NIM : 30323065
KELAS : C2
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
Pada masa Harun al-Rasyid, negara berada dalam keadaan makmur dan
kaya. Negara ini kaya, aman, bebas pemberontakan, dan memiliki wilayah luas
yang terbentang dari Afrika Utara hingga India.Selanjutnya pada masa Harun al-
Rasyid terdapat para filosof, penyair, seniman, pembaca Al-Qur’an, dan ahli
agama Islam yang menjadi inti perkembangan peradaban Islam hingga mencapai
puncaknya (Mufrodi, 1997: 102 ).Pada tahun , Sultan Harun al-Rasyid mendirikan
Perpustakaan Baitul Hikmah. Perpustakaan ini merupakan pusat pengembangan
ilmu pengetahuan.Sebagai tempat membaca, menulis, dan berdiskusi.Harun al-
Rasyid sendiri memberikan teladan sebagai tokoh agama dengan menunaikan
ibadah haji tahunan ke Mekkah bersama keluarga, pejabat negara, dan ulama,
serta dikenal sikapnya yang dermawan terhadap orang miskin.
Seorang pakar Kristen dalam bahasa Arab dan Yunani, karya terjemahan
Hunain bin Ishaq antara lain Euclid, Galen, Hippocrates, Apollonius, Plato,
Aristoteles, Themitius, Paulus al-Aghini, dan kitab Perjanjian Lama. Watt (1990:
139) menyebut Hunayn ibn Ishaq (809 – 873) sebagai penerjemah paling
terkemuka karya ilmiah Yunani ke dalam bahasa Arab.
Perkembangan Sastra
Khalifah yang adil itu adalah putra Abdul Aziz, Gubernur Mesir yaitu
Umar bin Abdul Aziz. Ia lahir di Hilwan dekat Kairo atau di Madinah menurut
sumber yang lain. Rupanya keadilannya itu menurun dari Umar bin Khatthab
yang menjadi kakeknya dari jalur ibunya. Ia menghabiskan waktunya di Madinah
untuk mendalami ilmu agama Islam, khususnya ilmu hadits dan ketika menjadi
khalifah ia memerintahkan kaum muslimin untuk menuliskan hadits, dan inilah
perintah resmi dari penguasa Islam. Umar adalah orang yang rapi dalam
berpakaian, memakai wewangian dan berambut panjang dan cara jalan yang
tersendiri, sehingga mode Umar ditiru banyak orang dimasanya.
Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam
harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Ini merupakan paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Paradigma Islam
inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah
terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya;
dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan.
Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, paradigma
Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Namun
di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan
landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-
Qur`an dan Al-Hadits, tapi konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya
dengan tolok ukur AlQur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan
keduanya. Menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti
bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan
pada ayat tertentu, atau hadis tertentu. Jika ada ayat atau hadis yang cocok
dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala
sesuatu, seperti yang ada didalam ayat A-Qur’an yang berbunyi :
126. Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan
(pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu. QS. An-Nisaa` [4]:126
ض ِمثْلَ ُه َّن َيتَن ََّز ُل ْٱْل َ ْم ُر َب ْينَ ُه َّن ِلتَ ْعلَ ُم ٓو ۟ا ِ س ٰ َم ٰ َوت َو ِمنَ ْٱْل َ ْر َ َٱلِلُ ٱلَّذِى َخلَق
َ س ْب َع َّ
َىء ِع ْل ًۢ ًما
ْ ط ِب ُك ِل ش َ ٱلِل قَ ْد أَ َحا
َ َّ ِير َوأَ َّن
ٌ َىء قَد َ َّ أَ َّن
ْ ٱلِل َعلَ ٰى ُك ِل ش
12. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu.QS AthThalaq [65]:12),
Namun bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis
tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa
matahari sebagai pancaran cahaya dan panas;
س ِس َرا ًجا
َ ش ْم ً َُو َج َع َل ْٱلقَ َم َر فِي ِه َّن ن
َّ ورا َو َج َع َل ٱل
11. Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia
berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut
perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami datang
dengan patuh."
Terdapat sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam dengan ayat
diatas. Ayat-ayat diatas menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga
meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti
bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu. Yang dimaksud
menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek
wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa
iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Ringkasnya, Al-Qur`an
dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber
(mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus
sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan Al-
Qur`an dan AlHadits itu.
Firman Allah SWT (artinya): “(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia
dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina
(mani).” (QS As-Sajdah [32]: 7).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal.” (QS Al-Hujuraat [49]: 13).
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits hanyalah
standar iptek, dan bukan sumber iptek, bahwa umat Islam boleh mengambil iptek
dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW pernah menerapkan
hal serupa yaitu penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu
berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga
pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke
Yaman, padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar
bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas
Negara), yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak
bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum
kafir.
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpinpemimpin selain-Nya…” (QS Al-A’raaf [7] : 3).
Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada
perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” (HR Muslim)
Sebaliknya, yang terjadi saat ini adalah negara-negara Barat, dan negara-
negara yang menganut Islam, secara membabi buta mengikuti Barat. Menurut
mereka, kriteria pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
kepraktisan, baik pragmatisme maupun utilitarianisme. Apabila sesuatu itu
bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka hal itu dianggap
benar dan sah.Meski dilarang oleh ajaran agama.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang mengetahui mana yang
secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya
bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT yang
bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.
Inovasi teknologi yang telah dikembangkan oleh tokoh Islam
3. Tasbih digital: Tasbih digital dibuat dalam ukuran kecil sehingga praktis
dibawa ke mana-mana serta dilengkapi tali karet yang bisa melingkar di
jari seperti cincin. Untuk menghitung lafadz zikir, ada tombol yang
disiapkan. Juga ada layar sebagai display angkanya.
4. Abbas Bin Firnas: Ilmuwan muslim ini merupakan orang pertama di dunia
yang membuat konstruksi alat yang bisa terbang. Pada abad ke-9, Abbas
Bin Firnas menciptakan sebuah alat terbang bersayap menyerupai burung
dan berhasil.
C. KESIMPULAN
Faqih, Rahim Aunur dan Muntoha. (2014). "Sejarah Pemikiran dan Peradaban
Islam",https://opac.fah.uinjkt.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=891&bid=9535,
diakses tanggal 16 Januari 2024