Anda di halaman 1dari 8

WACANA DAN KOMPOSISI

RIDHA NUR NABHILA (19510421016) PBSI B 2019

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

ridhanurnabhila@gmail.com

LATAR BELAKANG

Untaian kalimat dapat membentuk wacana yang padu. Komposisi bentuk pengungkapan
gagasan berupa pengubahan bentuk yang dalam susunan beberapa kalimat. Wujud komposisi
berupa kalimat, wacana bahkan sampai naskah satu kalimat untaian kalimat atau rangkaian
kalimat. Untaian kalimat yang mencerminkan satu gagasan yang menyusun satu paragraf atau
alinea. Komposisi dapat berupa; majalah, skripsi, berita koran pidato, dan surat. Karya sastra
dapat berupa sajak, cerpen dan novel pun merupakan komposisi. Paragraf pada sajak dikenal
dengan istilah umpan.

Ciri utama komposisi adalah kepaduan yang terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan.
Kesatuan ini berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan berkenaan dengan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, yang berupa kalimat,
paragraf, pasal dan bab. Ini dapat diterima dalam sebuah paragraf, wacana, maupun pada
seluruh naskah. Untuk menjamin adanya kesatuan makna dan pertautan dalam satu wadah,
yang dimilikinya termuat gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan gagasan pokok
itu kemudian dikembangkan.

Berdasarkan uraian di atas, Adapun yang hendak di bahas adalah (1) apa yang dimaksud
dengan wacana? (2) apa yang dimaksud dengan komposisi wacana? Pembahasan pada topik
ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengertian wacana dan komposisi wacana. Hasil
pembahasan juga diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, mahasiswa, dan masyarakat
umum.

PEMBAHASAN
PENGERTIAN WACANA

Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang di gunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks social. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulisan dan dapat bersifat transaksional. Dalam
peristiwa komunikasi secara lisan, dapat di lihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi
antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai
hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Ilmu yang mempelajari wacana di sebut
dengan analisis wacana.

Istilah wacana di pergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan, tetapi juga
pembicaraan di depan umum, tulisan, serta upaya-upaya formal. Wacana mencakup keempat
tujuan penggunaan bahasa, yaitu:

v Expresi diri sendiri

v Exposisi

v Sastra

Persuasi ( Landsten, 1976: 111-2; Tarigan, 1985: 16-7) Dalam pengertian luas wacana adalah
rentang ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individual). Wacana tidak
hanya terdiri dari untaian ujaran atau kalimat yang secara gramatikal yang tertera secara rapi.

KOMPOSISI WACANA

Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar ( biasanya berupa akar maupun
bentuk berimbuhan ) dasar untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam
sebuah kata. Oleh, karena itu proses komposisi ini dalam bahasa Indonesia merupakan suatu
mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan kosa kata. Misalnya,
dalam bahasa Indonesia kita sudah punya kata bukit untuk mengacu pada “ gunung kecil” ,
tetapi dalam kehidupan nyata kita juga punya “ bukit kecil”, maka konsep “ bukit kecil” itu
kita wadahi dengan gabungan anak bukit. Contoh lain dalam bahasa Indonesia kita sudah
punya kata merah yaitu salah satu jenis warna.

1. Komposisi dalam peristilahan


Agar pembicaraan lebih terarah ada baiknya dibicarakan beberapa istilah yang selama ini
digunakan dalam berbagai literatur tata bahasa Indonesia. Istilah pertama banyak
digunakan adalah kata majemuk (lihat Alisyabana, 1953). Istilah itu digunakan untuk
mengacu kepada konsep “ gabungan dua buah kata atau lebih” yang memiliki makna baru.
Misalnya, bentuk kumis kucing arti ‘ sejenis tanaman yang. ‘ adalah sebuah kata
majemuk ; tetapi kumis
kucing dalam arti ‘kumis dari seekor kucing ‘ bukanlah kata majemuk . begitu juga bentuk
tangan panjang dalam arti ‘ pencuri’ dan meja hijau dalam arti ‘ pengadilan’ adalah kata
majemuk.

Dari uraian diatas dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, konsep kata majemuk seperti
yang dikemukakan oleh Alisyahbana adalah identik dengan konsep idiom dalam kajian
semantik. Kedua, dibuatnya dikolomi kata majemuk dan bukan kata majemuk.

Untuk pembicaraan komposisi, fokker ( 1951) menggunakan istilah kelompok kata, yang
dibedakannya atas kelompok longgar dan kelompok erat. Dengan kelompok longgar yang
dimaksudkan untuk kelompok kata yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat tidak
kelompok. ( lebih jauh lihat chaer,2003).

2. Aspek semantik komposisi

Sudah disebutkan di awal bahwa tujuan untuk membentuk komposisi adalah untuk
menampung atau mewadahi konsep-konsep dalam kehidupan kita tetapi belum ada wadahnya
dalam bentuk semua kata. Dilihat dari usaha untuk menampung konsep-konsep ini dapat
dibedakan adanya lima macam komposisi.

Komposisi yang menampung konsep - konsep yang digabungkan sederajat, sehingga


membentuk komposisi koordinatif. Misalnya, penggabungan dasar makan dan dasar minum
menjadi komposisi makan minum.

Contoh lain:

Baca tulis ‘ baca dan tulis’

Pulang pergi ‘ pulang dan pergi’

Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat sehingga


melahirkan komposisi yang subordinatif.
Komposisi yang menghasilkan istilah yakni maknanya sudah pasti, sudah tertentu, meskipun
bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu
atau kegiatan tertentu.

Komposisi bentuk idiom, yakni penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna
idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal.

Komposisi pembentuk idiom yang menghasilkan nama, yakni mengacu pada sebuah maujud
dalam dunia nyata.

3. Pengembangan Komposisi

Sebagaimana sudah disebutkan diatas bahwa maksud utama pembentukan komposisi adalah
untuk mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada
kosakatanya dalam bentuk tunggal. Terdiri dari Komposisi nominal, komposisi nominal
adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Misalnya komposisi kakek
nenek dan baju baru pada kedua kalimat berikut:

- Kakek nenek pergi berlebaran


- Mereka pakai baju baru

Sebagai pengisi fungsi subjek komposisi kakek nenek berkategori nomina; dan sebagai fungsi
objek komposisi baju baru juga berkategori nomina.

Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar:

Nomina + nomina, seperti kakek nenek , meja kayu dan sate kambing.

Nomina + verba, seperti meja makan, buku ajar dan ruang tunggu.

Nomina + adjektiva, seperti guru muda, mobil kecil dan meja hijau.

Adverbia + nomina, seperti bukan uang, beberapa murid.

Dalam kaitannya dengan masalah semantik dapat dibedakan adanya lima macam komposisi
nomina,

a. Komposisi nominal bermakna gramatikal


Makna gramatikal adalah makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar
dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul
dalam proses pembentukan komposisi nominal.
b. Komposisi nominal bermakna idiomatik
Ada sejumlah komposisi nominal memiliki makna idiomatik, baik berupa idiom
penuh maupun berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh
komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal. Misalnya:
- Orang tua dalam arti “ ayah dan ibu”
- Meja hijau dalam arti “ pengadilan”
- Buaya darat , dalam arti “ penjahat kecil”
Komposisi yang berupa idiom sebagian adalah yang salah satu
unsurnya masih makna leksikalnya seperti komposisi daerah hitam,
pakaian kebesaran dst.
c. Komposisi nominal metaforis
Ada sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara
metaforis, yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki
oleh unsur tersebut.
Contoh-contoh komposisi nominal metaforis lainnya adalah:
- kaki mobil
- Catatan kaki
- Kepala surat
- Kepala kantor
d. Komposisi nominal nama dan istilah
Ada sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah. Sebagai nama atau
istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal, tidak bermakna idiomatik, juga tidak
bermakna metaforis. Beberapa nama dan istilah diberikan sebagai contoh dibawah
ini: Nama istilah
Hotel Indonesia buku ajar
IKIP Jakarta lepas landas
Apotek rini suku cadang

e. Komposisi nominal dengan adverbia


Ada sejumlah komposisi nominal yang dibentuk dari kelas adverbial dan kelas
nominal. Makna komposisi jenis ini ditentukan oleh makna “ leksikal” dari kata
adverbia itu. Adverbia yang mendampingi nomina adalah adverbia yang menyatakan
negasi, dan adverbia yang menyatakan jumlah.
Contoh:
- Bukan anjing
- Tiada air
- Tanpa uang
- Banyak hujan

f. Komposisi verbal
Yang dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori verbal. Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi menari dan
datang menghadap berkategori verba.
Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar:
Verba + verba, seperti menyanyi menari, datang menghadap dan lari bersembunyi.
Verba + nomina , seperti gigit jari, membanting tulang dan lompat gagah.
Verba + adjektiva, seperti lompat tinggi, lari cepat dan makan besar.
Adjektiva + verba, seperti sudah makan , tidak datang dan masih tidur.

g. Komposisi verbal bermakna gramatikal


Dalam proses pembentukan komposisi verbal muncul makna gramatikal.

h. Komposisi verbal bermakna idiomatikal


Ada sejumlah komposisi verbal bermakna idiomatikal yaitu makna yang tidak
ditelusuri atau diprediksi baik secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya makan
garam dalam arti ‘pengalaman’, makan kerawat dalam arti ‘ sangat miskin’.
Bila diperhatikan hampir semua komposisi verba bermakna idiomatikal ini berstruktur
verba + nomina atau berupa klausa predikat + objek atau objek+ pelengkap . namun,
maknanya bukan makna gramatikal atau makna leksikal atau makna sintaktikal
melainkan makna idiomatikal tersebut.
Berkenaan dengan konstruksi predikat + objek ini, maka makna verba yang menjadi
predikat itu sangat bergantung pada nomina, sebagai objek mengikutinya.
i. Komposisi verbal dengan adverbia
Verba sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa sering kali didampingi
oleh sebuah adverbia atau lebih. Adverbia pendamping verba adalah:
- Adverbia negasi: tidak, tak, mengapa.
- Adverbia kala: sudah, sedang , tengah , lagi, makan.
- Adverbia keselesaian: sudah, sedang, tengah, belum.
- Adverbia aspektual: boleh, wajib, harus , dapat, ingin.
- Adverbia frekuensi: sering, jarang, pernah, acapkali.
- Adverbia kemungkinan: mungkin , pasti, barang kali, boleh jadi.
j. Komposisi adjektival
Yang dimaksud dengan komposisi adjektival adalah komposisi yang pada
satuan klausa, berkategori adjektiva. Misalnya komposisi cantik molek dan kaya
miskin dalam klausa berikut:
- Gadis cantik molek itu duduk termenung.
- Kaya miskin di hadapan Allah sama saja.

Komposisi adjektival dapat dibentuk dasar:

Adjektiva + adjektiva, seperti tua muda, besar kecil dan putih biru.

Adjektiva + nomina, seperti merah darah , keras hati dan biru laut.

Adjektiva + verba, seperti takut pulang, malu bertanya dan berani pulang.

Adverbia + adjektiva, seperti tidak berani, sangat indah dan agak nakal.

Dalam kaitannya dengan masalah semantik ada tiga macam komposisi adjektival,
sebagai berikut:

k. Komposisi adjektival bermakna gramatikal


Dalam proses pembentukannya muncul sejumlah makna gramatikal.
l. Komposisi adjektival bermakna idiomatikal
Ada sejumlah komposisi adjektival bermakna idiomatikal, yakni makna yang
tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya, panjang usus
dalam arti ‘ sabar’, tinggi hati dalam arti ‘selingkuh’. ( lebih jauh lihat chaer
1993).
m. Komposisi adjektival dengan adverbial
Hanya dua macam adverbia yang mendampingi adjektiva untuk membentuk
komposisi adjektival, yaitu:

Adverbia negasi: tidak.

Adverbia derajat: agak, sama, lebih, kurang, sangat

. Contoh-contoh pemakaian :

Tidak bagus, tidak baik, tidak mudah, tidak lurus dan tidak cantik.
Agak tinggi, agak lurus, sama baik, lebih jauh, lebih mudah, amat baik, amat nakal.

Kita lihat, adverbia adjektiva yang berposisi disebelah kanan adjektiva hanyalah
sekali yang bersinonim dengan sangat dan amat.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa wacana merupakan satuan


bahasa di atas tataran kalimat yang di gunakan untuk berkomunikasi dalam konteks social.
Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan
atau tulisan. Dan komposisi merupakan bentuk pengungkapan gagasan berupa pengubahan
bentuk yang dalam susunan beberapa kalimat. Wujud komposisi berupa kalimat, wacana
bahkan sampai naskah satu kalimat untaian kalimat atau rangkaian kalimat. Untaian kalimat
yang mencerminkan satu gagasan yang menyusun satu paragraf atau alinea. Komposisi dapat
berupa; majalah, skripsi, berita koran pidato, dan surat. Karya sastra dapat berupa sajak,
cerpen dan novel pun merupakan komposisi. Paragraf pada sajak dikenal dengan istilah
umpan.

DAFTAR PUSTAKA

Analisis wacana di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3 Maret 2021 dari
https://bahtiarthiar.blogspot.com/2015/05/analisis-wacana.html?m=1

Makalah; wacana bahasa Indonesia di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3 Maret
2021 dari https://efoel-lintang.blogspot.com/2013/06/makalah-wacana-bahasa-
indonesia.html?m=1

Wacana bahasa Indonesia Komposisi di akses secara daring pada Rabu, tanggal 3
Maret 2021 dari http://azizatullaylia.blogspot.com/2017/01/komposisi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai