MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas UTS Sejarah Peradaban Islam
Oleh :
Syabil Gema Syuhada
11190331000011
AFI-2A
Sejak Abu Abbas memprakarsai berdirinya Dinasti Abbasyiah pada tahun 750 M,
peradaban Islam nampaknya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Tanda-
tanda kemajuan tersebut kemudian terlihat dengan jelas tepat pada masa khalifah Harun
Al-Rasyid ( 170-193 H ) dimana perkembangan maupun kemajuan-kemajuan dalam
berbagai bidang sudah terbilang pesat. Pada masa ini yang disebut juga dengan golden
age, umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi,
peradaban dan kekuasaan.1
Fakta tersebut lahir sejak bertransformasinya Baghdad menjadi sentral kemajuan
peradaban, utamanya dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan (Science). Suasana
tumbuhnya peradaban di Abbasiyah terjadi setelah perluasan wilayah secara besar-
besaran. Faktor yang paling dominan mendorong suasana itu adalah interes/kebijakan
ekstensif Khalifah Abu Ja’far dan Harun Al-Rasyid terhadap knowledge yang
termanifestasi dalam sejumlah upayanya menyediakan fasilitas Pendidikan bagi
masyarakat luas, mahasiswa, ulama atau para pencinta ilmu pengetahuan. Ditambah lagi
dengan diadakannya penerjemahan secara besar-besaran buku-buku berbahasa asing ke
bahasa bahasa Arab sehingga mendorong lahirnya budaya literasi (kepenulisan) dan
akademik. Berkat ijtihad dan riset para ahli ilmu pengetahuan dan ulama atau
cendekiawan muslim, maka ditemukanlah berbagai bidang ilmu pengetahuan yang
diantaranya sebgai berikut : 2
1. Ilmu Agama
Di bidang ilmu-ilmu agama, Dinasti Abbasiyah mencatat dimulainya
sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti Tafsir, Hadits dan Fiqh.
Khususnya sejak tahun 143 H, para ulama mulai menyusun buku dalam
bentuknya yang sistematis baik di bidang ilmuTafsir, Hadits maupun Fiqh. Dalam
bidang Fikih misalnya telah lahir empat corak mazhab yang masing-masing
mazhab Hanafi, oleh Imam Abu Hanifah (w. 150 H), madzhab al-Syafi’i oleh
imam Muhammad Idris al-Syafi’i 204 H) dan madzhab Hanbal (w. 241 H). 3
Dalam bidang teologi, lahir aliran Mu’tazilah yang menjadi aliran resmi kerajaan.
Aliran lain adalah Ahlussunnah wal Jama’ah yang dimotori oleh Abu Hasan al-
Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturudi.4 Dalam bidang hadis, juga ditemukan
usaha-usaha untuk penelusuran dan penghimpunan hadis yang terpusat di
Madinah, Mekkah, Basrah, Kufah dan lain-lain.5 Pada masa ini juga, ilmu tafsir
berkembang secara mandiri dan terpisah dari ilmu hadis. Buku tafsir lengkap dari
Al-Fatihah sampai An-Nas mulai disusun pertama kali oleh Yahya bin Ziyād al-
Daylamy (Al-Farra). 6
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (cet. 23; Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 50.
2
Ibid., h. 51.
3
W. Wontgomery Watt, The Wajesty That Wan Islamic, diterjemahkan oleh Hariono dengan
judul Kerajaan Islam, (Yogyakarta: Tiara wacana, 1990), h. 126
4
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 8
5
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung: Angkasa, t.th), h.107
6
Ibn al-Nadīm al-Baghdādi, Al-Fihrist, h. 73; Ahmad Shalabi, Mawsū`ah al-Tārikh al-Islāmi
2. Ilmu Sains dan Teknologi
Kemajuan yang dicapai dalam era ini telah memberi kontribusi besar
terhadap sains modern. Dalam bidang matematika misalnya, ada Muhamad ibn
Mūsa al-Khawārizmi sang pencetus ilmu algebra. Algoritma, salah satu cabang
matematika bahkan juga diambil dari Namanya. 7
Selain itu, dalam bidang Astronomi terdapat ilmuwan seperti Al-Fazari
pencipta Astrolube yaitu alat pengukur tinggi dan jarak bintang, Abdul Wafak
menemukan jalan ke-3 dari bulan (jalan ke-1 dan ke-2 ditemukan oleh orang
Yunani), Al-Farghoni atau Al-Fragenius, dan Al-Battani atau Al-Betagnius.
Pada masa dinasti Abbasyiah, ilmu kedokteran juga berkembang dengan
cukup pesat. Ini ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran tingkat tinggi di
Horaan Syiria.8 Tokoh-tokoh muslim yang terkenal sukses memberi pengaruh
terhadap dunia kedokteran modern ialah Jabir bin Hayyan (wafat tahun 161 H =
778 M) yang dianggap sebagai bapak ilmu kimia. Ar-Razi atau Razes (251 – 313
H = 809 – 873 M) dengan karangannya tentang penyakit campak dan cacar yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Hunayn Ibn Ishaq, Ali Ibnu Abbas, Ibnu
Sina. 9
3. Ilmu Filsafat
Berkembangnya ilmu filsafat merupakan tidak terlepas dari penerjemahan
naskah-naskah Yunani. Hal tersebut kemudian melahirkan filosof-filosof muslim
seperti al-Kindi (w. 252 H), al-Farabi (w. 337 H), Ibnu Sina (w. 428 H). Dari
kajian filsafat yang memadai, melahirkan ilmuwan Islam yang popular, seperti
ilmuwan astronomi yang menemukan astrolabe, alat pengukur ketinggian bintang
yang dipelopori oleh al-Farazi (w. 777 M). 10
4. Ilmu Sastra dan Seni Ukir
Gaya sastra pada masa Abbasyiah agaknya berbeda dengan masa Dinasti
Umayyah, dimana pada masa Abbasyiah para penyair telah mampu
mengkombinasikan corak sastra Arab dengan yang bukan berasal dari tradisi arab.
Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas
banyak bermunculan penyair terkenal seperti ; Abu Nawas (145-198 H), Abu
Tamam (wafat 232 H), Dabal al-khuza’I (wafat 246 H), Ibnu Rumy (221-283 H),
dan Al-Matanabby (303-354 H).
Sementara itu, dalam bidang seni ukir, seniman ukir yang terkenal yaitu
Badr dan Tariff sekitar tahun 961 – 976 M, pada saat itu juga terdapat sekolah
khusus seni ukir di Kairo yang bernama Sekolah Kairo.
Daftar Pustaka
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004
Ibn al-Nadīm al-Baghdādi, Al-Fihrist, Ahmad Shalabi, Mawsū`ah al-Tārikh al-Islāmi wa al-
Hadlārah al-Islāmiyah, tth, Al-Mawsū`ah al-`Arabiyyah al-`Ālamiyah, entry: Tafsīr al-
Qur’ān al-Karīm.
Lukman Hadi. “Peran Harun Al-Rasyid Dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran” Skripsi S-1
Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2019
Muhamad al-Sādiq `Afīfi, Tatawwur al-Fikr al-'Ilmi`Inda al-Muslimīn,tth
Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986
Oemar Amir Husin, Kultur Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975
Salmah Intan. “Kontribusi Dinasti Abbasyiah Bidang Ilmu Pengetahuan” dalam Jurnal Rihlah
Vol. 6 No. 2, 2018
Saefuddin, Didin, Zaman Keemasan Islam, Jakarta : PT Grasindo, 2002
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, Bandung: Angkasa, t.th
W. Wontgomery Watt, The Wajesty That Wan Islamic, diterjemahkan oleh Hariono dengan judul
Kerajaan Islam, Yogyakarta: Tiara wacana, 1990
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.