Pusat-Pusat Peradaban
Dinasti Abbasiyah
PEMBAHASAN
Dari hadits tersebut tampak jelas bahwa damaskus merupakan pusat peradaban sejak dari
zaman Rosulullah sampai dinasti Abbasiyah.
2. Kairoh, bukti bahwa kairoh sebagai pusat peradaban dinasti Abbasiyah adalah dengan
dijadikannya Al-Azhar sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu agama
maupun ilmu dunia , dan sekarang kairoh terkenal dg sebutan kota seribu menarah.
3. Kufah, kufah ini awalnya adalah pusat dari golongan syi'ah, namun pada dinasti
Abbasiyah kufah diambil alih dan dijadikan sebagai pusat peradaban islam.
4. Madinah, kota madinah sebagai pusat peradaban sejak zaman Nabi muhammad SAW ,
dan pada masa dinasti Abbasiyah madinah tetap sebagai pusat peradaban islam.
5. Baghdad, merupakan kota terbesar kedua di asia barat, baghdad pernah menjadi pusat
peradaban pada masa pemerintahan al-manshur dari dinasti Abbasiyah.
Setelah masa al-Manshur, kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi karena perannya
sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak para ilmuwan dari
berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin
dituntutnya. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan Khalifah
Harun Ar-Rasyd (786-809 M) dan anaknya AlMa’mun (813-833 M). Dari kota inilah
memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik,
supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini.
Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi seluruh negeri Islam.
Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaan dan kebudayaan yang tertinggi di dunia.
Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang
sebelumnya dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan di terjemahkan ke dalam
bahasa Arab. Khalifah Al-Ma’mun memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-
buku ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu benama Bait al-Hikmah. Sejak awal berdirinya,
kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Sebagai pusat intelektual, di Baghdad.
Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid dan al-Makmun, Baitul Hikmah mencapai
puncak kejayaannya sebagai pusat ilmu pengetahuan. Selain perpustakaan, ada pula yang
disebut dengan mahal al waraqah yang secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat
kertas. Mahal al-waraqah juga berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban.
Aktivitas utama di tempat ini, yakni mem buat naskah dan menulis kaligrafi buku. Tempat
belajar lainnya ada di masjid.
Penguasa Abbasiyah membangun ruang belajar di samping masjid. Bangunan ini juga
digunakan sebagai asrama untuk penuntut ilmu. Masjid yang mempunyai fasilitas belajar
mengajar ini disebut dengan Masjid Khan. Gubernur Badr bin Hasanawaih al Kurdi (1015
M) dari Dinasti Abbasiyah mendirikan sekitar 3.000 Masjid Khan.
Tak hanya itu, penguasa Abbasiyah meng gunakan ribat atau benteng sebagai tempat
belajar mengajar. Penggunaan benteng untuk belajar dipelopori oleh para penganut
tasawuf. Mereka menggunakan ribat untuk berkonsentrasi dan menjauhi kehidupan
duniawi. Pada umumnya ribat digunakan kaum miskin yang bersama-sama mela ku kan
pembelajaran dan praktik-praktik sufisme.
Ribat biasanya ditinggali oleh seorang syekh yang terkenal dengan kesalehan dan
ketinggian ilmunya. Syekh tersebut akan menjadi guru para penuntut ilmu yang ber
bondong-bondong mendatangi syekh tersebut.
BAB 2
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara
pilitis, khalifah-khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan
agama. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi, yaitu berhasil menyiapkan landasan
bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam dengan munculnya tokohtokoh Islam
yang terkenal hingga sekarang.
Sebagian kemajuannya juga disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi
kerajaan ini. Pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad. Daerah ini tertumpu pada pertanian
dengan sistem irigasi dan kanal di sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir sampai Teluk Persia.
Perdagangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Baghdad.
DATAR PUSTAKA
Dinasti Abbasiyah Masjid dan Benteng Tempat Belajar | Republika Online Mobile
https://www.republika.co.id/berita/pm59yf313/dinasti-abbasiyah-masjid-dan-benteng-tempat-
belajar
DAULAH ABBASIYAH BAGDHAD SEBAGAI CENTRAL PUSAT PENGETAHUAN Oleh : MURNIASIH
DOSEN STISNU NUSANTARA TANGERANG Niasih87@gmail 221-685-1-PB.pd