Anda di halaman 1dari 6

Cendekiawan Islam pada zaman Bani Umayyah, antara lain :

Sejak jaman dahulu, kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan


kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Hal ini sudah terbukti dalam
sejarah, tercatat bahwa semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah Umayyah,
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayyah baik semasa Daulah
Umayyah di Damaskus (661 -750 M) maupun dimasa Daulah Umayyah di Andalusia
atau Spanyol (756 -1031 M).
Damaskus yang sekarang menjadi ibukota negara Suriah menjadi saksi
sejarah betapa majunya peradaban dan ilmu pengetahuan saat itu. Di Kota
Damaskus saatitu banyak didirikan gedung-gedung yang indah. Lingkungan di
sekeliling kota juga dibangun dengan tata kota yang sangat teratur. Di kota itu juga
dibuat taman-taman kota yang asri, nyaman, dan sedap dipandang mata. Jalan-jalan
di Damaskus ditanami pepohonan yang teduh, sungai-sungai juga dibuat
sedemikian rapi, bersih, dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa di masa itu
masyarakat muslim telah mengalami perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan
yang sangat maju. Di kota ini juga dibangun masjid yang sangat indah dan megah
rancangan seorang arsitek bernama Abu Ubaidah bin Jarrah.
Kota Damaskus juga dikenal dengan kota pelajar. Pada waktu itu jumlah
sekolah di Kota Damaskus sudah mencapai sebanyak 20 sekolah. Sejumlah
perpustakaan besar juga didirikan untuk mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan. Di antara lembaga pendidikan itu terdapat sekolah-sekolah
kedokteran dan rumah sakit. Sungguh pada jaman tersebut kemajuan semacam ini
merupakan prestasi yang sangat luar biasa.
Keberadaan Daulah Umayyah di Andalusia pun tak mau kalah dengan
periode Daulah Umayyah di Damaskus. Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol
menjadikan Cordoba sebagai ibukotanya. Kota Cordoba saat itu menjadi pusat ilmu
pengetahuan. Di kota ini didirikan Uneversitas Cordoba yang memiliki perpustakaan
dengan mencapai 400.000 judul koleksi buku. Sungguh untuk ukuran saat itu
merupakan kemajuan yang tiada duanya di dunia.
Dengan kemajuan seperti itu, Cordoba menjadi inspirasi bagi para ilmuwan
dan penulis bangsa Barat. Oleh para ahli sejarah, kemajuan Cordoba pada zaman
pemerintahan Umayyah di Spanyol disebut-sebut sebagai cikal bakal pembawa
kemajuan bangsa Barat di kemudian hari.
Umat Islam pada masa itu sudah menjadi pelopor kemajuan dunia karena
kegigihan dan ketekunannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
budaya. Jadi, sangat disayangkan jika generasi muda muslim sekarang menjadi
malas belajar, lemah dan tertinggal.
Ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti pada masa
pemerintahan Bani Umayyah. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
A. Ilmu Kimia pada Masa Umayyah

Di antara ahli kimia di masa itu adalah


Abu al-Qasim Abbas ibn Firnas yang
mengembangakan ilmu kimia murni dan
kimia terapan. Ilmu kimia murni maupun
kimia terapan merupakan dasar bagi ilmu
farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu
kedokteran.
Abbas bin Firnas, juga dikenal sebagai Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn
Wirdas al-Takurini, adalah seorang polimatik Andalusia: seorang penemu,
fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab.
Lahir: 810 M, Ronda, Spanyol
Meninggal: 887 M, Kordoba, Spanyol
Nama: Abbas bin Firnas
Nama lain: Abu l-Qāsim Abbās ibn Firnās, Armen Firman
B. Kedokteran pada Masa Umayyah
Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu
al-Qasim al-Zahrawi. Beliau dikenal sebagai ahli
bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor
ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan
Abulcasis. Karya Abu al-Qasim al-Zahrawi berjudul
al-Ta'rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad XII
diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak
ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan di
Oxford (1778 M). Buku tersebut menjadi rujukan di
universitas-universitas terkemuka di Eropa.
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi, dikenal di
Barat sebagai Abulcasis, adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada
masa Islam abad Pertengahan.
Lahir: 936 M, Medina Azahara, Spanyol
Meninggal: 1013, Kordoba, Spanyol
Kebangsaan: Spanyol
Buku: At-Tashrif, On Surgery and Instruments, lainnya
C. Sejarah pada Masa Umayyah
Di antara tokoh terkenal bidang sejarah ketika itu adalah :
1. Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, beliau lahir pada tahun 790 M di
desa Kurat Ilbira dekat Granada dan meninggal pada tahun 852 M di
Cordova. Salah satu buku Abu Marwan Abdul Malik bin Habib yang
terkenal berjudul al-Tarikh.
2. Abu Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu
Quthiyah. Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-
Andalus.

D. Bahasa dan Sastra pada Masa Umayyah


Di antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu adalah :
1. Ali al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696 M.
2. Abu Bakar Muhammad bin Umar. Di samping terkenal sebagai ahli sejarah,
ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan sastrawan. Ia
meninggal pada tahun 977 M. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan
Fa’alta wa Af’alat.
3. Abu Amr Ahmad bin Muhammad bin Abd Rabbih, karya prosanya diberi
nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
4. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382 H/992 M
dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk prosa adalah Risalah
al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.
Selain ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah juga berhasil
mengembangkan bidang lainnya, yaitu
 Arsitektur
Perkembangan di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunan-bangunan
artistik masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi
kota modern. Mereka memadukan gaya Persia bernuansa Islam yang kental di
setiap sudut bangunannya. Pada masa Walid dibangun juga sebuah masjid
agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus hasil karya arsitek Abu
Ubaidah bin Jarrah serta dibangunnya sebuah kota baru yaitu kota Kairawan
oleh Uqbah bin Nafi
 Organisasi militer
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah ini militer dikelompokkan menjadi
3 angkatan : yaitu (1) angkatan darat (al-jund), (2) angkatan laut (al- bahiriyah)
dan (3) angkatan kepolisian.
 Perdagangan
Setelah Bani Umayah menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan
menjadi semakin lancar dan ramai. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun menjadi
pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota Aden.
 Kerajinan
Ketika Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras
(semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan
pembesar-pembesar pemerintahan.

Tokoh Ilmuwan Muslim Pada Masa Dinasti Bani Umayyah

Diantara tokoh ilmuwan Muslim pada zaman Dinasti Bani Umayyah


yaitu sebagai berikut:

A. Dalam Bidang Ilmu Fiqih


1. Imam Hanafi
Pendiri madzhab Hanafi ini diberi gelar “Imam
Ahlur Ra’yi” karena ia lebih banyak memakai
argumentasi akal dari pada ulama, namun ia tetap
mengacu pada sumber hukum Islam, seperti Al-Qur’an
dan Hadits, fatwa sahabat, ijma’, qiyas, istihsan serta
urf. Kitab-kitab yang beliau tulis diantaranya:
 Al-Faraid ⇒ Yakni kitab khusus membicarakan
tentang waris dan segala bentuk ketentuan-
ketentuannya menurut hukum Islam.
 Asy-Syurut ⇒ Kitab yanng membahas tentang
perjanjian dalam suatu akad atau transaksi
 Al-Fiqhul Akbar ⇒ Kitab yang membahas
tentang teologi dan ilmu tauhid.
2. Imam Malik
Yakni seorang mujtahids besar dan ahli
dalam bidang fiqih dan hadits sekaligus pendiri
madzhab Maliki. Imam Malik dalam menetapkan
hukum menggunakan sumber-sumber dari Al-
Qur’an, Hadits, atsar, tradisi masyarakat Madinah,
qiyas, dan al-maslahah al-mursalah. Karyanya
yang terkenal adalah “Al-Muwatta” yakni kitab
yang mencakup segala hal dalam masalah fiqih.

B. Dalam Bidang Taswuf

1. Hasan al-Basri

Ialah seorang ahli tasawuf. Pada tahun 37 H, setelah perang siffin, ia


pindah ke Basrah dan disanalah ia memulai karirnya sebagai seorang ulama
dan zahid yang sangat berpengaruh. Inti ajaran beliau ialah al-Khauf wal
Raja’ yakni takut terhadap siksaan Allah SWT. dan berharap akan janji dan
balasan kebaikan dari Allah SWT. Dengan konsep tersebut, manusia dapat
terhindar dari perbuatan maksiat dan senantiasa beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.

2. Rabi’ah al-Adawiyah

Ia adalah seorang sufi wanita yang termasyhur


sepanjang sejarah. Konsep pemikirannya sangat
terkenal dan menjadi suatu terobosan sufisme yang
sangat monumental. Konsep sufi yang diterapkannya
adalah konsep mahabbah yaki tentang rasa cinta
kepada Allah SWT. Konsep tersebut mengajarkan
bahwa tidak ada sesuatu yang patut dicintai kecuali
Allah SWT. semata dan ibadah yang dilakukan oleh
seorang hamba harus didasari dengan kecintaan
kepada-Nya agar dalam beribadah disertai dengan
rasa senang dan keikhlasan.

C. Dalam Bidang Ilmu Hadits

1. Abu Hurairah

Beliau sangat termasyhur dan paling banyak dalam meriwayatkan


hadits-hadits rasul. Menurut Imam Bukhari, tidak kurang dari 800 hadits
yang dihafal oleh Abu Hurairah.

Dari Abu Hurairah banyak sekali hadits yang diterima oleh para tabi’in
dan ulama ketika itu untuk dikaji dan dijadikan dasar hukum. Para tabi’in
yang juga berperan dalam pengembangan ilmu hadits zaman Bani Umayyah
yakni sebagai berikut:
 Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah dan ulama besar yang
memprakasai kodifikasi hadits ketika menjabat sebagai khalifah.
 Ikrimah, seorang ulama besar dari Mekah.
 Abu Qatadah dan Muhamad Sirin, ulama dari Basrah.
 Asy-Sya’ibi dan an-Nakhari, dari Kufah.
 Abu Khair Marsad dan Yazid bin Habib, ulama hadis dari Mesir.
 Thawus bin Kaisan al-Yamani dan Ibnu Munabbin, dari Yaman.

D. Dalam Bidang Tafsir

Ilmu tafsir adalah ilmu yang mengkaji makna dan tujuan yang terkandung
dalam Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan akal manusia. Diantara mereka
yang berjasa dalam lahirnya dan berkembangnya ilmu tafsir adalah sebagai
berikut:

 Abdullah bin Abbas dari Madinah

 Abdullah bin Mas’ud dari Mekah


 Sa’ad bin Jabir

 Al-Asmi dan Mujahid muridnya Ibnu Abbas.

Itulah beberapa tokoh ilmuwan Muslim yang sangat berperan penting dalam
peradaban Islam di zaman Dinasti Bani Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai