Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Oman Fathurahman M. Hum
Penyusun :
Ammar Makarim (11170210000073)
Nurjanah (11190210000022)
Novitasari (11190210000026)
Tiada syukur terlewatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat Iman,
Islam, sehat serta Ilmu yang tiada batasnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Katalog Naskah”
Sholawat serta salam tercurah limpahkan kepada baginda Alam Nabi Muhammad
SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Aamiin…
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih banyak sekali
kekurangan serta keterbatasan ilmu yang dimiliki, maka dari itu kami ingin mengucapkan
segenap rasa syukur dan terimakasih kepada para penulis yang telah membantu kami dalam
pencapaian sumber kajian makalah ini. Dan kami haturkan terimakasih kepada Prof. Dr. Oman
Fathyrahman, M. Hum selaku dosen yang telah membimbing dan mengajarkan mata kuliah
Filologi. Kami juga mengharapkan kritik serta saran yang membangun kepada para pembaca
naskah ini.
A. Latar Belakang
Mengenai naskah-naskah Nusantara, tentunya mengingatkan kita akan sejarah di
Nusantara. Naskah-naskah Nusantara merupakan hasil tradisi yang melibatkan
keterampilan dan budaya yang kemudian menjadi salah satu wariasan yang tak ternilai
harganya di wilayah Nusantara.
Penelitian mengenai naskah-naskah Nusantara telah dilakukan dan ditekuni pakar
kebudayaan Indonesia dari dalam maupun luar negeri. Topik yang ditelitipun berbagai
macam, mulai dari makna yang terkandung dalam naskah, sejarah naskah, sejarah
koleksi naskah, penelitian mengenai tempat ditemukannya naskah tersebut, masalah
penyusunan katalog, penyusunan daftar katalog, penggunaan naskah-naskah dan lain
sebagainya. Hingga penelitian-penelitian naksah ini sudah banyak kita ketahui.
Untuk melakukan penelitian naskah, tentunya diperlukan akses untuk
mendapatkan naskah yang akan diteliti karena merupakan hal yang penting. Sering
terjadi banyak peneliti yang memerlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan
naskah yang diinginkan. Selain itu, ketika telah memperoleh naskah namun ternyata
naskah tersebut bukan yang dibutuhkan. Kesulitan akan banyak dialami oleh para
peneliti pemula yang belum banyak mengetahui tentang naskah.
Untuk itulah diperlukan sebuah sarana yang dapat memberikan informasi spesifik
mengenai satu atau lebih naskah dalam koleksi yang dikenal dengan katalog naskah.
Dengan demikian, hal inilah yang menjadi tujuan dan maksud dibuatnya makalah. Agar
pemakalah maupun pembaca dapat memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan
katalog naskah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan katalog naskah?
2) Apa fungsi katalog naskah dalam penelitian filologi?
3) Bagaimana gambaran katalog naskah Nusantara yang pernah diterbitkan?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai pada penulisan makalah ini adalah berikut :
1) Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan katalog naskah;
2) Menjelaskan bagaimana fungsi katalog naskah dalam penelitian filologi;
3) Mengetahui bagaimana gambaran katalog naskah Nusantara yang pernah
diterbitkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori dan Metode (Jakarta: Prenadamedia Group Divisi Kencana,
2015), Hlm. 141.
2
Fridinanti Yusufhin, “Katalogisasi Di Era Digital,” Pustabiblia: Journal of Library and Information Science 1, no.
1 (10 Juli 2017): 49–60, https://doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i1.49-60.
media yang didaftarnya ini. Sebagai alat bantu penelusuran informasi, katalog secara
lengkap memuat seluruh keterangan tentang kondisi buku dan media lain secara fisik
sehingga isi yang dibahas dalam buku atau media lain ini dapat diketahui dengan jelas.
Selain itu, katalog dilengkapi dengan keterangan judul buku, pengarang, edisi, penerbit,
tahun terbit, tempat terbit, penampilan fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat
buku atau bahan ini disimpan.3
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa katalog naskah adalah
daftar dari koleksi naskah atau beberapa koleksi naskah yang disusun secara berurutan,
dengan mudah. Di mana memuat informasi tentang naskah serinci mungkin, seperti
nomor koleksi naskah, ukuran naskah, jumlah halaman, jumlah baris, jenis tulisan,
tempat dan tanggal naskah di tulis, pengarang dan penyalin, asal masing-masing naskah
dan lain sebagainya.
3
Yusufhin.
4
. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1594/1337 diakses pada Jum’at, 5
November 2021
5
Fathurrahman, Filologi Indonesia 142
6
Naily Nur Kholidah, Katalogisasi Naskah Kuno Sebagai Langkah Awal Pelestarian Aset Bangsa, (Surakarta :
Universitas Sebelas Marret, 2015), Hlm. 1-3
e) Untuk membantu seorang peneliti dalam menelusuri dan mengetahui
keberadaan naskah dalam berbagai bahasa yang mungkin saja akan berguna
sebagai bahan penelitiannya;7
f) Sebagai juru kunci untuk mencari informasi naskah-naskah lama;8
g) Untuk menyediakan akses dan memberikan strategi penelusuran secara akurat
terhadap sumber informasi.9
Dalam mencari informasi naskah-naskah lama langkah pertama yang mutlak dilakukan
ialah melihat katalog. karena itu, katalog bisa dikatakan “pedoman penting”, khususnya bagi
para filolog. Penyusunan katalog memang bukan pekerjaan praktis karena pada kegiatan ini
diharapkan tim peneliti spesifik yg memahami dunia pernaskahan, begitupun dengan
penyusunan katalog naskah nusantara.
7
Fathurrahman, Filologi Indonesia 143
8
Siti Gomo Attas, Teori Filologi, (Jakarta : LPP Press, 2017), Hlm. 75-78
9
Rifky Amrullah, Analisis Pengelolaan Naskah Kuno pada Pedir Museum Banda Aceh, (Aceh : UIN Ar-Rainry,
2020), Hlm. 20-22
Di antara katalog naskah nusantara misalnya yang disebut oleh Henri Chambert-Loir
(1980) untuk katalog naskah Melayu yaitu catalogue des catalogues de manuscrits malais,The
Bibliographical Cobtrol of MSS in Southeast Asian Languages: A Review of Sources off
information, Archipel 20: 45-69, Ibrahim bin Ismail (1986), tesis untuk fellowship of the
Library Associ atiterbit, Joseph H. Howard (1966), Malay MSS: A Bibliographichal Guide,
Kuala Lumpur: University of Malaya Library, untuk katalog naskah Jawa, Willem van der
Molen A Catalogue of Catalogues of Javanese MSS, Caraka No 4 April: 12-49, dan untuk
naskah Bugis, Roger Tol 1993), A Royal Collection of Bugis MSS, BKI 149 (3): 612-619.10
Namun untuk pertama kalinya buku yang mendaftarkan semua katalog naskah dalam
sebuah bahasa Nusantara sekaligus adalah berjudul Khazanah Naskah: Panduan Koleksi
Naskah Indonesia se-Dunia, Jakarta:EFEO & YOI yang ditulis Henri Chambert-Loir dan
Fathurahman (1999). Buku ini berhasil mengidentifikasi semua lembaga yang mempunyai
koleksi naskah dan mengemukakan semua katalog atau deskripsi yang pernah tersusun tentang
koleksi tersebut.
Dengan begitu, hadirnya Khazanah Naskah, seorang peniliti dapat mengetahui serta
menelusuri keberaadaan naskah dalam berbagai bahasa yang mungkin akan berguna sebagai
bahan penilitiannya. Buku yang merupakan catalogue of catalogues ini jelas menjadi sumber
terpenting, karena menjadi pintu utama untuk mengetahui dan menelusuri ratusan katalog,
daftar, atau sekadar informasi keberadaan naskah Nusantara yang ada di seluruh dunia.11
Tetapi, pada beberapa tahun terakhri setelah buku Khazanah naskah itu terbit, ternyata
sejumlah katalog, dan beberapa di antaranya memberikan koleksi yang baru diketahui, juga
telah ditulis oleh para sarjana pengkaji naskah Nusantara, didalam dan diluar negeri. Beberapa
yang teridentifikasi adalah Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari, oleh Achadiati
Ikram dkk (2002), Katalog Naskah Palembang, Achadiati Ikram (2004), Katalog Naskah-
naskah Perpustakaan Pura Pakualaman, oleh Sri Ratna Saktimulya (2005), Katalogus
Manuskrip dan Skriptorium Minagkanbau, oleh M. Yusuf (2006), Katalog Naskah Ali Hasjmy
Aceh, Oleh Oman Fathurahman dan Munawar Holil (2007), Catalogue of Malay and
Minagkabau manuscripts in the Library of Leiden University and other collections in the
Netherlands. Volume Two, comprising the H.N van der Tuuk bequest acquiered by the Leiden
University in 1896, oleh Edwin Wieringa (2007), Katalog Naskah Koleksi Masyarakat
10
. Fathurrahman, Filologi Indonesia 142
11
. Fathurrahman, Filologi Indonesia 143
Keturunan Indonesia di Afrika Selatan oleh Ahmad Rahman dan Syahrial (2008), Katalog
Naskah Tanoh Abee, Aceh Besar oleh Oman Fathurahman dkk (2010), Katalog Naskah
Pecenongan Koleksi Perpustakaan Nasional: Sastra Betawi Akhir Abad ke-19 yang disunting
oleh Henri Chambert Loir dan Dewaki Kramadibrata (2014).12
Katalog Dayah Tanoh Abee yang memiliki 367 teks, dipilah-pilah berdasarkan kategori
kandungan isinya, seperti: Ilmu Al Qur’an (IQ); Hadis (Hd); Tafsir (Tf); Tauhid (Th); Fikih
(Fk); Tasawuf (Ts); Tatabahasa (Tb); Logika (Lg), dan Ushul Fikih (UF); Sejarah (Sj); Zikir
dan Doa (ZD, dan lain-lain (LL).13
Khusus untuk Koleksi Dayah Tanoh Abee, yaitu salah satu koleksi terbesar untuk
ukuran sebuah koleksi masyarakat dan sekaligus salah satu yang terpenting di Indonesia.
Katalog yang terbit mutakhir itu bisa dianggap sebagai penyempurnaan naskah sebelumnya. 14
Terjadinya perkembangan katalogisasi tersebut tentu saja merupakan hal yang sangat
menggemberikan disebabkan akan semakin menambah kemungkinan akses terhadap berbagai
koleksinaskah nusantara, dan pada gilirannya memudahkan dilakukannya penelitian atas
naskah tersebut.15
12
. Fathurrahman, Filologi Indonesia 144
13
. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1594/1337 diakses pada Jum’at, 5
November 2021
14
. Lihat Wamad Abdullah & Dahlan Al-fairuzy, 1980 dasn Zunaimar & M. Dahlan al-Fairuay 1993. Dari
segi jumlah naskah yang didaftarkan, dua katalog pertama ini jaub lebih lengkap, yakni memuat sekitar 800-an
judul, sedangkan katalog yang akan terbit hanya mencakup sekitar 300-an judul saja, meski dengan informasi
yang lebih terperinci dan mutakhir untuk setiap judul yang diberikan.
15
. Fathurrahman, Filologi Indonesia 145
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katalog naskah adalah daftar dari koleksi naskah atau beberapa koleksi naskah yang
disusun secara berurutan, sistematis dan alfabetis, sehingga peneliti dapat mengakses dan
memperoleh naskah dengan mudah. Fungsi katalog naskah dalam penelitian filologi
diantaranya sebagai saran untuk mengakses naskah, alat bibliografis, untuk memberikan
gambaran mengenai naskah, mempermudah dalam mengkaji sebuah naskah, membantu
mengetahui keberadaan naskah dalam bernagai bahasa, sebagai juru kunci dan untuk
menyediakan akses secara akurat.
Penelitian terhadap naskah-naskah nusantara sesungguhnya telah lama ditekuni oleh
para pakar kebudayaan Indonesia baik dari dalam maupun luar negeri. Di antara katalog
naskah nusantara misalnya yang disebut oleh Henri Chambert-Loir (1980) untuk katalog
naskah Melayu yaitu catalogue des catalogues de manuscrits malais,The Bibliographical
Cobtrol of MSS in Southeast Asian Languages: A Review of Sources off information,
Archipel 20: 45-69, Ibrahim bin Ismail (1986)
B. Kritik dan Saran
Dalam menyusun makalah ini penulis telah mengusahakan untuk menyajikan hasil
yang terbaik. Namun, mungkin dalam pelaksanaannya masih terdapat kelalaian dan
kekurangan. Untuk itu kami mohon dibukakan pintu maaf atas kesalahan-kesalahan
tersebut dan meminta pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori dan Metode (Jakarta: Prenadamedia Group
Divisi Kencana, 2015), Hlm. 141.
Yusufhin, Fridinanti. “Katalogisasi Di Era Digital.” Pustabiblia: Journal of Library and
Information Science 1, no. 1 (10 Juli 2017): 49–60.
https://doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i1.49-60.
Nur Kholidah, Naily. (2015). Katalogisasi Naskah Kunio Sebagai Langkah Awal Pelestarian
Aset Bangsa. Surakarta : Universitas Sebelas Maret, Hlm. 1-3
Gomo Attas, Siti. (2017). Teori Filologi. Jakarta : LPP Press, Hlm. 75-78
Amrullah, Rifky. (2020). Analisis Pengelolaan Naskah Kuno pada Pedir Museum Banda Aceh.
Aceh : UIN Rainry, Hlm. 20-22
Alfida. Katalogisasi Naskah-naskah Islam di Nusantara : http://journal.uinjkt.ac.id/ Diakses
pada tanggal 5 November 2021.