Anda di halaman 1dari 6

1. Apa yang dimaksud proses morfologi ? sebutkan jenis jenisnya dan contoh !

Proses morfologi adalah proses pembentukan kata menjadi banyak kata. proses pembentukan kata dari
suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
1. Proses pembubuhan afiks (afiksasi)
Afiksasi merupakan proses menambahkan/membubuhkan afiks atau imbuhan. Afiksasi terdiri dari:

1) prefiks (awalan) : ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, se-

2) sufiks (akhiran):  -kan, -an, -i

3) infiks (sisipan): -el, em, er

4) konfiks (awalan dan akhiran): ber-kan, ber-an, per-an, per-im, pe-an, di-kan, di-I, me-kan, ter-kan, ter-i, ke-an

5) simulfiks: memper-kan, memper-I, diper-kan, diper-i

2. Proses pengulangan (reduplikasi)


Reduplikasi merupakan proses pembentukan kata ulang. Macam-macam kata ulang yaitu:

1) Dwipurwa: kata ulang atas suku awal, contoh: jaka → jajaka → jejaka.

2) Dwilingga: kata ulang seluruh kata dasar, contoh: guru-guru, siswa-siswa.

3) Dwilingga salin: kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, gerak-gerik.

4) Kata ulang berimbuhan: kata ulang yang di dalamnya terdapat perulangan kata dasar dengan memperoleh
imbuhan, contoh: tertawa-tawa, perumahan-perumahan.

5) Kata ulang semu: kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasar yang diulang, contoh: kura-kura, kupu-kupu.

3. Proses pemajemukan
Proses pemajemukan atau komposisi merupakan proses penggabungan dua kata atau lebih sehingga membentuk
kata majemuk atau kata yang memiliki arti baru. Macam-macam kata majemuk 
1) Kata majemuk setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya sederajat, contoh: jual beli, tua muda.

2) Kata mejemuk tak setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak sederajat, contoh: saputangan, kamar
kecil.

3) Kata majemuk hibridis: kata majemuk yang merupakan gabungan dari unsur bahasa Indonesia dengan
bahasa asing, contoh: tenis meja, bumi putra.

4) Kata majemuk unik: kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya dapat bergabung dengan kata
pasangannya itu, tidak dapat bergabung dengan kata lain. Contoh: gegap gempita, muda belia.

2. Apa yang dimaksud makna leksikal dan makna structural dari kata? Berikan contoh
Makna Leksikal adalah makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan kamus. Makna dasar ini melekat pada
kata dasar sebuah kata. Makna leksikal juga disebut makna asli sebuah kata yang belum mengalami afiksasi
(proses penambahan imbuhan) ataupun penggabungan dengan kata yang lain. Namun, kebanyakan orang
lebih suka mendefinisikan makna leksikal sebagai makna kamus. Maksudnya makna yang sesuai dengan yang
tetera di kamus.
(a)    rumah
(b)    berumah 
contoh yang pertama (a) merupakan kata dasar yang belum mengalami perubahan. Berdasarkan kamus KBBI
1
makna kata rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal. Sedangkan contoh kedua (b) merupakan kata
turunan.
Makna Struktural atau Makna Gramatikal adalah makna yang terbentuk karena penggunaan kata tersebut
dalam kaitannya dengan tata bahasa. Makna gramatikal muncul karena kaidah tata bahasa, seperti afiksasi,
pembentukan kata majemuk, penggunaan kata dalam kalimat, dan lain-lain.
(a)    rumah
(b)    berumah
contoh yang kedua (b) mempunyai arti yang berbeda dengan makna yang pertama (a) meskipun kata
dasarnya sama, yaitu rumah. Penambahan prefiks atau awalan pada kata rumah membuat makna rumah
berubah tidak sejedar bangunan untuk tempat tinggal.

3. Apa yang dimaksud dengan konstruksi sintaktik. Beri penjelasan dan contoh
pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata atau dengan satuan-satuan yang lebih besar itu dalam
bahasa satuan terkecil dalam bidang ini adalah kata.
SyntacticConstruction adalah kelas unit tata bahasa yang memiliki struktur sintaksis, yaitu, yang terdiri dari
lebih dari satu kata sintaksis atau konstruksi dalam konfigurasi sintaksis

Konstruksi sintaksis ialah satuan bahasa yang bermakna yang termasuk ke dalam bidang sintaksis yang
minimal terdiri atas dua unsur.
Satuan bahasa yang bermakna yang termasuk ke dalam bidang sintaksis meliputi :
-          Wacana
-          Kalimat
-          Klausa
-          Frase
Oleh karena itu, wacana, kalimat, klausa, dan frase juga termasuk konstruksi sintaksis.

                Sebagai konstuksi sintaksis, wacana yang berupa paragraph pada umumnya memiliki unsur yang berupa
kalimat-kalimat yang mendukung sebuah gagasan yang lengkap; wacana yang berupa teks lengkap atau utuh
pada umumnya memiliki unsur yang berupa paragraph- paragraph yang mendukung sebuah gagasan yang
lengkap. Di samping itu, wacana juga memiliki unsur yang berupa alat kalimat, yaitu urutan, bentuk kata, intonasi,
dan kata tugas. Sebagai konstuksi sintaksis, kalimat memiliki dua unsur, yaitu :
1.       Unsur segmental yang berupa kata, frase, dan klausa serta
2.       Unsur suprasegmental yang berupa jeda atau kesenyapan dan intonasi
Sebagai konstruksi sintaksis, klausa memiliki unsur yang disebut:
1.       Fungsi
2.       Kategori
3.       Peran
Sebagai konstruksi sintaksis, frase memiliki unsur yang berupa kata-kata. Oleh karena itu, aspek bentuk dan aspek
makna kata-kata yang menjadi unsur frase sekaligus juga merupakan unsur konstruksi frase sebagai sintaksis.

                Sintaksis ialah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Oleh karena itu, objek kajian sintaksis ialah wacana, kalimat, klausa dan frase dengan segala permasalahannya,
baik mengenai hubungan bentuk maupun hubungan makna unsur-unsurnya. Walaupun setiap wacaba, kalimat,
kalusa dan frase itu terdiri atas kata-kata yang merupakan unsurnya, kata buka merupakan objek kajian sintakais.
Kata merupakan objek kajian morfologi. Di dalam sintaksis, kata diperlakukan sebagai satuan terkecil pembentuk
konstuksi frase, klausa dan kalimat
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MORFOLOGIS DAN KONSTRUKSI SINTAKSIS
oleh: 
Dindin Syahbudin, M.Pd.

a. Sintaksis mempelajari seluk beluk hubungan antara kata/frase/klausa/kalimat. Kata dalam tataran siktasis
adalah satuan yang paling kecil yang terbesar adalah wacana. Jadi materi pelajaran morfologi dan sintasis selalu
terkait, jika kita urutkan dari bahwa keenam satuan gramatik menurut Ramlan adalah sebagai berikut, morfem,
kara, frase, klausa, kalimat, wacana.
Morfologi    Sintaksis
Mengkaji morfem dan kata

2
Contoh :
Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : satu morfem


akan : satu morfem, mengadakan : tiga morfem meN-     +       ada      +        kan

perjalanan : dua morfem


  per – an     +     jalan
jauh        : satu morfem

unsur ke…an dengan


tidak adil, tidak mampu, tidak serasi…
    Mengkaji frasa, klausa, kalimat dan wacana.

Contoh :
Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : subjek
akan mengadakan : predikat

perjalanan jauh : frasa objek

Hubungan kata tidak dengan


Adil, mampu, serasi, cukup

2.    Jelaskan tipe kalimat dan pola kalimat dasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Tipe kalimat    Contoh


    Subjek    Predikat    Objek    Pelengkap    Keterangan
S – P    Anggun    Tidur    -    -    -
S – P - O    Harun    membuat     layang-layang    -    -
S – P – Pel    Adik    belajar     Bahasa Indonesia    -    -
S – P – Ket     Saya    mau menikah    -    -    bulan depan
S – P – O – Pel    Ibu    membelikan    adik    Sepatu    -
S – P – O – Ket     Saya    membeli    buku    -    di Gramedia

Tipe kalimat  dalam bahasa Indonesia ada enam  macam berdasarkan fungsi. Keenam tipe kalimat ini juga
memiliki pola kalimat dasar. Apabila konstituen kalimat dasar yang tidak wajib diabaikan  maka yang dihasilkan
kalimat inti. Tabel di atas merupakan keenam kalimat dasar yang dibedakan berdasarkan pola unsur-unsurnya
yang wajib.
Pola Kalimat Dasar
Nomor    Pola Kalimat Dasar    Contoh
1    FN + FN    Ibuku    Guru
2    FN + FV    Adikku    belajar
3    FN + F Numeralia    Ayamku     seekor
4    FN + F Adjektif    Dia      cantik
5    FN + F Adverb    Ayah    ke Jakarta

Berdasarkan jumlah inti kalimat dapat ditentukan  pola-pola dasar sebuah kalimat. Sebuah kalimat luas selalu
dapat dikembalikan kepada pola-pola dasar yang dianggap sebagai dasar pembentukan kalimat luas itu.  Dasar
pembuatan kalimat luas adalah kalimat inti
6.     a.     Kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja
Contoh : 1.   Ibuku guru
2.    Temanku sangat cantik

3
b.    Kalimat verbal pasif
Ada dua pola terbentuknya kalimat pasif, yaitu kalimat yang diturunkan dari kalimat aktif dan dari kalimat itu
sendiri.
Contoh :
1.    Sayuran itu dibeli oleh Ibu.
2.    Aku terantuk batu.
Kalimat nomor satu adalah kalimat pasif yang diturunkan dari kalimat aktif Ibu membeli sayuran. Berarti kalimat
nomor satu dasar pemasifannya dari kalimat aktif. Tidak semua kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat aktif.
Kalimat aktif yang tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif disebut kalimat taktransitif. Kalimat tersebut tidak
mempunyai objek.
Kalimat nomor dua adalah kalimat pasif yang terbentuk bukan karena dari kalimat aktif, melainkan dari verba
yang berkategori pasif. Ada beberapa prefiks yang berkategori pasif, yaitu prefiks di- dan ter- dan pada pola
tertentu kata dasar juga berperan sebagai kata kerja pasif. Contohnya Buku aku beli atau Buku kubeli. Pada
kalimat Buku aku beli diturunkan dari kalimat aktif Aku membeli buku.
c.    kalimat verbal medial
Kalimat verbal medial adalah kalimat yang subjeknya pelaku sekaligus sebagai penderita.
1.    Dia terantuk batu itu..
2.    Dia terjun ke sungai.
d.    kalimat verbal resiprokal
Kalimat verbal resiprokal adalah kalimat yang predikatnya  menyatakan makna saling.
Contohnya:
1.    Dia bersalaman dengan lawan politiknya.
2.    dua orang kekasih itu berciuman tidak mempunyai rasa malu sedikit pun.
e.    kalimat aktif ekatransitif
Kalimat ekatransitif  adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai tiga unsure wajib,
yakni subjek, predikat, dan objek
Contoh
1.    Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
              S                  P                               O
2.    Presiden merestui pembentukan Panitia Pemilihan Umum.
            S             P                              O             
3.    Nilai Ujian Nasional menentukan nasib para siswa.
                 S                             P                    O
f.    kalimat aktif dwitransitif
Kalimat bentuk ini mempunyai pola tambahan yaitu hadirnya pelengkap dalam kalimat tersebut selain unsure
subjek, predikat, dan objek.
Contoh
1.    Ibu membelikan adik sepatu baru.
 S        P       O       Pel.
2.    Kamu harus membuatkan Pak Ali Laporan tahunan
 S              P                        O               Pel.

g.    kalimat aktif semitransitif


Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat yang objeknya tidak dimunculkan. Apabila dimunculkan menjadi kalimat
aktif ekatransitif (objek dielipsiskan)
Contohnya:
1. Orang itu sedang mencuci.
2. Pengemis itu sedang meminta.
h.    kalimat ekuatif
Kalimat ekuatif adalah kalimat yaang mengandung kata kerja bantu seperti adalah, menjadi dan merupakan.
Kalimat ini antara subjek dan predikat seakan akan dianggap sama atau merupakan pengganti makna.
Contohnya;
1.    Kakekku adalah pelaut.
2.    Dia sekarang menjadi orang kaya.
i.    Pengembangan ide gagasan menulis ada berbagai cara
1.    cara alamiah
Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Pola ini sesuai

4
dengan dimensi dalam kehidupan manusia, yaitu atas-bawah, melintang-menyeberang, sekarang-nanti, dulu-
sekarang, timur-barat, dsb. Contoh :
Perjalanan waktu dari dahulu hingga sekarang yang tidak pernah berubah dalam kehidupan manusia adalah rasa
ingin tahu dan ingin hidup lebih enak. Pada masa pergolakan di tanah air orang susah mendapatkan nasi.
Makanan sehari hari hanyalah jagung atau jenis umbi-umbian. Perkembangan zaman jagung dan umbi-umbian
harganya lebih mahal dari nasi. Jagung dan umbi-umbian telah dimodifikasi menjadi makanan yang dipajang di
restoran.
2.    cara logika/ penalaran
Pola logika  atau penalaran yaitu pola pengembangan paragraph yang mencari hubungan-hubungan yang dapat
diterima oleh akal. Tanggapan yang diberikan dalam tulisan menyesuiakan jalan pikiran sebagai landasan untuk
memecahkan persoalan. Contoh :
Rasa ingin tahu seseorang dipicu oleh perasaan hati manusia ingin hidup lebih baik. Keinginantahuan seseorang
menjadikan hidup lebih kreatif, inovatif, dan berarti. Kekreatifan dan keinovatifan seseorang menjadikan hidup
dan tidak mati. Masa bodah seseorang akan membunuh secara perlahan hidup dan kehidupan.
3.    urutan kepentingan
Urutan kepentingan sama dengan pola familiaritas, yaitu pengarang dalam mengembangkan karangannya dimulai
dengan cara mengemukakan sesuatu yang berdasarkan skala prioritas kemudian berangsur-angsur
mengemukkan yang tidak begitu penting.
Usaha mengembangkan produktifitas pertanian tidak akan terlepas dari kemauan dan usaha petani itu sendiri.
Ada beberapa usaha yang harus dilakukan oleh petani dalam meningkatkan hasil pertanian. Usaha ini lebih
dikenal dengan pancausaha tani. Memilih bibit unggul merupakan langkah yang harus dilakukan oleh petani agar
hasil tanaman yang akan dipanen menjadi baik. Petani tidak boleh asal menanam bibit tanaman. Bibit tanaman
itu harus dicari keunggulan-keunggulannya. Langkah ini sering diabaikan oleh petani Indonesia.
4.    cara perbandingan
Pola perbandingan adalah dengan cara membandingkan atau menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Contoh
Kondisi perekonomian kota dan pedesaan ditinjau dari ketahanan pangan sangat berbeda. Perekonomian
masyarakat pedesaan lebih kuat dibanding dengan perekonomian kota. Simbiosis mutualis inilah yang
menjadikan kedua perekonomian kota dan pedesaan tetap berjalan.
5.    cara pertentangan
Pola pertentangan lebih menekankan pada aspek mencarai perbedaan unsur-unsur yang akan diungkap. Contoh :
Proses demokrasi sebagai  cita-cita luhur itu  kurang lancar jalannya. Ketidakberhasilan ini karena adanya
perbedaan kepentingan. Pandangan picik dari masyarakat yang mengatakan bahwa demokrasi akan
menyebabkan kondisi keamanan yang tidak kondusif sebagai penyebab demokrasi tidak berjalan dengan baik.
Sebagian masyarakat lain memandang situasi yang tidak kondusif ini dipicu karena demokrasi tidak berjalan.
Pemerintah yang otoarian menyebabkan kesengsaraan di mana-mana..
j.    Paragraf yang baik memiliki tiga syarat utama kohesi koherensi dan kelengkapan jelaskan dan deskripsikan
piranti kohesi yang biasa digunakan dalam pengembangan pararagraf.
8.     Tiga syarat paragraf yang baik
1.    koherensi
Setiap paragraf  haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan padu, tidak berdiri-sendiri atau
terlepas satu sama lain.
2.    kelengkapan
Paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan  kalimat topik
dan dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan atau hanya  diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.
3.    kohesi
Keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah
pengertian yang baik atau koheren. Agar kalimat itu menjadi kohesif adanya unsur
a.    hubungan sebab-akibat baik antarklausa maupun anatar kalimat yang dinyatakan dengan kata penghubung
sebab, karena akibat dan lain-lain.
b.    Hubungan pertentangan yang dinyatakan dengan kata penghubung tetapi, namun, sedangkan
c.    Hubungan pengutamaan yang dinyatakan dengan kata penghubung bahkan
d.    Hubungan perkecualian yang dinyatakan dengan kata penghubung kecuali
e.    Hubungan konsesif yang dinyatakan dengan kata penghubung walaupun, meskipun,
f.    Hubungan tujuan yang dinyatakan dengan kata penghubung agar,  supaya
g.    Hubungan persesuaian alami yang dinyatakan dengan hubungan yang bersifat gramatikal

5
Kesemua unsur ini akan membentuk sebuah paragraf yang baik dan padu.
9.     Problema semantik yang sering dijumpai di sekolah antara lain :
a.     Adanya kata-kata yang sama dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah Sunda, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : papah, suku, amis, dst.
b.     Adanya kesulitan pada anak ketika dihadapkan pada pembelajaran makna denotasi dan konotasi dalam
frasa.
Contoh : kambing hitam, lintah darat, dukun beranak, timah panas, dst.
c.     Adanya penulisan kalimat yang ambigu dalam karang-mengarang.
Contoh : Ditangkap dua orang penculik di kampung kami.
d.     Adanya kesulitan siswa dalam mencari dan memahami makna kata-kata baku yang masih asing di telinga
siswa.
Contoh : senyampang, madani, dst.
e.     Adanya kesulitan siswa dalam memahami makna kata-kata serapan dari bahasa asing.
Contoh : diversifikasi, intensifikasi, dst.
f.    Adanya kesulitan siswa dalam memahami makna diksi dalam karya sastra.
g.    Adanya ketumpangtindihan penggunaan kata ’jam’ dan ’pukul’, ’tiap-tiap’ dan ’masing-masing’.
h.    Adanya pengaruh kuat yang negatif dari media elektronik dalam mengunakan dan memaknai kata ganti
’kami’ dan ’kita’ dalam percakapan sehari-ha

4. Buatlah analisis constituent dari kalimat berikut!


Tiga orang yang sedang menyanyi di panggung itu mempunyai prestasi internasional

Anda mungkin juga menyukai