Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Ulinnuha

NIM : 15310184
Mata Kuliah : Tarikh al-Adab al-Araby III

PENDAHULUAN

Sejak berdirinya dinasti Ustmani sampai runtuhnya pada awal abad


18, peradaban bangsa arab mengalami keterpurukan dalam berbagai
presfektif termasuk menjurus ke bidang sastra yang menjadi cerminan
bangsa arab. Pada masa Turki Ustmani model puisinya sangat dangkal dan
artifisial, hal itu mungkin dikarenakan bahasa arab bercampur dengan
dialek Ustmani yang sempit ataupun pada masa ini pemerintahan
disibukan dengan controling hegemoni daerah taklukan Turki yang sangat
luas sehingga perhatiaan penguasa saat itu sangat kurang tentang
memajukan keilmuan dan peradaban khususnya dalam bidang sastra dan
puisi arab. Berbeda dengan masa Abbasiyah, masa ini merupakan masa
keemasan bangsa islam dalam peradabannya, sastra mempunyai peranan
besar dalam menopang kemajuaan bangsa arab saat itu. Banyak sekali
genre sastra yang tumbuh dan berkembang. Pada masa ini ada puisi
khomer yang di prakarsai oleh Abu Nuwas disamping itu ada juga al
Maqomat Ibnu Hamzany, prosa arab yang murni yang didalamnya ada
dialog dan menjurus kepada drama dan masih banyak lagi genre lainnya.
sedangkan pada masa dinasti Umayyah ada jenis genre al Muwasysyah
yang secara etimologi menggambarkan keindahan kalung permata dan
mutiara yang di hubungkan kepada wanita, pada masa ini budaya
hedonisme dan fanatisme muncul setelah berakhirnya masa kekhalifahan
islam berganti menjadi dinasti yang menyebabkan kembali mengakar
budaya hedonisme dan panatisme suku dimasa Jahiliyah dan pengaruhnya
masih dirasakan pada masa Abbasiah.

Setelah hampir lebih dari 5 abad pasca runtuhnya peradaban kerajaan


Abbasiyah dari ekspansi bangsa tar-tar pimpinan Hulagukhan 1258 M,
bangsa arab masuk pada masa Nahdlah (kebangkitan). Proses kebangkitan
ini dipercepat dengan bersentuhannya peradaban bangsa arab dengan
bangsa barat (Prancis) melalui ekspansi yang dilakukan oleh Napoleon
Bonaparte pada tahun 1798 M. Disamping itu proses kesadaran dan
kebangkitan ini semakin terwujud lantas di implementasikan di masa
pemerintahan Muhammad Ali. Kemudian pada abad ke 19 muncullah
aliran sastra arab modern yang di pelopori oleh Mahmud Sami Al-Barudi,

1|Mahmud Al-Barudy
disamping itu juga ada sosok Rifaa’h Tahtawi yang telah memberikan
konstribusi yang besar terhadap berkembangnya bentuk prosa jurnalistik
modern.

Dalam makalah ini, penulis ingin mengulas sosok sastrawan Mahmud


Sami Al-Barudi yang menjadi tokoh sentral lahirnya sastra modern pada
abad 19, dengan menggunakan metode studi pustaka, penulis ingin
menyuguhkan informasi seputar tokoh mengenai biografi, pemikiran tokoh
dan karya-karyanya. Hal ini sebagian besar dilakukan oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari Mata kuliah Tarikh Adab al-Araby III yang diampu
oleh Ustadz Ahmad Kholil. M.Fil.

Dalam memahami karya tokoh yang dimaksud, penulis menggunakan


metode Analisis Strukturalisme Karya Sastra Perspektif As Syaikh
Muhammad al-Damanhuri yang dibantu oleh sumber pustaka dari
internet.

2|Mahmud Al-Barudy
PEMBAHASAN

Kehidupan Sosial Politik Al-Barudi

Al Barudi mempunyai nama lengkap Mahmud Sami Pasha bin Hasan Husni
Bek al-Barudi yang lahir dikawasan Bakhirah tepatnya di desa itay al-Barud pada
tahun 1838 M/1255 H. Mahmud sami al-Barudi (1838-1904M) merupakan tokoh
sastra arab besar yang menjadi pelopor berdirinya aliran neoklasik dalam dunia
kesusastraan arab. Semenjak kecil ia dibesarkan oleh keluarga Jarkasyi, ayahnya
wafat saat ia berumur 7 tahun. Sejak saat itulah keluarga jarkasyi sebagai sanak
familinya mengambil alih kehidupan Barudi kecil mengasuhnya, membina
pendidikannya. Menginjak masa remajanya pada umur 12 tahun al-Barudi tertarik
untuk menempuh dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kemiliteran dengan
spesialisasi seni militer dan mendapatkan syahadah ketika usianya 16 tahun.

Dia kemudian mempelajari bahasa Turki dan Persi di Qustantiniah, ketika


diutus membantu Turki melawan Rusia. Pangkatnya terus menanjak dengan
menjadi pemimpin pasukan Mesir yang diperbantukan kepada Daulah
Usmaniyah, ketika terjadi pemberontakan Balqan dan Iqrithis. Dia cukup ternama
di berbagai kancah pertempuran karena strategi penyerangannya selalu membawa
pulang kemenangan.

Sekembalinya ke Kairo-Mesir, dia menduduki banyak jabatan kemiliteran,


kemudian diangkat oleh Taufiq Pasya. Sebagai pengawas urusan peperangan dan
waqaf pada usianya yang ke 26 tahun. Dia mengundurkan diri dari kedua jabatan
itu, namun diangkat kembali sebagai kepala pengawas.

Al Barudi dikenal sebagai seorang prajurit yang militan, penuh disiplin dan
berpikir tajam, maka dalam jangka waktu yang relatif singkat ia telah memperoleh
pengetahuan yang mempuni dalam dunia militer, menguasai benyak teori dan
strategi-strategi kemiliteran secara komperhensif. Setelah lulus membawa ijazah
dari sekolahnya dimesir, al barudi dikirim menuju paris dan inggris untuk urusan
militer. Pada tahun 1290 H, al-Barudi telah menyandang gelar dengan
berpangkatkan al-Yawariyyah dan pada tahun 1294 H ia telah menyandang
pangkat sebagai komandan perwira. Pada tahun 1282 H/1879 H ia mengikuti
sebuah perang di semenanjung kerit dengan atas nama mesir ia membantu Turki
melawan Rusia. Dengan berjalannya waktu banyak sekali kesuksesan yang al-
Barudi raih dalam dunia kemiliteran, sebagai penghargaan dari jasa-jasanya itulah
ia banyak memperoleh hadiah ataupun bintang jasa yang menghantarkannya
menuju derajat yang tinggi dalam dunia militer yakni ia diangkat sebagai Fariq
atau kita lebih mengenalnya dengan nama Letjen. Tidak hanya sebatas itu, dalam
dunia militer karirnya semakin melesat naik pada tahun 1299 H al-Barudi
diangkat sebagai Rais Lil Wuzara (Perdana mentri) di Mesir. Kesuksesan dan

3|Mahmud Al-Barudy
kecemerlangannya dalam dunia kemiliteran membuat banyak orang memberinya
gelar atau sapaan Si Raja Pedang.

Ketika bangsa arab mengadakan pemberontakan, al-Barudi ditangkap dan


dibuang ke daerah Sailan selama 17 tahun. Di tempat pengasingannya itu, dia
mempelajari bahasa Inggris. Dia banyak merenung dan merefleksikan diri
tentang kehidupannya sehingga tertumpahkan dalam bait-bait syair. Kemudian
Dia terkena penyakit yang berujung pada kebutaan, sehingga ia dibebaskan dan
diizinkan untuk kembali ke Mesir, pada tahun 1900 M. Dia kembali ke
kediamannya dalam kedaan buta. Kemudian Dia mengisi waktunya dengan
menulis karya sastra, hingga akhirnya wafat pada tahun 1322 H/1904 M dalam
usia kurang lebih 67 tahun (karena perbedaan tahun di beberapa referensi).

Al-Barudi dalam Kesusastraan Arab


Jiwa sastra muncul pada Al-barudi semenjak ayahnya wafat (1845 M)
kemudian ia hidup dalam kesunyian. Situasi dan keadaan tersebut
menghantarkannya pada ranah yang sangat positif, yaitu ia memanfaatkan waktu
luangnya untuk membaca banyak buku. Al-Barudi saat itu gemar sekali menelaah
buku-buku sastra klasik terutama yamng menyangkut dengan tema peperangan,
patriotisme dan kepahlawanan.

Bakat dan kepiawaiaannya dalam sastra arab sudah tak terejawantahkan lagi
dan itu membawanya menjadi salah seorang tokoh penting dalam dunia sastra
arab. Jasanya yang paling besar adalah memecahkan kebuntuan para penyair pada
masanya dari kejumudan dan kerusakan bahasa Sejak berdirinya dinasti Ustmani
sampai runtuhnya pada awal abad 18, peradaban bangsa arab mengalami
keterpurukan dalam berbagai presfektif termasuk menjurus kebidang sastra yang
menjadi cerminan kehidupan bangsanya. Pada masa Turki Ustmani model
puisinya sangat dangkal dan artifisial dikarenakan bahasa arab bercampur dengan
dialek Ustmani yang sempit ditambah lagi pada masa itu disibukan dengan
controling hegemoni daerah taklukan Turki yang sangat luas apalagi pada masa
al-Barudi banyak daerah arab yang diduduki Turki memberontak sehingga
perhatiaan penguasa saat itu sangat kurang tentang memajukan keilmuaan dan
peradaban khususnya sastra dan puisi arab.

Melihat dari realitas kejumudan dan kerusakan bahasa itulah al-Barudi


memberikan suatu pembaharuaan dalam dunia sastra arab. Pembaharuan al-barudi
bisa dilihat dari meluasnya tema-tema lama dalam pembuatan puisi dan
munculnya berkembangnya tema-tema baru namun dengan menguatkan identitas
dan kepribadian Arab dalam puisi modern. Karena jasanya dalam perkembangan
sastra arab itulah ia desebut sebagai si raja pena.

4|Mahmud Al-Barudy
Analisis Karya

Pada makalah ini, penulis akan mengupas maksud dan tujuan dari
Syair yang digubah oleh Mahmud Al Barudi, ibarat pisau dalam mengupas
buah, maka teori adalah pisau tersebut, sedangkan karya sastra ibarat
buahnya. Dalam hal ini penulis akan menggunakan teori dari disiplin Ilm
al-Arudl. Jadi, penulis meitikberatkan analisis pada unsur wazan, bahr,
dan lain sebagainya.

Sebelum menginjak kepada analisis, ada pentingnya juga kita


memahami teori-teori dalm Ilm al-Arudl untuk mengupas unsur-unsur
pembentuk Syair nya.

Berikut adalah istilah-istilah dalam Ilm al-Arudl:

Dalam satu bait pada puisi Arab Klasik terdiri atas 2 syatr, syatr 1
(terletak dikanan) disebut Ash-Shadr dan Syatr 2 (terletak di kiri)disebut
Al-‘Ajzu. Dalam satu bait, pada dasarnya dari 6 taf’iilat atau 8 taf’iilat, tapi
bisa juga kurang atau lebih. Kumpulan dari taf’iilat dalam puisi Arab
Klasik disebut dengan Al-Bahr ( Jamak : Al-Buhuur). Ada 16 pola bahr
dalam puisi Arab Klasik.

Macam-macam Bahar dalam 'Ilmu 'Arudh:

1. Bahar Thowil

Juz Tafa'ilnya adalah: ‫ فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن‬# ‫فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن‬

2. Bahar Madid

Juz tafa'ilnya adalah: ‫فاعالتن فاعلنفاعالتن فاعلن‬# ‫فاعالتن فاعلنفاعالتن فاعلن‬

3. Bahar Basit

Juz tafa'ilnya adalah: ‫مستفعلن فاعلن مستفعلن فاعلن‬# ‫مستفعلن فاعلنمستفعلن فاعلن‬

4. Bahar Wafir

Juz tafa'ilnya adalah: ‫مفاعلتن مفاعلتن مفاعلتن‬# ‫مفاعلتن مفاعلتن مفاعلتن‬

5. Bahar Kamil

Juz tafa'ilnya adalah: ‫متفاعلن متفاعلن متفاعلن‬# ‫متفاعلن متفاعلن متفاعلن‬

6. Bahar Hazj

Juz tafa'ilnya adalah: ‫ مفاعيل مفاعيلن مفاعيلن‬# ‫مفاعيلن مفاعيلن مفاعيلن‬

7. Bahar Rajaz

5|Mahmud Al-Barudy
‫مستفعلن مستفعلن مستفعلن ‪#‬مستفعلن مستفعلن مستفعلن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪8. Bahar Raml‬‬

‫فاعالتن فاعالتن فاعالتن ‪#‬فاعالتن فاعالتن فاعالتن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫'‪9. Bahar Sari‬‬

‫مفعوالت مستفعلن مستفعلن ‪#‬مفعوالت مستفعلن مستفعلن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪10. Bahar Munsarah‬‬

‫مستفعلن مفعوالت مستفعلن ‪#‬مستفعلن مفعوالت مستفعلن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪11. Bahar Khofif‬‬

‫فاعالتن مستفع لن فاعالتن ‪#‬فاعالتن مستفع لن فاعالتن‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫'‪12. Bahar Mudhori‬‬

‫مفاعيلن فاع التن مفاعيلن ‪#‬مفاعيلن فاع التن مفاعيلن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪13. Bahar Muqtadhob‬‬

‫مستفعلن مستفعلن مفعوالت ‪#‬مستفعلن مستفعلن مفعوالت ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪14. Bahar Mujtats‬‬

‫فاعالتن فاعالتن مستفع لن ‪#‬فاعالتن مستفع لن فاعالتن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪15. Bahar Mutaqarib‬‬

‫فعولن فعولن فعولن فعولن ‪#‬فعولن فعولن فعولن فعولن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪16. Bahar Mutaqarib‬‬

‫فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن ‪#‬فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن ‪Juz tafa'ilnya adalah:‬‬

‫‪6|Mahmud Al-Barudy‬‬
Nah, pembahasan kali ini bertujuan untuk mengetahui apakah Syair dai al-
Barudi ini masuk dala kategori Sempurna atau Cacat.

ٌ ‫الدهر طُر‬
‫ق َج َّمة ٌ ومنافِ ُع‬ ِ ‫وفى‬ ً ‫ إنَّما العُم ُر فرصة‬، ‫ هبُّوا‬، ‫فيا قو ُم‬

ِ ِ‫عدي ُد الحصى ؟ إنِّى إلى هللا‬


‫راج ُع‬ ِ ‫صبْراً َعلَى َمسِّ ْالهَ َو‬
‫ان َوأَ ْنتُ ُم‬ َ َ‫أ‬

‫واس ُع‬
ِ ‫األرض‬
ِ ‫وذلكَ فض ُل هللاِ فى‬ َ ‫َو َك ْيفَ تَ َروْ نَ ال ُّذ َّل د‬
ٍ ‫َار إِقَا َمة‬

‫ُوف ْالقَ َوا ِطعُ؟‬


ُ ‫فَأ َ ْينَ َوالَ أَ ْينَ ال ُّسي‬ ْ
‫أينعت لِحصا ِدها‬ ‫أرى أرؤسا ً قَد‬

ِ ْ‫إِلَى ْال َحر‬


َّ ‫ب َحتَّى يَ ْدفَ َع ال‬
‫ض ْي َم دَافِ ُع‬ ِ ، َ‫فكونوا حصيداً خامدين‬
‫أو افزعوا‬

Berdasarkan penggunaan ‘ilmu al-‘aruud, puisi al-Barudi ini termasuk ke


dalam Bahr at-Tawiil Pola bahr At-Thawill sebagai berikut:

‫ فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن‬# ‫فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن‬

0//0// 0/0// 0/0/0// 0/0// # 0//0// 0/0// 0/0/0// 0/0//

Tanda ‘/’ untuk huruf yang berharakat (Mutaharik) sedangkan tanda ‘0’
untuk huruf mati (Saakin). Bentuk pola diatas disebut pola bahr Atthawiil
pola 1. Perhatikanlah perbandingan antara pola bahr At-Thawiil dengan
kutipan bait kesatu contoh puisi diatas :

ٌ ‫الدهر طُر‬
‫ق َج َّمة ٌ ومنافِ ُع‬ ِ ‫ وفى‬# ً ‫ إنَّما العُم ُر فرصة‬، ‫ هبُّوا‬، ‫فيا قو ُم‬

Jika kita rubah penulisannya seperti dalam kaidah Ilm al-Arudl , maka akan
terlihat sebagai berikut:

ً ‫ إنَّما العُم ُر فرصة‬، ‫ هبُّوا‬، ‫فيا قو ُم‬

Al Kitaabat al-
َ ْ‫ُر فُ ر‬
‫ص تَ ن‬ ُ ْ‫نَ َم ل‬
‫ع ْم‬ ‫ُم هَ بْ بُ وْ إ ْن‬ ْ‫ق و‬
َ ‫يا‬
َ َ‫ف‬
Aruudliyat

7|Mahmud Al-Barudy
Al-Isyaraat
0//0// 0/0// 0/0/0// 0/0//
(Rumuuz)

Taf’iilaat ‫مفاعلن‬ ‫فعولن‬ ‫مفاعيلن‬ ‫فعولن‬

ٌ ‫الدهر طُر‬
‫ق َج َّمة ٌ ومنافِ ُع‬ ِ ‫وفى‬

Al Kitaabat al-
‫ع ْن‬
ُ ‫ف‬
ِ ‫َم نَ ا‬ ‫َم ةُ ْن َو‬ ُ ْ‫ِر طُ ر‬
‫ق ْن َج ْم‬ ‫ف ْد َد ْه‬
ِ ‫و‬
Aruudliyat

Al-Isyaraat
//0// /0// 0/0/0// 0/0//
(Rumuuz)

Taf’iilaat ‫مفاعلن‬ ‫فعول‬ ‫مفاعيلن‬ ‫فعولن‬

Perhatikan pada kata ‫ص ةَ ْن‬ َ ْ‫ُر فُ ر‬ dan kata ‫ع ْن‬ُ ‫ف‬


ِ ‫ َم نَ ا‬menggunakan
rumus ‫ َمفَا ِعلُ ْن‬yang artinya telah mengalami pengurangan pada huruf sakinat yang
ke lima yang seharusnya ‫ َمفَا ِع ْيلُ ْن‬. Pengurangan huruf kelima yang sakinat disebut
dengan ‫القبض‬. Karena yang dibuang adalah huruf kelima yang tergolong dalam
sabab khofif (2 huruf yang huruf keduanya mati) yakni kata ‫ مفاعيل ( عي‬menjadi
‫ ) مفاعل‬maka, taf’ilaat arudlh dan dharab nya masuk dalam kategori ‘Illat Naqsh
berupa Hadzf.

Kemudian perhatikan juga pada kata ‫ َم ةُ ْن َو‬menggunakan rumus ‫ فَ ُعوْ ُل‬yang


artinya juga telah mengalami pengurangan pada huruf sakinat yang ke lima yang
seharusnya ‫ فَ ُع وْ ُل ْن‬, oleh sebab hal ini, maka kata ‫ َم ةُ ْن َو‬tergolong dalam jenis
Zihaf Mufrod berupa ‫ قبض‬.

Penutup

Sebagai tokoh sentral yang mempelopori aliran sastra arab Neo-Klasik, al-
Barudi adalah seorang militan yang peduli akan kesusastraan, selain piawai dalam
strategi perang, dia juga pandai dalam menggubah syair, aliran syairnya banyak
dipengaruhi oleh sastrawan pada masa jahili seperti Umru’ul Qay’s dan Abu
tamam.

Kesuksesan dan kecemerlangannya dalam dunia kemiliteran membuat banyak


orang memberinya gelar atau sapaan Si Raja Pedang.

8|Mahmud Al-Barudy
Pembaharuan al-barudi bisa dilihat dari meluasnya tema-tema lama dalam
pembuatan puisi dan munculnya berkembangnya tema-tema baru namun dengan
menguatkan identitas dan kepribadian Arab dalam puisi modern. Karena jasanya
dalam perkembangan sastra arab itulah ia desebut sebagai Si Raja Pena.

Dalam analisis salah satu karya puisi nya, didapati hasil bahwa dia
menggunakan Bahr Thowil berikut juga ada perubahan susunan dalam bentuk
Zihaf berupa Qabdh dan ‘Illat Naqsh.

Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan penulis banyak kekurangan
disana-sini, penulis berharap akan ada banyak pihak yang akan melengkapi
materi-materi yang telah penulis coba kumpulkan.

Sosok yang ingin mengupas tuntas kehidupan tokoh al-Barudi hendaknya


banyak membaca buku tentang Sejarah Sastra Arab Modern yang berbahasa arab
dan menerjemahkannya, niscaya akan ia dapati banyak informasi di dalamnya,
berhubung penulis tak seberapa ahli dan menerjemahkannya, maka hanya sebatas
inilah hasil yang di dapat penulis dari daftar rujukan yang ber Bahasa arab.

Daftar Pustaka

Buku

Al-Dasuqi, Umar, 1973 Fi al-Adab al-Hadist, Kairo; Dar el-Fikr

Al-Damanhuri, Muhammad, Mukhtashor al-Syafi, Jeddah; Haromain

Jurnal

Siti Nurrohmah, Muhammad Lutfi, 2013, Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik


Puisi Politik Karya Mahmud Sami Al Barudi, Depok; Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia

Internet

https://www.faroukmisr.net/albarodi.htm, Diakses pada tanggal 24/09/2017


jam 21.00

http://www.adab.com/modules.php?name=Sh3er&doWhat=shqas&qid=2401
5 Diakses pada tanggal 25/09/2017 jam 17.00

9|Mahmud Al-Barudy

Anda mungkin juga menyukai