KELOMPOK 2 :
1) SHALMA SYAFIRA ( 28 )
2) RAIA AYUDIAH C.P ( 24 )
3) NEYSA ARIANA S. ( 20 )
4) KEYSHA NABILA ( 16 )
A. pengembangan ilmu pengetahuan
2. Majelis Munadzarah
3.Madrasah Nizhamiyah
Bidang militer
4. Periode ini adalah masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan
khilafah Abbasiyah atau disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
Sektor perdagangan
Sektor Perindustrian
Sektor Pertanian
Pada masa Daulah Abbasiyah, perkembangan seni dan budaya terasa sangat
signifikan, sesuai perubahan kehidupan umat Islam dari kehidupan badawah
(desa) yang sederhana ke kehidupan kota yang makmur. Seni dan budaya
tumbuh bersama dengan kehidupan agama Islam yang dipeluk oleh
masyarakat Abbasiyah. Dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah yang dulu
menjadi pusat budaya, maka bertemulah bentuk budaya dari beraneka ragam
etnis yang kemudian melebur dan berkembang dalam suasana Islami.
Seni Arsitektur
Istana Ukhaidir merupakan salah satu bangunan tertua yang dibangun oleh
Dinasti Abbasiyah, yaitu pada tahun 775. Letak istana ini berada di gurun,
sekitar 180 kilometer ke arah selatan dari Bagdad. Istana Ukhaidir, berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 175x169 meter, dan dilengkapi empat gerbang.
Dulunya, bangunan ini diperkirakan berfungsi sebagai tempat tinggal pasukan
dan warga sipil, serta benteng atau pos penjagaan sebelum memasuki Bagdad
Di kompleks Istana Ukhaidir terdapat aula, masjid, pengadilan, dan kompleks
perumahan.
Qashru al-Dzahab adalah nama istana yang didirikan oleh Khalifah Abu Jafar
al-Mansur yang berada di tengah Kota Bagdad. Abu Jafar Al-Mansur
merupakan khalifah kedua Bani Abbasiyah yang berkuasa antara tahun 754-
775. Fungsi istana Qashru al-Dzahab sebagai tempat tinggal khalifah
Abbasiyah. Di sekeliling istana terdapat masjid, alun-alun, asrama pengawal,
kediaman putra khalifah serta kerabat dan pegawai istana.
Istana Qasr al-'Ashiq, yang terletak di dekat Kota Samarra, dibangun pada
sekitar tahun 870-an. Istana ini menampilkan gaya arsitektur khas Daulah
Abbasiyah, yang terbuat dari batu bata dan berbentuk persegi panjang. Qasr
al-'Ashiq memiliki halaman luas yang dikelilingi tembok tinggi seperti benteng,
di mana bagian luarnya terdapat parit.
5. Didirikannya Masjid Agung Samarra
Masjid Agung Samarra dibangun pada abad ke-9, tepatnya ketika Khalifah
Al-Mutawakkil (821-861) memimpin Dinasti Abbasiyah. Khalifah Al-Mutawakkil
membangun masjid ini di Kota Samarra, yang berada di tepi Sungai Tigris, Irak.
Daya tarik Masjid Samarra adalah bangunan menaranya yang berbentuk spiral.
Menara ini memiliki kemiripan dengan Menara Babel yang ada pada masa
Kerajaan Babilonia. Di bagian atas menara ini terdapat paviliun, yang fungsinya
adalah tempat muadzin mengumandangkan azan.
Seni tata kota dan arsitektur pada masa Daulah Abbasiyah bernilai sangat
tinggi, banyak bangunan dan kota dibangun dengan teknik tata kota yang
berseni tinggi. Diantara kota-kota itu adalah :
1. Kota Baghdad
2. Kota Samarra
Lima tahun setelah kota Baghdad mengalami kemajuan Khalifah
AlMu’tashim Billah (833-842M) membangun kota Samarra. Di dalam kota ini
terdapat istana yang indah dan megah, masjid raya, taman kota dengan bunga-
bunga yang indah, dan alun-alun. Untuk memudahkan masyarakat memenuhi
kebutuhan hidupnya, dibangun pula pusat-pusat perbelanjaan dan pusat-pusat
pelayanan publik. Selain pembangunan di kota-kota tersebut, dua kota suci
umat Islam kkah dan Madinah juga tidak terlepas dari sentuhan seni arsitektur
para nguasaa Daulah Abbasiyah. Terlebih Masjid Al-Haram di Makkah dan sjid
Nabawi di Madinah. Menurut tradisi, setiap penguasa muslim pada sanya
masing-masing turut ambil bagian dalm renovasi dan mbangunan dua Masjid
suci kebanggaan umat Islam tersebut.
F. Seni Sastra
Kota Baghdad terkenal dengan kisah yang melegenda di kalangan umat Islam
yaitu cerita tentang 1001 malam (Alfu Lailah Wa Lailah) yang ditulis oleh
Mubasyir ibnu Fathik.
Prosa terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1) Kisah (Qisshah)
Cerita tentang berbagai hal, baik yang bersifat realistis maupun fiktif,
disusun menurut urutan penyajian yang logis dan menarik.
1) Yunus bin Sulaiman (w.765 M), pengarang teori musik pertama dalam Islam.
2) Khalid bin Ahmad (w. 791 M), mengarang buku-buku teori musik mengenai
not dan irama.
3) Ishak bin Ibrahim Al-Mousuly (w. 850 M), telah berhasil memperbaiki musik
jahiliyah dengan sistim baru. Dia mendapat gelar ‘Raja Musik’.
4) Hunain bin Ishak (w.873 M), berhasil menerjemahkan buku teori musik
karangan Plato dan Aristoteles.
Al-Farabi selain sebagai seorang filosof, ia juga dikenal sebagai seniman dan
ahli musik.