Sejarah Tulisan
Sistem tulisan atau aksara adalah ciptaan manusia yang paling
berguna. Dengan tulisan manusia dapat menembus batas-batas
waktu dan ruang. Dengan tulisan manusia juga dapat menyimpan
akal budinya. Tidak diketahui kapan manusia pertama kali
menggunakan tulisan. Para ahli linguistik pada umumnya mengira
tulisan bermula dari gambar seperti yang ditemukan di gua
Altamira, Spanyol Utara. Gambar itu kemudian benar-benar
menjadi tulisan atau piktogram. Piktogram secara langsung
menggambarkan benda yang dimaksud. Tulisan piktogram dipakai
di kalangan orang-orang Indian Amerika, orang Yukagir di Siberia,
dan di Pulau Paska (Pasifik Timur). Hingga kini piktogram masih
dipakai dalam tanda lalu lintas internasional dan pada tanda-tanda
kamar kecil untuk lelaki dan perempuan.
Salah satu contoh dapat dilihat dari aksara paku yang dipakai oleh
bangsa Sumeria 4000 tahun sebelum Masehi. Sistem tulisan
Sumeria tersebut kemudian diambil alih oleh Persia (600-400 s.M),
tetapi bukan untuk menggambarkan gambar atau gagasan atau kata,
melainkan untuk menggambarkan suku kata (aksara silabis). Dalam
waktu yang hampir bersamaan orang Mesir juga mengembangkan
tulisan yang menggambarkan suku kata.
b. Tulisan Rumus
Perkembangan selanjutnya dari tulisan gambar ialah tulisan
rumus (Zainuddin,1974:295). Upaya pertama yang dilakukan
adalah penggambaran terhadap pengucapan yang abstrak,
seperti kata sifat dan keadaan, yaitu dengan cara
menggabungkan beberapa buah gambar benda dan ditujukan
untuk satu pengertian sifat atau keadaan; seperti untuk
penulisan karta 'siang' digunakan gambar matahari yang
sedang memancarkan sinarnya, untuk melukiskan kata 'lapar',
digambarkan sebuah tangan yang terletak didepan mulut.
Menurut sementara ahli, sebagai proses kedua setelah tulisan
gambar, adalah Pictographic Writing (Zainuddin,1974:20),
yaitu tulisan gambar yang telah dipermudah cara
pembuatannya (disederhanakan), dimana penggambaran
benda-benda atau peristiwa diwakili oleh tanda kanji tertentu
dan masih bersifat konkrit.
a. Tulisan Potongan
Proses Pictographic Writing seperti disebutkan diatas, oleh
Naji Zainuddin, adalah merupakan proses ketiga, yang ia sebut
dengan Tulisan Potongan. Menurutnya tulisan ini masih
berbentuk gambar (bersifat konkrit), akan tetapi sudah
dipotong untuk kebutuhan pengungkapan satu suku kata,
seperti gambar 'tangan ' untuk menuliskan kata yang berawalan
yad ('yad' artinya : tangan ) (Zainuddin,1974:20). Kata Yadhas,
Yadha dan semacamnya, memakai tanda kanji yang sama yaitu
'tangan' dengan tambahan lambang pada susku kata berikutnya.
b. Tulisan bunyi
Perkembangan selanjutnya ialah Tulisan Bunyi, yaitu tulisan
yang mempergunakan gambar sebagai lambang bunyi
permulaan suatu sukukata pada kalimat. Proses ini juga disebut
sebagai proses abstraksi yang pada dasarnya menemukan sifat
atau peristiwa bunyi dan detail satu bunyi diujudkan dengan
suatu tanda. Pada tahap ini, lambang yang semula merupakan
lambang bunyi suku kata pertama menjadi lambang bunyi awal
suku kata tersebut. Perubahan ini melahirkan lambang-
lambang konsonan.
c. Alphabetis
Meningkatnya cara berfikir manusia, pada gilirannya telah
menuntut perubahan-perubahan pada tulisan yang digunakan,
setelah mana tulisan yang digunakan dirasakan kurang efektif
lagi. Proses alphabetis (hijaiy), merupakan tingkat
pengabstraksian lebih lanjut dari proses-proses sebelumnya.
Pada tingkat ini mulai dilakukan pemisahan tanda terhadap
bunyi yang berbeda pada suatu suku kata itu. Pembedaan tanda
bunyi suku kata pada tingkat ini telah melahirkan tanda-tanda
vokal, di mana sebelumnya yang ditandai pada awal suku-kata
adalah bunyi-bunyi konsonan saja. Kemudian karena sulitnya
membedakan bunyi awal suku kata yang sama, dilakukan pula
usaha untuk membedakan bunyi-bunyi itu dengan memberi
tanda-tanda tertentu. Tanda inilah yang disebut huruf-huruf
vokal.
C. Tulisan-Tulisan Tertua
Gambaran tentang proses terciptanya tulisan seperti diuriakan
terdahulu adalah proses yang secara umum telah dilalui oleh
masyarakat purba dalam pengembangan komunikasi tulis mereka.
Proses ini tentunya berjalan secara evolusi dan memakan waktu
yang panjang. Penggalian-penggalian arkeolog pada beberapa situs
yang dianggap sebagai pusat peradaban tertua, telah memberikan
informasi-informasi yang sangat penting tentang sistem tulisan
yang digunakan oleh masyarakat purba serta tahap-tahap
perkembangannya. Dari inskripsi-inskripsi yang ditemukan itu,
diketahui bahwa ulisan-tulisan yang dianggap tertua terpulang
kepada masa 1.k 4000 tahun sebelum Masehi. Diantara tulisan-
tulisan tertua itu adalah: tulisan Sumeria pada wilayah lembah
Mesopotamia, Tulisan Mesir kuno dan tulisanTionghoa yang
digunakan oleh masyarakat Tiongkok di wilayah propinsi Honan di
sebelah utara sungai kuning. Pada subbahasan ini akan
dikemukakan jenis-jenis tulisan tertua itu beserta perkembangannya
hingga melahirkan beberapa jenis tulisan penting yang dipakai
hingga saat ini.
a. Tulisan Sumeria
Dari penemuan-penemuan tertulis disekitar wilayah lembah
Mesopotamia telah membuktikan bahwa orang-orang Sumeria
yang mendiami wilayah ini beberapa ribu tahun sebelum
Masehi, telah menggunakan sejenis tulisan gambar. Tulisan ini
digunakan oleh orang-orang Sumeria dan mendapatkan
perkembangan dizaman Babylonia sebagai pewaris peradaban
Sumeria, kemudian oleh bangsa Assyiria yang
menggantikannya.
c. Tulisan Tionghoa
Pengetahuan tentang peradaban bangsa Tionghoa purba
terungkap dengan dilakukannya penggalian-penggalian
arkeologis oleh sejumlah ahli di wilayah ini. Pada awal abad
kedua puluh ini telah dilakukan penggalian di daerah Honan,
sebuah daerah tua yang terletak di bagian utara sungai Kuning
(Hoang Ho). Di daerah ini terdapat sebuah timbunan tanah yang
oleh bangsa Tionghoa disebut dengan "Timbunan Tanah Yin".
Sejumlah benda-benda purbakala, seperti tulang-belulang serta
piring-piring yang terbuat dari kulit penyu, berhasil ditemukan
pada penggalian ini.