Anda di halaman 1dari 11

Nama : Abizar Algifari

NIM : 2306117
Kelas : D
______________________________________________________________________________

BAB 9
KONTRIBUSI ISLAM DALAM
PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA
Perkembangan agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban dunia.
Bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur membuat peradaban islam dianggap
sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Berbagai bukti kemajuan peradaban
Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain:

1. Keberadaan perpustakaan islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti Baitul Hikmah,


Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang merupakan pusat para
intelektual muslim berkumpul untuk melakukan proses pengkajian dan pengembangan
ilmu dan sains
2. Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam, Imam Syafii, Ar-
Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya.
3. Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat manusia,
seperti penemuan kertas, karpet, kalender Islam, penyebutan hari-hari, seni arsitektur dan
tata perkotaan
4. Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari konsep Islam,
iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang dibangun atas dasar silm
(ketenangan dan kondusifitas), salam (kedamaian), salaamah (keselamatan). Sedangkan
Iman melahirkan budaya yang dilandasi amn (rasa aman), dan amaanah (tanggung jawab
terhadap amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya hasanah (keindahan) dan husn
(kebaikan)

A. Periode Klasik (650 M – 1250 M)

Periode klasik terbagi menjadi dua, yaitu masa kemajuan Islam I (650- 1000 M) dan masa
disintegrasi (1000-1259 M). Masa ini bisa disebut sebagai awal dari masa keemasan Islam.
Perdaban Islam semakin maju dengan perpindahan kekuasaan dari Dinasti Bani Umayyah ke
Dinasti Bani Abbasiyah. Pusat kota kerajaan Bani Abbasiyah terletak di Baghdad menggantikan
Kota Damaskus pada masa Dinasti Umayyah. Perpindahan ibu kota kerajaan ini dilakukan oleh
Khalifah Al-Manshur (754-775 M). Pada tahun 775 M kepemimpinan AlManshur digantikan oleh
Khalifah Al-Mahdi (775-785 M). Pada zaman ini perekonomian negara semakin meningkat
dengan berkembangnya bidang pertanian dan pertambangan.

Pada masa Bani Abbasiyah perhatian terhadap ilmu pengetahuan mulai tumbuh, khususnya
pada masa kepemimpinan Harun Al-Rasyid (785-809 M) dan Al-Ma‟mun (813-833). Perhatian
terhadap ilmu pengetahuan ini ditandai dengan penerjemahan buku buku yang berbahasa Yunani
dan Bizantium ke dalam bahasa Arab. Pada masa kemajuan Islam ini terdapat integrasi dari
beberapa cabang ilmu pengetahuan. Dalam ilmu kedokteran, terkenal nama ArRazi yang di Eropa
dikenal dengan nama Rhazes. Karya-karyanya di bidang kedokteran diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin untuk digunakan di Eropa. Selain Ar-Razi, yang tidak kalah masyhur dan terkenal
adalah Ibnu Sina seorang filsuf sekaligus dokter. Integrasi juga terjadi dalam bidang bahasa,
kebudayaan, astronomi, optik, ilmu kimia, geografi, dan filsafat.

Pada periode ini pula ilmu-ilmu keagamaan dalam Islam mulai disusun. Dalam bidang
penyusunan hadis terkenal nama Imam Bukhari dan Muslim. Dalam bidang fikih, terkenal nama
Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Imam
Ath-Thabari terkenal dalam bidang tafsir dan Ibnu Hisyam terkenal dalam bidang sejarah.
Perumusan konsep teologi dihadirkan oleh Washil bin Atha‟, Ibnu Huzail Al-Allaf dll dari
golongan Muktazilah. Adapun dari Ahlu Sunnah, terkenal Abu Hasan Al-Asy‟ari dan Al-Maturidi.
Dalam bidang tasawuf, terdapat nama Abu Yazid AlBusthami, Husain bin Mansur Al-Hallaj, dan
sebagainya. Periode ini merupakan masa peradaban Islam yang tertinggi dari periode-periode
sebelumnya.

Dalam perkembangan selanjutnya Islam mengalami disintegrasi politik dan perpecahan di


kalangan umat yang menyebabkan Islam mundur dari pentas atau panggung peradaban dunia.
Ditambah dengan upaya diterjemahkannya buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat karangan
para ahli dan filsuf Islam ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12 M, menandai berakhirnya fase
kemajuan Islam I (650-1000 M). Periode ini disebut dengan masa disintegarsi (1000-1250 M).
Masa ini ditandai dengan adanya kerajaan kerajaan independen yang ingin memisahkan diri dari
kepemimpinan seorang khalifah. Disintegrasi politik tersebut yang menyebabkan perpecahan di
kalangan umat Islam.

B. Periode Pertengahan (1250 M – 1800 M)

Pada zaman ini tidak ada perkembangan yang berarti bagi peradaban Islam, kecuali hanya
sedikit. Perkembangan itu pun hanya bersifat memperluas kekuasaan Islam ke dalam beberapa
wilayah, seperti di Mesir, India, Persia, Turki, dan lainlain. Rekaman sejarah yang paling terlihat
dan dikenal masyarakat pada 7 umumnya pada zaman ini adalah penaklukan Konstantinopel dari
Kerajaan Bizantium pada tahun 1453 M oleh Sultan Muhammad Al-Fatih (1451- 1481 M).

Pada zaman ini terdapat tiga kerajaan besar, yaitu Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi
di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Masing masing dari kerajaan ini tidak memperlihatkan
kontribusi bagi peradaban Islam secara signifikan. Peperangan demi peperangan bahkan sering
terjadi pada masa tiga kerajaan besar ini untuk menguasai wilayah tertentu. Disintegrasi politik
pada masa ini terlihat semakin besar dibandingkan dengan masa Bani Abbasiyah dan sekaligus
menandai berakhirnya perkembangan peradaban Islam.

C. Periode Modern (1800 M – Sekarang)

Pada saat Islam sibuk dengan merespon konstelasi perpolitikan yang rumit itu, di Barat
mulai tumbuh kesadaran untuk menaruh perhatian lebih terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, umat Islam tidak hanya berdiam diri melihat kegemilangan dunia Barat, tetapi membuat pola
perubahan kiblat pengetahuan dari yang sebelumnya berkiblat kepada peradaban Yunani, menjadi
berkiblat kepada peradaban Barat.

Pada masa ini bisa disebut juga sebagai masa kebangkitan dunia Islam. Sejumlah tokoh Islam
melakukan pembaruan pemikiran Islam atau modernisasi dalam Islam untuk mengembalikan
kejayaan Islam. Beberapa tokoh pembaru itu di antaranya seperti di Mesir terkenal nama
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Jamaluddin AlAfghani. Di India pembaruan dilakukan
oleh Sir Sayyid Ahmad Khan, Sayyid Amir Ali dan Muhammad Iqbal. Ide pembaruan itu sampai
masuk ke Indonesia dan dikembangkan oleh K.H Ahmad Dahlan dari organisasi Muhammadiyah
dan oleh KH Hasyim Asy‟ari dari Nahdhatul Ulama
D. Ilmuwan Yang Berkontribusi Besar Dalam Perkembangan Islam

1. Ibnu Sina

Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu al-Ali Husein ibn Abdullah ibn al-Hasan ibn Ali
Ibnu Sina atau di dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna. Ia dilahirkan pada bulan Safar di
desa Afsana, pada tahun (370-428 H/980-1037 M). Ibnu Sina wafat pada bulan Juni pada tahun
1037. Lalu ia dimakamkan di Hamadan, Iran. Dan meskipun umurnya hanya 58 tahun, kontribusi
Ibnu Sina bagi perkembangan ilmu pengetahuan termasuk psikologi sangat tidak ternilai
banyaknya. Ibnu Sina adalah dokter di Dunia Barat dan ia seorang filsuf dan ilmuan yang sangat
berkontribusi besar pada saat perkembangan peradaban dunia. Karya-karya Ibnu Sina yang
terkenal ialah:

1. Asy-Syifa. Buku ini adalah buku flsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu Sina, dan
terdiri dari empat bagian, yaitu: logika, fisika, matematika, dan filsafat (ketuhanan). Buku tersebut
mempunyai beberapa naskah yang terbesar di berbagai-bagai perpustakaan di Barat dan Timur.
Bagian ketuhanan dan fisika pernah di cetak dengan cetakan batu di Teheran. Pada tahun 1956 M
lembaga keilmuan Cekoslovakia di Praha menerbitkan pasal keenam dari bagian fisika yang
khusus menegani ilmu jiwa, dengan terjemahannya kedalam bahasa Prancis,di bawah asuhan Jean
Pacuch. Bagian logika diterbitkan di Kairo pada tahun 1954 M,

2. An-Najat. Buku ini merupakan ringkasan buku as-Syifa, daan perna diterbitkan bersama-
sama dengan buku alQanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M di Roma dan pada tahun
1331 M di Mesir.

3. Al-Isyarat wat-Tanbiat. Buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik, dan pernah
diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M, dan sebaginya diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis.
Kemudian diterbitkan di Kairo lagi pada tahun 1947 M

4. Al-Hikmat al-Masyriqiyyah. Buku ini banyak dibicarakkan orang, karena memuat bagian
logika. Ada yang mengatakan bahwa isi buku tersebut mengenai tasawuf, tetapi menurut Carlos
Nallino, berisi filsafat Timur sebagian imbangan dari filsafat Barat.

5. Al-Qanun, atau Canon of Medicine, menurut penyebutan orang-orang Barat. buku ini
pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standar universitas
universitas Eropa sampai akhir abad 17 M. buku tersebut pernah diterbitkan di Roma tahun 1593
M, dan di India tahun 1323 H.

Ibnu Sina memiliki peranan yang menonjol dalam bidang kedokteran dan berbagai
cabangnya. Ia telah melakukan penelitian yang besar dan mendapatkan penemuan penting yang
diabadikan oleh sejarah kedokteran.Berikut ini sebagian dari penemuan tersebut:

- Dalam cara pengobatan: Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara
pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.

- Dalam mengobati orang yang tercekik kerongkongannya: Ibnu Sina membuat penemuan dari
pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan kedalam mulut dan diteruskan
ke kerongkong untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas. Cara seperti ini masih
tetap dipakai hingga sekarang untuk mengobati pasien dengan penyakit yang sama. Kemudian alat
ini juga dipergunakan oleh para dokter anaesthesia sekarang untuk memasukan gas bius dan
oksigen ke dada pasien, akan tetapi alatnya dibuat dari karet atau plastik.

- Dalam penyakit yang menjadi benalu (parasitc): Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali
menemukan cacing Ancylostoma yang juga disebut cacing lingkar. Ini berarti bahwa Ibnu Sina
telah mendahului dokter Itali dalam menemukan jenis cacing ini. Ibnu Sina juga mendeteksi
adanya penyakit gajah (elephantiasis) yang disebabkan oleh cacing filaria dan bagaimana
menjelaskan peneybarannya di tubuh.

- Dalam kedokteran makanan dan penyakit perut Ibnu Sina menjelaskan tentang penyakit
menular antrak (malignant anthrax) yang dalam bahasa Arab disebut “al-huma al-farisiyyah”, dan
cara pengobatannya.

2. Al Khawarizmi

Muḥammad bin Mūsā Al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi,


astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang
Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Buku pertamanya, Al-Jabar, adalah
buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut
sebagai Bapak Aljabar.
Beberapa karya besar dari Al Khawarizmi adalah Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-
muqābala (Arab: ‫ الكتاب‬Perhitungan Merangkum yang Kitab atau ‫والمقابلة الجبر حساب في المختصر‬
Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini
merangkum definisi aljabar. Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan
kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini
b dan c adalah bilangan bulat positif)

1. kuadrat sama dengan akar (ax2 = bx)

2. kuadrat sama dengan bilangan konstanta (ax2 = c)

3. akar sama dengan konstanta (bx = c)

4. kuadrat dan akar sama dengan konstanta (ax2 + bx = c)

5. kuadrat dan konstanta sama dengan akar (ax2 + c = bx)

6. konstanta dan akar sama dengan kuadrat (bx + c = ax2 )

Ia dianggap sebagai penemu algoritma, yang dikenal sebagai algoritma Al-Khawarizmi.


Algoritma ini menjadi dasar dalam pengembangan komputer modern. Salah satu penemuan
penting dari Al-Khawarizmi adalah penemuan angka nol (0). Penemuan ini memudahkan
menghitung puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Selain itu, penemuan angka nol ini merubah
logika berpikir tentang semesta karena angka nol mewakili ketakterhinggaan .

3. Jabir Ibn Hayyan

Jabir Ibnu Hayyan yang merupakan seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka memiliki
nama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al Azdi yang di Barat dikenal dengan nama
Geber. Beliau lahir di Thus, Khurasan, Iran pada tahun 721 M atau sekitar abad ke-7 dan
wafat pada tahun 803 M di Kufah, dikenal sebagai bapak kimia modern dan telah memberikan
banyak kontribusi penting dalam perkembangan ilmu kimia. Sosok Jabir ibn Hayyan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Karya-karyanya
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 Masehi dan menjadi sumber inspirasi
bagi banyak ilmuwan Eropa.
Jabir tak pernah puas dan terus mengembangkan penelitiannya di bidang kimia
sampai pada batas yang tak tertentu yang membuat Jabir memiliki karya dalam bidang kimia
mencapai500 studi kimia, namun hanya sebagian sajalah yang berhasil sampai pada zaman
Renaisance.Dan diantara bukunya yang terkenal diantaranya adalah:

1) Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan berjudul


Summa Perfecdonis. Dan berikutnya di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya, Richard
Russel,mengalihbahasakan karya Jabir ini dengan judul Summa of Perfection.
2) Kitab al Rahmah
3) Kitab al Tajmi
4) Al Zilaq al Sharqi
5) Book of The Kingdom, (diterjemahkan oleh Berthelot).
6) Book of Eastern Mercury, (diterjemahkan oleh Berthelot).
7) Book of Balance, (diterjemahkan oleh Berthelot).
8) Al Khowash
9) Shifah al Kaun (kosmologi)
10) Al Hikmah al-Mashunah
11) Ath-Thobi’ah
12) Shunduq al-hikmah (Rongga Dada Kearifan), merupakan sebuah manuskrip.
13) Al-Lahut
14) Ath-thobi’ah al Fa’ilah al-ula al-Mutaharrikah
15) Kitab as-Sumum
16) Mukhtâr Rasâ`il, volume 1 berisi berbagai pembahasan yang di antaranya berkaitan
dengan filsafat, teologi,ilmu kalam, logika, aspek-aspek teknis kebahasaan, anatomi,
mineral, tumbuhan danhewan, serta pendidikan. Dalam hal ini, berbagai topik
tersebut diklasifikasikan pada duaaspek penting, sesuai dengan orientasi bahasan, yaitu
aspek kimia dankependidikan. Pembahasan tentang kimia sendiri, dalam pengertian
menyangkut konsep-kimia secara umum, dan proses pembelajaran kimia juga banyak
terdapat. Berdasarkan identifikasi kandungan isi terlihat bahwa buku
Mukhtâr Rasâ`il volume 1 memiliki cakupan bahasan yang luas, meliputi berbagai
disiplin ilmu. Cakupan selengkapnya dari keseluruhan isi buku tersebut cukup sulit untuk
diinventarisir secara lengkap karena beberapa hal.
Sebagian dari bukunya merupakan klarifikasi mengenai para ilmuwan dan pakar kimiaYunani
seperti Pythagoras, Socrates, Plato dan Aristoteles. Bahkan beberapa istilah tehnik yangditemukan
dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional,
seperti istilah “Alkali”.

Dalam catatan sejarah, Jabir Ibnu Hayyan adalah orang yang pertama kali menemukan asam
belerang, natrium karbonat, pottasium karbonat, dan sepuh. Zat-zat kimia ini sekarang sangat
urgen, bahkan hampir menjadi salah satu dasar perkembangan peradaban pada abad 19 dan 20 di
bidang kimia, farmasi, pertanian, dan lain lain.

Banyak zat-zat kimia lain yang telah dia temukan yaitu asam asetat dari cuka nitrat, asam sitrat,
asam asetat dan juga asam klorida. Kemudian dia mencoba menggabungkan asam klorida dan
asam nitrat. Dari itu dia pun menemukan asam super yang sangat keras, disebut juga air raja (aqua
regia). Dan ternyata air raja dapat melarutkan emas. Penemuan ini sangat berarti bagi para ahli
kimia untuk mengekstrasi dan memurnikan emas, bahkan di tahun berikutnya ditemukan bahwa
temuan-temuan dari reaksi asam dapat digunakan pada logam lainnya.

Jabir Bin Hayyan memang dikenal telah banyak menghasilkan penemuan-penemuan dari asam
mineral/ asam anorganik seperti asam sulferik, air raja yang tadi dijelaskan, penyulingan tawas,
amonia klorida, pottasium nitrat. Dalam manuskripnya yang berjudul Sandaqal Hikmah (Rongga
Dada Kebijaksanaan) terdapat beberapa paparan Jabir tentang asam.

Zat-zat yang diuji coba olehnya sering kali diambil dari benda-benda yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, seperti isolasi asam sitrat dan asam tartar yang telah ia coba lakukan.
Asam sitrat tersebut diambil dari lemon , sedangkan asam tartarat dari sisa pengendapan (residu)
setelah membuat anggur.

Ada lagi temuan lain dari tokoh yang berhasil memasukkan terma ‘alkali’ dalam kosakata sains
ini, yaitu sebuah zat aditif yang dapat mencegah karat pada besi dan membuat bahan tekstil kedap
air. Dan masih banyak penemuan Jabir Bin Hayyan. Pengetahuannya ini juga ia diaplikasisan
untuk pembuatan besi dan logam lainnya serta untuk penggunaan mangan dioksida pada
pembuatan gelas kaca.
Jabir sudah lebih dulu menggunakan kaca sebagai bahan baku peralatan penelitian kimia.
Adapun instrumen kimia yang telah didisain oleh Jabir diantaranya retort, pippet dan test tube.
Dan ketiga masih digunakan serta dikembangkan hingga saat ini.

Jabir ibnu Hayyan telah dianggap sebagai orang pertama yang menemukan hukum
perbandingan tetap. Dan juga merupakan orang yang pertama menuliskan teori tentang pemanasan
wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal ini yang kemudian menjadi sebuah jalan
bagi Al-Razi dalam menemukan etanol. Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong,
peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan,
kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation),
amalgamasi, dan oksidasi-reduksi

4. Ibnu Al – Haytam

Abu Ali Muhammad al-Hasan Ibu Al Haytam )‫ (ابو علىوحسن بن الهيتم‬atay sering dikenal dengan
Ibnu Al Haytham lahir di Basra, 965 M. yang dikenal sebagi seorang yang cerdik dan pandai di
dunia Barat biasa disebut dengan nama Alhazan, yang merupakan seorang ilmuan islam yang ahli
dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibnu Al Haytham wafat
di Kahera (Mesir) pada tahun 1038/9 ketika beliau berusia 74 tahun.

Ada 200 judul buku karya-karya Ibnu Al Haytham diantaranya adalah :

1. Dalam bidang optic


- Fi al-Minasit (kamus optik).
- Fi al-Maraya al-Muhriqah bi al-Dawair (cermin yang membakar).

Salah satu kitab (buku) yang terkenal dari Ibnu Haitsam adalah kitab al Manadzir, yaitu
buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura

2. Dalam bidang matematika


- “Al-Jami‟ Fi Ushul Al-Hishab”(mengandung teori-teori ilmu metametik dan
metametik penganalisaannya).
- “Ta‟liq Ala Ilm Al-Jabar. (3)“Tahlil Al-Masa'il Al-'Adadiyah” (tentang aljabar).
(4)“Maqalah Fima Tad'u Ilaih” (mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum
syarak).
3. Dalam bidang astronomi
- “At-Tanbih Ala Ma Fi Ar-Rashdi Min Al-Ghalath” (peringatan dalam memperkirakan
atau mengkondisikan sesuatu yang salah).
- “Irtifa‟ Al-Kawakib” (pengangkatan bintang-bintang).

Beberapa penemuan beliau adalah ;

Ungkap Cahaya, Para ahli sains terkemuka seperti Roger Bacon dan Johannes Kepler di Barat
terinspirasi oleh karyanya dan mengembangkan pengetahuan tentang cahaya. Ini kemudian
menjadi dasar bagi penciptaan alat-alat ilmiah seperti mikroskop dan teleskop.

Ilmu Optik, Ibnu Al Haitham adalah salah satu figur kunci dalam sejarah perkembangan ilmu
optik. Beliau adalah orang pertama yang secara sistematis menulis dan menemukan berbagai data
penting mengenai cahaya. Kontribusinya dalam memahami sifat cahaya telah membentuk dasar
bagi perkembangan ilmu optik, yang sangat penting dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi
modern.

Kamera Obscura, Selain itu, dalam sejarah perkembangan teknologi fotografi, Ibnu Haitham
dianggap sebagai penemu kamera pertama di dunia. Pada akhir abad ke-10 M, beliau berhasil
menemukan prinsip dasar kamera obscura, yang merupakan salah satu tonggak penting dalam
sejarah fotografi. Penemuan ini memberikan dasar bagi perkembangan selanjutnya dalam dunia
fotografi dan pemrosesan gambar. Ibnu Al Haitham adalah seorang ilmuwan serba bisa yang tidak
hanya mendalami ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan dampak besar pada perkembangan
pengetahuan manusia.

5. Al Jazari

Beliau adalah Badi’ Az-Zaman Abu Al-‘Iz Abu Bakr Ismail bin Ar-Razaz. Berdasarkan
beberapa informasi, diyakini bahwa beliau dilahirkan sekitar tahun 561 H (1165 M) di Ardhul
Jazirah, sebuah kawasan yang terletak di bagian utara yang diapit oleh sungai Dajlah dan Furat
yang terdapat di Irak. Beliau biasanya dipanggil dengan nama al-Jazari sesuai dengan nama tempat
kelahirannya. Ada dua pendapat mengenai kematian beliau. Pertama, beliau wafat pada tahun 607
H (1210 M). Kedua, beliau wafat pada 602 H (1206 M). Al-Jazari adalah seorang tokoh besar
insinyur mekanik muslim. Penemuannya merupakan contoh dan acuan bagi dunia arsitek dan
industri mekanik pada masa kemajuan peradaban Arab dan Islam.
Penemuan al-Jazari berupa peralatan-peralatan mekanik dan industri. Kitab Fi Ma’rifat al-
Hiyal al-Handasiyyah adalah buku karangan al-Jazari yang memuat semua karya-karya tersebut.
Al-Hiyal artinya adalah media atau peralatan mekanik. Buku ini diberi judul demikian, karena al-
Jazari memadukan pengetahuan ilmiah dan hasil percobannya dalam membuat peralatan tersebut,
sehingga jadilah peralatan yang unggul. Buku ini juga dikenal dengan nama “Al-Jami’ Baina al-
Ilmi Wa al-Amal an-Nafi’ Fi Shina’at al-Hiyal.”

Buku ini dianggap buku teknik terpenting karena berisi urain detil tentang jenis alat-alat
mekanik yang ditemukan dan dibuat oleh al-Jazari beserta cara pembuatannya serta disertai dengan
gambar-gambar. Beliau menjelaskan cara pembuatannya dengan detil sehingga para insinyur pada
masa sekarang ini pun sebenarnya bisa membuatnya sesuai dengan petunjuk al-Jazari dalam buku
tersebut.

Buku ini terdiri dari lima bagian. Pada masing-masing bagian terdapat cara-cara
pembuatannya. Di antara isi bukunya adalah sebagai berikut; jam air, kapal, pintu air, air mancur,
alat pengangkat air yang bekerja dengan kekuatan aliran air, dan beberapa alat-alat yang
bermanfaat seperti pintu dan kunci. Dalam bukunya al-Jazari memfokuskan pada pentingnya
melakukan percobaan dan pengamatan secara teliti atas berbagai fenomena yang terjadi dan
menjadi dasar-dasar penting bagi peningkatan produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai