Anda di halaman 1dari 4

SISTEM ARAB JAHILI

II
ALISA
AZIZAH FITRI RAMDANI
IMAM MAULANA
SEJARAH SASTRA ARAB
Tarikhul Adab atau sejarah sastra merupakan ilmu yang baru tumbuh, dan
dicetuskan oleh penulis Itali pada abad ke-18 M. Di kawasan timur, sejarah sastra
baru dikenal ketika pergaulan antara Kawasan Timur dan Kawasan Barat semakin
menguat. Orang yang pertama kali mentransfer ilmu mengenai sejarah sastra ke
dalam dunia sastra Arab ialah al-Ustadz Hasan Taufiq al-‘Adl, setelah
kepulangannya dari Jerman, dan selanjutnya beliau mengajar di Universitas Daarul
‘Ulum . Atau dapat di definisikan bahwa sejarah kesusastraan Arab ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari bahasa Arab yang ditinjau dari segi hasil karya
sastranya, baik dari segi puisi maupun prosanya, dari sejak timbulnya dengan
segala perkembangan menurut periodesasinya.
Sastra Arab dalam Kehidupan
Masyarakat Jahiliah
Sebenarnya sastra Arab Jahiliyah berakar jauh sekali, bahkan pada masa-
masa ribuan tahun sebelum Islam muncul. Pada umumnya kesusastraan
Arab Jahiliyah mendeskripsikan keberadaan kemah, hewan sebagai
kendaraan tunggangan, kehidupan mewah para bangsawan agar dengan
begitu para pujangga mendapatkan imbalan materi dan pujian tertentu,
alam sekitar, keberanian seseorang atau sekelompok kabilah, atau
kecantikan seorang wanita pujaan. Kehidupan masyarakat Arab pra-Islam
atau masyarakat zaman Jahiliyah dapat dilihat dalam karya. Sastra yang
merupakan produk zaman itu, karena sastra Arab Jahiliyah adalah
cerminan langsung bagi keseluruhan kehidupan bangsa Arab zaman
Jahiliyah tersebut,
Faktor Kemajuan Sastra Dalam
Masyarakat Jahiliah
Keistimewaan bangsa Arab, mereka mempunyai perhatian yang besar terhadap bahasa
dan keindahan. Sastranya, karena mereka mempunyai perasaan yang halus dan
ketajaman penilaian terhadap sesuatu. Dua sifat itulah yang menjadi faktor utama bagi
mereka untuk mempunyai kelebihan dan kemajuan dalam bahasa. Karena keindahan
bahasa bersandarkan pada perasaan halus dan daya khayal yang tinggi (imajinasi), maka
dengan kedua faktor inilah bangsa Arab dapat mengeluarkan segala sesuatu yang
bergejolak dalam jiwa mereka dalam bentuk syair-syair yang indah. Di dalam suatu
kesempatan mereka juga mengadakan perlombaan syair dan bagi yang memenangkannya
maka bait syairnya akan ditulis dengan tinta emas dan akan digantungkan di dinding
kakbah Syair yang telah dihafal oleh seseorang akan diajarkan kepada anak dan
kaumnya, kemudian diteruskan sampai turun-temurun sehingga syair itu akan dihafal
oleh beberapa generasi mendatang. Demikianlah seterusnya perkembangan syair dari
sejak zaman jahiliyah sampai masa sekarang.

Anda mungkin juga menyukai