Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!


Bersama teman sebangku kalian buatlah rangkuman mengenai latar belakang berdirinya Dinasti
Abbasiyah! Pahami dan hafalkan alur cerita latar belakang berdirinya Dinasti Abbasiyah tersebut, kemudian
presentasikan di depan kelas!

B. Peristiwa-Peristiwa Penting dari Proses berdirinya Daulah Abbasiyah


Pergantian kekuasaan Dinasti Umayyah oleh Dinasti Bani Abbasiyah diwarnai dengan pertumpahan
darah. Meskipun kedua dinasti ini berlatar belakang beragama Islam, akan tetapi dalam pergantian posisi
pemerintahan melalui perlawanan panjang dalam sejarah Islam. Pada sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah,
menjelang akhir Daulah Amawiyah I, terjadi bermacam-macam kekacauan yang antara lain disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut.
1. Penindasan yang terus-menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim pada umumnya.
2. Merendahkan kaum muslimin yang bukan bangsa Arab sehingga mereka tidak diberi kesempatan dalam
pemerintahan.
3. Pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara terang-terangan.
Oleh karena itu, logis kalau Bani Hasyim mencari jalan keluar dengan mendirikan gerakan rahasia untuk
menumbangkan Daulah Amawiyah. Gerakan ini menghimpun beberapa keturunan, yaitu sebagai berikut.
1. Keturunan Ali (Alawiyin) pemimpinnya Abu Salamah.
2. Keturunan Abbas (Abbasiyah) pemimpinnya Ibrahim al-Iman.
3. Keturunan bangsa Persia pemimpinnya Abu Muslim al-Khurasany.
Mereka memutuskan kegiatannnya di Khurasan. Melalui usaha ini, pada tahun 132H/750 M tumbanglah
Daulah Umawiyah dengan terbunuhnya Marwan mulailah berdirinya Daulah Abbasiyah dengan diangkatnya
khalifah pertama, Abdullah bin Muhammad, dengan gelar Abu Al-Abbas Al-Saffah, pada tahun 132–136H/750–754
M. Antara Daulah Umawiyah dan Daulah Abbasiyah terdapat beberapa perbedaan, sebagai berikut.
1. Umawiyah masih mempertahankan dan mengagungkan ke Araban murni, baik Khalifah atau pegawai
dan rakyatnya. Akibatnya, terjadilah semacam kasta dalam negara yang masih Arab murni menduduki
kelas tertinggi di samping keturunan campuran dan orang asing yang disebut Mawali. Abbasiyah tidak
seketat itu lagi, hanya khalifah yang dari Arab sehingga istilah Mawali lenyap, bahkan para menteri,
gubernur, panglima, dan pegawai diangkat dari golongan Mawali, terutama keturunan Persia.
2. Ibu kota Umawiyah, Damaskus, masih bercorak adat jahiliah yang ditaburi oleh kemegahan Byzantium
dan Persia. Sedangkan ibu kota Abbasiyah, Bagdad, sudah bercelup Persia secara keseluruhan dan
dijadikan kota Internasional.
3. Umawiyah bukan keluarga Nabi, sedangkan Abbasiyah mendasarkan kekhalifahan pada keluarga
(Abbas adalah paman Nabi). Pada awal pergerakannya mereka membentuk gerakan Hasyimiyah yang
menghimpunkan keturunan Bani Hasyim yang terdiri dari Alawiyah dan Abbasiyah, walaupun pada
akhirnya yang menjadi khalifah adalah keturunan Abbas sedangkan keturunan Ali ditindas.
4. Kebudayan Umawiyah masih bercorak Arab jahiliah dengan kemegahan bersyair dan berkisah.
Sementara kebudayaan Abbasiyah membuka pintu terhadap samua kebudayaan yang maju sehingga
terjadi asimilasi kebudayaan Arab, Persia, Yunani dan Hindu.
5. Khalifah Umawiyah gemar kepada syair dan kasidah seperti zaman kemegahan kesusasteraan
Arab jahiliah. Sementara khalifah Abbasiyah, terutama pada masa Abbasiyah I, gemar kepada ilmu
pengetahuan akibatnya ilmu pengetahuan menjadi pesat dan bahkan mencapai masa keemasan.
Pada masa Daulah Abbasiyah berkali-kali terjadi perubahan corak kebudayaan Islam sesuai dengan
terjadinya perubahan di bidang politik ekonomi dan sosial. Berikut masa-masa Abbasiyah.
1. Masa Abbasiyah I (132 H/750 M–232 H/847 M)
Daulah Abbasiyah didirikan oleh Ibnu Abbas yang sekaligus pendiri Dinasti Abbasiyah dikatakan
demikian dan dalam Daulah Abbasiyah berkuasa dua Dinasti lain. Ternyata tidak lama berkuasa

6 Sejarah Kebudayaan Islam VIII MTs Semester Gasal


hanya pengembangan dalam arti sesungguhnya dilakukan oleh
Abu Ja’far al-Mansyur untuk menunjang langkah menuju masa Info
kejayaan diambil beberapa kebijakan seperti memindahkan ibu
kota ke Bagdad kota baru yang dibangun di tepi aliran sungai Tigris Suatu malam, Khalifah Watsiq bin
Efrat. Pada periode pertama, pemerintah Bani Abbas mencapai Mu’tasim Billah (Al-Watsiq) bermimpi:
masa keemasan. Hal ini disebabkan karena keberhasilannya tembok yang pernah dibangun oleh
memperluas wilayah kekuasaan. Masa ini diawali sejak Abul Zulkarnain telah terbuka. Itu berarti,
kaum yang berada di dalamnya, yaitu
Abbas menjadi khalifah dan berlangsung selama satu abad hingga Ya’juj wa Ma’juj, telah berkeliaran di
meninggalnya khalifah Al-Watsiq. alam bebas. Perihal mimpi khalifah al
Secara politis, para khalifah adalah tokoh yang kuat yang Watsiq tentang telah berkeliarannya
Ya’juj wa Ma’juj itu tertulis dalam
merupakan pusat kekuasaan politik dan agama. Di sisi lain, sebuah manuskrip Arab, catatan
kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tinggi. Periode ini Ibnu Khurradadhbih, dengan redaksi
juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat sebagai berikut: “Sallam al Tardjuman
dan ilmu pengetahuan Islam. Namun pada periode terakhir, memberitahu saya [Ibnu Khurradadhbih]:
“Ketika al Watsiq Billah melihat dalam
pemerintah Bani Abbas mulai menurun di bidang politik, meskipun mimpinya bahwa tembok yang dibangun
filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Zulkarnain untuk memisahkan kita
Wilayah kekuasaannya membentang dari Laut Atlantik dengan Ya’juj wa Ma’juj telah terbuka,
hingga sungai Indus dan dari laut Kaspia hingga ke Sungai Nil. dia mencari seseorang yang bisa dia
kirim ke tempat itu [di mana tembok
Pada masa ini ada sepuluh orang khalifah yang cukup berprestasi berdiri] untuk mencari informasi perihal
dalam penyebaran Islam. Khalifat tersebut adalah khalifah Abul tersebut”.”
Abbas As-Shaffah (750–754 M), Al-Mansyur (754–775 M), Al- Sumber: https://yakjujwamakjuj.wordpress.com/
Mahdi (775–785 M), Al–Hadi (785–786 M), Harun Al-Rasyid tag/al-watsiq/

(786–809 M), Al-Amin (809 M), Al-Ma’mun (813–833 M), Ibrahim


(817 M), Al-Mu’tasim (833–842 M), dan Al-Wasiq (842–847 M).
Politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah I, yaitu sebagai berikut.
a. Kekuasaan sepenuhnya dipegang oleh khalifah yang mempertahankan keturunan Arab murni dibantu
oleh wazir, menteri, gubernur, dan para panglima beserta pegawai-pegawai yang berhasil dari berbagai
bangsa. Pada masa ini yang sedang banyak di angkat dari golongan Mawali turunan Persia.
b. Kota Bagdad sebagai ibu kota negara, menjadi kegiatan politik, sosial, dan budaya. Dijadikan sebuah
kota Internasioanal yang terbuka untuk seluruh bangsa dan keyakinan sehingga berkumpullah
bangsa-bangsa Arab, Turki, Persia, Romawi, Qibthi, Hindi, Kurdi, dan sebagainya.
c. Ilmu pengetahuan di pandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan
para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan. Para khalifah pada umumnya adalah ulama yang mencintai ilmu, menghormati
sarjana dan memuliakan pujangga.
d. Kebebasan berpikir diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar
dari belenggu taklid, kondisi yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat
dalam segala bidang termasuk aqidah, filsafat, ibadah, dan sebagainya.
e. Para menteri turunan Persia diberikan hak penuh dalam menjalankan pemerintahan sehingga
mereka memegang peranan penting dalam membina Tamadun Islam. Mereka sangat mrncintai
ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk meningkatkan kemerdekaan rakyat dan memajukan
ilmu pengetahuan.
2. Masa Abbasiyah II (232 H/847 M–334 H/946 M)
Periode ini diawali dengan meninggalnya khalifah Al-Wasiq dan berakhir ketika keluarga Buwaihiyah
bangkit memerintah. Sepeninggal Al-Watsiq, Al-Mutawakkil naik tahta menjadi khalifah, masa ini
ditandai dengan bangkitnya pengaruh Turki. Setelah Al-Mutawakkil meninggal dunia, para jenderal
yang berasal dari Turki berhasil mengontrol pemerintahan. Ada empat khalifah yang dianggap hanya
sebagai simbol pemerintahan dari pada pemerintahan yang efektif, keempat pemerintahan itu adalah
Al-Muntasir (861–862 M), Al-Musta’in (862–866 M), Al-Mu’taz (866–896 M), dan Al-Muhtadi (869–870
M). Masa pemerintahan ini dinamakan masa disintegrasi, dan akhirnya menjalar keseluruh wilayah
sehingga banyak wilayah yang memisahkan diri dari wilayah Bani Abbas dan menjadi wilayah merdeka
seperti Spanyol, Persia, dan Afrika Utara.

Sejarah Kebudayaan Islam VIII MTs Semester Gasal 7


3. Masa Abbasiyah III (334 H/946 M–447 H/1055 M)
Masa ini ditandai dengan berdirinya Dinasti Buwaihiyah, yaitu pada masa jatuhnya khalifah Al-
Muktafi (946 M) sampai dengan khalifah Al-Qaim (1075 M). Kekuasaaan Buwaihiyah sampai ke Irak
dan Persia Barat, sementara itu Persia Timur, Transoxania, dan Afganistan yang semula di bawah
kekuasaan Dinasti Samaniah beralih kepada Dinasti Gaznawi. Kemudian sejak tahun 869 M. Dinasti
Fatimiyah berdiri di Mesir. Kekhalifahan Bagdad jatuh sepenuhnya pada suku bangsa Turki. Guna
keselamatan, khalifah meminta bantuan kepada Bani Buwaihiyah. Dinasti Buwaihiyah cukup kuat dan
berkuasa karena mereka masih menguasai Bagdad yang merupakan pusat dunia Islam dan menjadi
kediaman Khalifah.
Pada akhir Abad kesepuluh, kedaulaulatan Bani Abbasiyah melemah hingga tidak memiliki
kekuasaan diluar kota Bagdad. Kekuasaan Bani Abbasiyah berhasil dipecah menjadi Dinasti Buwaihiyah
di Persia (932–1055 M), Dinasti Samaniyah di Khurasan (874–965 M), Dinasti Hamdaniayah di Suriah
(924–1003 M), Dinasti Umayyah di Spanyol (756–1030 M), Dinasti Fatimiyah di Mesir (969–1171 M),
dan Dinasti Gaznawi di Afganistan (962–1187 M).
4. Masa Abbasiyah IV (447 H/1055 M–656 H/1258 M)
Masa ini terjadi ketika kaum Seljuk menguasai dan mengambil alih pemerintahan Abbasiyah. Masa
seljuk berakhir pada tahun 656 H/1258 M, yaitu ketika tentara Mongol menyerang serta menaklukkan
Bagdad dan hampir seluruh dunia Islam terutama bagian timur.
5. Periode Kelima (590/1199 M–656 H/1258 M)
Telah terjadi perubahan besar-besaran dalam kekhalifahan Abbasiyah pada periode kelima ini. Pada
periode, khalifah Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan dinasti tertentu. Mereka merdeka dan
berkuasa, tetapi hanya di Bagdad dan disekitarnya. Sempitnya wilayah kekuasaan khalifah menunjukkan
kelemahan politiknya. Pada masa inilah datang tentara Mongol dan Tartar menghancurkan Bagdad
tanpa perlawanan pada tahun 656 H/1258 M.

Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!


1. Sebutkan penyebab kekacauan pada awal berdirinya Daulah Abbasiyah!
Jawab: ................................................................................................................................................
2. Siapa pemimpin keturunan Ali (Alawiyin)?
Jawab: ................................................................................................................................................
3. Mengapa periode Abbasiyah I dianggap sebagai zaman keemasan Bani Abbasiyah?
Jawab: ................................................................................................................................................
4. Apa yang mengawali periode Abbasiyah II?
Jawab: ................................................................................................................................................
5. Apa yang menandai berdirinya Bani Abbasiyah III?
Jawab: ................................................................................................................................................

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!


Diskusikan bersama teman sebangku kalian mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada periode
Ababsiyah I sampai Abbasiyah V. Tulislah hasil duiskusi kalian pada lembar kertas dalam bentuk tabel!

8 Sejarah Kebudayaan Islam VIII MTs Semester Gasal

Anda mungkin juga menyukai