Pendahuluan
lamanya dinasti Umayyah,seperti halnya dinasti lain dalam sejarah Islam, mencapai masa
kejayaan politik dan intelektual mereka segera setelah didirikan. Maka dari itu pada masa
dinasti umayyah selama kurang lebih 90 tahun telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam
mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Afrika Utara hingga ke Eropa, maka dibawah kekuasaan
Dinasti Abbasiyah dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan, terutama dalam bidang
peradaban dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban
dunia. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali Bin
Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan
khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas Ibn Abdul Muthalib, paman nabi Muhammad
saw. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari
Pada tanggal 13 Rabi’ul awwal 132 H. (30 oktober 749 M), Abdul Abbas As saffah di
bai’at menjadi khalifah pertama dari keluarga Abbasiyah di kota Kufah ( Imam Fuadi,
2011:111). Ketika itu Marwan bin Muhammad masih hidup. Baru pada 750 M, KHALIFAH
Umayyah yang terakhir itu menemui ajalnya dalam pertempuran dengan tentara Abbasiyah
ingin mengambil Damaskus menjadi ibukota khalifahnya, namun karena disana masih banyak
pengikut keluarga Bani Umayyah, apalagi jauh dari persia, pusat kekuasaannya mereka dan
dekat dari batas Imperium Romawi Timur yang mungkin membahayakan daulatnya yang
masih sangat muda itu, maka ia menjadikan kota baru yaitu Kufah sebagai ibukotanya. Siasat
Abul Abbas Assafah, selama masa pemerintahannya, As Safah berusaha mengkokohkan sendi-
sendi khilafahnya.
Dinasti Abbasiyah
Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam setelah Khulafaur Rasyidin. Bani
Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 M sampai 1258 setelah merebut kekuasaan bani
Umayyah yang bisa bertahan selama 90 tahun lebih dan menundukkan semua wilayahnya
kecuali Andalusia. Dalam setiap pemerintahan pada khususnya tentu memiliki perkembangan
dan kemajuan, sebagaimana halnya dalam pemerintahan yang dipegang oleh dinasti
Abbasiyah. Dinasti ini mempunyai kemajuan bagi kelangsungan agama islam, sehingga masa
Khilafah di Baghdad yang didirikan oleh as Saffah dan abu Ja’far al-Mansur mencapai masa
keemasannya mulai dari Al-Mansur sampai Wathiq dan yang paling jaya adalah periode Harun
al-rasyid yang identik dengan megah dan penuh dengan kehadiran para pujangga, ilmuan,
dan tokoh-tokoh penting dunia. Dengan Harun tercatat buku legendaris ceroita 1001 malam.
Baik segi politik, ekonomi, pendidikan dan budaya, periodenya tercatat sebagai The Golden
Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh dinasti Bani Abbasiyah salah
satunya yaitu Perkembangan Politik yang mana dalam usahanya memantapkan stabilitas
dinasti bani abbasiyah maka abul abbas as-saffah menyiapkan pasukan elit yang dipimpin oleh
abdullah bin Ali (pamannya sendiri) pasukan ini terus maju sampai kelembah sungai al-zab
(salah satu cabang sungai Tigris) disini terjadi peperangan yang sangat dasyat antara pasukan
abbasiyah melawan pasukan umayah yang berjumlah tidak kurang daroi 12.000 orang, tetapi
karena semangat perang yang dimiliki oleh pasukan abbasiyah lebih tingggi maka mereka
dapat mengalahkan pasukan umayah, seterusnya mereka memasuki kota damaskus yang
marwan II terus dilakukan dan akhirnya marwan II wafat dikota mesir tujuh bulan setelah
kekalahannya pada perang di lembah sungai al-Zab dan pada saat yang bersamaan dengan
penyerangan yang dilakukan oleh Abdullah bin ali, maka dilakukan pula penyerangan ke
wilayah timur dengan target utama adalah pasukan yazid bin Umar, pasukan yang disiapkan
keilmuan seperti Tafsir, Hadits, dan Fiqh. Khususnya sejak tahun 143 H. Para ulama menyusun
sebuah buku dengan bentuknya yang sistematis baik dibidang ilmu tafsir, hadits, maupun ilmu
fiqh. Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari Naqli (Al-Quran dan Hadits), yaitu ilmu yang
berhubungan dengan agama Islam. Ilmu-ilmu itu diantaranya : 1). Ilmu Tafsir, Al-Quran adalah
sumber utama dalam agama islam. Oleh karena itu semua perilaku umat islam harus
berdasarkan kepadanya, hanya saja tidak semua bangsa Arab memahami arti yang terkandung
di dalamnya. Maka bangunlah para sahabat untuk menafsirkan. Ada dua cara penafsiran yaitu :
yang pertama, tafsir bi al ma’tsur, yaitu penafsiran al-quran berdasarkan sanad meliputi Al-
Quran dengan Al-Quran, Al-Quran dengan hadits. Yang kedua, tafsir bi ar ra’yi, yaitu
terkandung didalamnya. 2). Ilmu tasawuf yaitu ilmu syariat. Inti ajarannya ialah tekun
menjauhkan diri dari kesenangan dan perhiasan dunia, dalam sejarahnya sebelum muncul
aliran tasawuf, terlebih dulu muncul aliran zuhud. Aliran ini muncul pada akhir abad I dan
permulaan abad II H, sebagai reaksi terhadap hidup mewah khalifah dan keluarga serta
pembesar-pembesar Negara sebagai akibat kejayaan yang diperoleh setelah islam meluas ke
Pada masa bani Abbasiyah, kemajuan dalam ilmu pengetahuan meliputi Ilmu bahasa
yang mana ilmu bahasa tersebut tumbuh dan berkembang dengan suburnya, karena bahasa
Arab semakin dewasa dan menjadi bahasa internasional. Ilmu bahasa memerlukan suatu ilmu
yang menyeluruh, yang dimaksud ilmu bahasa adalah: nahwu, shorfi, ma’ani, bayan, qamus,
dan insya. Kemudian ada Ilmu Pendidikan, dalam masa itu perkembangan Ilmu pengetahuan
dimasa Bani Abbasiah pada Bani Abbas berkembang sangat pesat, faktor perkembangan ini
karena beberapa khalifahnya sangat mencintai ilmu pengetahuan, diantaranya yang sangat
menonjol adalah Abu Ja’far al-mansur (754-775M), Harun al-Rasyid (786-809M). Dengan
Perpustakan pada waktu itu merupakan sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab-
kitab disana juga dapat membaca dan berdiskusi. Dan ada juga Ilmu matematika yang
mencapai kemajuan pesat di masa Dinasti Abbasiyah. Tokoh terkenalnya adalah Muhammad
bin Musa Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0. Dimasa Dinasti Abbasiyah, ilmu
matematika klasik di Yunani dan India dipelajari untuk menghasilkan integrasi matematika
modern. Dan bidang ilmu matematika juga mengalami kemajuan pesat, diantara para tokonya
yaitu salah satunya itu Umar Al Farukhan, seorang insinyur dan arsitek kota Baghdad.
Kesimpulan
Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam setelah Khulafaur Rasyidin. Bani
Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 M sampai 1258 setelah merebut kekuasaan bani
Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali menundukkan semua wilahnya kecuali
Andalulia. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali
Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri
dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas Ibn Abdul Muthalib, paman nabi
Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang
Harun Al-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa Harun Al-Rasyid Baghdad mulai
menjadi pusat peradaban dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran internasional yang
luar biasa, sedangkan kemajuan keilmuan di Baghdad mencapai puncaknya pada Al-Makmun
dengan didiriannya Baitul Hikmah sebagai pusat perpustakaan dan kajian keilmuan dan
kemajuan pada masa dinasti Abbasiyah meliputi dalam bidang politik, kemudian dalam ilmu
Philips K. Hitti, history of the Arab, PT Serambi Alam Semesta : Jakarta, 2002.
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadilah, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Penerbit Deepublish