Kelompok 6
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 36 & 222
Konsep Frase
Istilah sintaksis berasal dari syntaxis (Belanda), yaitu bagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18).
Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan
struktur frase dan kalimat (Ramlan, 1976:57).
• Frase ialah konstruksi sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi (Ramlan, 1982:121). Artinya, frase selalu terdiri atas dua kata atau lebih.
• Frase juga didefinisikan sebagai gabungan dua kata atau lebih yang hubungan di antaranya tidak
bersifat predikatif; tidak boleh yang satu sebagai S dan yang lain sebagai P (Kridalaksana, 2001:59).
• Frase merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung
unsur predikatif. (TBBBI Edisi Keempat)
Konstruksi gunung tinggi adalah frase, sedangkan konstruksi gunung itu tinggi adalah klausa karena
hubungan antara kata gunung dan kata tinggi bersifat predikatif.
Anton M. Moeliono, dkk., 2017, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, hlm. 410
Joko Santoso, Sintaksis Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka, hlm. 26
PENGERTIAN FRASE
• Frase adalah gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau,gabungan kata yang mengisi salah
satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Frase pasti lebih dari satu kata, dan pembentuk frase itu
harus berupa morfem bebas, bukan morfem terikat.
• Frase dibentuk dari dua buah kata atau lebih; dan mengisi salah satu fungsi sintaksis.
Contoh:
Fungsi S P O K
Frase Adik saya Sedang menonton Film kartun Di ruang keluarga
Kategori (FN) (FN) (FN) (FN)
• Semua fungsi klausa di atas diisi oleh sebuah frase; fungsi S oleh adik saya, fungsi P oleh frase
sedang menonton, fungsi O oleh frase Film kartun, dan fungsi K oleh di ruang keluarga.
• Hubungan antara kata yang satu dengan yang kata yang lain di dalam frase cukup longgar, sehingga
ada kemungkinan diselipi unsur lain. Misalnya, frase adik saya bisa diselipi kata perempuan
sehingga menjadi adik perempuan saya.
• Karena frase itu mengisi salah satu fungsi sintaksis, maka salah satu unsur frase itu tidak dapat
dipindahkan sendirian. Jika ingin dipindahkan, maka harus dipindahkan secara keseluruhan sebagai
suatu kesatuan. Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 222--223
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 39
Pengertian frase
• Frase adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138).
• Frase juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan
kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1989:222).
• Frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan
tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya
sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai
Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa
disebut frase.
• Gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan itu
dapat rapat, dan dapat renggang (Kridalaksana, 2011: 66)
Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Unsur klausa yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas
fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frasa. Jadi, frasa adalah
satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi tertentu.
Contoh:
Mahasiswa baru sedang membaca buku baru di perpustakaan
S P O K
Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Frasa adalah satuan sintaksis yang tersusun dua buah kata atau lebih,
yang di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.
Kedudukan kedua unsurnya, dibedakan adanya frasa koordinatif,
yaitu yang kedudukan kedua unsurnyasederajat; dan frasa subordiatif
yang kedudukannya tidak sederajat.
Hubungan kedua unsurnya, dibedakan menjadi frasa endosenrik,
yaitu yang salah satu unsurnya dapat mengatian keseluruhannya; dan
ada eksosentris yaitu yang kedua unsurnya merupakan satu kesatuan.
Kategori frase : frase nominal, frase verbal, frsa adjektifal dan frase
preposisional.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 26-27
Sifat Frase
Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4.
Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di
dalam kalimat. Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata
atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak
apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap,
atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.
Eksosentrik Endosentrik
Direktif Modikatif
Nondirektif Subordinatif
Koordinatif Apositif
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 40
Menurut Ramlan, yaitu:
JENIS FRASE
Eksosentrik Endosentrik
Koordinatif
Atributif
Apositif
Siti Musrifa, STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI, hlm. 4. Novi Resmini, Sintaksis Bahasa Indonesia, hlm 3-11
Hubungan fungsi antar unsur dalam frasa :
Endosentris dan Eksosentris
• Frasa disusun oleh beberapa unsur pembentuk yang saling
berhubungan secara fungsional.
contoh : telur asin
inti pewatas
• Hubungan keduanya menghasilkan makna ‘rasa’ yang berarti telur
yang asin. Konstruksi frasa ini termasuk frasa nominal karena
pusatnya berupa nomina dan memiliki fungsi dan distribusi yang
sama dengan nomina.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 21-23
Frasa eksosentris
• Frasa eksosentris yaitu farsa yang tidak berfungsi dan berdistribusi
sama dengan semua unsur pembentuknya.
1. Para mentri rapat bersama presiden di istana negara
Para mentri menhadiri rapat bersama presiden di ….
Para mentri menhadiri rapat besama presiden ….. Istana negara
unsur dalam frasa eksosentris tidak terdiri dari unsur inti dan pewatas,
tertapi terdiri dari unsur perangkai dan sumbu. Sebagai contoh frasa
di istana. Kata di berfungsi sebagai perangkai, sedangkan kata istana
berfungsi sebagai Sumbu. Yang termasuk ke dalam jenis frasa
preposional.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 23
1. Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Frase eksosentrik adalah frase yang hubungan kedua unsurnya sangat erat, sehingga kedua
unsurnya tidak bisa dipisahkan sebagai pengisi fungsi sintaksis.
Misalnya di pasar, yang terdiri dari komponen di dan pasar. Secara keseluruhan atau utuh frase
ini dapat mengisi fungsi keterangan.
Contoh: Dia berdagang di pasar.
Frase eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya, misalnya:
• di pasar
• ke sekolah
• dari kampung
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225—226
Abdul Chaer, 2015, Sintaksis bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), Jakarta: Rineka Cipta Hlm. 40
Frase Eksosentrik ini dibagi menjadi dua.
1. Frase Eksosentrik Direktif atau Frase Preposisional, yaitu frase yang komponen pertamanya
berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, serta komponen keduanya berupa kata atau kelompok
kata, yang biasanya berkategori nomina.
Contoh: - Ibu membeli sayur di swalayan
- Mereka membawa buah jambu dari kebun.
2. Frase Eksosentrik Nondirektif, yaitu frase yang komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si
dan sang, atau kata lain seperti yang, para, dan kaum. sedangkan, komponen keduanya berupa kata
atau kelompok kata berkategori nomina, adjektiva, atau verba.
Contoh: - Sang saka merah putih berkibar dengan gagah
- Para petani sedang membajak sawah
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 225—226
2. FRASE ENDOSENTRIK
Frase Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu unsur atau komponennya itu dapat
menggantikan kedudukan keseluruhannya.
Misalnya, sedang membaca dalam kalimat nenek sedang membaca komik di kamar, komponen
keduanya yaitu membaca dapat menggantikan kedudukan frase tersebut, sehingga menjadi kalimat
nenek membaca komik di kamar.
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 226
Frase endosentris yaitu frasa yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Dalam frasa
endosentris kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa
yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu disebut unsur pusat (UP). Dengan kata
lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa di teras
S P
Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah
unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 22
Jenis-jenis frase Endosentrik
1. Frase Modikatif, karena komponen keduanya, yaitu komponen yang bukan inti atau hulu dapat
membatasi atau mengubah makna komponen inti atau hulunya itu. Contoh: kata membaca yang
belum diketahui kapan terjadinya, dalam frase sedang membaca dibatasi maknanya oleh kata
sedang sehingga maknanya menjadi ‘perbuatan membaca itu tengah berlangsung’.
Letak komponen inti bisa berada di depan, seperti pada frase merah jambu, mahal sekali, dan gadis
cantik, tetapi bisa pula berada di belakang, seperti pada frase sedang membaca, sangat lincah, dan
seekor domba.
2. Frase Subordinatif, karena komponen inti frase berlaku sebagai komponen atasan, sedangkan
komponen yang membatasi berlaku sebagai komponen bawahan. Sejalan dengan posisi komponen
intinya, komponen atasan bisa terletak di depan dan di belakang. Contoh:
Sedang membaca mahal sekali
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 226—227
Frase endosentris atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat
disisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya:
• buku baru
• sedang belajar
• belum mengajar
Abdul Chaer, 2014, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 228
frase endosentris koordinatif yakni frase yang
unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan
kata dan, atau, misalnya :
• rumah pekarangan
• kakek nenek
• suami isteri
Frase endosentris apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak
dapat dihubungan dengan kata dan dan atau Misalnya:
• Almin, anak Pak Darto sedang membaca
• Anak Pak Darto sedang belajar
• Ahmad, - sedang belajar
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 42-43
(2) Frasa nomina, yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:
a. nomina sebenarnya contoh: pasir ini digunakan untuk
mengaspal jalan
b. pronomina contoh: dia itu musuh saya
c. nama contoh: Dian itu manis
d. kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah
menjadi nomina contoh:
dia rajin → rajin itu menguntungkan
anaknya dua ekor → dua itu sedikit
dia berlari → berlari itu menyehatkan
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 30-31
Perluasan farasa nominal
• Frasa nominal dapat diperluas ke kanan atau ke kiri dengan
menambahkan unsur-unsur pewatas pada nomina inti.
1. Suatu inti dapat diikuti oleh nomina atau lebih. Rangkaian
kemudian ditutup dengan salah satu pronimna pesona atau ini/itu.
Setiap menerangkan nomina sebelumnya.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
2. Suatu inti dapat diikuti oleh adjektiva, pronominal, emudia ditutup
oleh ini/itu. Polanya adalah (1) nomia, (2) adjektiva, (3) pronominal
persona, (4) ini/itu.
Contoh : mobil
mobil baru
mobil baru saya
mobil baru saya ini
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
3.Suatu juga dapat diperluas dengan adjektiva, kata yang pronomina
persona, lalu diakhiri dengan kata inti ini/itu. Polanya adalah (1)
nomina, (2) persona, (3) yang, (4) adjektiva, (5) ini/itu.
Contoh : mobil
mobil saya
mobil baru saya yang
mobil baru saya yang baru
mobil baru saya yang baru ini
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
4. Suatu inti dapat dipeluas dengan aposisi, yakni frasa nominal yang
mempunyai acuan dengan nomina inti.
Contoh : Imam B. Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia
Dalam hal ini, orang yang merujuk oleh aposisi sosiolog universitas
Indonesia adalah Imam B. Prasodjo
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
5. Nomina inti juga dapat diperluas oleh frasa preposional. Farasa preposisi
ini merupakaan bagian dari frasa nominal karena inti tersebut bukan bentuk
definit, melainkan nomina yang masih umum sehingga kontruksi frasanya
tidak dapat dipindah-pindahkan.
Contoh : dokter
dokter di Indonesia
* di Indonesia dokter
Apabila nomina dokter diikuti determinan ini/itu, frasa preposisi di Indonesia
tidak lagi menjadi bagian dari frasa nominal, tetatapi merupakan bagian dari
klausa yang menduduki fungsi predikat.
Dokter itu (S) di Indonesia (P)
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 36-37
Frasa nominal
• Frasa nominal adalah frase yang dapat mengisi fungsi subjek atau
objek di dalam klausa. Menurut strukturnya dapat dibedakan adanya
frase nominal koordinatif dan frase nominal subordinatif.
penyusunan frase nominal koordinatif
1. Dua buah kata berkategiri nomina yang merupakan pasangan antonym
relasional, contoh :
ayah ibu
pembeli penjual
siang malam
2.Dua buah kata berkategori nomina yang merupakan anggota dari suatu
medan makna, Contoh :
sawah lading
cabe bawang
ayam itik
• Makna gramatikal dari FNK menyatakan ‘himpunan’ atau ‘gabungan ‘.
Sehinga di antara kedua unsurnya secara ekplisitdapat dissipkan
konjungsi dan. Perhatikan:
• Ayah (dan) Ibu
• Sawah (dan) ladang
penyusnan fase nominal subordinatif (FNS)
Frase nominal subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina (N+N), nomina+verba
(N+V), nomina+adjektiva (N+Adj), adverbi+nomina (Adv+N), nomina +aderbia (N+Adv),
nomina+num (N+num), numeralia+nomina (Num+N).
Preposisi tempat asal
Prposisi tempat asal adalah preposisi yang menyatakan tempat berasalnya nomina yang
mengikuti. Yang termasuk preposisi tempat asal adalah dari. Contoh ;
Buku itu diambil dari lemari (buku itu diambil dari dalam lemari)
Beliau baru datang dari medan (beliau baru datang dari pinggiran medan)
Preposisi tempat tujuan adalah preposisi yang menyatakan tempat yang
dituju dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Di sini ada dua tujuan
preposisi tempat tujuan, yaitu preposisi ke dan Kepada’
• Preposisi ke di letakan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat dalam
gepgrafi;sedangkan verba yang menjadi predikatnya merupakan gerak
Contoh :
mereka berngkat ke sawah
Ibu pergi ke Medan
• Preposisi kepada diletakkan di sebelah kiri nomina orang atau yang diorangkan (kata
perkerabatan, gelaran, pangkat, jabatan atau lembaga).
Contoh :
Penyusunan frase nominal subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina
(N+N), nomina+verba (N+V), nomina+adjektiva(N+A), adverbia+nomina
(Adv+N), nomina+adverbia (N+A), nomina+numeralia (N+Num),
numeralia+nomina (Num+N) dan nomina+demonstrativa (N+Dem)
Kata rajin pada kalimat pertama awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa
numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba. Contoh kalimat lainnya yang mengandung frasa
nomina, misalnya:
• Kakek membeli tiga buah layang-layang.
• Amiruddin makan beberapa butir telur itik.
• Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi
(3) Frase ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival
(sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya:
• Ibu bapakku sangat gembira
• Baju itu sangat indah
• Mobil ferozamu baru sekali
Frasa ajektiva UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat,
paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
Rumahnya besar.
samapai penuh
prep adj
dengan segera
prep adv
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 76
Perluasan frasa preposisional
• Frasa perposisional dapat diperluas ke kanan dengan menabahkan
unsur-unsur sumbu pada perposisi yang berfungsi sebagai peangkai.
Biasanya unsur sumbu yang ditambahkan untuk memperluas frasa
preposional adalah nomina.
Contoh : di
di atas lemari
di atas lemari baju
di atas lemari baju seragam
di atas lemari baju seragam kantor
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm.78
(7)Frasa Konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi atau
kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda.
Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa
konjungsi selalu mempunyai predikat. Contoh:
• Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)
• Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.
Miftahul khaira dan Sakura Ridwan, sintaksis memhami satuan kalimat prepektif fungsi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014) hlm 57
Analisis fungsi sintaksis & kategori sintaksis
2. Pementasan tari kolosal ini dalam rangka hari jadi kota Jakarta ke-386
S p o
Ket. kuantitas
4. “Ariah” menceritakan pejuang perempuan muda Betawi yang penuh semangat dan mempunyai martabat
S P O
Pel
5. Atilah Soeryadjaya memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini
S P Pel
6. Selain itu, seniman serba bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasanya
Ket. Perkecualian S P
2. Pementasan tari kolosal ini dalam rangka hari jadi kota Jakarta ke-386
S p o
Ket. kuantitas
5. Atilah Soeryadjaya memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini
S P Pel
6. Selain itu, seniman serba bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasanya
Ket. Perkecualian S P