DI SUSUN OLEH:
NAZWA TULJANNAH DOA
REFALINA ANANDITHA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Memaksimalkan Pengolahan
Limbah Anorganik untuk Mengurangi Produksi Limbah di Masyarakat’ dapat
selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir agama dari Bapak salim
mahifa pada bidang studi agama. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang pengolahan limbah anorganik
guna mengurangi produksi limbah di masyarakat.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak salim mahifa selaku
guru mata pelajaran agama. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis
BAB 1
ULAS LATAR BELAKANG DINASTI BANI UMAYYAH DAN ABBSIYAH
Berdirinya Dinasti Bani Umayyah dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa penting dalam sejarah umat
yaitu Ammul Jamaah. Setelah Ali wafat, kepemimpinan sebenarnya sempat dilanjutkan oleh putranya,
Hasan. Namun, setelah beberapa bulan, Hasan mundur dari posisinya demi mendamaikan kaum muslim
yang kala itu sedang dilanda beragam fitnah, dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, Perang
Jamal, Pertempuran Shiffin, terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan pengkhianatan dari orang-orang
Khawarij dan Syi'ah. Hasan memilih berdamai dengan menyerahkan kepemimpinan pada Muawiyah I.
Perdamaian antara keduanya inilah yang disebut dengan Ammul Jamaah (tahun persatuan). Peristiwa ini
di tandai dengan prosesi penyerahan kekuasaan dari Hasan kepada Muawiyah I di Kufah. Dengan
demikian, dimulailah kekuasaan Bani Umayyah. Bani Umayah kemudian mengubah pemerintahan yang
awalnya demokratis menjadi monarki (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan).
Latar belakang berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari berbagai masalah yang
mewarnai pemerintahan Bani Umayyah. Sejak awal berdirinya Dinasti Umayyah (Sunni),
kelompok Muslim Syiah telah memberontak karena merasa hak mereka terhadap kekuasaan
dirampok oleh Muawiyah (pendiri Bani Umayyah) dan keturunannya. Begitu pula dengan
kelompok Khawarij, yang juga merasa bahwa hak politik tidak dapat dimonopoli oleh keturunan
tertentu, tetapi hak setiap Muslim. Masalah itu terus memburuk hingga pada pertengahan abad
ke-8, banyak umat yang tidak lagi mendukung Bani Umayyah, yang dinilai korup, sekuler, dan
memihak sebagian kelompok. Kelompok lain yang sangat membenci kekuasaan Dinasti
Umayyah adalah Mawalli, yaitu orang-orang Muslim non-Arab. Mereka yang kebanyakan dari
Persia ini merasa tidak diperlakukan setara dengan orang Arab karena diberi beban pajak lebih
tinggi. Keadaan pun semakin diperburuk oleh perang saudara antara sesama Bani Umayyah,
yang oleh masyarakat telah dicap bermoral buruk.
BAB 2
KEJAYAAN YANG DI CAPAI PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH DAN
ABBASIYAH
Berkembangnya berbagai disiplin ilmu baik itu yang tergolong ilmu baru maupun disiplin ilmu
lama termasuk di dalamnya sastra dan seni.
Pembangunan berbagai fasilitas yang pesat dan lebih merata.
Sistem pemerintahan yang lebih efektif dan maju.
Perluasan wilayah kekuasaan yang massif karena pada masa ini penaklukan banyak
dilaksanakan dan sebagian besarnya berhasil. Bahkan salah satu panglima bani Umayyah
berhasil menaklukkan spanyol atau Andalusia.
Kaum muslimin bertolak dari Damaskus menuju kepulauan yang terletak di laut tengah dalam rangka
menyebarkan Islam dan mengamankan tapal batas negeri Islam.
Uqbah bin Nafi’ pada masa Utsman bin Affan berdakwah sampai menundukkan Tharabulus Barat,
bergerak keselatan dengan menundukkan negeri Sudan, berlanjut kota Sabtah yang terletak di Pantai
Afrika.
Kawasan timur diera Ubaid bin Ziyaddan Qutaibah bin Muslim, berhasil masuk kekawasan Sind dan
negeri diseberang sungai hampir menguasai daerah di antara dua sungai tersebut, Qutaibah juga
memasuki kawasan kashgar di Cina.
Kawasan Tenggara, di daerah Sind, dibawah Muhammad bin Al Qasim ats-Tsaqofi menggunakan jalan
darat dan laut, dan harus berhadapan Raja Daher. beliau melanjutkan perjalanan menuju Kashmir di
Utara Sind.
Setiap kaum muslimin menundukkan negeri baru, selalu lanjutkan para ulama dengan mengajarkan
fiqih, syariah, hadis, tafsir. Menyebarnya ulama ke berbagai negeri membuahkan gerakan ilmiah di
negeri-negeri tersebut. Berdirilah kelompok–kelompok kajian dan halaqah- halaqah ilmu.
Pada masa pemerintahan daulah bani Umayyah sudah terlihat profesionalitas dalam berdakwah.
Munculnya berbagai kelompok kajian dan halaqah-halaqah dakwah di masjid. Para Ustad duduk di
masjid dan dikelilingi oleh murid- murid atau disebut model halaqah. Ciri khas dari halaqah- halaqah
tersebut adalah kajian ilmiah yaitu kajian tentang fikih dan hadis. Dan ada orang yang disebut al qashash
wa al wu’adz ( menyampaikan ilmu dengan model bercerita).
f. Pemurnian dan Penggalakan Berbahasa Arab
Akibat kontak budaya antara penduduk asli dengan pendatang, adalah faktor terjadinya kerusakan
bahasa arab yang juga bahasa dalam Al Qur’an. Untuk mengatisipasi kerusakkan, para ulama akhirnya
berhasil meletakkan kaidah- kaidah bahasa arab. Pelopor bidang ini adalah Abul Aswad Aduali.
Pekerjaan besar ini awalnya terilhami oleh kesalahan orang membaca firman Allah.
Masyarakat sangat peduli dengan Hadist, bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dalam tiga kegiatan:
pengkajian, pengumpulan, dan pembukuan hadits.
Ijtihad diawali dengan mengacu kepada khazanah yang telah ditinggalkan oleh para khulafau Rasyidin .
Mazhab Fiqh yang sempat belum lahir pada masa ini, meskipun para imam mujtahid sudah mulai
bermunculan.
Gerakan dakwah di masa Daulah Abbasiyah dapat dibagi ke dalam empat periode.
Periode Abbasiyah I adalah masa gemilang bagi dakwah yang menempatkan Baghdad,
Bashrah, dan Kufah sebagai pusat dakwah sekaligus kegiatan Islam.
Ciri khas dakwah periode ini adalah adanya kebebasan berpikir dan sikap
demokratis, yang terlihat dari beragamnya aliran agama di kalangan pejabat istana.
Ilmu-ilmu yang ada dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ilmu Arab asli (bahasa, syair,
retorika), ilmu Islam (tafsir, hadis, fikih, ilmu kalam, tasawuf), dan ilmu baru (filsafat,
seni musik). Ulama yang terkenal pada masa Abbasiyah I adalah Imam Abu Hanifah,
BAB 4
1)Mendirikan Universitas
2)Menguatkan Militer
dengan cara mengikuti kajian kajian di masjid, dan mengikuti jama’ tablik agar pergi berdakwah
di berbagai tempat