DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAMPU:
AGUSTUS 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................5
BAB 3 PENUTUPAN...................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ALIRAN SASTRA
(ROMANTISME)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Dr. Elly
Prihasti Wuriyani, S.S,. M.Pd. pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sastra. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang aliran sastra romantisme bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Elly Prihasti Wuriyani, S.S,.
M.Pd. selaku dosen Mata uliah Pengantar Ilmu Sastra yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teeuw (dalam Sugiarti, 2004: 67) menyatakan bahwa karya sastra tidak lepas dari
pengarang dalam masyarakatnya, karena karya sastra tidak hadir dalam kekosongan
budaya. Pengarang tidak lepas dari pikiran atau pandangan dunia dan perkembangan
zaman. Pada makalah ini, penulis ingin menjelaskan tentang karya sastra dalam aliran
romantisme, sejarah serta peran para sastrawan yang ikut mengembangkan aliran
romantisme hingga terus berjalan sampai saat ini. Periode Romantis terjadi diantara akhir
abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Disebut sebagai era romantis bukan berarti seluruh
karya sastra dalam era ini tentang sesuatu yang berhubungan persoalan cinta, asmara atau
ketertarikan antara laki-laki dan perempuan. Namun periode ini disebut sebagai era
romantis karena pada periode ini ide karya sastranya didominasi dengan unsur-unsur
seperti imajinasi, kebebasan mengeluarkan pendapat (berekspresi), dan idealism.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3
3. Dapat mengetahui bagaimana proses masuknya romantisme pada puisi-puisi
Indonesia?
4. Dapat memahami bagaimana ciri-ciri aliran sastra (romantisme)
5. Dapat mengetahui siapakah tokoh-tokoh yang berperan dalam berkembangnya
aliran sastra (romantisme)
6. Dapat mengetahui bagaimana contoh karya aliran sastra (romantisme)
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Sehingga dapat disimpulkan aliran romantisme ini adalah suatu aliran karya
sastra yang lebih mengutamakan perasaan. Perasaan yang mendominasi adalah
perasaan yang indah dan mengetarkan jiwa dalam menjalani sebuah percintaan
namun adapula gambaran perasaan yang tersakiti karena kesalahan masa lalu atau
takdir kehidupan.
Aliran ini lahir dan berkembang pada abad ke-18 di Eropa sebagai gerakan
untuk menentang klasikisme, yaitu aliran yang mengutamakan keteraturan dalam
berpikir, bersikap, dan bersifat konvensional. Istilah Romantisisme pertama kali
5
digunakan di Jerman pada akhir 1700-an oleh para kritikus August dan Friedrich
Schlegal yang menulis buku kritik berjudul romantische Poesie (puisi romantik).
Penyair Inggris William Wordsworth menjadi suara utama gerakan romantisisme di
tahun 1815-an.
Wordsworth memiliki gagasan utama bahwa puisi harus menjadi luapan
spontan perasaan yang kuat. Melawan tatanan sosial, kepercayaan setempat, dan
nilai-nilai yang mapan Romantisisme menjadi gerakan seni yang dominan di seluruh
Eropa pada tahun 1820-an. Sejarah romantisisme dipengaruhi oleh datangnya revolusi
industri yang mulai meninggalkan kealamian dunia dan destruktif terhadap
lingkungan. Banyak seniman yang menolak praktik-praktik industrialisasi yang
kurang memperhatikan dampak negatifnya terhadap alam.
Istilah romantik boleh dikatakan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari
kebudayaan Eropa. Kalaupun kita ingin memahami dan mencari ciri-ciri
romantisisme dalam tradisi sastra Indonesia, mau tidak mau kita harus berurusan
dengan perkembangan tradisi kesusastraan Eropa yang memperkenalkan istilah
romantisisme tersebut. Istilah romantik berhubungan dengan penggunaan kata roman
di Abad Pertengahan, yaitu suatu cerita dalam bahasa rakyat Roman. Roman Abad
Pertengahan, terutama yang berupa cerita kesatria, kebanyakan ditulis dalam bentuk
sajak. Setelah beberapa waktu, ciri-ciri yang menandai cerita ini bergeser menjadi
kejadian-kejadian tegang dan sering tidak masuk akal, serta perasaan luhur tentang
kehormatan dan cerita kebangsawanan yang langsung dihubungkan dengan
pengertian roman dan romantik (Luxemburg et.al, 1989, hlm. 162).
6
berbagai sendi kehidupan (Samekto, 1975, hlm. 65). Idiom-idiom tersebut pada
akhirnya menimbulkan keyakinan bahwa pada dasarnya, manusia adalah baik.
Dengan demikian, perasaan ingin mencapai kebahagiaan secara sempurna menjadi
hakikat kehidupan pada masa romantik. Kemunculan romantitisme memang tidak
dapat dilepaskan dari Revolusi Prancis. Tokoh yang memberikan napas dalam
romantisisme di Prancis adalah J. J. Rousseau. Ia dianggap sebagai bapak
romantisisme lewat karya autobiografinya, Confessions. Di dalam bukunya, ia
memaparkan bahwa diri (self) merupakan sesuatu yang otonom dalam menentukan
pilihannya. Dengan kata lain, Rousseau mengenalkan konsep individualisme dan
subjektivisme dalam pemikiran filsafat (Heath dan Boreham, 1999, hlm. 23).
Lebih dari seabad sejak romantisisme pertama kali dicetuskan di Barat, tetapi
pengaruhnya masih dapat dirasakan dalam dunia kesenian sampai sekarang. Pada
faktanya, bentuk seni modern pun banyak yang masih bersifat romantik. Walaupun
sudah muncul banyak konsep lain, seperti realisme, simbolisme, surealisme, dan lain-
lain, adanya kebutuhan untuk mengekspresikan diri secara subjektif, terlepas dari
hukum sains dan logika, yang sering kali menjadi vital dalam penciptaan karya seni,
merupakan warisan dari romantisisme. Romantisisme juga memegang peran penting
dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia, sebagai penggayaan seni lukis
asing pertama yang masuk ke Indonesia.
7
C. Proses Masuknya Aliran Sastra (Romantisme) pada Puisi-Puisi Indonesia
8
yang digemari di kalangan penyair romantik Indonesia. Pemilihan soneta sebagai
bentuk puisi modern oleh penyair Indonesia pada masa itu disebabkan oleh adanya
kemiripan bentuk antara soneta dan pantun yang sama-sama mengikat, yakni
memiliki sampiran dan isi.
Romantisisme tidak dapat diidentifikasi dengan suatu gaya, teknik, atau sikap
yang tunggal, namun memiliki ciri umum yang seragam. Ciri tersebut adalah:
1. Imajinatif; Meskipun tetap realistis (tidak ada fantasi), adegan yang digunakan
pada romantisisme cenderung tampak teatrikal dan bukan pemandangan sehari-
hari, untuk menciptakan adegan tersebut diperlukan daya imajinasi yang tingg
2. Subjektif; Penciptaan seni dianggap sebagai ekspresi diri seniman.
3. Menggunakan intensitas emosional yang tinggi.
4. Pencitraan atau suasana memiliki kualitas dream-like (seperti
mimpi).Menggambarkan perasaan kuat yang tidak harfiah atau menggunakan
perumpaan dan simbol.
9
Prinsip romantisisme adalah kembali pada alam, contohnya emphasis terhadap
nilai-nilai kebajikan umat manusia, keadilan bagi seluruh umat, serta menggunakan
perasaan daripada logika dan intelekual. Ada beberapa ciri-ciri yang sangat menonjol
dalam aliran romantisme ini, di antaranya kembali ke alam, melankolis, keprimitifan,
sentimental, dan individual (Noyes, 1956). Seni romantik berfokus pada emosi,
perasaan, dan berbagai macam suasana hati, seperti spiritualitas, imajinasi, misteri,
dan semangat perjuangan. Seniman romantik mengekspresikan emosi personal
melalui karyanya, yang kontras dengan pengekangan dan nilai-nilai universal yang
ada pada seni neoklasik. Subject matter bervariasi, contohnya lanskap, religi,
revolusi, dan keindahan yang damai
1. Francisco Goya
Francisco Goya dianggap sebagai seniman romantisisme asal Spanyol yang paling
penting pada akhir abad 18-an. Sepanjang karirnya Goya banyak mengabadikan sejarah
melalui lukisannya. Goya sering disebut sebagai Old Masters yang terakhir dan pelukis
modern yang pertama (transisi dari renaisans menuju romantisisme). Selain melukiskan
sejarah dia juga sering melukis potret bernuansa kontemporer (pada masanya) yang
berarti sudah meninggalkan tradisi neoklasik.
2. J.M.W Turner
Joseph Mallord William Turner adalah seniman asal Inggris yang dikenal dengan
pewarnaan ekspresif, pemandangan imajinatif dan gambar dramatis. Sehingga dapat
dengan mudah diketahui bahwa ia adalah seniman beraliran romantisisme. Lukisan
Turner yang paling terkenal adalah lukisan pemandangan lautanya. Turner lahir di
Maiden Lane, Covent Garden, London, di keluarga kelas menengah rendah yang
10
sederhana. Dia tinggal di London sepanjang hayatnya, mempertahankan aksen
kampungnya dan tetap bersikap rendah hati di masa tenarnya.
Turner belajar di Royal Academy of Arts dari tahun 1789. Selama belajar disana,
dia juga menjabat sebagai juru gambar arsitek (drafter). Ia membuka galeri sendiri pada
tahun 1804 dan menjadi profesor di Royal Academy pada tahun 1807 dan mengajar
sampai tahun 1828. Ia gemar melakukan perjalanan keliling Eropa dari tahun 1802 dan
pulang membawa banyak sketsa pemandangan di perjalanannya.
Caspar David Friedrich adalah pelukis pemandangan Romantik Jerman abad ke-
19. Ia adalah salah satu seniman Jerman yang paling berpengaruh pada masanya. Ia juga
menjadi tokoh terpenting dalam sejarah Romantisisme. Friedrich terkenal karena lukisan
pemandangan alegoris atau bersifat simbolis universal, seperti fabel; cerita bintang yang
menyimbolkan perilaku manusia. Lukisan Friedrich biasanya menampilkan sosok
kontemplatif dalam pemandangan yang berhadapan dengan gelapnya malam, kabut pagi,
pohon tandus atau reruntuhan kuno.
Minat utama Friedrich adalah perenungan terhadap alam dunia dan karyanya yang
seringkali simbolis berusaha menyampaikan tanggapan subjektif dan emosional terhadap
alam. Lukisan Friedrich biasanya menempatkan kehadiran manusia dalam perspektif
kecil di tengah pemandangan yang besar. Perspektif tersebut menurut sejarawan seni
Christopher John Murray mengarahkan pandangan pemirsa terhadap dimensi metafisik
mereka.
4. Amir Hamzah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aliran romantisisme dalam karya sastra
Indonesia banyak ditemukan dalam karya-karya angkatan Pujangga Baru. Contohnya
11
dapat ditemukan pada puisi karya Amir Hamzah yang berjudul “Astana Rela” yang
termuat dalam koleksi puisi Njanji Soenji yang terbit tahun 1937.
Astana Rela
12
restu sempana memangku daku
Puisi ini menyiratkan tentang keikhlasan tokoh Aku yang tak dapat bertemu dengan
kekasihnya di dunia karena ia percaya mereka akan bersua di surga. Puisi ini menggunakan
beberapa pilihan kata yang menarik, seperti bersua, tilikan, sempana, dan di mahkota astana
gapura rela. Selain itu, ciri khas puisi-puisi Amir Hamzah tampak dalam isinya yang sebagian
besar menyiratkan kerinduan dan kesedihan. Karyanya juga mengandung unsur sufistik, atau
merupakan hasil refleksi pribadi akan hubungannya dengan Tuhan.
13
B. Puisi Karya Sutan Takdir Alisjahbana
Menuju ke Laut
Angin
Angin,
Pemacu Ombak
14
Jauh menghabis, di garis lengkung,
kutipan sajak tersebut, citraan alam yang muncul adalah awan, ombak, samudra, mega, angin,
laut, dan langit. Citraan-citraan alam digunakan untuk mendapatkan analogi yang tepat dengan
gambaran perasaan yang mendalam.
15
di perasaan penghabisan segala melaju
16
BAB 3
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
17
pembeda antara puisi yang lahir pada tahun-tahun tersebut dengan puisi yang lahir
sesudahnya.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah dengan banyak melakukan penilitian
terhadap karya-karya sastra modern dalam aliran romantisme agar keutuhan aliran
romantisme tetap terjaga meski sudah berbeda dengan zaman sebelumnya, hal itu juga
dapat mengembangkan aliran romantisme itu sendiri sebagaimana saat zaman balai
pustaka hingga saat ini. Diharapkan juga kepada semua yang meneliti aliran romantisme
ini dapat menjadikannya sebagai sumbangan perkembangan ilmu sastra khususnya dalam
perkembangan sejarah sastra.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/aliran-romantisisme/
http://eprints.umm.ac.id/27558/1/jiptummpp-gdl-hafidhaqul-32226-2-babi.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-2-2-88201-311412113-bab5-12032018111205.pdf
https://susastra.fib.ui.ac.id/wp-content/uploads/81/2019/02/04.pdf
19