkembangan sastra pun melemah. Zaman ini disebut the age of
decadence bagi sastra dan ilmu pengetahuan, karena selama itu study tentang
bahasa arab mencapai titik terendah [ CITATION Ann19 \l 1033 ]

E. Zaman Modern

Pada masa ini kesusastraan arab mendapat pengaruh banyak dari barat
atau yang dikenal dengan sebutan Sastra Arab Mahjar atau diaspora.
Pengaruhnya tidak hanya dalam subjek dan isi, namun juga bentuk dan gaya.
Dalam sastra Arab modern, Mesir dapat dikatakan merupakan pembuka jalan
meskipun dari para sastrawan itu banyak yang berasal dari Libanon dan
Suriah. Mereka pindah ke Mesir untuk menyalurkan bakatnya di negeri ini.
Kesusastraan modern bercermin pada suasana hidup yang kontemporer
dalam semua aspeknya dan manifestasinya yang beraneka ragam. Sastra prosa
berhasil mengekspresikan suasana yang kontemporer dan menyebarkan isu-
isu individu keluarga, dan masyarakat. Sastra anak-anak, novel, drama,
cerpen, dan cerita detektif melimpah. Esai sastra dan bentuk-bentuk sastra
lainnya memegang peranan penting dalam pembentukan Kembali masyarakat
modern secara bertahap melalui media massa, khususnya pers, radio, televisi,
dan video [ CITATION Mal01 \l 1033 ]
Daftar Pustaka
Ambari, H. (1999). Ensiklopedi Islam Jilid 2. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Ismah, A. K., & dkk. (2019, September). Sastra Arab di Masa Kemunduran Islam. Retrieved
from academia.edu:
https://www.academia.edu/41139880/SASTRA_ARAB_DI_MASA_KEMUNDURA
N_ISLAM

Mahmuda, I., & Indriani, R. (2014, Maret 03). Sastra Arab Pada Sadr Al-Islam. Retrieved
from Bahasa & Sastra Arab Universitas At-Tahiriyah: http://fai-
bsauniat.blogspot.com/2014/06/tarikh-adab-pada-masa-islam.html

Sastra Arab Jahiliyyah. (2013, Maret 07). Retrieved from Sastra Arab:
http://vanxiber.blogspot.com/2013/03/sastra-arab-jahiliyyah.html

Sastra Pada Masa Abbasiyah. (2011, September 11). Retrieved from elhasib:
https://elhasib.wordpress.com/2011/09/11/sastra-pada-masa-abbasiyah/

Sutisumarga, M. (2001). Kesusastraan Arab Asal Mula dan Perkembangannya. Jakarta:


Zikrul Hakim.

Anda mungkin juga menyukai