ridhanurnabhila@gmail.com
LATAR BELAKANG
Untaian kalimat dapat membentuk wacana yang padu. Komposisi bentuk pengungkapan
gagasan berupa pengubahan bentuk yang dalam susunan beberapa kalimat. Wujud komposisi
berupa kalimat, wacana bahkan sampai naskah satu kalimat untaian kalimat atau rangkaian
kalimat. Untaian kalimat yang mencerminkan satu gagasan yang menyusun satu paragraf atau
alinea. Komposisi dapat berupa; majalah, skripsi, berita koran pidato, dan surat. Karya sastra
dapat berupa sajak, cerpen dan novel pun merupakan komposisi. Paragraf pada sajak dikenal
dengan istilah umpan.
Ciri utama komposisi adalah kepaduan yang terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan.
Kesatuan ini berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan berkenaan dengan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, yang berupa kalimat,
paragraf, pasal dan bab. Ini dapat diterima dalam sebuah paragraf, wacana, maupun pada
seluruh naskah. Untuk menjamin adanya kesatuan makna dan pertautan dalam satu wadah,
yang dimilikinya termuat gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan gagasan pokok
itu kemudian dikembangkan.
Berdasarkan uraian di atas, Adapun yang hendak di bahas adalah (1) apa yang dimaksud
dengan wacana? (2) apa yang dimaksud dengan komposisi wacana? Pembahasan pada topik
ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengertian wacana dan komposisi wacana. Hasil
pembahasan juga diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, mahasiswa, dan masyarakat
umum.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN WACANA
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang di gunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks social. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulisan dan dapat bersifat transaksional. Dalam
peristiwa komunikasi secara lisan, dapat di lihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi
antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai
hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Ilmu yang mempelajari wacana di sebut
dengan analisis wacana.
Istilah wacana di pergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan, tetapi juga
pembicaraan di depan umum, tulisan, serta upaya-upaya formal. Wacana mencakup keempat
tujuan penggunaan bahasa, yaitu:
v Exposisi
v Sastra
Persuasi ( Landsten, 1976: 111-2; Tarigan, 1985: 16-7) Dalam pengertian luas wacana adalah
rentang ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individual). Wacana tidak
hanya terdiri dari untaian ujaran atau kalimat yang secara gramatikal yang tertera secara rapi.
KOMPOSISI WACANA
Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar ( biasanya berupa akar maupun
bentuk berimbuhan ) dasar untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam
sebuah kata. Oleh, karena itu proses komposisi ini dalam bahasa Indonesia merupakan suatu
mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan kosa kata. Misalnya,
dalam bahasa Indonesia kita sudah punya kata bukit untuk mengacu pada “ gunung kecil” ,
tetapi dalam kehidupan nyata kita juga punya “ bukit kecil”, maka konsep “ bukit kecil” itu
kita wadahi dengan gabungan anak bukit. Contoh lain dalam bahasa Indonesia kita sudah
punya kata merah yaitu salah satu jenis warna.
Dari uraian diatas dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, konsep kata majemuk seperti
yang dikemukakan oleh Alisyahbana adalah identik dengan konsep idiom dalam kajian
semantik. Kedua, dibuatnya dikolomi kata majemuk dan bukan kata majemuk.
Untuk pembicaraan komposisi, fokker ( 1951) menggunakan istilah kelompok kata, yang
dibedakannya atas kelompok longgar dan kelompok erat. Dengan kelompok longgar yang
dimaksudkan untuk kelompok kata yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat tidak
kelompok. ( lebih jauh lihat chaer,2003).
Sudah disebutkan di awal bahwa tujuan untuk membentuk komposisi adalah untuk
menampung atau mewadahi konsep-konsep dalam kehidupan kita tetapi belum ada wadahnya
dalam bentuk semua kata. Dilihat dari usaha untuk menampung konsep-konsep ini dapat
dibedakan adanya lima macam komposisi.
Contoh lain:
Komposisi bentuk idiom, yakni penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna
idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal.
Komposisi pembentuk idiom yang menghasilkan nama, yakni mengacu pada sebuah maujud
dalam dunia nyata.
3. Pengembangan Komposisi
Sebagaimana sudah disebutkan diatas bahwa maksud utama pembentukan komposisi adalah
untuk mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada
kosakatanya dalam bentuk tunggal. Terdiri dari Komposisi nominal, komposisi nominal
adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Misalnya komposisi kakek
nenek dan baju baru pada kedua kalimat berikut:
Sebagai pengisi fungsi subjek komposisi kakek nenek berkategori nomina; dan sebagai fungsi
objek komposisi baju baru juga berkategori nomina.
Nomina + nomina, seperti kakek nenek , meja kayu dan sate kambing.
Nomina + verba, seperti meja makan, buku ajar dan ruang tunggu.
Nomina + adjektiva, seperti guru muda, mobil kecil dan meja hijau.
Dalam kaitannya dengan masalah semantik dapat dibedakan adanya lima macam komposisi
nomina,
f. Komposisi verbal
Yang dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori verbal. Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi menari dan
datang menghadap berkategori verba.
Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar:
Verba + verba, seperti menyanyi menari, datang menghadap dan lari bersembunyi.
Verba + nomina , seperti gigit jari, membanting tulang dan lompat gagah.
Verba + adjektiva, seperti lompat tinggi, lari cepat dan makan besar.
Adjektiva + verba, seperti sudah makan , tidak datang dan masih tidur.
Adjektiva + adjektiva, seperti tua muda, besar kecil dan putih biru.
Adjektiva + nomina, seperti merah darah , keras hati dan biru laut.
Adjektiva + verba, seperti takut pulang, malu bertanya dan berani pulang.
Adverbia + adjektiva, seperti tidak berani, sangat indah dan agak nakal.
Dalam kaitannya dengan masalah semantik ada tiga macam komposisi adjektival,
sebagai berikut:
. Contoh-contoh pemakaian :
Tidak bagus, tidak baik, tidak mudah, tidak lurus dan tidak cantik.
Agak tinggi, agak lurus, sama baik, lebih jauh, lebih mudah, amat baik, amat nakal.
Kita lihat, adverbia adjektiva yang berposisi disebelah kanan adjektiva hanyalah
sekali yang bersinonim dengan sangat dan amat.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Analisis wacana di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3 Maret 2021 dari
https://bahtiarthiar.blogspot.com/2015/05/analisis-wacana.html?m=1
Makalah; wacana bahasa Indonesia di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3 Maret
2021 dari https://efoel-lintang.blogspot.com/2013/06/makalah-wacana-bahasa-
indonesia.html?m=1
Wacana bahasa Indonesia Komposisi di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3
Maret 2021 dari http://azizatullaylia.blogspot.com/2017/01/komposisi.html?m=1