Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bagus Muttabi Aulia Ahsan

NIM : 191220006

Kelas : PBA 4 A

MK : Tarikh Adab Al-Arabi

Kel.5 (sastar Arab pada masa Islam)

Bangsa arab mempunyai nilai sastra tinggi, terutama perhatian mereka tercurahkan pada tradisi
berpuisi yang berkembang subur di masa jahiliah. Menurut Al Muhdhar dan Arifin dalam Sejarah
Kesusasteraan Arab, perubahan yang timbul dalam kesusastraan Arab Jahiliyyah sesudah lahirnya
agama Islam disimpulkan menjadi tiga hal.

Pertama, penghapusan sebagian corak kesusastraan Arab Jahiliyyah. Pada masa Jahiliyyah, diksi-diksi
dan ungkapan dalam puisi banyak mengandung kevulgaran; tubuh wanita, cacian terhadap suatu
kabilah, pujian terhadap berhala-berhala, dan lain sebagainya. Pada masa Islam, masa di mana nabi
membawa risalah Allah Swt, hal-hal tersebut sangat dilarang. Terlebih manakala diturunkannya ayat
224-227 dari surah as-Syu’ara.Al-Quran merupakan kitab bahasa dan sastra terbesar hingga saat ini.
Pada masa turunya kitab ini banyak sekali kaum intelektual dan bangsawan arab yang masuk islam
dikarnakan terperdaya oleh struktur bahasanya, keindahan uslubnya, retorika, dan ijaznya membuat
bangsa arab takjub.

*Periodesasi Sejarah Kesusastraan Arab*

Ada beberapa perbedaan pembagian periodesasi sejarah sastra Arab, akan tetapi mayoritas ahli
sastra Arab membaginya menjadi lima periode. Pembagian ini sangat erat sekali hubungannya
dengan keadaan politik, sosial dan agama.

1. Al-‘Aṣr al-Jāhily (zaman jahiliyah)

Periode ini dimulai sekitar 150 sebelum kedatangan Islam sampai agama Islam lahir.

2. Al-‘Aṣr ṣadr al-Islam dan kerajaan Umawiyah

Periode ini dimulai sejak lahirnya agama Islam sampai berdirinya daulat Abbasiyah pada tahun 132
H.

3. Al-‘Aṣr al-‘Abbasy (zaman Abbasiyah)

Periode ini dimulai sejak berdirinya daulat Abbasiyah sampai runtuhnya kota Baghdad oleh tangan
bangsa Mongolia tahun 656 H.

4. Al-‘Aṣr al-Turky (zaman pemerintahan Turki)


Periode ini dimulai sejak runtuhnya kota Baghdad sampai timbulnya kebangkitan bangsa Arab di
adab modern pada tahun 1220 H.

5. Al-‘Aṣr al-Ḥadīth (modern)

Timbulnya kesusastraan modern ditandai dengan timbulnya rasa nasionalisme bangsa Arab di abad
modern sampai sekarang.

*Kel 6 (Sejarah Sastra Arab Pada Massa Abbasiyah


)*

Pada umumnya, periodesasi kesusastraan dibagi sesuai dengan perubahan politik. Periodisasi
sejarah peradaban masa dinastiAbbasiyah yang berumur sekitar lima ratus tahun (750-1258 M/132-
656 H) dibagi ke dalam tiga periode.Periode pertama, masa Abbasiyah awal berlangsung antara 132-
232 H. Masa Abbasiyah kedua, hingga masuknya kekuatan Buwaih berlangsung pada tahun 232-334
H. Masa Abbasiyah ketiga, hingga masuknya Mongol ke Baghdad berlangsung pada tahun 334-656 H.

Dinasti Abbasiyah berdiri sejak pemerintahan As-Saffah hingga jatuhnya Baghdad oleh
Pasukan Mongolia pada tahun 656 H. Dinasti ini berdiri dengan bantuan Persia. Persia membantu
menghancurkan dinasti Umayyah hingga berdirinya dinasti Abbasiyah. Sehingga, terjadilah
pertemuan dan asimilasi budaya antara bangsa Persia dan bangsa Arab. Orang-orang Arab banyak
meniru kebudayaan Persia, sehingga muncul pertautan dalam ranah sosial, bahasa dan sastra.

Pada masa itu sastra mulai dikembangkan oleh Abu Uthman Umar bin Bahr Al Jahiz. Perkembangan
sastra ini terus berlanjut hingga bermunculan nama-nama sastrawan yang memiliki pengaruh besar,
yaituAl Hariri, Abu Nawas, Abu Tamam, Al Buhturi,  Al Mutanabbi, Abul ‘ala Al Ma’ari, dan masih
banyak sastrawan lainnya.

*Faktor Perkembangan*

1. Politik

2. Sosial kemasyarakatan

3. Intelektual dan pengetahuan

Genre Sastra masa Abbasiyah

Secara garis besar sastra arab dibagi atas dua bagian yaitu prosa dan syair.

Kekhalifahan Abbasiyah dianggap sebagai masa keemasan islam (the golden age) baik dalam bidang
politik, agama, ekonomi, sosial, budaya, dan segala bidang lainnya mengalami kemajuan pesat
daripada masa-masa sebelumnya. Salah satunya adalah di bidang sastra.
*Ciri Umum Sastra Abbasiyah*

1.Tujuan pengungkapan sastra dan orientasi syair mengalami perluasan.


2.Bahasa, pada masa ini mengalami kemunduran karena asimilasi bangsa arab dengan ajam yang
berpengaruh terhadap kualitas kebahasaan serta sering terjadi kesalahan bahasa.

Bentuk karyanya adalah :

Jenis dan tema karya sastra pun menjadi lebih beragam, tidak terbatas pada tema-tema klasik, pesan
moral spiritual, politik, atau pujian dan ejekan saja, melainkan lebih luas lagi, menyangkut segi
kehidupan nyata, seperti karya-karya untuk tujuan hiburan, humor, dan bahkan karya yang
mengandung nilai-nilai filosofis. Muncul karya yang bertema Asabiyah, dari sastrawan Mawali
(keturunan campuran Arab Persia) yang membanggakan nenek moyangnya dan melecehkan
keturunan Arab. Karya seperti ini terlihat dalam penya’ir Basysyar Ibn Bur dan Ibn Muqaffa. Muncul
pula karya-karya yang bergaya humor, seperti dalam al-Hayawan dan al-Bakhir karya al-Jahiz.
Adapula karya yang mendeskripsikan cinta sesama jenis seperti puisi-puisi Husaein al-Dahhak.

*Kel 7 (Sastra Arab Pada Masa Dinasti Bani Umayyah)*

Dalam periodisasi sejarah, Dinasti Bani Umayyah dikategorikan ke dalam era shadr al-islam (masa
permulaan islam). Pada masa ini sastra arab mengalami perkembangan yang luar biasa, hal ini
disebabkan karena pengaruh bahasa agama, yaitu bahasa Al-Qur’an dan Hadits. Di samping itu,
sastra sering kali dipergunakan untuk tujuan penyampaian nilai-nilai ajaran agama, baik melalui
genre syair maupun prosa.

*Faktor yang melatarbelakangi perkembangan


sastra arab di masa Dinasti Bani Umayyah*

1. Munculnya aliran-aliran politik dan sekte-sekte agama yang berimplikasi pada rekruitmen penyair.

2. Banyaknya peperangan yang terjadi di seluruh negeri.

3. Besarnya perhatian para khalifah Bani Umayyah terhadap puisi

4. Menghidupkan kembali fanatisme kesukuan

5. Adanya politik asas manfaat antara penyair dengan penguasa.

Fungsi sastra pada Masa Dinasti Bani Umayyah adalah Sastra sebagai alat propaganda politik.
Sastra sebagai alat komunikasi,memuji dan mencaci.
Sastra sebagai alat penerus tradisi dan pelestarian budaya
Sastra sebagai kritik dan kontrol sosial
Sastra sebagai komoditi juga.

*Kel 8 (Sejarah Adab Arabi Masa Turki Utsmani)*


Sejumlah sejarawan sastra bersepakat bahwa sastra Arab pada zaman Turki Usmani, priode yang
dimulai sejak runtuhnya kota Baghdad sampai pada masa ekspedisi Napoleon ke Mesir (1798 M),
dicatat sebagai masa “kemunduran” sastra Arab. Karakteristik Adab Arabi Masa Turki Utsmani
adalah

Dua aliran utama sastra tulis Utsmaniyah adalah syair dan prosa. Syair sejauh ini merupakan aliran
dominan. Sampai abad ke-19, prosa Utsmaniyah tidak mengandung fiksi.Tidak ada karya yang
sebanding dengan roman, cerita pendek, atau novel Eropa. Genre yang serupa memang ada, namun
dalam bentuk sastra rakyat Turki dan syair Divan.

Tokoh Terkenal Adab Arabi Beserta Karyanya Pada Masa Kerajaan Turki Utsmani di antaranya
adalah :

As-Syab al-Zharif (1263-1289 M/661-688 H),

Al-Bushairi (1212-1296 M/608-696 H),

Abi al-Warisi (1289-1348 M/689-749 H), Abi Nashir (1278-1349 M/677-750 H), Abi Nubatah(1287-
1366 M/686-768 H), Al-Amir as-San'ani (1688-1765 M), dan Abdul-Ghani An-Nabulusi (1700 M).

*Kel 9 ( Adab arabi pada masa dinasti Syafawi)*

Sebagaimana diketahui bahwa, sebelum Dinasti Syafawi diresmikan sebagai sebuah

kerajaan, telah dipimpin oleh beberapa orang raja. Yang menjadi tujuan semula gerakan ini adalah
untuk memerangi orang yang ingkar dan memerangi golongan ahli bid’ah.4 Muridmurid tarekat itu
lama kelamaan telah bertukar menjadi tentara yang teratur lagi fanatik

dalam kepercayaannya dan menentang yang selain Syi’ah. Pada tahun 1360 M.

pemimpinya (Syeikh Sadruddin bin Syeikh Safaiyuddin) dipenjarakan kemudian digantikan oleh
anaknya Syeikh Junaid yang berebut kekuasaan dengan pamannya Ja’far. Junaid terpaksa
menyembunyikan diri ke Diarbekir, di sana ia mendapat dukungan dan

mempunyai pengikut yang banyak dan berkembanglah tarekat yang dipimpinnya. kerajaan Shafawi
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Diantara bentuk kejayaannya adalah Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni.

Dalam bidang Pembangunan Fisik dan Seni. Para penguasa kerajaan menjadikan Isfahan menjadi
kota yang sangat indah. Disana terdapat bangunan-bangunan besar dan indah seperti masjid, rumah
sakit, sekolah, jembatan rakasasa di atas Zende Rudd dan istana Chilil Sutun.

Dalam hal seni, terdapat dalam kemajuan pada arsitektur bangunan yang terlihat pada mesjid Shah
yang dibangun pada 1611 M dan mesjid Lutf Allah yang dibangun pada 1603 M. Terlihat pula adanya
peninggalan berbentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode,
tembikar, dan lain- lain. Seni lukis mulai dirintis pada masa raja Tahmasp I. Ketika Abbas I wafat, di
Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. (144-145).

Anda mungkin juga menyukai