Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN TULISAN ARAB


PRA ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Khat Araby
Dosen Pengampu: Drs. Nur Ikhwan., M.Pd.I

Oleh:
1. Roychan Abdul
Aziz
(211310004746)
2. Fahrudin Nafi’an
(211310004730)
KELAS 1AI A8
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA

2021
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………….....1
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Keadaan orang arab pada masa pra Islam………………………….. 2


B. Macam-macam tulisan pada masa itu……………………………… 3
C. Sejarah perkembangan tulisan arab pra islam……………………... 4
D. Teori kaligrafi……………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………… 7
B. Saran……………………………………………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...9

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaligrafi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, (calligraphy)


yang berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu kallos: beauty (indah)
dan graphein: to write (menulis) yang berarti: tulisan yang indah atau seni
tulisan indah. Dalam bahasa Arab, biasa disebut dengan khat yang berarti
garis atau coretan pena yang membentuk tulisan tangan.1 Dan disebut fann al-
khath dalam arti seni memperhalus tulisan atau memperbaiki coretan.
Diperkirakan seabad sebelum kedatangan Islam, orang Hejaz sudah mengenal
tulisan dan aksara. Hal ini dikarenakan hubungan dagang dan perniagaan
mereka dengan orang Arabia Utara dan Selatan yang sudah melek huruf
seperti suku Hunain di Yaman (tulisan Musnad) dan orang-orang di selatan
Palestina (tulisan Nabath). Mereka mengadakan perjalanan dan belajar baca-
tulis di Suriah, sedangkan yang lain di Anbar (Irak). Meskipun demikian di
Hejaz menurut para ahli sejarah, hanya ada beberapa orang yang pandai baca-
tulis, terdiri atas orang Quraisy, orang Madinah, khususnya orang Yahudi.2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan orang arab pada masa pra Islam?


2. Apa saja macam-macam tulisan pada masa itu?
3. Bagaimana Sejarah perkembangan tulisan arab pra islam?
4. Apa saja Teori kaligrafi?

C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat memahami keadaan bangsa arab dalam bidang menulis pada masa
pra islam.
2. Mengetahui macam-macam tulisan pada masa pra islam.
3. Mengetahui sejarah tulisan arab pada masa pra islam.
4. Mengetahui teori kaligrafi pada masa pra islam.

1
Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1987), h. 1.
2
Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1985), h. 9.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Keadaan orang arab pada masa pra Islam

Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab kurang terbiasa membaca dan


menulis. Mereka lebih mengedepankan menghafal. Syair, nama silsilah, transaksi,
atau perjanjian disampaikan secara langsung dari mulut ke mulut tanpa dicatat.
Hanya beberapa kalangan tertentu, seperti kalangan bangsawan Arab, yang
menguasai keterampilan membaca dan menulis. kelambanan ini diakibatkan dari
kecenderungan pola hidup bangsa Arab itu sendiri. Pada masa pra-Islam,
mayoritas bangsa Arab dikenal memiliki tabiat-tabiat yang kurang kondusif
bagi perkembangan tulisan.

Menurut Ilham Khoiri R., terdapat empat jenis kebisaan yang dimiliki
bangsa Arab, antara tabiat dan kebiasaan tersebut adalah: pertama, mereka
hidup secara nomad (berpindah-pindah) dari satu daerah ke daerah lain
dengan berbagai macam motivasi seperti untuk mencari daerah yang subur
atau menghindari penyergapan musuh dari suku lain. Meskipun ada yang
menetap, yaitu etnis Quraish yang membentuk aliansi perdagangan di
Makkah. Kebiasaan nomad ini membuat mereka sibuk dengan perpindahan
dan mempersempit kemungkinan membangun suatu kebudayaan. Kedua,
mereka hidup bersuku-suku dengan rasa fanatisme kesukuan (‘ashobiyah)
yang sangat kental dan rasa toleransi antar suku yang kecil. Saling
membanggakan suku dan keturunan masing-masing sambil merendahkan
suku dan keturunan lain, sehingga seringkali terlibat peperangan antar suku.
Oleh sebab itu, sulit untuk mendirikan suatu komunitas bersama yang bersatu.
Ketiga, mereka tidak memiliki budaya tulis-menulis, tak pernah
mementingkan catatan sejarah kehidupan mereka tidaklah tertuliskan.
Sebagian besar mereka adalah buta huruf. Sedikit sekali orang yang mampu
menulis, hanya beberapa pemuka masyarakat yang jumlahnya sangat minim
yang memiliki kemampuan menulis. Meskipun demikian, beberapa di antara
bangsa Arab masih memerlukan tulisan, terutama untuk kebutuhan
perniagaan dan guna menulis syair-syair terbaik yang digantungkan pada
dinding Ka’bah (mu’allaqat) Ketidak mampuan tulis-menulis mengantarkan

2
mereka untuk mengandalkan metode hafalan, yang pada gilirannya menjadi
tolak ukur kecerdasan dan kemampuan ilmiah seseorang. Keempat, mereka
jauh dari ilmu pengetahuan secara umum. Pengetahuan mereka tentang ilmu
politik, ekonomi, sosial, kedokteran dan lain-lain sangat tertinggal dari
bangsa-bangsa lain seperti Romawi dan Persia. Hanya saja, bangsa Arab
mengerti mengenai astronomi dan meteorologi (ilmu falak), tentang sejarah,
pengobatan berdasarkan pengalaman, perdukunan dan serta tata bahasa dan
sastra. Untuk bidang tata bahasa dan sastra harus diakui bahwa kemampuan
bangsa Arab memang cemerlang.3

B. Macam-macam tulisan pada masa itu

Menurut literatur Arab ada satu tradisi yang menguatkan bahwa


bangsa Arab sudah mengenal tulisan. tradisi tahunan pada masa pra-Islam
yang disebut dengan Al-Mu’allaqat (gantungan) sebagai karya seni sastra
yang indah dan sempurna karena dituliskan dengan tinta emas dan
digantungkan pada dinding Ka’bah. Pada masa Arab pra-Islam, namun tulisan
Arab tidak begitu berkembang hal ini bisa di buktikan dengan temuan lima
inskripsi yang menjadi dasar kesimpulan bahwa skrip Arab berasal dari skrip
Nabatean:

1. Inskripsi Umm al-Jimal I, tahun 250 M. Ditulis dalam dua bahasa Nabati dan
Arami di atas batu Fihc di kawasan Umm Al Jimal di antara Syria dan Yordan
sekarang, bertahun 250M, dan dianggap toggak awal lahirnya tulisan Arab.
Inskripsi Umm al Jamal merupakan tulisan Nabati ( 250-271M) beserta terjemah
Arabnya
2. Inskripsi Imru’ al-Qais, Namarah, 328 M. Di kawasan Huran, Syria selatan,
bertahun 328M dalam tulisan Nabati dengan bahasa Adnan Kuno awal abad ke-4
M dan berbahasa Arab, serta Arami kuno, dan ditemukannya penggunaan alif
lam ta`rif yang lebih mendekati tulisan bahasa Arab baru dibanding Umm Al
Jimal I.
3. Inskripsi Zabad, 512 M Ditemukan di reruntuhan Zabad di tenggara Halep
(Aleppo) antara Qinsrin dan sungai Euphrat pada sebuah batu di sebuah kanisah
(gereja). Bertahun 511-512M. Memuat tiga jenis tulisan (Yunani, Suryani, dan

3
Ilham Khoiri, R, Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab. Jakarta: Logos, 1999.

3
Nabati akhir, yang diyakini sebagai jenis tulisan Arab kuno, karena tulisannya
menyerupai jenis khat kufi islami).
4. Inskripsi Harran, 568 M Di atas pintu kanisah (gereja) di Alluja, Harran, utara
gunung Hurran, dalam bahasa Yunani dan Arab. Banyak kemiripan dengan khat
naskhi kuno pada awal Islam. Bertahun 463 N (463 kalender Nabati) atau 568M,
pada masa kaisar Romawi Tiryanus dengan Gubernur Syria-Romawi “Balma”
yang mengalahkan kerajaan Anbath pada tahun 102 M.
5. Inskripsi Umm al-Jimal II, abad ke 6. pada abad ke-6 M, di kawasan Umm
Al Jimal diantara Syria dan Yordan sekarang. Inskripsi ini merupakan
naskah arab kuno yang paling muda yang diketemukan. Inskripsi ini
lebih mendekati tulisan Arab Al Qur`an, dan jauh dari corak Nabati dari
segi bahasa maupun tulisannya. Lima inskripsi (naqs) di atas yang dikenal
dengan Al Hajar Al Khomsah (Prasati Lima Batu) dipandang sebagai pembuka
sejarah tulisan Arab sebelum Islam.4

C. Sejarah perkembangan tulisan arab pra islam

Secara etimologi, kata “kaligrafi” berasal dari bahasa Yunani,


kaligraphia atau kaligraphos. Kallos berarti indah dan grapho berarti
tulisan. Dengan demikian, kaligrafi mempunyai dua unsur, yakni tulisan
(aksara) dan keindahan (nilai estetis). Dalam bahasa Arab, kaligrafi disebut
khaṭ, yang berarti "dasar garis", "coretan pena", atau "tulisan tangan".
Bentuk kata kerjanya adalah khatta yang berarti kataba (menulis) atau
rasama (menggambar). Bahasa Arab mengistilahkan kaligrafi dengan kata
khaṭ (tulisan atau garis), yang ditujukan pada tulisan yang indah (al-kitābah
al-jamīlaḧ atau al-khaṭ al- jamīl). Orang yang ahli dalam bidang ini disebut
dengan al-khaṭ-ṭāṭ (calligrapher). Kaligrafi dalam arti “the art of
penmanship” memang benar karena kecakapan menulis halus sebenarnya
merupakan kecakapan menggunakan pena dalam menulis.5

Dari segi terminologi, secara eksplisit dikemukakan oleh Syaikh


Syamsuddīn al- Afkanī (ahli kaligrafi) dalam kitabnya Irsyad al-Qasid pada
4
Nabia Abbott, The Rise of the North Arabic Script and its Kur’anic Development, Chicago Press,
Chicago, 1938, him. 6 catatan kaki 36.
5
Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1987), h. 1.

4
bab Hasyr al-„Ulūm,6 “Khaṭ adalah ilmu yang memperkenalkan bentuk
huruf tunggal, penempatannya, dan cara merangkainya menjadi tulisan atau
apa yang ditulis dalam baris-baris (tulisan), bagaimana cara menulisnya dan
(menentukan mana) yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu
digubah dan bagaimana mengubahnya.” Pengertian ini menjelaskan bahwa
ilmu khaṭ mencakup tata cara menulis huruf, menyusun dan merangkainya
dalam komposisi tertentu demi mencapai keserasian (harmony) dan
keseimbangan (equilibrium) yang dituntut setiap karya seni.

Asal-usul dan sejarah kaligrafi Arab juga dikemukakan oleh


sejarawan sekaligus sosiolog muslim, Ibnu Khaldun. Menurutnya, orang-
orang Hijaz mengenal (belajar) tulis-menulis dari Hirah, dan orang Hirah
mengenal tulisan kerajaan Tubba’ dan Himyar. Oleh karena itu, kaligrafi
Arab (al- Khath al-„Arabi) terkenal dengan nama al-Khath al-Himyari.
Tulisan ini mencapai puncak keindahannya pada masa kejayaannya kerajaan
Tubba‟ (para penguasa Yaman pra-Islam). Menurut Ibnu Khaldun, faktor
yang mendukung majunya tradisi literasi di Tubba‟ adalah kesejahteraan
ekonomi dan tingginya peradaban di wilayah ini. Karena itu, bagi Ibnu
Khaldun, kemajuan tradisi literasi di sebuah wilayah sangat ditentukan oleh
keberagaman budaya dan tingkat ketersedian lapangan kerja.7

Kaligrafi pada dasarnya adalah suatu keahlian atau kepandaian yang


menghasilkan tulisan indah. Dalam kaitannya dengan seni Islam maka
tulisan indah tersebut adalah yang merujuk pada kaidah penulisan dan
kaidah seni rupa tanpa merusak pesan atau makna dari tulisan/kaligrafi
tersebut. Terdapat banyak pendapat yang menyangkut asal-usul kaligrafi
Arab, sebagian mendasarkan dari data-data historis yang bisa dilacak dan
diuji validitasnya, sebagian lagi mendasarkannya kepada keyakinan-
keyakinan mistis yang kerap tidak terang ujung pangkalnya, maka sulit
dibuktikan secara ilmiah. Namun demikian dapat dijelaskan tulisan
(termasuk kaligrafi Arab) tidak tercipta secara mendadak pada satu
kesempatan dalam keadaan yang sempurna, melainkan tumbuh melewati

6
Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1987), cet. 4 h. 1-2
7
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (Mesir: Musthafa Muhammad, tth), Juz 1, h. 417-418.

5
proses panjang secara berangsur-angsur, setiap jenis tulisan berproses
melalui eksperimentasi dan intensifikasi selama bertahun-tahun dan
berkurun-kurun sampai kemudian membentuk tulisan yang ada sekarang,
bahkan selalu berkembang.8
D. Teori kaligrafi
Ada beberapa teori tentang awal mula sejarah munculnya kaligrafi,
diantaranya sebagai berikut:

1. Teori Taufīqī
Munculnya teori ini bersumber dari penafsiran terhadap sumber-
sumber Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnaḧ. Teori ini mengungkapkan
bahwa bahasa Arab adalah pemberian dari Allah Swt. (taufīqī) kepada
Nabi Adam As. dan Nabi-Nabi lainnya. Menurut Muhammad Ibn Yahyā
al-Sulī dalam kitabnya Adab al- Kitab, ia mengambil riwayat dari Ka’ab
bin al-Akhbār, Ibn „Abbās, dan Ibn Fāris bahwa yang membuat tulisan
Arab, Suryani dan jenis tulisan lainnya adalah Nabi Adam As. ia
menulisnya diatas tanah dan memahatnya ketika bumi tenggelam karena
banjir. Di dalam al-Qur‟an, dalil yang digunakan adalah pada Q.S. al
„Alaq ayat 1-5 dan Q.S. al-Qalam ayat 1. Di dalam kedua surat tersebut
disebutkan kata-kata iqra’ (bacalah) dan al-qalam (pena) yang
menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis adalah
pemberian dari Allah Swt.9
2. Teori Selatan
Menurut teori ini, bahasa Arab bersumber dari masyarakat Himyar di
wilayah Yaman, sebelah selatan Jazirah Arab. Bahasa ini berkembang
seiring dengan luasnya wilayah negeri Saba‟ dan Himyar. Namun, tidak
ada bukti fisik yang dijadikan rujukan, tetapi pernyataan para pelaku
sejarah yang ditulis oleh para pakar Islam. Misalnya, al-Qalqasyandī,
dikatakan dihadapan Abū Sufyān bin Umayyaḧ, paman Abū Sufyān bin

8
Habibullah Fadhaili, Athlas al-Khath wa al-Khuthuth, terj. D. Muhamad al-Tunji, (Syiria:
Dar Thalas li al-Dirasat wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1993), Cet. ke-1. h. 10.
9
Salih Ibrahim al-Hasan, Al-Kitabah al-Arabiyyah min an-Nuqusy Ila kitab al-Makhtuht, (Riyadh:
Dar al-Faishal al-Tsaqafy, 2003), hlm. 18.

6
Harb bahwa awal munculnya tulisan adalah dari Yaman.10 Ibn
Khaldun memperkuat pendapat teori ini dalam muqaddimah,
bahwa khaṭ Arab yang pertama dikenal adalah khaṭ Himyarī dan
kemudian tersebar ke Hirah, Tha‟if dan Quraisy.11
3. Teori Utara
Teori ini juga menganggap bahwa tulisan Arab bukan semata-mata
pemberian langsung dari Allah Swt, tetapi proses perkembangan yang
dilakukan oleh manusia sendiri. Teori ini disebut juga
dengan teori Hirah. Teori ini didukung oleh data-data fisik yang
berupa batu ukiran dengan tulisan model nabati. Teori ini didasarkan atas
riwayat Ibn „Abbās bin Hisyam tentang cerita al-Balazarī mengenai tiga
orang dari kaum Thay‟ di Baqqah, Maramir bin Murraḧ, Aslām bin
Sadraḧ, dan‟Amir bin Jadraḧ. Mereka mengukir huruf hijaiyah dengan
model tulisan suryani, balok, dan latin.12
4. Teori Baru
Teori ini banyak digunakan oleh kalangan peneliti. Menurut teori ini,
tulisan Arab berasal dari al-Anbāt (Nabatea). Mereka adalah masyarakat
Arab yang berada dibawah pengaruh peradaban dan budaya Aramic.
Dimana bahasa yang digunakan adalah perpaduan antara bahasa Arab
dan bahasa Aram. Pusat pemerintahannya berada di Batrah. Oleh
karena itu tulisannya disebut tulisan Aram.13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
bangsa Arab kurang terbiasa membaca dan menulis. Mereka lebih
mengedepankan menghafal mereka hidup secara nomad (berpindah-pindah) dari
satu daerah ke daerah yang lain, hidup bersuku-suku dengan fanatisme
(‘ashobiyah) yang sangat kental dan rasa toleransi antar suku yang kecil, mereka
tidak memiliki budaya tulis menulis, dan jauh dari ilmu pengetahuan secara

10
Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 18-19.
11
Ibnu Khaldun, Muqaddimah,. (Beirut: Darul Kitab al-Lubnani, 1979) hlm. 746.
12
Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 21.
13
Ibid.,

7
umum. Hanya beberapa tokoh dan pemuka yang bisa menulis hal ini di
buktikannya dengan temuan lima inskripsi yang menjadi dasar kesimpulan
bahwa skrip Arab berasal dari skrip Nabatean:

1. Inskripsi Umm al-Jimal I, tahun 250 M.


2. Inskripsi Imru’ al-Qais, Namarah, 328 M.
3. Inskripsi Zabad, 512 M
4. Inskripsi Harran, 568 M
5. Inskripsi Umm al-Jimal II abad ke 6
Orang-orang Hijaz mengenal (belajar) tulis-menulis dari Hirah,
dan orang Hirah mengenal tulisan kerajaan Tubba’ dan Himyar. Oleh
karena itu, kaligrafi Arab (al- Khath al-Arabi) terkenal dengan nama al-
Khath al-Himyari. Tulisan ini mencapai puncak keindahannya pada
masa kejayaannya kerajaan Tubba‟ (para penguasa Yaman pra-Islam).
Kaligrafi pada dasarnya adalah suatu keahlian atau kepandaian yang
menghasilkan tulisan indah. Dalam kaitannya dengan seni Islam
maka tulisan indah tersebut adalah yang merujuk pada kaidah penulisan
dan kaidah seni rupa tanpa merusak pesan atau makna dari
tulisan/kaligrafi tersebut. Ada beberapa teori tentang awal mula sejarah
munculnya kaligrafi, diantaranya:
1. Teori Taufiqi. Yaitu bersumber dari penafsiran sumber-sumber islam
2. Teori Selatan, Yaitu bersumber dari masyarakat Himyar
3. Teori Utara, Yaitu perkembangan yang dilakukan manusia sendiri
4. Teori Baru, Yaitu teori yang banyak digunakan para peneliti
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami tulis apabila ada kritik dan
saran dari pembaca yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada
kami.
Apabila ada kesalahan dalam penulisan, kata dan Bahasa kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena itu wujud kekurangan kami
yang masih membutuhkan lautan ilmu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sirojuddin, AR., Didin, Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Multi Kreasi Singgasana,
1987.

Husain, Abdul Karim, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1985.

Khoiri R, Ilham, Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab. Jakarta: Logos, 1999.

Abbott, Nabia, The Rise of the North Arabic Script and its Kur’anic Development,
Chicago Press, Chicago, 1938,

Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, Mesir: Musthafa Muhammad, tth,

Fadhaili,Habibullah, Athlas al-Khath wa al-Khuthuth, terj. D. Muhamad al-Tunji,


Syiria: Dar Thalas li al-Dirasat wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1993
al-Hasan Salih Ibrahim, Al-Kitabah al-Arabiyyah min an-Nuqusy Ila kitab al-
Makhtuht, (Riyadh: Dar al-Faishal al-Tsaqafy, 2003
Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah
http://opac.fah.uinjkt.ac.id//index.php?p=show_detail&id=1857
https://m.republika.co.id/berita/pvjct1313/akar-tradisi-tulisan-arab
https://www.academia.edu/44687212/PERKEMBANGAN_KALIGRAFI_ARAB
_PADA_MASA_PRA_ISLAM
http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/02/sejarah-kaligrafi-islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai