Anda di halaman 1dari 61

HAKIKAT FRASA

Kelompok 6

Widaksono Gasta Gasti


Hana Farhani Maulida
Reza Nur Qolby
Ami Fahira
Nisrina Ida
Fika Roudlotul Ilmi
Frase nominal Frase verba Frase adjektifal
koordinatif (FNK) koordinatif (FVK) koordinatif (FAK)
Berdasarkan kriteria
Farse nominal Frase Verbal Frase Adkektival
subordinatif (FNS) Subordinatif (FVS) Subordinatif (FAS)
FRASA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

Dalam hierarki bahasa, istilah frase digunakan sebagai


satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah
satuan klausa, atau satu tingkat di atas satuan kata.

Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 36 & 222
Konsep Frase
Istilah sintaksis berasal dari syntaxis (Belanda), yaitu bagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18).
Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan
struktur frase dan kalimat (Ramlan, 1976:57).

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3


PENGERTIAN FRASE

• Frase ialah konstruksi sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi (Ramlan, 1982:121). Artinya, frase selalu terdiri atas dua kata atau lebih.
• Frase juga didefinisikan sebagai gabungan dua kata atau lebih yang hubungan di antaranya tidak
bersifat predikatif; tidak boleh yang satu sebagai S dan yang lain sebagai P (Kridalaksana, 2001:59).
• Frase merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung
unsur predikatif. (TBBBI Edisi Keempat)

Konstruksi gunung tinggi adalah frase, sedangkan konstruksi gunung itu tinggi adalah klausa karena
hubungan antara kata gunung dan kata tinggi bersifat predikatif.

Anton M. Moeliono, dkk., 2017, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, hlm. 410
Joko Santoso, Sintaksis Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka, hlm. 26
PENGERTIAN FRASE
• Frase adalah gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau,gabungan kata yang mengisi salah
satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Frase pasti lebih dari satu kata, dan pembentuk frase itu
harus berupa morfem bebas, bukan morfem terikat.
• Frase dibentuk dari dua buah kata atau lebih; dan mengisi salah satu fungsi sintaksis.
Contoh:
Fungsi S P O K
Frase Adik saya Sedang menonton Film kartun Di ruang keluarga
Kategori (FN) (FN) (FN) (FN)

• Semua fungsi klausa di atas diisi oleh sebuah frase; fungsi S oleh adik saya, fungsi P oleh frase
sedang menonton, fungsi O oleh frase Film kartun, dan fungsi K oleh di ruang keluarga.
• Hubungan antara kata yang satu dengan yang kata yang lain di dalam frase cukup longgar, sehingga
ada kemungkinan diselipi unsur lain. Misalnya, frase adik saya bisa diselipi kata perempuan
sehingga menjadi adik perempuan saya.
• Karena frase itu mengisi salah satu fungsi sintaksis, maka salah satu unsur frase itu tidak dapat
dipindahkan sendirian. Jika ingin dipindahkan, maka harus dipindahkan secara keseluruhan sebagai
suatu kesatuan. Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 222--223
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 39
Pengertian frase
• Frase adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138).
• Frase juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan
kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1989:222).
• Frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan
tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya
sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai
Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa
disebut frase.
• Gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan itu
dapat rapat, dan dapat renggang (Kridalaksana, 2011: 66)

Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Unsur klausa yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas
fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frasa. Jadi, frasa adalah
satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi tertentu.

Contoh:
Mahasiswa baru sedang membaca buku baru di perpustakaan
S P O K

Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Frasa adalah satuan sintaksis yang tersusun dua buah kata atau lebih,
yang di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.
Kedudukan kedua unsurnya, dibedakan adanya frasa koordinatif,
yaitu yang kedudukan kedua unsurnyasederajat; dan frasa subordiatif
yang kedudukannya tidak sederajat.
Hubungan kedua unsurnya, dibedakan menjadi frasa endosenrik,
yaitu yang salah satu unsurnya dapat mengatian keseluruhannya; dan
ada eksosentris yaitu yang kedua unsurnya merupakan satu kesatuan.

Kategori frase : frase nominal, frase verbal, frsa adjektifal dan frase
preposisional.

Abdul chaer. Sintaksis Bahasa Indonesia hlm.120


• Frasa adalah satuan sintaksis yang tersusun atas dua kata atau lebih.
• Kontruksi frasa berhubungan secara funsional. Hubungan fungus frasa dapat
berupa hubungan inti dan pewatas atau hubungan perangakai dan sumbu.
• Konstruksi frasa tidak melebihi batas fungi. Artinya, tidak melebihi batas fungsi
unsur klausa. Frasa selalu terdapat dalam satu unsur klausa, yaitu S,P, Pel, atau K.
• Konstruksi frasa bersifat nonpredikatif
• Frasa dapat tersusun dari kata dan kata,
contoh : seminar nasional
kata kata
• Frasa dapat tersusun dari kata dan frasa,
contoh : beberapa mahasiswa Cina
kata frasa
• Frasa juga dapat tersusun dari farasa dan frasa,
contoh : seminar nasional bahasa Indonesia
frasa frasa

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 26-27
Sifat Frase

b. frasa merupakan satuan yang


a. frasa merupakan unsur
tidak melebihi batas fungsi,
gramatik yang terdiri atas
maksudnya frasa selalu terdapat
satu kata atau lebih.
dalam satu fungsi tertentu.

Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di
dalam kalimat. Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata
atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak
apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap,
atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Contoh:
1. gedung sekolah itu
2. yang akan pergi
3. sedang membaca
4. sakitnya bukan main
5. besok lusa
6. di depan.
Jadi, walau terdiri atas dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan
bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat. Selain contoh di atas,
Supriyadi, dkk. (1992) menguraikan cara mengenal frase bahasa Indonesia seperti berikut. Perhatikan unsur
setiap fungsi yang terdapat kalimat-kalimat berikut:
(1) Saya guru. (SP)
(2) Ayah saya guru. (SP)
(3) Adik teman saya guru bahasa Indonesia. (SP)
Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11
Jenis-jenis Frase
Menurut Abdul Chaer, yaitu: JENIS
FRASE

Eksosentrik Endosentrik

Direktif Modikatif

Nondirektif Subordinatif

Koordinatif Apositif
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 40
Menurut Ramlan, yaitu:
JENIS FRASE

Eksosentrik Endosentrik

Koordinatif

Atributif

Apositif

Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4. Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11
Hubungan fungsi antar unsur dalam frasa :
Endosentris dan Eksosentris
• Frasa disusun oleh beberapa unsur pembentuk yang saling
berhubungan secara fungsional.
contoh : telur asin
inti pewatas
• Hubungan keduanya menghasilkan makna ‘rasa’ yang berarti telur
yang asin. Konstruksi frasa ini termasuk frasa nominal karena
pusatnya berupa nomina dan memiliki fungsi dan distribusi yang
sama dengan nomina.

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 21-23
Frasa eksosentris
• Frasa eksosentris yaitu farsa yang tidak berfungsi dan berdistribusi
sama dengan semua unsur pembentuknya.
1. Para mentri rapat bersama presiden di istana negara
Para mentri menhadiri rapat bersama presiden di ….
Para mentri menhadiri rapat besama presiden ….. Istana negara
unsur dalam frasa eksosentris tidak terdiri dari unsur inti dan pewatas,
tertapi terdiri dari unsur perangkai dan sumbu. Sebagai contoh frasa
di istana. Kata di berfungsi sebagai perangkai, sedangkan kata istana
berfungsi sebagai Sumbu. Yang termasuk ke dalam jenis frasa
preposional.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 23
1. Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Frase eksosentrik adalah frase yang hubungan kedua unsurnya sangat erat, sehingga kedua
unsurnya tidak bisa dipisahkan sebagai pengisi fungsi sintaksis.
Misalnya di pasar, yang terdiri dari komponen di dan pasar. Secara keseluruhan atau utuh frase
ini dapat mengisi fungsi keterangan.
Contoh: Dia berdagang di pasar.
Frase eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya, misalnya:
• di pasar
• ke sekolah
• dari kampung
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225—226
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 40
Frase Eksosentrik ini dibagi menjadi dua.
1. Frase Eksosentrik Direktif atau Frase Preposisional, yaitu frase yang komponen pertamanya
berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, serta komponen keduanya berupa kata atau kelompok
kata, yang biasanya berkategori nomina.
Contoh: - Ibu membeli sayur di swalayan
- Mereka membawa buah jambu dari kebun.

2. Frase Eksosentrik Nondirektif, yaitu frase yang komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si
dan sang, atau kata lain seperti yang, para, dan kaum. sedangkan, komponen keduanya berupa kata
atau kelompok kata berkategori nomina, adjektiva, atau verba.
Contoh: - Sang saka merah putih berkibar dengan gagah
- Para petani sedang membajak sawah
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225—226
2. FRASE ENDOSENTRIK
Frase Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu unsur atau komponennya itu dapat
menggantikan kedudukan keseluruhannya.
Misalnya, sedang membaca dalam kalimat nenek sedang membaca komik di kamar, komponen
keduanya yaitu membaca dapat menggantikan kedudukan frase tersebut, sehingga menjadi kalimat
nenek membaca komik di kamar.

Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 226
Frase endosentris yaitu frasa yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Dalam frasa
endosentris kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa
yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu disebut unsur pusat (UP). Dengan kata
lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa di teras
S P
Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah
unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Frasa Endosentris
• Frasa yang berfungsi dan berdistribusi sama dengan salah satu
anggota pembentuknya disebut frasa Endosentris
1. Mentri hukum dan HAM mulai menerbitkan pengelolaan rumah
tahanan di lingkungan kepolisian
2. Mentri mulai menrbitkan pengelolaan di lingkungan kepolisian
frasa Mentri hukum dan HAM pada kalimat (1) memiliki ditribusi yang
sama dengan kata mentri pada kalimat (2). Kata mentri termasuk
golongan nomina. Oleh karena itu, frasa Mentri hukum dan HAM
termasuk golongan frasa nomina. Demikian pula, dengan pengelolaan
rumah tahanan pada kalimat (1) memiliki distribusi yang sama dengan
kata pengelolaan pada kalimat (2).
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 22-23
• Frasa endosentris, ada unsur yang berfungsi sebagai unsur inti
(pusat) dan ada unsur yang berfungsi sebagai Pewatas. Hal yang
termasuk ke dalam jenis frasa endosentris adalah frasa nomina, frasa
adjektiva, frasa numeralia, frasa pronomina, dan frasa adverbia.

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 22
Jenis-jenis frase Endosentrik
1. Frase Modikatif, karena komponen keduanya, yaitu komponen yang bukan inti atau hulu dapat
membatasi atau mengubah makna komponen inti atau hulunya itu. Contoh: kata membaca yang
belum diketahui kapan terjadinya, dalam frase sedang membaca dibatasi maknanya oleh kata
sedang sehingga maknanya menjadi ‘perbuatan membaca itu tengah berlangsung’.
Letak komponen inti bisa berada di depan, seperti pada frase merah jambu, mahal sekali, dan gadis
cantik, tetapi bisa pula berada di belakang, seperti pada frase sedang membaca, sangat lincah, dan
seekor domba.
2. Frase Subordinatif, karena komponen inti frase berlaku sebagai komponen atasan, sedangkan
komponen yang membatasi berlaku sebagai komponen bawahan. Sejalan dengan posisi komponen
intinya, komponen atasan bisa terletak di depan dan di belakang. Contoh:
Sedang membaca mahal sekali
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 226—227
Frase endosentris atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat
disisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya:
• buku baru
• sedang belajar
• belum mengajar

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


3. Frase Koordinatif
Frase koordinatif, yaitu frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang
sama dan sederajat, dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang
tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun konjungsi terbagi seperti baik …. Baik, makin …. Makin, dan
baik …. Maupun …. Frase koordinatif ini mempunyai kategori sesuai dengan kategori komponen
pembentuknya. Contoh : sehat dan kuat, buruh atau majikan, makin terang makin baik, dan dari, oleh,
dan untuk rakyat.
Frase koordinatif yang tidak menggunakan konjungsi secara eksplisit, biasanya disebut frase parataksis.
Contoh: hilir mudik, tua muda, pulang pergi, sawah lading, dan dua tiga hari.

Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 228
frase endosentris koordinatif yakni frase yang
unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan
kata dan, atau, misalnya :
• rumah pekarangan
• kakek nenek
• suami isteri

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


4. Frase Apositif
Frase apositif, yaitu frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya; dan oleh
karena itu, urutan komponennya dapat dipertukarkan. Umpamanya, frase apositif pak ahmad guru
saya dalam kalimat ”Pak Ahmad, guru saya, rajin sekali” dapat diubah susunannya atau urutannya
seperti pada kalimat “Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.”

Frase endosentris apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak
dapat dihubungan dengan kata dan dan atau Misalnya:
• Almin, anak Pak Darto sedang membaca
• Anak Pak Darto sedang belajar
• Ahmad, - sedang belajar

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 228
Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata,
frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival,frase, pronomina, frase
numeralia (Depdikbud, 1988).

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Frase nominal Frase verba Frase adjektifal
koordinatif (FNK) koordinatif (FVK) koordinatif (FAK)
Berdasarkan kriteria
Farse nominal Frase Verbal Frase Adkektival
subordinatif (FNS) Subordinatif (FVS) Subordinatif (FAS)
(1) Frase verba adalah frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa kata yang
termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya
ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat
diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata ’sangat’, dan biasanya
menduduki fungsi predikat. Contoh: Dia berlari.
Contoh frasa verba yang merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua
kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa
adalah sebagai berikut.
• Kapal laut itu sudah belabuh
• Bapak saya belum pergi.
• Ibu saya sedang mencuci

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


 Frasa verbal adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih
yang dapat menggantikan verba. Verba berfungsi sebagai inti.
 Frasa verba dapat diperluas dengan menambah adverbia yang berfungsi
sebagai pewatas depan.
contoh : akan pergi
tentu akan pergi
belum tentu akan pergi
mungkin belum tentu akan pergi
• Frasa verbal juga dapat diperluas dengan menambah pewatas belakang.
Contoh : pergi saja
pergi saja lagi

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 42-43
(2) Frasa nomina, yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:
a. nomina sebenarnya contoh: pasir ini digunakan untuk
mengaspal jalan
b. pronomina contoh: dia itu musuh saya
c. nama contoh: Dian itu manis
d. kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah
menjadi nomina contoh:
dia rajin → rajin itu menguntungkan
anaknya dua ekor → dua itu sedikit
dia berlari → berlari itu menyehatkan

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Dalam frasa nominal, yang berfungsi sebagai inti (unsur pusat) adalah nomina ,
frasa ini memiliki distribusi yang sama dengan nonima.
1. Tahun ini, presiden dan DPR masih membahas rancangan Undang-undang
fakir miskin. (FN berfungsi sebagai S)
2. Tahun ini, presiden dan DPR masih membahas rancangan Undang-undang
fakir miskin. (FN befungsi O)
3. Semboyan itu solusi kemajemukan bangsa. (FN berfungsi P)
4. Pilar bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (FN berfungsi
Pelengkap)
5. Tahun ini, Presiden dan DPR masih membahas rancangan Unang-undang
fakir miskin . (FN berfungsi K)

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 30-31
Perluasan farasa nominal
• Frasa nominal dapat diperluas ke kanan atau ke kiri dengan
menambahkan unsur-unsur pewatas pada nomina inti.
1. Suatu inti dapat diikuti oleh nomina atau lebih. Rangkaian
kemudian ditutup dengan salah satu pronimna pesona atau ini/itu.
Setiap menerangkan nomina sebelumnya.

Contoh : Dosen sosiologi Universitas Indonesia itu


inti diperluas oleh beberapa nomina

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
2. Suatu inti dapat diikuti oleh adjektiva, pronominal, emudia ditutup
oleh ini/itu. Polanya adalah (1) nomia, (2) adjektiva, (3) pronominal
persona, (4) ini/itu.
Contoh : mobil
mobil baru
mobil baru saya
mobil baru saya ini

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
3.Suatu juga dapat diperluas dengan adjektiva, kata yang pronomina
persona, lalu diakhiri dengan kata inti ini/itu. Polanya adalah (1)
nomina, (2) persona, (3) yang, (4) adjektiva, (5) ini/itu.
Contoh : mobil
mobil saya
mobil baru saya yang
mobil baru saya yang baru
mobil baru saya yang baru ini

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
4. Suatu inti dapat dipeluas dengan aposisi, yakni frasa nominal yang
mempunyai acuan dengan nomina inti.
Contoh : Imam B. Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia
Dalam hal ini, orang yang merujuk oleh aposisi sosiolog universitas
Indonesia adalah Imam B. Prasodjo

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
5. Nomina inti juga dapat diperluas oleh frasa preposional. Farasa preposisi
ini merupakaan bagian dari frasa nominal karena inti tersebut bukan bentuk
definit, melainkan nomina yang masih umum sehingga kontruksi frasanya
tidak dapat dipindah-pindahkan.
Contoh : dokter
dokter di Indonesia
* di Indonesia dokter
Apabila nomina dokter diikuti determinan ini/itu, frasa preposisi di Indonesia
tidak lagi menjadi bagian dari frasa nominal, tetatapi merupakan bagian dari
klausa yang menduduki fungsi predikat.
Dokter itu (S) di Indonesia (P)

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
Frasa nominal
• Frasa nominal adalah frase yang dapat mengisi fungsi subjek atau
objek di dalam klausa. Menurut strukturnya dapat dibedakan adanya
frase nominal koordinatif dan frase nominal subordinatif.
 penyusunan frase nominal koordinatif
1. Dua buah kata berkategiri nomina yang merupakan pasangan antonym
relasional, contoh :
ayah ibu
pembeli penjual
siang malam
2.Dua buah kata berkategori nomina yang merupakan anggota dari suatu
medan makna, Contoh :
sawah lading
cabe bawang
ayam itik
• Makna gramatikal dari FNK menyatakan ‘himpunan’ atau ‘gabungan ‘.
Sehinga di antara kedua unsurnya secara ekplisitdapat dissipkan
konjungsi dan. Perhatikan:
• Ayah (dan) Ibu
• Sawah (dan) ladang
 penyusnan fase nominal subordinatif (FNS)
Frase nominal subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina (N+N), nomina+verba
(N+V), nomina+adjektiva (N+Adj), adverbi+nomina (Adv+N), nomina +aderbia (N+Adv),
nomina+num (N+num), numeralia+nomina (Num+N).
 Preposisi tempat asal
Prposisi tempat asal adalah preposisi yang menyatakan tempat berasalnya nomina yang
mengikuti. Yang termasuk preposisi tempat asal adalah dari. Contoh ;
Buku itu diambil dari lemari (buku itu diambil dari dalam lemari)
Beliau baru datang dari medan (beliau baru datang dari pinggiran medan)
Preposisi tempat tujuan adalah preposisi yang menyatakan tempat yang
dituju dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Di sini ada dua tujuan
preposisi tempat tujuan, yaitu preposisi ke dan Kepada’
• Preposisi ke di letakan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat dalam
gepgrafi;sedangkan verba yang menjadi predikatnya merupakan gerak
Contoh :
mereka berngkat ke sawah
Ibu pergi ke Medan
• Preposisi kepada diletakkan di sebelah kiri nomina orang atau yang diorangkan (kata
perkerabatan, gelaran, pangkat, jabatan atau lembaga).
Contoh :
Penyusunan frase nominal subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina
(N+N), nomina+verba (N+V), nomina+adjektiva(N+A), adverbia+nomina
(Adv+N), nomina+adverbia (N+A), nomina+numeralia (N+Num),
numeralia+nomina (Num+N) dan nomina+demonstrativa (N+Dem)
Kata rajin pada kalimat pertama awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa
numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba. Contoh kalimat lainnya yang mengandung frasa
nomina, misalnya:
• Kakek membeli tiga buah layang-layang.
• Amiruddin makan beberapa butir telur itik.
• Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi
(3) Frase ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival
(sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya:
• Ibu bapakku sangat gembira
• Baju itu sangat indah
• Mobil ferozamu baru sekali
Frasa ajektiva UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat,
paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
Rumahnya besar.

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang
mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, maka yang
digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.
Contoh: menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’, tetapi
bisa diberi kata ‘sangat’).
kata rajin pada kaliat pertama awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua
ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba. Contoh
kalimat lainnya yang mengandung frasa nomina, misalnya:
• Kakek membeli tiga buah layang-layang.
• Amiruddin makan beberapa butir telur itik.
• Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


(3) Frase ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih
sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa,
misalnya:
• Ibu bapakku sangat gembira
• Baju itu sangat indah
• Mobil ferozamu baru sekali
Frasa ajektiva UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya
dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya.
Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh:
Rumahnya besar.
Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu
yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang
terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.
Contoh: menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau
‘sudah’, tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).
Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11
• Frasa adjektival adalah satuan sintaksis yang membentuk dari dua kata atau
lebih yang dapat menggantikan kategori adjektiva. Ajektiva berfungsi sebagai
inti.
• Perluasan frasa adjektival dapat diperluas dengan menambah pewatas, baik
pewatas depan, maupun pewatas belakangnya.
contoh : lincah
tak lincah lagi
sudah tak lincah lagi
sudah sangat tak lincah lagi
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 50
(6)Frasa Preposisi yaitu frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata
depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa)
sebagai petanda. Contoh:
Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras
• ke rumah teman
• dari sekolah
• untuk saya

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


Frasa reposional merupakan frasa eksosentris, tidak terdiri atas inti dan
pewatas, tetapi terdiri atas perangkai dan sumbu. Preposisi berfungsi sebagai
perangkai, sedangkan jenis kata yang berfungsi sebagai sumbu adalah
nomina, adjektiva, atau adverbia.
Contoh : di suriah
prep N

samapai penuh
prep adj

dengan segera
prep adv

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 76
Perluasan frasa preposisional
• Frasa perposisional dapat diperluas ke kanan dengan menabahkan
unsur-unsur sumbu pada perposisi yang berfungsi sebagai peangkai.
Biasanya unsur sumbu yang ditambahkan untuk memperluas frasa
preposional adalah nomina.
Contoh : di
di atas lemari
di atas lemari baju
di atas lemari baju seragam
di atas lemari baju seragam kantor
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm.78
(7)Frasa Konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi atau
kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda.
Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa
konjungsi selalu mempunyai predikat. Contoh:
• Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)
• Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.

Ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena


keterangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori
konjungsi.

Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11


(8.)Frasa Pronominal adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua
kata atau lebih yang dapat menggantikan kategori pronomina.
1. Farsa pronominal dapat diperluas ke kanan atau ke kiri dengan
menabahkan unsur-unsur pewatas pada pronominal inti.
Contoh : kamu
kamu berempat
kamu hanya berempat
kamu hanya berempat saja
2. Frasa pronominal dapat diperluas dengan penambahan frasa
nominal berfungsi sebagai apostif.
Contoh : hanya kami, mahasiswa semester satu
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm.65
(9)Frasa numeralia adalah satuan sintaksis terbentuk dari dua keta atau
lebih, yang dapat menggantikan kategori numeralia. Numeralia
berfungsi sebagai inti. Umumnya, frasa ini dibentuk dengan
menambahkan kata penggolongan, advebia, atau kata gugus setelah
numeralia.
Contoh : dua ekor, dua saja, dua belas

Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 57
Analisis fungsi sintaksis & kategori sintaksis

Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah

Drama tari kolosal “Ariah” dipentaskan di area Monas. Pementasan tari


kolosal ini dalam rangka hari jadi Kota Jakarta ke-386. drama musikal “Ariah”
diambil dari cerita Betawi. “Ariah” menceritakan pejuang perempuan muda
Betawi yang penuh semangat dan mempunyai martabat. Atilah Soeryadjaya
memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini. Seniman serba
bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasanya. Dari
awal sampai akhir, pementasan ini sangat memukau.

Titik Harsiati dkk., 2017, Bahasa Indonesia, Jakarta :


Kemendikbud, Hal.15
ANALISIS FUNGSI KALIMAT SINTAKSIS
TEKS DESKRIPSI
1. Drama tari kolosal “Ariah” dipentaskan di area Monas
S P Ket. tempat

2. Pementasan tari kolosal ini dalam rangka hari jadi kota Jakarta ke-386
S p o
Ket. kuantitas

3. Drama musikal “Ariah” diambil dari cerita Betawi


S P O

4. “Ariah” menceritakan pejuang perempuan muda Betawi yang penuh semangat dan mempunyai martabat
S P O
Pel

5. Atilah Soeryadjaya memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini
S P Pel

6. Selain itu, seniman serba bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasanya
Ket. Perkecualian S P

7. Dari awal sampai akhir, pementasan ini sangat memukau


ANALISIS FUNGSI KALIMAT SINTAKSIS
TEKS DESKRIPSI
1. Drama tari kolosal “Ariah” dipentaskan di area Monas
S P Ket. tempat

2. Pementasan tari kolosal ini dalam rangka hari jadi kota Jakarta ke-386
S p o
Ket. kuantitas

3. Drama musikal “Ariah” diambil dari cerita Betawi


S P O

4. “Ariah” menceritakan pejBetawi yang penuh semangat dan mempunyai martabat


S P uang perempuan muda O
Pel

5. Atilah Soeryadjaya memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini
S P Pel

6. Selain itu, seniman serba bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasanya
Ket. Perkecualian S P

7. Dari awal sampai akhir, pementasan ini sangat memukau


Daftar Putaka
• Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
• Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan
Proses. Jakarta: Rineka Cipta
• Miftahul khaira dan Sakura Ridwan.2014. Sintaksis Memhami Satuan
Kalimat Prepektif Fungsi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai