Anda di halaman 1dari 4

KEMAJUAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

Oleh: Najma Shofinnia(20031254)


Prodi Pendidikan Bahasa Arab
STAISPA

Pendahuluan

Dinasti Abbasiyah,merupakan dinasti yang berdiri setelah berhasil meruntuhkan

lamanya dinasti Umayyah,seperti halnya dinasti lain dalam sejarah Islam, mencapai masa

kejayaan politik dan intelektual mereka segera setelah didirikan. Maka dari itu pada masa

dinasti umayyah selama kurang lebih 90 tahun telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam

mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Afrika Utara hingga ke Eropa, maka dibawah kekuasaan

Dinasti Abbasiyah dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan, terutama dalam bidang

peradaban dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban

dunia. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali Bin

Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan

khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas Ibn Abdul Muthalib, paman nabi Muhammad

saw. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari

tahun 132 H /750 M sampai 656 H /1258 M.

Pada tanggal 13 Rabi’ul awwal 132 H. (30 oktober 749 M), Abdul Abbas As saffah di

bai’at menjadi khalifah pertama dari keluarga Abbasiyah di kota Kufah ( Imam Fuadi,

2011:111). Ketika itu Marwan bin Muhammad masih hidup. Baru pada 750 M, KHALIFAH

Umayyah yang terakhir itu menemui ajalnya dalam pertempuran dengan tentara Abbasiyah

ingin mengambil Damaskus menjadi ibukota khalifahnya, namun karena disana masih banyak

pengikut keluarga Bani Umayyah, apalagi jauh dari persia, pusat kekuasaannya mereka dan

dekat dari batas Imperium Romawi Timur yang mungkin membahayakan daulatnya yang

masih sangat muda itu, maka ia menjadikan kota baru yaitu Kufah sebagai ibukotanya. Siasat

Abul Abbas Assafah, selama masa pemerintahannya, As Safah berusaha mengkokohkan sendi-

sendi khilafahnya.

Dinasti Abbasiyah
Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam setelah Khulafaur Rasyidin. Bani

Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 M sampai 1258 setelah merebut kekuasaan bani

Umayyah yang bisa bertahan selama 90 tahun lebih dan menundukkan semua wilayahnya

kecuali Andalusia. Dalam setiap pemerintahan pada khususnya tentu memiliki perkembangan

dan kemajuan, sebagaimana halnya dalam pemerintahan yang dipegang oleh dinasti

Abbasiyah. Dinasti ini mempunyai kemajuan bagi kelangsungan agama islam, sehingga masa

dinasti Abbasiyah ini dikenal dengan “The Golden Age OF Islam”.

Khilafah di Baghdad yang didirikan oleh as Saffah dan abu Ja’far al-Mansur mencapai masa

keemasannya mulai dari Al-Mansur sampai Wathiq dan yang paling jaya adalah periode Harun

al-rasyid yang identik dengan megah dan penuh dengan kehadiran para pujangga, ilmuan,

dan tokoh-tokoh penting dunia. Dengan Harun tercatat buku legendaris ceroita 1001 malam.

Baik segi politik, ekonomi, pendidikan dan budaya, periodenya tercatat sebagai The Golden

Age of. Islam ( M. Abdul Karim, 167).

Kemajuan dalam Bidang Politik

Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh dinasti Bani Abbasiyah salah

satunya yaitu Perkembangan Politik yang mana dalam usahanya memantapkan stabilitas

dinasti bani abbasiyah maka abul abbas as-saffah menyiapkan pasukan elit yang dipimpin oleh

abdullah bin Ali (pamannya sendiri) pasukan ini terus maju sampai kelembah sungai al-zab

(salah satu cabang sungai Tigris) disini terjadi peperangan yang sangat dasyat antara pasukan

abbasiyah melawan pasukan umayah yang berjumlah tidak kurang daroi 12.000 orang, tetapi

karena semangat perang yang dimiliki oleh pasukan abbasiyah lebih tingggi maka mereka

dapat mengalahkan pasukan umayah, seterusnya mereka memasuki kota damaskus yang

menyebabkan khalifah marwan II melarikan diri ke palestina, tetapi pengejaran terhadap

marwan II terus dilakukan dan akhirnya marwan II wafat dikota mesir tujuh bulan setelah

kekalahannya pada perang di lembah sungai al-Zab dan pada saat yang bersamaan dengan

penyerangan yang dilakukan oleh Abdullah bin ali, maka dilakukan pula penyerangan ke

wilayah timur dengan target utama adalah pasukan yazid bin Umar, pasukan yang disiapkan

oleh Abu muslim.

Kemajuan dalam Bidang Ilmu Agama Islam


Dibidang ilmu agama, era abbasiyah mencatat dimulainya sistemasi beberapa cabang

keilmuan seperti Tafsir, Hadits, dan Fiqh. Khususnya sejak tahun 143 H. Para ulama menyusun

sebuah buku dengan bentuknya yang sistematis baik dibidang ilmu tafsir, hadits, maupun ilmu

fiqh. Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari Naqli (Al-Quran dan Hadits), yaitu ilmu yang

berhubungan dengan agama Islam. Ilmu-ilmu itu diantaranya : 1). Ilmu Tafsir, Al-Quran adalah

sumber utama dalam agama islam. Oleh karena itu semua perilaku umat islam harus

berdasarkan kepadanya, hanya saja tidak semua bangsa Arab memahami arti yang terkandung

di dalamnya. Maka bangunlah para sahabat untuk menafsirkan. Ada dua cara penafsiran yaitu :

yang pertama, tafsir bi al ma’tsur, yaitu penafsiran al-quran berdasarkan sanad meliputi Al-

Quran dengan Al-Quran, Al-Quran dengan hadits. Yang kedua, tafsir bi ar ra’yi, yaitu

penafsiran Al-Quran dengan mempergunakan akal dengan memperluas pemahaman yang

terkandung didalamnya. 2). Ilmu tasawuf yaitu ilmu syariat. Inti ajarannya ialah tekun

beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada allah, meninggalkan atau

menjauhkan diri dari kesenangan dan perhiasan dunia, dalam sejarahnya sebelum muncul

aliran tasawuf, terlebih dulu muncul aliran zuhud. Aliran ini muncul pada akhir abad I dan

permulaan abad II H, sebagai reaksi terhadap hidup mewah khalifah dan keluarga serta

pembesar-pembesar Negara sebagai akibat kejayaan yang diperoleh setelah islam meluas ke

Syiria, Mesir, Mesopotamia, dan Persia.

Kemajuan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

Pada masa bani Abbasiyah, kemajuan dalam ilmu pengetahuan meliputi Ilmu bahasa

yang mana ilmu bahasa tersebut tumbuh dan berkembang dengan suburnya, karena bahasa

Arab semakin dewasa dan menjadi bahasa internasional. Ilmu bahasa memerlukan suatu ilmu

yang menyeluruh, yang dimaksud ilmu bahasa adalah: nahwu, shorfi, ma’ani, bayan, qamus,

dan insya. Kemudian ada Ilmu Pendidikan, dalam masa itu perkembangan Ilmu pengetahuan

dimasa Bani Abbasiah pada Bani Abbas berkembang sangat pesat, faktor perkembangan ini

karena beberapa khalifahnya sangat mencintai ilmu pengetahuan, diantaranya yang sangat

menonjol adalah Abu Ja’far al-mansur (754-775M), Harun al-Rasyid (786-809M). Dengan

berjalannya perkembangan lembaga pendidikan kemudian berkembang pula perpustakaan.

Perpustakan pada waktu itu merupakan sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab-
kitab disana juga dapat membaca dan berdiskusi. Dan ada juga Ilmu matematika yang

mencapai kemajuan pesat di masa Dinasti Abbasiyah. Tokoh terkenalnya adalah Muhammad

bin Musa Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0. Dimasa Dinasti Abbasiyah, ilmu

matematika klasik di Yunani dan India dipelajari untuk menghasilkan integrasi matematika

modern. Dan bidang ilmu matematika juga mengalami kemajuan pesat, diantara para tokonya

yaitu salah satunya itu Umar Al Farukhan, seorang insinyur dan arsitek kota Baghdad.

Kesimpulan
Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam setelah Khulafaur Rasyidin. Bani

Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 M sampai 1258 setelah merebut kekuasaan bani

Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali menundukkan semua wilahnya kecuali

Andalulia. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali

Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri

dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas Ibn Abdul Muthalib, paman nabi

Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang

panjang, dari tahun 132 H /750 M sampai 656 H /1258 M.

Bani Abbbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan

Harun Al-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa Harun Al-Rasyid Baghdad mulai

menjadi pusat peradaban dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran internasional yang

luar biasa, sedangkan kemajuan keilmuan di Baghdad mencapai puncaknya pada Al-Makmun

dengan didiriannya Baitul Hikmah sebagai pusat perpustakaan dan kajian keilmuan dan

kemajuan pada masa dinasti Abbasiyah meliputi dalam bidang politik, kemudian dalam ilmu

pengetahuan, dan ilmu agama Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Philips K. Hitti, history of the Arab, PT Serambi Alam Semesta : Jakarta, 2002.

Akhmad Saufi dan Hasmi Fadilah, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Anda mungkin juga menyukai