Anda di halaman 1dari 10

Sastra Banding Arab dan Barat/Inggris:

Kajian Saling Keterpengaruhan Bentuk dan Isi Teks (Periode Klasik)

M. Huda Prayoga
Mahasiswa Magister Bahasa dan Sastra Arab FAH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
E-mail: m.hudaprayoga20@mhs.uinjkt.ac.id

A. Pendahuluan

Sastra sebagai cabang dari seni yang merupakan unsur integral dari kebudayaan

usianya sudah cukup tua. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia

sejak dahulu, baik dari aspek manusia sebagai penciptanya maupun aspek manusia

sebagai penikmatnya. Bagi manusia sebagai pencipta karya sastra, dalam hal ini

pengarang dalam sastra tulis dan pawang atau pelipur lara dalam sastra lisan, karya

sastra merupakan curahan pengalaman batinnya tentang fenomena kehidupan sosial

dan budaya masyarakat pada masanya. Ia juga merupakan ungkapan peristiwa, ide,

gagasan, serta nilai-nilai kehidupan yang diamanatkan di dalamnya. Sastra

mempersoalkan manusia dalam segala aspek kehidupannya sehingga karya itu berguna

untuk mengenal manusia dan budayanya dalam kurun waktu tertentu.1

Dalam konteks sastra banding, sastra diartikan sebagai pengaruh. Pencipta karya

sastra disebut dengan orang yang mempengaruhi, sedangkan pembaca karya sastra

disebut dengan orang yang dipengaruhi oleh pencipta karya sastra tersebut. Oleh sebab

1
Zulfahnur, Teori sastra. (Jakarta: Gramedia pustaka utama, 1996), hal. 4.

1
itu, karya sastra diartikan sebagai pengaruh karya sastra yang dihasilkan oleh pencipta

kepada pembacanya.2

Sastra banding, dalam penelitian umum serta dalam kaitannya dengan sejarah

ataupun dalam bidang ilmu lain, merupakan bagian dari sastra. Di dalamnya terdapat

upaya bagaimana menghubungkan sastra yang satu dengan yang lain, bagaimana

pengaruh antar keduanya, serta apa yang dapat diambil dan apa yang diberikannya.

Atas dasar inilah penelitian dalam sastra bandingan bersifat berpindah dari satu sastra

ke sastra yang lain, kemudian dicari benang merahnya. Terkadang perpindahan ini bisa

dari segi lafaz-lafaz bahasa, tema, serta gambaran yang diperlihatkan sastrawan dalam

tema, ataupun hubungan dengan karya seni lain.3

Berbicara tentang kajian saling keterpengaruhan atau bandingan antara sastra

Arab dan Barat/Inggris, jika diukur sekarang, dengan menekankan keterpengaruhan

antar kedua sastra tersebut, bisa dikatakan hal itu menjadi sesuatu yang tidak

memungkinkan. Karena posisi Sastra Barat/Inggris baik negara Inggris atau Amrika

Serikat dipandang lebih tinggi posisinya, di mana sastra Inggris akan dinalai sebagai

sastra yang mempengaruhi dan sastra Arab dinilai sebagai sastra yang dipengaruhi.

Namun, pandangan tersebut merupakan bias kenyataan modern. Jika dilacak ke era

sejarah pertengahan Inggris/Barat (periode klasik Islam) ternyata posisinya pernah

2
Thaha Nada, Al-Adab al-Muqaran (Bairut: Dar al-Nahdah al-Arabiyah, 1980), hal. 11.
3
Ridwan, Sastra Bandingan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar,
2012, hal. 2.

2
terbalik, dalam artian sastra Arab sebagai sastra yang mempengaruhi dan sastra

Barat/Inggris sebagai sastra yang terpengaruh.4

Asumsi di atas bisa dimulai dengan argumen bahwa prestasi kaum muslimin

dalam bidang sains dan terutama filsafat, juga sastra ternyata angat berpengaruh pada

kebangkitan barat dan peradabannya. Sarananya banyak, di antaranya lewat

penerjemahan buku-buku kaum muslimin, proses belajar elite eropa di Spanyol Islam,

di mana Islam berkuasa di sana sekitar 7 abad, media perang Salib dan lain sebagainya.

Pada masa kebangkitan Barat, Islam bukan hanya menjadi jembatan bagi Barat untuk

mengenal kembali prestasi dan sains orang-orang Yunani, nenek moyangnya, tetapi

juga telah mengembagkannya sesuai dengan milieu Islam.5

Untuk itu, dengan menggunakan metode kualitatif yakni sebuah pendekatan studi

kepustakaan (library research), yang dihasilkan melalui data deskriptif berupa kata-

kata tertulis, dari buku-buku, jurnal, artikel dan berbagai sumber yang berkaitan dengan

masalah penelitian, penulis melalui papper ini akan membahas tentang sejauh mana

saling keterpengaruhan bentuk dan isi teks antara sastra Arab dan Barat/Inggris di

periode klasik.

B. Pembahasan

1. Pengaruh dan Ekspansi Islam ke Eropa

Peradaban Islam memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap

perkembangan dan kemajuan bangsa Eropa. Kemajuan itu tidak bisa dilepaskan dari

4
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara (Depok: PT Rajawali Buana Pustaka,
2020), hal. 55.
5
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal. 55.

3
peranan Islam, di mana Islam memiliki peranan yang besar, baik itu dalam bidang ilmu

pengetahuan, ekonomi, sosial maupun politik. Pengaruh Islam terhadap Eropa salah

satunya dapat dilihat dari aspek kontribusi sastra Arab terhadap Eropa, baik dalam

bahasa maupun dalam karya sastra.6

Para pakar sejarah sepakat bahwa proses masuknya peradaban Islam ke Eropa

melalui jalur-jalur utama, jalur utama proses tranfer peradaban Islam ke Eropa, yaitu

Andalusia, Sicilia, dan Perang Salib.7

Saling mempengaruhi antara sastra Arab dan sastra Barat adalah sebuah

keniscayaan, karena hubungan keduanya sudah terjalin sejak lama sekali. Hubungan

saling mempengaruhi ini dimulai pada abad pertengahan, ketika bangsa Eropa masih

mencari-cari pijakan untuk bangkit, yang akhirnya menemukannya pada peradaban

Arab-Islam yang sedang mencapai puncak kegemilangannya, dan dilanjutkan kembali

pada masa modern ketika keadaan telah terbalik, umat Islam dan Arab yang berguru

pada bangsa Barat.8

Sastra Arab sebagai sastra yang mampu bertahan hidup secara

berkesinambungan sepanjang 15 abad lebih, telah berhasil menjalin komunikasi

interaktif dengan berbagai sastra nasional di berbagai penjuru dunia. Bahkan lebih dari

itu, sepanjang sejarahnya, sastra Arab mampu menorehkan pengaruhnya pada sastra-

6
Bobbi Aidi Rahman, ‘Kontribusi Sastra Arab Terhadap Perkembangan Peradaban Barat’,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, Vol. 4, No. 2, (Juli – Desember 2018), (hal. 173)
7
Bobbi Aidi Rahman, ‘Kontribusi Sastra Arab Terhadap Perkembangan Peradaban Barat’,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, hal. 178.
8
Tatik Maryatut Tasnimah, ‘Menelisik Kosmopolitanisme Sastra Arab (Kajian Sastra
Bandingan)’, Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol. 9 No.1 (2010), 1–20 (hal. 15)

4
sastra lain, di samping membuka diri untuk menerima pengaruh dari luar, meskipun

untuk yang satu ini agak terlambat.9

2. Prosa Sastra Arab Klasik dan Pengaruhnya atas Sastra Barat/Inggris

Dalam sejarah sastra Arab, tradisi yang kuat adalah puisi lalu baru kemudian

berkembang prosa fiksi. Prosa fiksi masyarakat Arab periode pra dan awal Islam

hanyalah dalam bentuk folklor. Kesadaran orang Arab terhadap fiksi dalam bentuk

tulisan agaknya baru muncul setelah dipengaruhi oleh kisah Alquran dan khazanah

peradaban yang dikenalnya lewat penerjemahan naskah asing pada periode Bani

Abbasyiah. Di antara folklor Arab awal masa Islam yang sampai kepada kita adalah

folklor Laila Majnun, folklor tersebut berkembang pada masa Bani Umayyah.10

Versi klasik dari Laila Majnun yang terkenal dan pertama adalah versi yang

ditulis oleh Nizami Ganjawi seorang sastrawan akhir abad ke-12 yang berasal dari

Azerbaijan. Dalam versi Nizami ini dikisahkan bahwa Qais bin Mulawwah adalah

seorang yang hidup pada periode Bani Umayyah yang jatuh cinta pada Laila ketika ia

bertemu pertama kali di sekolah. Ia tersihir oleh kecantikan Laila yang bertubuh

langsing dan berambut hitam dan bergelombang. Saking cintanya Qais ke Laila yang

ia ucapkan dalam puisi-puisinya membuat orang-orang menyebut Qais sebagai orang

yang gila (Majnun). Ayah Qois kemudian mendatangi ayah Laila untuk melamar, tapi

lamarannya ditolak karena Qois dianggap telah gila.11

9
Tatik Maryatut Tasnimah, ‘Menelisik Kosmopolitanisme Sastra Arab (Kajian Sastra
Bandingan)’, Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, hal. 1-2.
10
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal.56-57.
11
Nizami, Laila Majnun, Roman Cinta Paling Polpuler dan Abadi, terjemahan dari Qais bin
al-mulawwah, Majnun Laila, Yogyakarta: Navila 2002.

5
Nizami adalah salah satu penulis yang mengangkat tema percintaan dalam salah

satu karyanya yaitu Laila Majnun yang ditulis pada tahun 1188. Kehadiran cerita Laila

Majnun tersebut diduga menjadi pencetus kemunculan karya-karya yang dihasilkan

oleh pengarang pada masa selanjutnya. Salah satu novel yang sama-sama mengangkat

tema percintaan, namun dikemas dalam nuansa yang berbeda yaitu Romeo dan Juliet

karya William Shakespeare. Kisah Romeo dan Juliet untuk pertama kali diperkenalkan

pada tahun 1595 di Italia.12

Pada abad ke-10 mulai lahir bentuk cerita berbingkai (Cerbing) Alf Lailah wa

Lailah (Seribu Satu Malam) dan menjadi cerita fenomenal. Dalam curbing ini sastra

arab disa dikatakan sebagai pelopor. Karya abadi ini merupakan novelet atau novel

pendek yang jumlah halaman kisah-kisah utamanya yang terkenal di atas 30 halaman.

Dalam curbing tersebut antara satu kisah dengan kisah lainnya saling berkaitan. Isinya

mengenai hewan, percintaan,cerita rakyat dan lainnya. Sumbernya berbagai kultur:

India Persia, Mesir, Yunani dan Arab. Namun sudah disesuaikan dengan adat istiadat

umum masyarakat zaman itu atau masa Bani Abbasiyah. Cerita yang dimuat

melibatkan tokoh waktu itu, ulama, rakyat dan raja termasuk Harun Ar-Rasyid.13

Alf Lailah wa Lailah digolongkan dalam karya garda depan (Masterpiece).

Sebagimana disebutkan oleh Frank N. Magill dalam bukunya yang berjudul

12
Desta Leila Kartika, dkk, Cinta Abadi dalam Novel Laila Majnun Karya Nizami dan Novel
Romeo Juliet Karya William Shakespeare Kajian Intertekstual, Jurnal Sastra Indonesia, Vol. 7 No.2
(2018) hal. 142.
13
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal. 61.

6
Masterpieces of World Literature (1817). Magill menyebut bahwa kisah “Alf Lailah

wa Lailah telah tersebar ke penjuru dunia, dari mulai dunia Timur, hingga ke Barat.14

Alf Lailah wa Lailah nmerupakan karya sastra timur tengah monumental yang

muncul pada abad pertengahan. Cerita lisan ini kemudian berkembang (dikisahkan dari

mulut ke mulut) dan dibukukan, kemudian muncul transkripsi pertamanya pada abad

ke-19 di Kairo. Kemudian disadur lagi dalam bahasa Perancis oleh seorang orientalis

Perancis yang bernama Antoine Gallad dan diterbitkan di Perancis pada tahun 1704

(Magill, 1817:51). Penceritaan dan kemasyhuran kisah Alf Lailah wa Lailah ini

menjadikan karya ini memiliki beragam saduran dalam bahasa asing lainnya.

Sadurannya dalam bahasa Inggris disebut dengan The Thousand Nights and One Night,

The Arabian Nights, The Book of The Thousand Nights and One Night dalam bahasa

Arab terkenal dengan judul Alfu Lailah wa Lailah, dalam bahasa Parsi Hazar Asfanah

yang berarti Seribu Mitos, dalam bahasa Indonesia 1001 Malam, dan cerita yang sama

dalam versi bahasa Thailand serta Eropa (Saragoza).15

Secara bahasa Maqamat artinya gambaran atau sesi di mana sejumlah orang

berbicara tentang subjek tertentu, dengan cara di mana salah seorang dari mereka

menuturkan sebuah kisah, lalu yang lain mengomentarinya. Dari makna itu, Maqamat

menjadi salah satu jenis sastra arab berupa beberapa cerita pendek yang membahas satu

peristiwa yang diceritakan oleh seorang narator yang terjadi pada individua tau

kelompok sosial. Salah satu ciri yang menonjol dari Maqamat ialah gaya bahasanya

14
Eva Farhah, Transformasi “Alfu Lailah Wa Lailah”, Jurnal CMES, Program Studi Sastra
Arab FIB UNS Surakarta Vol. XII, No. 1 Edisi Januari - Juni (2019) hal 18-19.
15
Eva Farhah, Transformasi “Alfu Lailah Wa Lailah”, Jurnal CMES, Program Studi Sastra
Arab FIB UNS Surakarta, hal. 21.

7
yang indah, di mana saja’ pendek sangat dominan, secara isi Maqamat berisi kritik

terhadap individu atau sosial jjuga diselingi dengan hal-hal lucu. Jenis Maqamat ini

diciptakan oleh Badi’ al-Zaman al-Hamazani (w. 398 H/1119 M), meskipun menurut

pendapat lain, ia bukan pencipta pertama.16

Jenis Maqamat al-Hamazani di atas dikembangkan oleh al-Hariri (w 516 H) yang

menulis 50 Maqamat denga tokoh utama Abu Zaid Asaruji. Menurut Purstall,

Maqamat al-Hariri adalah karya sastra yang sangat mempengaruhi penulis Eropa,

termasuk di dalamnya Inggris setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi

Picaro. Meski begitu, belum ditemukan penjelasan mengenai seberapa besar pengaruh

Maqamat pada perkembangan sastra di Barat (Inggris) yang disebut Purstall. Namun

bisa diasumsilkan bahwa Maqamat bisa disebut berpengaruh sedikit atau banyak

nampak atau samar pada berkembanganya cerita lawakan, cerpen, dan cerita fiksi

sebagai kritik sosial di Barat modern. Paling tidak bisa dipastikan bahwa dalam ketiha

jenis fiksi itu sastra Arab adalah pelopor sebelum Barat modern mengenal dan

mengembangkanya lebih lanjut.17

Pada Abad ke-11 Abu al-‘Ala al-Ma’arri (W.449/1058) menulis risalah al-

Gufran lewat tokoh utama novel ini Ibnu al-Qarih al-Ma’ari menjelaskan mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan surga dan neraka serta penyair penghuni keduanya.

Novel ini dijadikan sebagai media untuk mengkritik masyarakatnya yang secara

keagamaan sudah buruk, kritik sosial keagamaanya dalam risalah al-Gufran ini

dilanjutkan al-Ma’ari secara lebih tajam lagi dalam kumpulan puisinya al-Luzumiyat.

16
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal. 63
17
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal. 64

8
Dalam Luzumiyat-nya, al-Ma’arri antara lain menyesali perbedaan fiqih antara

pendukung Syafi’i dan Hanafi, sikap keagamaan yang tidak rasional, mengkritik

masjid-masjid yang menurutnya sama dengan tempat-tempat pelacuran. Hal ini karena

pemimpin agama dan para pengikutnya dalam masjid itu tidak memiliki niat yang baik,

terperangkap oleh formalisme, berhenti pada simbol dan penghayatanya yang kurang.

Pengaruh al-Ma’ari terutama lewat risalah al-Gufron terhadap sastra Eropa

diakui oleh ahli. Kary aini dinilai mempengaruhi Dante lewat Devine Comedy-nya.

yang bicara alam surga dan neraka juga. Risalah al-Gufran juga bisa disebut sebagai

pelopor bagi novel fantasi, sebelum barat mengembangkannya lebih lanjut.18

C. Kesimpulan

Eskpansi Islam pada periode klasik telah berhasil membawa ajaran Islam sampai

ke Eropa. Hal tersebut meniscayakan adanya pertemuan budaya yang sifatnya akan

saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Ekspansi Islam tentu bukan hanya

dalam konteks ajarannya tetapi termasuk di dalamnya juga ada tradisi Arab seperti seni,

arsitektur, dan lainnya termasuk bahasa dan sastra.

Dalam konteks periode klasik, maka sastra Arab menjadi sastra yang lebih

dominan mempengaruhi (muassir), sedangkan sastra Barat/Inggris menjadi sastra yang

lebih dipengaruhi (mutaassir) oleh sastra Arab dalam kaitannya bentuk dan isi teks

seperti dijelaskan dengan data-data di atas.

18
Sukron Kamil, Sastra Banding Sastra Antar Negara, hal. 66.

9
D. Daftar Pustaka

Kamil, Sukron. 2020. Sastra Banding Sastra Antar Negara (Depok: PT Rajawali
Buana Pustaka)

Zulfahnur. 1996. Teori Sastra. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Ridwan. 2012. Sastra Bandingan, Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri
Makasar,

Nada, Thaha. 1991. Al-Adab al-Muqaran (Bairut: Dar al-Nahdah al-Arabiyah)

Bobbi Aidi Rahman, 2018 ‘Kontribusi Sastra Arab Terhadap Perkembangan Peradaban
Barat’, Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, Vol. 4, No. 2, (Juli –
Desember

Tatik Maryatut Tasnimah. 2010. ‘Menelisik Kosmopolitanisme Sastra Arab (Kajian Sastra
Bandingan)’, Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol. 9 No.1, 1–20

Desta Leila Kartika, dkk, 2018. Cinta Abadi dalam Novel Laila Majnun Karya Nizami dan
Novel Romeo Juliet Karya William Shakespeare Kajian Intertekstual, Jurnal Sastra
Indonesia, Vol. 7 No.2

Eva Farhah. 2019. Transformasi “Alfu Lailah Wa Lailah”, Jurnal CMES, Program Studi
Sastra Arab FIB UNS Surakarta Vol. XII, No. 1 Edisi Januari – Juni.

10

Anda mungkin juga menyukai