Anda di halaman 1dari 30

  Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan
yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebut dengan kalimat efektif.
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan
tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan), serta pedoman
bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut
outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut
outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk
melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan
hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu
sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara
menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.

B.     Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud outline, kerangka, dan kerangka karangan ?
2.      Apa dari manfaat pembuatan kerangka karangan (Outline) ?
3.      Apa saja susunan pola kerangka karangan ?
4.      Apa saja macam-macam kerangka karangan ?
5.      Apa syarat dan urutan dalam membuat kerangka karangan yang baik ?

C.     Tujuan Pembahasan


Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara garis besar.
2.      Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat rinciannya dan
berdasar perumusan teksnya.
3.      Untuk mengetahui syarat outline (kerangka karangan) yang baik.

D.     Metode Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan
metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah
data dari internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)
Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Outline


Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan.
Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
2.1.2 Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis
karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan
yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah
kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)


a.    Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.    Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat
gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan
hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu
sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c.    Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan
menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu,
terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat
secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur
pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian
pembaca.
d.   Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu
dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun
penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan
membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan
pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak
dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada
bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada
bagian tadi.
e.    Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam
kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk
memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu
akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan
kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat
penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta
nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah
karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan
dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
2.3 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan
pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1.    Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam.
Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial.
Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a.       Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan
seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
· asal usul penulis
· pendidikan si penulis
· kondisi kehidupan penulis
· keinginan penulis
· karir penulis
b.       Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat
dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat
deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
c.       Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan
topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk
menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan
berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya,
tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2.      Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan,
mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada
hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir
manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6,
yaitu :
a.       Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu
rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
· Keresahan masyarakat
· Merajalela nya praktek KKN
· Keresahan masyarakat
· Kerusuhan social
· Tuntutan reformasi menggema
b.      Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola
pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–
perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam
penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
· Tingginya harga bahan pangan
· Penyebab krisis moneter
· Dampak terjadi krisis moneter
· Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c.       Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau
pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan
pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi
tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
· Apa itu virusH1N1
· Bahaya virus H1N1
· Cara penanggulangannya
d.      Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan
secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
· Para pangguna internet
o Anak–anak
o Remaja
o Dewasa
· Manfaat internet
o Media informasi
o Bisnis
o Jaringan social
o Dan lain–lain
e.       Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian
berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam
keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f.       Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan
apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu
pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
2.4 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)
A.    Berdasar Sifat Rinciannya:
1)      Kerangka Karangan Sementara / Non-formal
Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2)      Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan
untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci
minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket batubara dengan
meningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar tanpa
menimbulkan masalah baru.
Aspek yang diteliti :
a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di Indonesia
d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan
bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif
f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara
Metode Penelitian :
studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket
Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern.
Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in the
environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com
B.     Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik


a.       Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian
buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau
pikiran itu tergambar jelas.
d.      Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
2.6 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:
1.      Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu
karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi
karangan yang akan ditulis.
2.      Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara
mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan
tujuan tulisannya.
3.      Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan
teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk – petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.      Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih
fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai
tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :


a) Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).
5.      Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang
hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat
dengan kreatif, mengalir dan nyata. 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai
dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan.
Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.
Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan
berdasar perumusan teksnya.
Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca
dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah karangan sebaiknya kita
membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka karngan maka akan mudah
terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang
akan dituju. Selain itu, dengan adanya kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang
tindih pada bagian-baigan tertentu serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat
dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah kerangka kyang
akan ditulis.
Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan, lagkah-
langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam pembuatan
kerangka karangan.

B.     Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan
untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud kerangka karangan?
2.      Apa saja fungsi kerangka karangan?
3.      Apa saja bentuk kerangka karangan?
4.      Bagaimana kriteria kerangka karangan?
5.      Bagaimana langkah-langkah kerangka karangan?
C.    Metode pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka,
yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk
pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.

D.    Sistematika penulisan makalah


Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
BAB 1 Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang,rumusan masalah, metode pemecahan
masalah,dan sistematika penulisan masalah.
BAB II  Pembahasan yang terdiri dari: pengertian kerangka karangan, fungsi kerangka karangan,
bentuk-bentuk kerangka karangan, langkah-langkah pembuatan kerangka karangan, contoh-
contoh kerangka karangan.
BAB III     Penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran. 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karangka Karangan


Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun
kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disususn secara
sistemati,logis,jelas,ter stuktur, dan teratur.Kerangka karangan disebut juga ragangan (outline).
Pada dasarnya, penyusunan outline psoses penggolongan dan penataan berbagai fakta yang
kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.[1]
Menurut Nursisto kerangka karangan sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar
atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan ditulis
dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu,
penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa
penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.
Menurut Gie seseorang yang akan mengarang tanpa membuat kerangka karangan maka ia
akan mudah terjerumus kearah keadaan yang anarkis. Pengarang akan mudah kehilangan kontrol
terhadap karangan yang ia tuju. Tanpa outline acap kali masalah dan uraian yang disuguhkan
menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar, tetapi diuraikan
tidak seimbang. Dengan outline, karangan akan tanpak tubuh karangansecara utuh. Outline
merupakan miniatur karangan.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat contoh outline yang sudah diurutkan. Kerangka
karangan(outline) ini disadur dari laporan penelitian individu Drs.  A. Umar, M.A., IAIN
Walisongo Semarang Tahun 1997.
Topik :                               kesehatan mental islami
                        Konsep kesehatan mental islami dan aktualisasinya di lingkungan sekolah
nulisan :             Menjelaskan tentang predikat kesehatan mental islami dan aktualisasinya dilingkungan sekolah.
Kerangka Karangan :
1.      Kesehatan mental islami
lain didalam suatu wacana. Disamping itu, yang perlu diperhatiakan pula adalah masalah
diksi dan penggunaan ejaan yang disempurnakan dengan benar. Mengarang bagi pengarang
dalam menuangkan gagasan-gagasannya kedalam karangan. Denag cara ini pula, seorang guru
atau dosen dapat mengajari siswa atau mahasiswanya dengan lebih efe ktif dan efesien.[2]
B.     Fungsi kerangka karangan
1.      Memudahkan pengendalian variabel,
2.      Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi kemungkinan perluasan
bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan
variasi yang diinginkan.
3.      Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul, masalah,
tujuan, dan kalimat tesis,
4.      Memudahkan  penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
5.      Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
6.      Mencegah pengulangan pembahasaan ide,[3]
C.    Bentuk-bentuk kerangka karangan
1.      Kerangka karangan berdasarkan perumusan teksnya
a.      Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.
Manfaat kerangka kaimat meliputi:
1). Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan, serta perincian-
rincian tentang topik itu.
2) .Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat bertahun-
tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru digarap bertahun-tahu
kemudian.
3). Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun, seperti bagi
pengarangnya sendiri.
b. Kerangka topik
Kerangka topik  dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap.
Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan,
dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat yang
lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu
kerangaka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik
manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu
antara perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.
c .Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
            Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka topik.
Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian maupun pokok-pokok
utama dan pokok-pokok bawahan.

2. Kerangka karangan berdasarkan rinciannya


           a. kerangka karangan sementara
                  kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat bantu, sebuah  penuntun
bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar untuk penelitiaan kembali guna
mengadakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Karena kerangka karangan ini
bersifat sementara, maka tidak  perlu disusun secara terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan
sebuah kerangka karangan maka ia harus memungkinkan pengarangnya untuk menggarap
persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian  harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunn-
penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi
bagaimana susunan karangannya, atau bagaimana susunan bagian-bagiannya.
                   Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan prosedur. Mula-mula
penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud utama dari karangan itu. Kemudian
dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa pencatatan semua hal yang mungkin dijadikan pokok-
pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi tesis tadi.Pokok-pokok yang mempunyai
hubungan satu sama lain atua mempunyain hubungan logis di hubung-hubungkan dengan tanda
panah, atau pokok yang tidak mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang
diterima sebagai perinciaan dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan yang dipilih,
dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola susunan.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama, paling
tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka karangan sementara
dapat berupa topik yang tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap karangan itu.
b.    Kerangka karangan formal
Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik yang akan
digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud
untuk segera menggarapnya.
Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama seperti
kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan
sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian
yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat
perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat disebut
kerangka formal.[4]
D.    Kriteria karangka karangan
Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan kriteria
berikut :
1.      Menggunakan bentuk kerangka standar,
2.      Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan bentuk-bentuk
tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan,
3.      Menggunakan pnomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi, kombinasi angka
romawi, huruf dan angka arab ),
4.      Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
5.      Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,
6.      Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten,
7.      Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,
8.      Penomoran tidak melebihi empat angka(digit), dan
9.      Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.[5]
E.     Langkah-langkah pembuatan kerangka karangan
Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik karangan yang akan ditulis.
2.      Mencatat semua ide pokok yang muncul baik dari data yang tertulis maupun data melalui
wawancara.
3.      Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting. Ide yang berdaya dukung
terhadap penulisan dikoordinasikan menjadi satu, sedangkan ide yang tidak pemnting
dihilangkan.
4.      Memeriksa  ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide yang belum
dimasukan serta memeriksa kembali urutan semua ide.
a.       Pengertian kesehatan mental islami
b.      Hakikat kesehatan mental islami
c.       Batasan  kesehatan mental islami
d.      Objek kesehatan mental islami
1.      Sekolah sebagi pusat pembinaan kesehatan mental islami
a.       Perkembangan psikis anak usia sekolah
b.      Prroblem dasar kesehatan mental di sekolah
c.       Peranan guru bimbingan dan konseling dalam kesehatan mental islami
d.      Efektifitas sekolah dalam pembinaan kesehatan mental islami
2.      Aktualisasi nilai-nilai kesehatan mental islami dilingkungan sekolah
a.       Prinsip nazafah(kebersihan)
b.      Prinsip amanah
c.       Prisip ukhuwah
d.      Prinsip ilmiah
e.       Prinsip diniah
Setelah membuat kerangka karangan, selanjutnya adalah mengembangkan kerangka
karangan menjadi sebuah karangan. Pada tahap ini kegiatan utamanya adalah merangkai kalimat
demi kalimat dengan mengacu pada kerangka karangan yang telah disusun menjadi sebuah
karangan atau wacana.
Dari setiap kerangka karangan dapat dikembangkan menjadi satu paragraf atau dua
pragraf. Kerangka karangan yang telah disusun menjadi titik tolak kalimat-kalimat yang
dituangkan atau dijadikan sebagai pikiran utama atau kalimat topik pada setiap paragraf yang
dibuat. Dengan demikian, kecil kemungkinannya terjadi kesalahan atau pengulangan ide didalam
suatu karangan bahkan kesalahan itu dapat dihindari.
Pola pengembangan paragraf sebagai mana telah dipaparkan pada bab sebelumnya, bisa
menggunakan pola penalaran deduktif atau induktif. Hal perlu dingat pada saat menyusun
kalimat adalah menghadirkan unsur-unsur kalimat secara lengkap sehingga kerancuan kalimat
dapat dihindari dan ketidakjelasan kalimat dapat ditinggalkan. Dalam menyusun kalimat perlu
diperhatikan pula adanya oherensi antarkalimat dan antarparagraf.
Koherensi antarkalimat adalah suatu pertalian atau hubungan antara suatu kalimat dengan
kalimat lain didalam suatu paragraf, sedangkan koherensi antar paragraf adalah pertalian atau
hubungan antara satu paragraaf denagan paragraf
karangan. Denag cara ini pula, seorang guru atau dosen dapat mengajari siswa atau
mahasiswanya dengan lebih efe ktif dan efesien.[6]
F. Contoh -contoh Kerangka Karangan
1. kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
I.        Pendahuluaan
II.     Potensi Akademik Mahasiswa
A.    Potensi Kecerdasan
B.     Keahlian Bidang Studi
C.     Tenaga Kerja Intelektual
III.  Paradigma Kewirausahaan
A.    Potensi Kewirausahaan
B.     Sumber Kreativitas Baru
C.     Budaya Kewirausahaan
IV.    Strategi Berwirausahaan
A.    Strtegi Awal
1.      Konsep
2.      Modal
3.      Produk
4.      Pasar
B.     Evaluasi Perencanaan dan pengembangan
C.     Perencanaan Awal,
D.    Pengembangan Semester Pertama
E.     Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua
F.      Evaluasi, Perencanaan dan Pengembangan Tahun Kedua
2. Kerangka Sistem Lekuk dengan Angka desimal
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
1.         Pendahuluan
2.         Potensi Akademik Mahasiswa
2.1     Potensi Kecerdasan
2.2     Keahlian Bidang Studi
2.3     Tenaga Kerja Intelektual
3.         Paradigma Kewirausahaan
3.1     Potensi Kewirausahaan
3.2     Sumber Kreatif Baru
3.3     Budaya Kewirausahaan
4.      Strategi Berwirausaha
4.1     Strategi Awal
4.1.1     Konsep
4.1.2     Modal
4.1.3     Produk
4.1.4     Pasar
4.2  Evaluasi Strategi Awal,
4.3  Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama
4.4  Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua
5.      Kesimpulan
3. Kerangka Sistem Lurus dengan Angka Romawi dan Desimal

BAB I    PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
1.2   Masalah
1.3  Tujuan Penelitian
1.4  Pembatasan Masalah
1.5  Manfaat Pnelitian
BAB II  KERANGKA TEORI
2.1 Deskripsi Teori,
2.1.1 Deskripsi teoetik variabel pertama (definisi, gambaran, konsep)
2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua (definisi, gambaran, konsep)
2.2 Kerangka berfikir
2.3 Rumusan Hipotesis
      BAB III METODE PENELIIAN
a.       Metode penelitian
b.      Populasi dan sampel
c.       Variabel
d.      Instrumen
e.       Prosedur Pengukuran
f.       Teknik Analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1  Deskripsi Data
4.2  Pengujian data
4.3  Hasil penguji
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan (interpretasi atas hasil penelitian)
5.2  Saran
4. Kerangka Karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif
BAB I    Pendahuluan
BAB II   Teori Acuan
BAB III  Metodologi Penelitian
BAB IV  Hasil Penelitian
BAB V  Pembahasan
BAB VI  Kesimpulan, Implikasi (saran)
5. Kerangka karangan dengan kombinasi romawi desimal lurus model kerangka  penelitian
kualitatif, contoh model kajian teoritik
BAB I  Pendahuluan
1.1  Latar belakang
1.2  Masalah
1.3  Tujuan
1.4  Manfaat
BAB II  Kajian Pustaka
2.1 Deskripsi teori
2.2 Analisis
2.3 Sintetis
BAB III  HASIL PENELITIAN
3.1 Interpretasi
3.2 Implikasi
BAB IV  KESIMPULAN
(Tindak lanjut)
6. Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif, untuk penulisan
artikel
Pola penilaian: Sari tema – kekuatan – kelemahan - intregitas
I Sari tema
II Deskripsi umum
III Kekuatan / keunggulan pertama
IV Kekuatan / keunggulan kedua
V Kelemahan pertama dan solusi
VI Kelemahan kedua dan solusi
VII Intregitas (induktif)
7. Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif untuk
penulisan makalah
I  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang dan masalah
1.2 Pentingnya pembahasan masalah
1.3 Sudut pandang dan pendekatan
1.4 Pembatasan masalah

II  PEMBAHASAN
2.1 Masalah yang dihadapi
2.2 Cara pemecahan masalah
2.3 Dukungan
2.4 Hambatan
III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran[7]   
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau ragangan.Kerangka karangan
(outline) merupakan miniatur karangan.Pada dasarnya outline adalah proses penggolongan dan
penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan. Dengan  memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas struktur dan
sistematika berpikir pengarangnya.Sehingga pengarang dapat melihat dengan jelas, dibagian
mana fakta, penilaian, argumentasi, atau ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan
menjadi tepat.
kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau an
pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan ditulis dalam rangka
untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, susunan
penulisan yang bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, logis, jelas, dan bersasaran dari target
pembacanya. kerangka karangan (outline) juga  memudahkan kita dalam pembuatan karangan
yang lebih baik.
B.     Saran
Agar kita dapat memperoleh karangan yang baik, logis, dan sistematis,maka kita harus
mmbuat kerangga terlebih dahulu.Karena dengan kerangka karangan kita bisa menghindari
penggarapan topik  yang berulang-ulang,terhindar dari tumpang tindih pada bagian-bagian
tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan, dan juga
akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran
dari target pembacanya.
DAFTAR  PUSTAKA

Budi Karyanto,umum.2009. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan:


STAINPekalongan Press.
Keraf, Gorys ke.1997.  komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. jakarta: Nusa indah.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Erlangga.
Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta: PT Grasindo.

[1] Widjono HS, bahasa indonesia, (jakarta: PT Grasindo, 2005), hlm. 231.
[2] Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2009), hlm. 74-75.
[3] Kunjana rahardi, bahasa indonesia untuk perguruan tinggi, (jakarta:erlangga,2009), hlm.159.
[4] Gorys keraf, komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa, (jakarta: nusa indah, 1997),
hlm.146.

[5] Widjono HS, bahasa indonesia, (jakarta: PT Grasindo, 2005), hlm. 234.

[6] Umum Budi Karyanto, op. cit., hlm. 74-75.


[7]  Widjono HS, loc. cit.  hlm. 235-241.
Makalah Kerangka Karangan

MAKALAH
BAHASA INDONESIA

Kerangka Karangan

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok 8

Mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Drs. H. Manon Jaya, MM., M.Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Fauzan

Muhammad Akhyarulmubin

Feby Firdaus

Jihan Wahyuni

Rofiqo Tri Lestari

PGMI A Semester 1

2017
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon Telp./Fax. : {0231} 246215

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerangka Karangan.
Pembuatan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang di kerjakan secara
kelompok.
Makalah ini berisi tentang Pengertian Kerangka Karangan, Fungsi dari Kerangka Karangan, Jenis-
jenis Kerangka Karangan, Syarat-syarat dalam Membuat Kerangka Karangan, dan Langkah-langkah
dalam membuat Kerangka Karangan; yang mana penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dan
pastinya bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Dengan itu penyusun sangat berterima kasih banyak kepada semua belah pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa banyak kekurangan baik dari dalam susunan bahasa
maupun penulisan. Oleh sebab itu terbuka bagi penyusun saran dan kritik dari pembaca kepada penyusun,
sehingga penyusun dapat memperbaiki karya tulis ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan inpirasi kepada pembaca.

Cirebon, Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerangka Karangan
B. Fungsi Kerangka Karangan
C. Manfaat kerangka Karangan
D. Jenis-jenis Kerangka Karangan
E. Syarat-syarat dalam Membuat Kerangka Karangan
F. Langkah-langkah dalam Membuat Kerangka Karangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

 
BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dalam membuat karya tulis, maka dibutuhkan suatu kerangka dalam sebuah karangan. Didalam
makalah ini penyusun menyajikan tentang bagaimana atau apa saja syarat-syarat dalam membuat sebuah
karangan.

B.     Permasalahan

Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah :


1.      Apa yang dimaksud kerangka karangan ?
2.      Apa fungsi kerangka karangan ?
3.      Apa saja jenis-jenis kerangka karangan ?
4.      Apa saja syarat-syarat dalam membuat kerangka karangan ?
5.      Bagaimana cara membuat kerangka karangan yang baik dan benar ?

C.     Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini dimaksud untuk:


1.      Menjelaskan maksud dari kerangka karangan.
2.      Menjelaskan fungsi-fungsi dari kerangka karangan.
3.      Menjelaskan jenis-jenis kerangka karangan.
4.      Menjelaskan syarat-syarat dalam membuat kerangka karangan.
5.      Menjelaskan tentang tata cara dalam membuat kerangka karangan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kerangka Karangan


Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan
yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu
gagasan kepada pembaca. 
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan
tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama
bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau
ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.

B.     Fungsi Kerangka Karangan

1.      Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2.      Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3.      Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4.      Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5.      Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar
karangan menjadi lebih variatif dan menarik.
C.     Manfaat kerangka Karangan
Adapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara
teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :
1.      Mempermudah pembahasan tulisan.
2.      Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
3.      Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
4.      Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
5.      Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
6.      Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

D.     Jenis-jenis Kerangka Karangan


Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

E.      Syarat-syarat dalam Membuat Kerangka Karangan


Adapun syarat-syarat kerangka karangan yang baik antara lain :
1.      Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2.      Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4.      Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten. 

F.      Langkah-langkah dalam Membuat Kerangka Karangan


            Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut
langkah-langkahnya, antara lain :
1.      Menentukan tema dan judul
            Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila
menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau
tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada
penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap
wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas
menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan
beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a.       Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b.      Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c.       Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
       Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk
karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang
baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

2.      Mengumpulkan bahan


       Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu
ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk
kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan,
kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang
dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat
membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-
masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3.      Menyeleksi bahan


       Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan
abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi
tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-
petunjuknya :
a.       Catat hal penting semampunya.
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c.       Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.      Membuat kerangka
       Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi
lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan
karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami,
atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa
cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita
susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah
jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih
fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka
ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang
sempurna.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan
gagasan-gagasan yang timbul).
b.      Mengatur urutan gagasan.
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
       Merangkai karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)

5.      Mengembangkan kerangka karangan


Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi
yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat
dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam
menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai
menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan
terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan
relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan
kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide
suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur. Dalam membuat kerangka karangan hal
yang harus diperhatikan adalah: menentukan tema dan judul; mengumpulkan bahan; menyeleksi
bahan;membuat kerangka; dan mengembangkan kerangka.
Dalam membuat kerangka karangan harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dalam
membuat kerangka karangan,yaitu pengungkapan maksud yang jelas, tiap unit dalam kerangka karangan
hanya mengandung satu gagasan, pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, dan
juga harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
B.     Saran
Untuk kesempurnaan dan perbaikan dari makalah ini maka disarankan kepada kita semua untuk
memberikan tanggapan dan kritik terhadap pembahasan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-
membuatnya.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-
membuatnya.html

https://www.edutafsi.com/2016/07/cara-menyusun-karangan-yang-baik.html

https://gamesiana.com/pengertian-dan-jenis-jenis-kerangka-karangan/

Anda mungkin juga menyukai