Oleh:
1. Roychan Abdul
Aziz
(211310004746)
2. Fahrudin Nafi’an
(211310004730)
KELAS 1AI A8
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2021
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………… 7
B. Saran……………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...9
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat memahami keadaan bangsa arab dalam bidang menulis pada masa
pra islam.
2. Mengetahui macam-macam tulisan pada masa pra islam.
3. Mengetahui sejarah tulisan arab pada masa pra islam.
4. Mengetahui teori kaligrafi pada masa pra islam.
1
Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1987), h. 1.
2
Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1985), h. 9.
1
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Ilham Khoiri R., terdapat empat jenis kebisaan yang dimiliki
bangsa Arab, antara tabiat dan kebiasaan tersebut adalah: pertama, mereka
hidup secara nomad (berpindah-pindah) dari satu daerah ke daerah lain
dengan berbagai macam motivasi seperti untuk mencari daerah yang subur
atau menghindari penyergapan musuh dari suku lain. Meskipun ada yang
menetap, yaitu etnis Quraish yang membentuk aliansi perdagangan di
Makkah. Kebiasaan nomad ini membuat mereka sibuk dengan perpindahan
dan mempersempit kemungkinan membangun suatu kebudayaan. Kedua,
mereka hidup bersuku-suku dengan rasa fanatisme kesukuan (‘ashobiyah)
yang sangat kental dan rasa toleransi antar suku yang kecil. Saling
membanggakan suku dan keturunan masing-masing sambil merendahkan
suku dan keturunan lain, sehingga seringkali terlibat peperangan antar suku.
Oleh sebab itu, sulit untuk mendirikan suatu komunitas bersama yang bersatu.
Ketiga, mereka tidak memiliki budaya tulis-menulis, tak pernah
mementingkan catatan sejarah kehidupan mereka tidaklah tertuliskan.
Sebagian besar mereka adalah buta huruf. Sedikit sekali orang yang mampu
menulis, hanya beberapa pemuka masyarakat yang jumlahnya sangat minim
yang memiliki kemampuan menulis. Meskipun demikian, beberapa di antara
bangsa Arab masih memerlukan tulisan, terutama untuk kebutuhan
perniagaan dan guna menulis syair-syair terbaik yang digantungkan pada
dinding Ka’bah (mu’allaqat) Ketidak mampuan tulis-menulis mengantarkan
2
mereka untuk mengandalkan metode hafalan, yang pada gilirannya menjadi
tolak ukur kecerdasan dan kemampuan ilmiah seseorang. Keempat, mereka
jauh dari ilmu pengetahuan secara umum. Pengetahuan mereka tentang ilmu
politik, ekonomi, sosial, kedokteran dan lain-lain sangat tertinggal dari
bangsa-bangsa lain seperti Romawi dan Persia. Hanya saja, bangsa Arab
mengerti mengenai astronomi dan meteorologi (ilmu falak), tentang sejarah,
pengobatan berdasarkan pengalaman, perdukunan dan serta tata bahasa dan
sastra. Untuk bidang tata bahasa dan sastra harus diakui bahwa kemampuan
bangsa Arab memang cemerlang.3
1. Inskripsi Umm al-Jimal I, tahun 250 M. Ditulis dalam dua bahasa Nabati dan
Arami di atas batu Fihc di kawasan Umm Al Jimal di antara Syria dan Yordan
sekarang, bertahun 250M, dan dianggap toggak awal lahirnya tulisan Arab.
Inskripsi Umm al Jamal merupakan tulisan Nabati ( 250-271M) beserta terjemah
Arabnya
2. Inskripsi Imru’ al-Qais, Namarah, 328 M. Di kawasan Huran, Syria selatan,
bertahun 328M dalam tulisan Nabati dengan bahasa Adnan Kuno awal abad ke-4
M dan berbahasa Arab, serta Arami kuno, dan ditemukannya penggunaan alif
lam ta`rif yang lebih mendekati tulisan bahasa Arab baru dibanding Umm Al
Jimal I.
3. Inskripsi Zabad, 512 M Ditemukan di reruntuhan Zabad di tenggara Halep
(Aleppo) antara Qinsrin dan sungai Euphrat pada sebuah batu di sebuah kanisah
(gereja). Bertahun 511-512M. Memuat tiga jenis tulisan (Yunani, Suryani, dan
3
Ilham Khoiri, R, Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab. Jakarta: Logos, 1999.
3
Nabati akhir, yang diyakini sebagai jenis tulisan Arab kuno, karena tulisannya
menyerupai jenis khat kufi islami).
4. Inskripsi Harran, 568 M Di atas pintu kanisah (gereja) di Alluja, Harran, utara
gunung Hurran, dalam bahasa Yunani dan Arab. Banyak kemiripan dengan khat
naskhi kuno pada awal Islam. Bertahun 463 N (463 kalender Nabati) atau 568M,
pada masa kaisar Romawi Tiryanus dengan Gubernur Syria-Romawi “Balma”
yang mengalahkan kerajaan Anbath pada tahun 102 M.
5. Inskripsi Umm al-Jimal II, abad ke 6. pada abad ke-6 M, di kawasan Umm
Al Jimal diantara Syria dan Yordan sekarang. Inskripsi ini merupakan
naskah arab kuno yang paling muda yang diketemukan. Inskripsi ini
lebih mendekati tulisan Arab Al Qur`an, dan jauh dari corak Nabati dari
segi bahasa maupun tulisannya. Lima inskripsi (naqs) di atas yang dikenal
dengan Al Hajar Al Khomsah (Prasati Lima Batu) dipandang sebagai pembuka
sejarah tulisan Arab sebelum Islam.4
4
bab Hasyr al-„Ulūm,6 “Khaṭ adalah ilmu yang memperkenalkan bentuk
huruf tunggal, penempatannya, dan cara merangkainya menjadi tulisan atau
apa yang ditulis dalam baris-baris (tulisan), bagaimana cara menulisnya dan
(menentukan mana) yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu
digubah dan bagaimana mengubahnya.” Pengertian ini menjelaskan bahwa
ilmu khaṭ mencakup tata cara menulis huruf, menyusun dan merangkainya
dalam komposisi tertentu demi mencapai keserasian (harmony) dan
keseimbangan (equilibrium) yang dituntut setiap karya seni.
6
Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1987), cet. 4 h. 1-2
7
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (Mesir: Musthafa Muhammad, tth), Juz 1, h. 417-418.
5
proses panjang secara berangsur-angsur, setiap jenis tulisan berproses
melalui eksperimentasi dan intensifikasi selama bertahun-tahun dan
berkurun-kurun sampai kemudian membentuk tulisan yang ada sekarang,
bahkan selalu berkembang.8
D. Teori kaligrafi
Ada beberapa teori tentang awal mula sejarah munculnya kaligrafi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Teori Taufīqī
Munculnya teori ini bersumber dari penafsiran terhadap sumber-
sumber Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnaḧ. Teori ini mengungkapkan
bahwa bahasa Arab adalah pemberian dari Allah Swt. (taufīqī) kepada
Nabi Adam As. dan Nabi-Nabi lainnya. Menurut Muhammad Ibn Yahyā
al-Sulī dalam kitabnya Adab al- Kitab, ia mengambil riwayat dari Ka’ab
bin al-Akhbār, Ibn „Abbās, dan Ibn Fāris bahwa yang membuat tulisan
Arab, Suryani dan jenis tulisan lainnya adalah Nabi Adam As. ia
menulisnya diatas tanah dan memahatnya ketika bumi tenggelam karena
banjir. Di dalam al-Qur‟an, dalil yang digunakan adalah pada Q.S. al
„Alaq ayat 1-5 dan Q.S. al-Qalam ayat 1. Di dalam kedua surat tersebut
disebutkan kata-kata iqra’ (bacalah) dan al-qalam (pena) yang
menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis adalah
pemberian dari Allah Swt.9
2. Teori Selatan
Menurut teori ini, bahasa Arab bersumber dari masyarakat Himyar di
wilayah Yaman, sebelah selatan Jazirah Arab. Bahasa ini berkembang
seiring dengan luasnya wilayah negeri Saba‟ dan Himyar. Namun, tidak
ada bukti fisik yang dijadikan rujukan, tetapi pernyataan para pelaku
sejarah yang ditulis oleh para pakar Islam. Misalnya, al-Qalqasyandī,
dikatakan dihadapan Abū Sufyān bin Umayyaḧ, paman Abū Sufyān bin
8
Habibullah Fadhaili, Athlas al-Khath wa al-Khuthuth, terj. D. Muhamad al-Tunji, (Syiria:
Dar Thalas li al-Dirasat wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1993), Cet. ke-1. h. 10.
9
Salih Ibrahim al-Hasan, Al-Kitabah al-Arabiyyah min an-Nuqusy Ila kitab al-Makhtuht, (Riyadh:
Dar al-Faishal al-Tsaqafy, 2003), hlm. 18.
6
Harb bahwa awal munculnya tulisan adalah dari Yaman.10 Ibn
Khaldun memperkuat pendapat teori ini dalam muqaddimah,
bahwa khaṭ Arab yang pertama dikenal adalah khaṭ Himyarī dan
kemudian tersebar ke Hirah, Tha‟if dan Quraisy.11
3. Teori Utara
Teori ini juga menganggap bahwa tulisan Arab bukan semata-mata
pemberian langsung dari Allah Swt, tetapi proses perkembangan yang
dilakukan oleh manusia sendiri. Teori ini disebut juga
dengan teori Hirah. Teori ini didukung oleh data-data fisik yang
berupa batu ukiran dengan tulisan model nabati. Teori ini didasarkan atas
riwayat Ibn „Abbās bin Hisyam tentang cerita al-Balazarī mengenai tiga
orang dari kaum Thay‟ di Baqqah, Maramir bin Murraḧ, Aslām bin
Sadraḧ, dan‟Amir bin Jadraḧ. Mereka mengukir huruf hijaiyah dengan
model tulisan suryani, balok, dan latin.12
4. Teori Baru
Teori ini banyak digunakan oleh kalangan peneliti. Menurut teori ini,
tulisan Arab berasal dari al-Anbāt (Nabatea). Mereka adalah masyarakat
Arab yang berada dibawah pengaruh peradaban dan budaya Aramic.
Dimana bahasa yang digunakan adalah perpaduan antara bahasa Arab
dan bahasa Aram. Pusat pemerintahannya berada di Batrah. Oleh
karena itu tulisannya disebut tulisan Aram.13
A. Kesimpulan
bangsa Arab kurang terbiasa membaca dan menulis. Mereka lebih
mengedepankan menghafal mereka hidup secara nomad (berpindah-pindah) dari
satu daerah ke daerah yang lain, hidup bersuku-suku dengan fanatisme
(‘ashobiyah) yang sangat kental dan rasa toleransi antar suku yang kecil, mereka
tidak memiliki budaya tulis menulis, dan jauh dari ilmu pengetahuan secara
10
Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 18-19.
11
Ibnu Khaldun, Muqaddimah,. (Beirut: Darul Kitab al-Lubnani, 1979) hlm. 746.
12
Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 21.
13
Ibid.,
7
umum. Hanya beberapa tokoh dan pemuka yang bisa menulis hal ini di
buktikannya dengan temuan lima inskripsi yang menjadi dasar kesimpulan
bahwa skrip Arab berasal dari skrip Nabatean:
8
DAFTAR PUSTAKA
Sirojuddin, AR., Didin, Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Multi Kreasi Singgasana,
1987.
Husain, Abdul Karim, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1985.
Abbott, Nabia, The Rise of the North Arabic Script and its Kur’anic Development,
Chicago Press, Chicago, 1938,