Anda di halaman 1dari 26

Masa Keemasan Pendidikan Islam

Masa Keemasan Pendidikan Islam


(Studi Tentang Peran Khalifah Harun Al-Rasyid Dalam
Pendidikan Islam)
Ali Mustofa
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Urwatul Wutsqo Jombang
Email: aljep_90@yahoo.com

Abstract: The role of the Caliph Harun al-Rasyid in Islamic education is very
large, including creating a varied curriculum that not only focuses on the
problems of religion that are adapted to the level of education, establishing
Khizanah al-Hikmah as an institution of translation, observation and reading
room, building educational institutions , guaranteeing the lives of high-paying
educators, utilizing the country's wealth to build educational infrastructure
facilities, cooperating with developed countries to exchange information about
science, developing learning systems by developing Islamic education goals.
Scientific treasures really grew rapidly in Baghdad under the rule of Caliph
Harun al-Rashid. The era of Caliphate Harun al-Rasyid was a golden age in
various fields, ranging from the fields of government, socio-economic,
administration, and the most prominent of science.

Keywords: The Role of Caliph Harun al-Rashid, Islamic Education.

Abstrak: Peran Khalifah Harun al-Rasyid dalam pendidikan Islam sangat besar,
diantaranya membuat kurikulum variatif yang tidak hanya fokus pada masalah
keagmaan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mendirikan Khizanah al-
Hikmah sebagai lembaga penerjemahan, observasi dan ruang baca, membangun
lembaga-lembaga pendidikan, menjamin hidup para pendidik dengan gaji tinggi,
memanfaatkan kekayaan negara untuk membangun sarana prasarana pendidikan,
bekerjasama dengan negara maju untuk bertukar informasi tentang keilmuan,
mengembangkan sistem pembelajaran dengan mengembangkan tujuan pendidikan
Islam. Khazanah keilmuan benar-benar tumbuh pesat di Baghdad dibawah
pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid. Era kekhalifahan Harun al-Rasyid
merupakan masa keemasan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang
pemerintahan, sosial-ekonomi, administrasi, dan yang paling menonjol ilmu
pengetahuan.

Kata Kunci: Peran Khalifah Harun al-Rasyid, Pendidikan Islam.

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 107


Ali Mustofa

Pergantian Bani Umayyah oleh Bani berkembang pesat dan menjadikan


Abbas di puncak kepemimpinan dunia Islam sebagai pusat
masyarakat Islam memiliki arti yang pengetahuan dengan menerjemahkan
lebih tinggi dari sekedar perubahan dan melanjutkan tradisi keilmuan
dinasti semata. Peristiwa ini Yunani dan Persia. Disamping itu
merupakan revolusi dalam sejarah Baghdad berkembang menjadi pusat
Islam, titik balik yang sama perdagangan besar yang
pentingnya dengan revolusi Perancis menghubungkan Asia dan
dan Rusia di dalam sejarah Barat. Mediterania. ( Benson Bobrick,
(Siswanto, 2013, p.51) Tonggak 2013, p.99)
berdirinya dinasti Bani Abbas, Diciptakan seolah dengan tongkat
berawal sejak merapuhnya sistem ajaib seorang penyihir, Baghdad
internal dan performance penguasa menjadi kota terbesar di dunia.
bani Umayyah yang berujung pada Khalifah al-Mansur, memberinya
keruntuhan bani Umayah di nama “Madinah as-Salam” yang
Damaskus, maka upaya untuk berarti kota kedamaian, berada di
menggantikannya dalam memimpin tepi barat sungai Tigris di lembah
umat Islam adalah dari kalangan bani kota yang sama, yang pernah
Abbasiyah. Propaganda revolusi menjadi tempat berbagai ibu kota
Abbasiyah ini banyak mendapat besar dunia masa lalu, merupakan
simpati masyarakat terutama dari nama yang juga tertera di koin-koin
kalangan Syi’ah, karena bernuansa Abbasiyah. Kerajaan telah dibangun,
keagamaan, dan berjanji akan ibukotanya telah didirikan, keluarga
menegakkan kembali keadilan yang memerintahpun telah
seperti yang dipraktikkan oleh diamankan. Dengan demikian,
Khulafaur Rasyidin. (Dudung panggung untuk masa keemasan
Abdurrahman dkk, 2003, p.118) Islam telah disiapkan.
Orang Abbasiyah ketika Babak ketiga drama besar
berhasil merebut kekuasaan, politik Islam dibuka dengan peran
mengklaim dirinya sebagai penting yang dimainkan oleh
pengusung konsep sejati khalifah Abu al-Abbas bin
kekhalifahan, yaitu gagasan negara Muhammad bin Ali bin Abdullah bin
teokrasi yang menggantikan Abbas bin Abdul Mutholib (750-
pemerintahan sekuler (mulk) bani 754). Pemerintahan ini berdiri karena
Umayyah. Sebagai ciri khas dianggap sebagai kemenangan atas
keagamaan dalam istana kerajannya, pemikiran yang pernah di
dalam berbagai kesempatan kumandangkan oleh bani Hasyim
seremonial, seperti ketika dinobatkan (Alawiyun) setelah meninggalnya
sebagai khalifah dan pada salat jumat Rasulullah yaitu bahwa yang berhak
khalifah mengenakan jubah (burdah) berkuasa adalah keturunan
yang pernah dikenakan oleh saudara Rasulullah dan anak-anaknya. Iraq
sepupunya, Nabi Muhammad SAW. menjadi panggung drama terbesar di
Bani Abbasiyah adalah zamannya. Khalifah Abbasiyah ini
kekhalifahan kedua Islam yang menyebut dirinya al-saffah, yang
berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kemudian menjadi julukannya. (
kota Iraq). Kekhalifahan ini Philip K Hitti, 2010, p.358)

108 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

Dinasti Abbasiyah sama kejayaannya ketika berada dibawah


halnya dengan Dinasti lain dalam kekhalifahan Abbasiyah.
sejarah Islam, mencapai masa Lembaga pendidikan Islam
kejayaan politik dan intelektual, pertama untuk pengajaran yang lebih
kekhalifahan Baghdad yang didirikan tinggi tingkatannya adalah Bait al-
oleh al-Saffah dan al-Manshur telah Hikmah (rumah kebijakan) di
mencapai masa keemasan pada Baghdad, ibu kota negara. Selain
khalifah ketiga, Yaitu al-Mahdi, dan berfungsi sebagai biro penerjemah,
khalifah kesembilan al-Watsiq dan lembaga ini juga dikenal sebagai
lebih khusus lagi pada masa Harun pusat kajian akademis dan
al-Rasyid dan putranya al-Makmun. perpustakaan umum, serta memiliki
Zaman Daulah Abbasiyah, sebuah observatorium.
masa meranumnya kesusasteraan dan Ilmu pengetahuan dipandang
ilmu pengetahuan, disalin ke dalam sebagai suatu hal yang sangat mulia
bahasa Arab, ilmu-ilmu purbakala. dan berharga. Para khalifah dan para
Lahirlah pada masa itu sekian pembesar lainnya membuka
banyak penyair, pujangga, ahli kemungkinan seluas-luasnya untuk
bahasa, ahlisejarah, ahli hukum, ahli kemajuan dan perkembangan ilmu
tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, pengetahuan. Pada umumnya
ahli bangunan dan sebagainya. khalifah adalah para ulama yang
Abad X masehi bani mencintai ilmu, menghormati sarjana
Abbasiyah disebut abad dan memuliakan pujangga.
pembangunan daulah Islamiyah Sejarah menyebutkan bahwa
dimana dunia Islam mulai dari zaman keemasan baghdad terjadi
Cordoba di Spanyol sampai Multan selama masa khalifah Harun al-
di Pakistan, mengalami Rasyid (786-809) dan putranya al-
pembangunan di segala bidang, Makmun (813/833). Meskipun
terutama dalam ilmu pengetahuan, usianya kurang dari setengah abad,
teknologi dan seni. ( Musyrifah Baghdad saat itu muncul menjadi
Sunanto, 2011, p.54) pusat dunia dengan tingkat
Kegiatan pendidikan dan kemakmuran dan peran internasional
pengajaran pada masa Abbasiyah yang luar biasa. Berdasarkan fakta
mencapai kemajuan yang gemilang. sejarah, terungkap bahwa pada masa
Sebagian khalifah Abbasiyah pemerintahan keduanya merupakan
merupakan orang-orang masa yang paling gemilang dalam
berpendidikan. Sesungguhnya pada perjalanan peradaban Islam. Ketika
masa akhir Umayyah kegiatan orang-orang Eropa masih berada
pendidikan telah tersebar di wilayah dalam zaman kegelapan (darken
Muslim. Mayoritas umat muslim age), Baghdad yang merupakan
mampu membaca, menulis dan ibukota daulah Abbasiyah ini pada
mereka juga dapat memahami al- zaman tersebut justru telah tampil
qur’an. Pada masa ini pendidikan menjadi pusat peradaban,
tingkat dasar dapat dilakukan di kebudayaan, pendidikan dan ilmu
Masjid, al-Qur’an merupakan pengetahuan yang cahayanya
pelajaran wajib, namun pendidikan menerangi seluruh dunia. Seorang
atau pengetahuan mencapai puncak orientalis Barat non-Islam, Jaeqnes

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 109


Ali Mustofa

C. Biesler, dengan jujur mengatakan: tersebar ke dunia. Baghdad adalah


“Selama lima ratus tahun, Islam kota cerita, kota bertaburan keajaiban
menguasai dunia dengan dan keagungan dari pagi sampai
kekuatannya, ilmu-ilmu pengetahuan malam. Baghdad pun mengilhami
dan peradabannya yang tinggi. Kisah Seribu Satu Malam.
Sebagai ahli waris kekayaan ilmu Kebijakan-kebijakan Harun
pengetahuan dan filsafat orang-orang al-Rasyid menjadikan Baghdad
Yunani, Islam melanjutkan kekayaan sebagai kota literasi. Baghdad
ini setelah memperkayanya sampai tumbuh sebagai kota buku. Industri
ke Eropa Barat. Jadi, Islam telah kertas mengubah wajah Baghdad.
sanggup melebarkan kekuasaan Pendidikan dan situasi intelektual
pemikiran adab-adab pertengahan, bertumbuh secara pesat dan
dan membuat suatu kesan yang menakjubkan. Harun al-Rasyid
mendalam pada kehidupan dan menghendaki arus peradaban
pemikiran Eropa.” (Siswanto, 2013, merujuk ke tulisan. Agenda keilmuan
p.64) dan administrasi pemerintahan mulai
Kepemimpinan Harun al- menggunakan kertas. Sistem
Rasyid adalah masa dimana perdagangan juga berlangsung
masyarakat hidup cukup mewah, melalui pencatatan-pencatatan di
seperti yang digambarkan dalam kertas. Harun al-Rasyid
hikayat Seribu Satu Malam. menggerakkan kekuasaan dan
Kekayaan yang banyak dipergunakan peradaban dengan literasi. Kebijakan
khalifah untuk kepentingan sosial. Harun al-Rasyid mengakibatkan
Rumah sakit didirikan, pendidikan gairah intelektual bersebaran dari
dokter diutamakan dan farmasi Baghdad. Kaum terpelajar
dibangun. Pada saat itu, baghdad menggunakan buku dan kertas untuk
telah mempunyai 800 dokter. (Serli sebaran ilmu.
Mahroes, 2015, p.81 -82) Khalifah Harun al-Rasyid
Harun al-Rasyid juga juga sangat giat dalam penerjemahan
mendirikan pemandian-pemandian berbagai buku berbahasa asing ke
umum, sehingga dirinya cukup dalam bahasa Arab. Dewan
terkenal pada zamannya. Lembaran penerjemah juga dibentuk untuk
sejarah abad ke-9, dua nama raja keperluan penerjemahan dan
yang menguasai percaturan dunia: penggalian informasi yang termuat
Charlemagne di Barat dan Harun al- dalam buku asing. Dewan
Rasyid di Timur. penerjemah itu diketuai oleh seorang
Harun al-Rasyid sanggup pakar bernama Yuhana bin Musawih.
membuat Baghdad sebagai pusat Bahasa Arab ketika itu merupakan
peradaban. Urusan perdagangan, bahasa resmi negara dan bahasa
politik, ilmu pengetahuan, pengantar di sekolah-sekolah,
pendidikan berkembang gemilang perguruan tinggi, dan bahkan
dalam naungan kekuasaan Khalifah menjadi alat komunikasi umum.
Harun al-Rasyid. Ahli sejarah terus Karena itu, dianggap tepat bila
mengingat bahwa Baghdad memberi semua pengetahuan yang termuat
dan menularkan inspirasi-inspirasi dalam bahasa asing itu segera
perubahan ke berbagai Negeri dan

110 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

diterjemahkan ke dalam bahasa dirasakan adalah konsep fundasional


Arab. atau kajian teoritis (pemikiran),
Pengaruh penerjemahan ini, tetapi miskin dimensi operasional
bukan saja membawa kemajuan di atau praktisnya. Untuk mencegah
bidang ilmu pengetahuan umum, timbulnya kesenjangan antara teori
tetapi juga pengetahuan agama. dan praktek, maka salah satu cara
Dalam bidang Tafsir, sejak awal yang ditempuh adalah mencari
sudah dikenal dua metode paradigma pendidikan dalam kurun
penafsiran, yaitu, tafsir bil ma’tsur waktu tertentu. (Rahmat, 2011, p.6)
sebagai interpretasi tradisional
dengan mengambil interpretasi dari Pembahasan
Nabi dan para sahabat sedangkan
tafsir bil ra’yi sebagai metode Harun al-Rasyid
rasional yang lebih banyak bertumpu Joesoef Sou’yb dalam
pada pendapat dan pikiran dari pada bukunya Sejarah Daulat Abbasiyah I
hadis dan qaul sahabat. Metode tafsir menuturkan, Harun Ibn Muhammad
yang terakhir inilah yang banyak Ibn Abi Ja’far al-Manshur adalah
berkembang pada pemerintahan Khalifah kelima dalam dinasti
daulah Abbasiyah dan sangat Abbasiyah. Beliau merupakan putra
dipengaruhi oleh perkembangan termuda dari Muhammad Ibn Ja’far
pemikiran filsafat dan ilmu al-Manshur yang kemudian dikenal
pengetahuan. Hal ini juga terlihat dengan khalifah al-Mahdi. Harun al-
dalam ilmu Fiqih dan terutama dalam Rasyid lahir dari seorang ibu
ilmu teologi. (Siswanto, 2013, p.61) berdarah Iran bernama Khaizuran
Menurut Mastuhu, untuk yang pada mulanya merupakan
merebut kembali Iptek, sebagaimana seorang budak. Dengan demikian,
zaman keemasan (The Golden Age) dalam diri Harun al-Rasyid mengalir
dulu, umat Islam harus terus menerus darah Arab dan Iran sekaligus.
mencari paradigma pendidikan (Ahmad Afnan Anshori, Jurnal
dengan berusaha menggali kembali Penelitian Vol. 9, No. 2 2015, p.211)
ajaran Islam, baik al-Qur’an, al- Harun al-Rasyid
Sunnah, sejarah Islam maupun mempersunting seorang gadis Arab
tulisan para ulama dan sarjana yang cantik bernama Zubaidah
muslim dari berbagai disiplin ilmu. sebagai istrinya, kemudian dikaruniai
Pencarian paradigma pendidikan seorang anak laki-laki yang bernama
Islam yang dimaksudkan agar Al-Ma’mun, Al-Amin, dan Al-
ditemukan konsep dan sistem Mu’tashim. (Suwito, 2005, p.97)
pendidikan Islam secara utuh, hal Harun al-Rasyid menduduki tahta
yang penting adalah agar tidak sulit pada usia 25 tahun menggantikan
mengembangkan teori ilmu yang saudaranya khalifah al-Hadi yang
tidak bebas nilai dari ajaran Islam, wafat. Usia yang masih sangat muda
kemudian mengoperasionalkan untuk menduduki puncak kekuasaan
dalam kehidupan sehari-hari. yang luas. Namun usia yang masih
(Mastuhu, 2004, p.15) Berbicara muda ini justru merupakan salah satu
tentang pendidikan Islam, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan
kelemahan pendidikan Islam yang Harun al-Rasyid membawa dinasti

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 111


Ali Mustofa

Abbasiyah di bawah (Laksono, 2010, p.118) Harun al


kepemimpinannya mencapai masa Rasyid sangat mencintai serta
keemasan. (Ahmad Afnan Anshori, memperhatikan kehidupan rakyat,
Jurnal Penelitian Vol. 9, No. 2 2015, setiap malam beliau berkeliling
p.211) Pada zamannya peradaban melihat kondisi rakyatnya dengan
berkembang pesat, karena beliau menyamar menjadi rakyat biasa serta
memberi perhatian lebih pada bidang menanyakan kepada rakyatnya
ilmu pengetahuan dan upaya-upaya tentang pemerintahan Harun al-
pembangunan sarana umum. Rasyid. Beliau ingin mengetahui
Latar belakang Harun al- unek-unek dan keinginan rakyatnya.
Rasyid menjadi khalifah Dinasti Perhatian Harun al-Rasyid
Abbasiyah berawal dari wafatnya al- terhadap perkembangan ilmu
Hadi pada tahun 786, maka tidak pengetahuan juga sangat besar.
lama kemudian saudaranya yaitu Terbukti dengan maraknya proyek-
Harun al-Rasyid yang dibaiat oleh proyek penerjemahan buku-buku dari
pendukungnya menjadi khalifah berbagai bahasa ke dalam bahasa
Dinasti Abbasiyah. Setelah kuat Arab. Pada masa pemerintahan
posisinya Harun al Rasyid memaksa beliau hidup tiga tokoh utama fikih
Ja’far untuk meninggalkan Islam yaitu: Imam Malik bin Anas
kekuasaannya dan akhirnya Harun yang juga guru fikih untuk putra-
al-Rasyid yang menjadi khalifah putranya, Imam Muhammad bin Idris
kelima Dinasti Abbasiyah. as-Syafi’i dan Imam Ahmad bin
Harun al-Rasyid adalah Hambal. Perhatian Harun al-Rasyid
seorang khalifah yang paling terhadap ilmu pengetahuan juga
dihormati, alim dan sangat terlihat dalam penunjukan guru bagi
dimuliakan sepanjang usia menjadi para putra-putranya. Sebagai seorang
khalifah. Kota Baghdad sebagai ibu khalifah, Harun al-Rasyid sadar betul
kota negara telah mencapai puncak bahwa dia harus mempersiapkan
kejayaannya pada masa itu. Bukan putra-putranya dengan bekal yang
khalifah saja yang mendapatkan cukup agar kelak mereka bisa
limpahan harta kekayaan dari melanjutkan tugas kekhalifahan.
kejayaan itu, akan tetapi semua (Ahmad Afnan Anshori, Jurnal
pembesar istana seperti pegawai- Penelitian Vol. 9, No. 2 2015, p.213)
pegawai pemerintah, panglima- a. Sifat dan Akhlak Harun al-Rasyid
panglima tentara dan para pekerja Harun al-Rasyid berkulit putih,
istana lainnya. Di dalam kota berperawakan tinggi, gemuk, dan
Baghdad di bangun taman-taman ganteng. Sementara Ibn Tabatiba
kota yang indah, saluran-saluran air mengemukakan: Negara yang
yang lancar. dipimpin oleh Harun al-Rasyid
Harun al-Rasyid (763-809) merupakan sebaik-baik negara
adalah salah seorang pemimpin dan merupakan negara paling luas
terbesar dalam sejarah. Harun al wilayahnya. Harun al-Rasyid
Rasyid berhasil membangun merupakan khalifah paling utama,
Baghdad menjadi kota paling hebat paling fasih, paling ilmuan dan
di dunia saat itu. Baghdad adalah paling mulia. Selama masa
pusat perdagangan dan sains dunia. pemerintahannya hampir selalu

112 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

diisi dengan berhaji dan digunakan untuk menguasai


berperang, umpamanya tahun ini hadits atau sunnah Nabi dan teks
berhaji tahun berikutnya al-Qur’an. Latihan fisiknya
berperang. Bila berhaji, beliau sebagai calon tentara Tuhan juga
melakukannya dengan jalan kaki. ditekankan dan memadukan
Tidak ada khalifah yang berhaji latihan militer seperti permainan
jalan kaki seperti beliau. (Hasan pedang, penah dan pertempuran
Ibrahim Hasan, 2013, p.72) berkuda dengan pelajaran seni
Perbuatan Harun al-Rasyid mirip perang. (Bobrick, 2013, p.58-59)
dengan yang dilakukan khalifah Harun al-Rasyid, yang memang
al-Mansur, kecuali soal berwatak agak pemalu, juga
kedermawanannya dalam memiliki sisi halus. Salah satu
membelanjakan harta. Harun al- gurunya adalah Abdul Malik bin
Rasyid tidak pernah menyia- Quraib al-Ashmu’i. Harun al-
nyiakan kebaikan orang atau Rasyid mendapatkan seorang
menangguhkannya. Beliau pembimbing yang lebih terpelajar
menyukai ulama, ahli fiqih dan dan lebih bijaksana. Al-Ashmu’i,
tidak menyukai orang yang menurut para sejarawan Muslim
menonjolkan diri dalam urusan awal yang hebat Ibnu Khalikan,
agama. (Hasan Ibrahim Hasan, mengungkapkan bahwa al-
2013, p.72)Pada masa Ashmu’i adalah seorang pakar
pemerintahan beliau hidup orang- bahasa Arab yang sempurna serta
orang besar, para ulama, ilmuan seorang tata ahli bahasa yang
yang jasanya dalam bidang mumpuni. Dia lebih tahu
pendidikan, peradaban serta mengenai ungkapan orang Arab
kebudayaan mampu menerangi Badui dibanding siapapun.
Eropa yang kala itu masih diliputi (Bobrick, 2013, p.59)
kegelapan. Bahkan pemerintahan Gurunya yang paling berpengaruh
beliau diakui hingga saat ini, dan yang dipercayakan oleh
sebagai masa kejayaan Islam. khalifah al-Mahdi dalam
b. Pendidikan Harun al-Rasyid pendidikan beliau sejak kecil
Harun al-Rasyid sebagai seorang adalah Yahya al-Barmaki. (K.
pangeran diberikan berbagai Hitti, p.366) Karena kedekatan
macam pendidikan, beliau Yahya sebagai guru Harun al-
mempelajari sejarah, geografi, Rasyid, Yahya beserta
dan retorika (kefasihan), musik keturunannya mendapatkan hak
dan syair serta ekonomi dalam atau tempat istimewa di dalam
bentuk pelajaran keuangan. pemerintahan. Ketika Harun al-
Pelajaran keagamaan Rasyid menjadi khalifah beliau
membungkus atau mewarnai mengangkat ketururnan Barmak,
semua mata pelajaran, karena yang tetap ia panggil “Bapak”
Islam merupakan sebuah dengan penuh hormat, sebagai
kebudayaan religius, dan dibawah wazir dengan kekuasaan tak
pengawasan Ali bin Hamzah al- terbatas.
Kisa’i, seorang teolog terkemuka, Harun al Rasyid memang telah
energi terbesar Harun al Rasyid didik dengan baik oleh ayahnya

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 113


Ali Mustofa

sejak kecil. Untuknya didatangkan Bizantium. Harun al Rasyid,


guru-guru terbaik dari seluruh anaknya yang masih muda dan
kekhalifahan. Buku-buku fiqih, penerusnya di masa berikutnya,
hadits, juga filsafat dari memimpin ekspedisi tersebut.
Aristoteles dan Plato sudah dia Selama ekspedisi inilah Harun al-
baca sejak remaja sehingga dia Rasyid memperlihatkan
tumbuh menjadi orang yang kepiawaiannya, sehingga ayahnya
cerdas. Harun al Rasyid pada memberikan gelar al-Rasyid
waktu luangnya senang bermain (pengikut jalan yang lurus) dan
catur. Ini adalah permainan yang mengangkatnya sebagai pewaris
dia dapat dari India dan disana tahta kerajaan setelah saudaranya,
disebut Chaturangga. Dia juga Musa al-Hadi. (Eko Laksono,
senang mendengar cerita-cerita 2010, p.372) Harun al-Rasyid
dari para tukang ceritanya dan berdasarkan Ensiklopedi Islam
senang mendengar puisi yang pernah menjabat sebagai
indah. ( Eko Laksono, 2010, Gubernur selama dua kali
p.121) sebelum beliau menjadi khalifah,
Guru-guru yang mengajari Gubernur as-saifah pada yahun
keilmuan khalifah Harun al- 163 H/779 M dan Gubernur
Rasyid bukan orang biasa, beliau Maghribi pada tahun 780 M.
adalah seorang guru yang (Kasmiati, p.93)
memang ahli dibidangnya, Harun al-Rasyid disamping
sehingga tidak heran bila khalifah berprestasi dalam bidang militer
Harun al-Rasyid menjadi seorang dan pemerintahan, beliau juga
khalifah yang adil, bijaksana, memperhatikan bidang keilmuan.
tekun beribadah serta cinta akan Kekayaan yang melimpah banyak
ilmu pengetahuan. Hal tersebut dimanfaatkan Harun al-Rasyid
tidak terlepas dari didikan para untuk keperluan sosial, rumah
gurunya sehingga menjadikan sakit, lembaga pedidikan, serta
khalifah Harun al-Rasyid mendirikan farmasi. Pada
berpribadi mulia serta menjadi masanya, sudah terdapat paling
seorang pemimpin atau khalifah tidak sekitar 800 orang dokter.
yang benar-benar mengayomi dan Disamping itu, pemandian-
mensejahterakan kehidupan pemandian umum juga dibangun.
rakyatnya. Tingkat kemakmuran yang paling
c. Prestasi-prestasi Harun al-Rasyid tinggi terwujud pada zaman
Harun al-Rasyid sebagai seorang Harun al-Rasyid. ( Badri Yatim,
pemimpin sebuah dinasti besar 2008, p.52)
sudah memiliki berbagai prestasi Kesejahteraan sosial, pendidikan,
sejak beliau masih muda. Al- ilmu pengetahuan dan
Mahdi, khalifah Abbasiyah kebudayaan serta kesusastraan
pertama yang mengumandangkan berada pada zaman keemasannya.
“perang suci” melawan Pada masa inilah negara Islam
Bizantium, memulai perangnya menempatkan dirinya sebagai
dengan serangan yang brilian dan negara terkuat dan tak tertandingi.
sukses terhadap pasukan kerajaan Bahkan ketika itu bangsa Eropa

114 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

masih terselimuti dengan awan tampak. (Imam Fuadi, 2011,


kegelapan. Pada tingkat ini beliau p.132)
benar-benar merupakan sosok Harun al-Rasyid juga membangun
pemimpin atau khalifah yang sebuah perpustakaan sebagai
menunjukkan cinta ilmu tempat penerjemahan buku-buku
pengetahuan serta begitu keilmuan asing yang diberi nama
memperhatikan kesejahteraan Khizanah al-Hikmah yang
rakyatnya, sehingga dimasa merupakan institusi kebudayaan
pemerintahan beliau masyarakat dan pikiran yang cemerlang ketika
terjamin kebutuhannya. itu, serta yang merintis jalan
Ahmad Syalabi dalam bukunya kearah kebangkitan Eropa.
menjelaskan tentang sikap Harun Kemudian pada masa
al-Rasyid yang ingin pemerintahan putranya al-
mensejahterakan rakyat maka Ma’mun diganti nama menjadi
apapun beliau berikan. Keadaan Bait al-Hikmah yang dikenal
aman beliau berikan sehingga hingga sekarang. Meskipun hanya
membuat para pedagang, sebuah perpustakaan tapi
saudagar, kaum terpelajar dan memainkan fungsi pendidikan,
jamaah dapat melakukan dan munculnya ilmu-ilmu sains,
perjalanan di seluruh wilayah astronomi, karya-karya
kerajaan yang sangat besar. Aristoteles berawal dari
Masjid, perguruan tinggi, dan perpustakaan ini.
sekolah-sekolah, rumah sakit, Terkait upaya-upaya yang
toko obat, jembatan dan terusan dilakukan khalifah Harun al-
dibangunnya, memperlihatkan Rasyid dalam penerjemahan dan
hasratnya yang besar bagi pengembangan ilmu pendidikan,
kesejahteraan rakyatnya. pada tahun 800, Harun al-Rasyid
Harun al-Rasyid juga melanjutkan mendirikan pabrik kertas pertama
upaya-upaya penerjemahan buku- di Baghdad. Ini adalah peristiwa
buku asing yang datang dari besar. Pabrik kertas ini mungkin
Yunani, tetapi juga keilmuan yang adalah yang pertama diluar Cina.
datang dari India. Disamping itu Berkat didirikannya pabrik kertas
karya-karya Persia juga itu, buku-buku bisa dibuat dengan
diterjemahkan. Al-Fadl ibn jauh lebih banyak dan lebih
Nawbakht (w. 815 M), seorang murah. (Laksono, p.121)
kepala perpustakaan pada masa Masa pemerintahan Harun al-
beliau menerjemahkan beberapa Rasyid, peradaban Islam
karya astronomi dari Iran. Tetapi mencapai puncak kejayaan ilmu
karena penerjemahan Kalilah wa pengetahuan. Para cerdik
Dimmah oleh Ibn al-Muqaffa, cendekia sering berkunjung ke
seorang Zoroaster yang masuk istana khalifah Harun al Rasyid,
Islam, lebih dominan dibanding berkumpul penuh gairah untuk
dengan sains dan filsafat, saling bertukar atau berdiskusi
menjadikan pengaruh tentang masalah keilmuan. Ketika
kesusastraan dan seni rupa Persia beliau mendengar ada ahli ilmu,
terhadap umat Islam lebih beliau mengundang orang tersebut

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 115


Ali Mustofa

keitananya serta menyambut Pendidikan Islam Masa Khalifah


dengan istimewa karena beliau Harun al-Rasyid
suka memuliakan ahli ilmu. a. Pendidikan Islam
Beliau banyak belajar dari para Pendidikan merupakan pintu
ahli ilmu tentang berbagai menuju kemjuan dan peningkatan
pengetahuan. kualitas kehidupan manusia.
Harun al-Rasyid juga menjalin Harun al-Rasyid memberikan
hubungan diplomatik dengan perhatian lebih dalam bidang
beberapa negara Timur dan Barat pendidikan, menurut Syalabi
untuk mengamankan negaranya Harun al-Rasyid memperbesar
dari serangan para musuh. departemen studi ilmiah dan
Beliaulah khalifah pertama yang penerjemahan yang dibangun
menerima para duta besar di dimasa kakeknya, al-Mansur.
istananya. Seperti duta besar yang Kemurahan hati beliau, para
diutus kaisar Cina dan penguasa mentri dan anggota istana yang
Perancis, Carlemagne. Kepada berbakat terutama keluarga
penguasa Perancis beliau Barmak yang saling berlomba
memberikan sebuah jam yang membantu kemajuan dalam ilmu
buat masyarakat barat ketika itu pengetahuan dan kesenian,
masih merupakan barang yang membuat Baghdad menjadi pusat
aneh. (Kasmiati, p.97) yang menarik bagi orang-orang
Prestasi-prestasi serta usaha terpelajar dari seluruh dunia.
Harun al-Rasyid dalam (Kasmiati, p.96)
membangun peradaban serta Kemajuan dalam bidang
pengetahuan membuahkan hasil pendidikan melalui berbagai
yang luar biasa, Baghdad muncul bentuk dan jenis lembaga
menjadi sebuah negara yang pendidikan. Berikut ini
dipenuhi dengan para ilmuan, dikemukakan beberapa lembaga
cerdik cendekia serta pendidikan yang berkembang
berperadaban tinggi. Disamping pada masa Harun al-Rasyid.
itu, khizanah al-Hikmah atau yang 1) Kutab atau maktab
lebih dikenal dengan Bait al Kuttab berasal dari kata dasar
Hikmah yang merupakan lembaga maktaba yang berarti tempat
institusi terbesar dan terlengkap belajar. Kuttab berlangsung di
menjadi rujukan para pelajar rumah-rumah guru, biasanya
Eropa yang belajar dari Islam, seorang Hufadz (penghapal al-
kemudian kembali ke Eropa Qur’an) dengan materi berkisar
mengembangkan keilmuan- pada baca tulis. Karena itu,
keilmuan yang didapat dari kuttab merupakan lembaga
Baghdad serta mengembangkan pendidikan paling dasar. (Arief
lembaga-lembaga kajian keilmuan Subhan, 2012, p.37)
yang menjadi perintis jalan Kuttab merupakan jenjang
menuju masa kebangkitan pendidikan pertama, terutama
intelektual Eropa (renaisance) pendidikan untuk anak-anak.
dan industrilisasi di Eropa abad ke Tujuan utama kuttab adalah
17. mengajari anak-anak al-Qur’an

116 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

dan hal-hal yang berkaitan dijadikan sebagai sarana


dengannya, seperti ilmu bahasa mencari ilmu dan berlangsung
dan sastra. Sehingga, mereka hingga masa Harun al-Rasyid.
belajar membaca, menulis, Ahmad Syalabi menyatakan
nahwu dan matematika. Tidak bahwa para ulama
ada ketentuan umur bagi anak- menggunakan rumahnya
anak kecil yang ingin masuk sebagai tempat pengajaran
kuttab dan menimba ilmu. adalah karena dalam keadaan
Kebanyakan orang tua terpaksa dan darurat. Misalnya
mengirim anak-anak mereka ke al-Ghazali yang tidak mengajar
kuttab di usia antara 5-7 tahun. di Madrasah Nizamiyah karena
(Muhammad Husain menjalani kehidupan sufi
Mahasnah, 2016, p.130-131) sehingga beliau melaksanakan
2) Toko Buku pembelajarannya di rumah,
Tingginya penghargaan sedangkan banyak pelajar yang
terhadap ilmu pengetahuan, haus akan ilmunya. Ali ibn
mengilhami berdirinya toko- Muhammad al-Fashihi terpaksa
toko buku, penyalin buku, dan melaksanakan
penyalur buku di kota-kota pembelajarannya di rumah
besar Islam seperti Baghdad, karena beliau dipecat dari
Cordova, Kairo, Damaskus. Madrasah Nizamiyah lantaran
Banyak para ilmuan yang dituduh sebagai seorang
menghabiskan waktunya untuk Syi’ah. Namun, karena
mengkaji ilmu pengetahuan ketenaran serta kealimannya
melalui toko-toko buku. para murid tetap belajar ke
(Mohammad Muchlis Solichin, rumahnya. (Solichin, p.204)
2008, p.203) 4) Madrasah
Pemilik toko buku biasanya Madrasah secara harfiah berarti
berfungsi sebagai tuan rumah tempat belajar. Adapun dalam
(pemilik toko), dan kadang- pengertian yang lazim
kadang berfungsi sebagai digunakan, madrasah adalah
muallim dalam lingkaran studi lembaga pendidikan tingkat
(halaqah) yang memimpin dasar dan menengah yang
pengajian, sebagian yang mengajarkan ilmu agama dan
memiliki toko buku adalah ilmu lainnya dengan
para ulama. Hal ini menggunakan sistem klasikal.
menunjukkan betapa antusias Dalam sejarah, madrasah ini
umat Islam masa itu dalam mulai muncul di zaman
menuntut ilmu. (Ramayulis, khalifah Bani Abbas, sebagai
p.80) kelanjutan dari pendidikan
3) Rumah-rumah Ulama yang dilaksanakan di masjid
Dalam kondisi darurat, atau tempat lainnya. (Abuddin
sebagian ulama memilih Nata, 2014, p.160)
mengajar di rumah mereka. 5) Perpustakaan atau
Sudah sejak zaman Rasulullah Observatorium
rumah-rumah para ulama

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 117


Ali Mustofa

Zaman Abbasiyah dalam seruan jihad dan berbagai


rangka mengembangkan ilmu kegiatan positif lain
pengetahuan, didirikan pula sebagaimana masa Nabi
perpustakaan, observatorium, Muhammad SAW.
serta tempat penelitiandan Ilmu-ilmu syariah menjadi
kajian penelitian lainnya. materi kajian pokok di dalam
(Abuddin Nata, 2014, p.161) halaqah-halaqah masjid,
Ditempat ini sering diadakan terutama ilmu al-Qur’an,
kajian-kajian ilmu pengetahuan seperti tafsir dan qiraat, ilmu
dan filsafat Yunani. Para hadits, fikih, kalam ditambah
ilmuan melakukan pengamatan bahasa dan sastra, serta
dan riset di observatorium beberapa ilmu eksakta, seperti
tersebut. (Ramayulis, p.82) kedokteran, matematika, logika
Perpustakaan tidak sekedar dan filsafat. (Mahasnah, p.134)
dijadikan tempat membaca Ilmu yang diajarkan tergantung
buku, namun juga dijadikan pada Syaikh yang mengajar,
tempat belajar untuk ada yang hanya membahas satu
memecahkan masalah, kajian ada yang beragam
eksperimen, belajar sambil kajian.
kerja atau menemukan ilmu 7) Salun Kesusastraan/ Majelis
baru. Pada zaman ini, belajar Para Khalifah dan Amir
tidak hanya di dalam kelas Salun kesusastraan meurut
namun bisa di tempat kajian- Chadijah Ismail dalam
kajian ilmiah. Harun al-Rasyid bukunya Sejarah Pendidikan
mendirikan perpustakaan Islam adalah suatu majelis
Khizanah al-Hikmah sebagai khusus yang diadakan oleh
tempat untuk memperluas para khalifah untuk membahas
keilmuan serta memenuhi rasa berbagai macam ilmu
haus rakyatnya akan ilmu. pengetahuan. Majelis seperti
Perpustakaan pada masa Harun ini sebenarnya sudah ada sejak
al-Rasyid di kepalai oleh zaman Khulafa’ al Rasyidin
Yuhana bin Maskawaih dan diadakan di masjid.
seorang Nasrani Suryani dalam Namun, pada masa Umayyah,
rangka penerjemahan buku- pelaksanaannya dipindahkan
buku asing ke dalam Bahasa ke istana dan hanya dihadiri
Arab. oleh orang-orang tertentu saja.
6) Masjid (Ramayulis, p.82)
Fungsi masjid sebagaimana Majelis sastra ini, pada masa
dijelaskan dalam berbagai Harun al-Rasyid (170-193)
literatur bukan hanya berfungsi mengalami kemajuan yang luar
sebagai tempat ibadah, tapi biasa, karena khalifah sendiri
bisa juga digunakan sebagai adalah ahli ilmu pengetahuan
tempat diskusi, belajar ilmu yang cerdas, sehingga beliau
agama, musyawarah, aktif di dalamnya. Pada masa
pembaiatan khalifah, itu beliau sering mengadakan
pemutusan perkara, tempat perlombaan antara ahli-ahli

118 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

syair, perdebatan antara fuqaha al Kisa’i. Kedua putra Harun


dan juga sayembara antara ahli al-Rasyid tersebut diajari
kesenian dan pujangga. dasar-dasar membaca dan
(Ramayulis, p.81) menulis, diberikan beragam
Diskusi dalam forum ini yang wawasan, serta fokus pada
paling terkenal terjadi di dalam pengetahuan-pengetahuan yang
majelis Harun al-Rasyid adalah menjadikan mereka kuat
diskusi linguistik antara memikul tanggung jawab yang
Sibawaih dan al-Kisa’i. Pada akan mereka emban di
pemerintahan Harun al-Rasyid, kemudian hari. Selain itu,
Yahya bin Khalid al-Barmaki Harun al-Rasyid juga ikut
memiliki majelis dimana disitu menetapkan metode yang
banyak berkumpul para ahli dipelajari oleh putranya. Sang
kalam dari kalangan kaum anak terus menimba ilmu dari
muslimin dan lainnya. muaddib hingga berpindah
(Mahasnah, p.140) tingkatan, dari jenjang kuttab
8) Pendidikan di Istana ke jenjang thalib (pelajar) yang
Timbulnya pendidikan rendah belajar di halaqah-halaqah
di istana untuk anak-anak para masjid dan sekolah-sekolah.
pejabat didasarkan atas (Mahasnah, p.137-138)
pemikiran bahwa pendidikan Strata sosial yang tinggi, serta
itu harus bersifat menyiapkan kemewahan hidup di istana
peserta didik agar mampu tidak menutup mata hati Harun
melaksanakan tugas-tugas al-Rasyid. Beliau tetap
kelas dewasa. Berbeda dengan mengajarkan kerendahan hati
pendidikan anak-anak di kepada al-Amin yang kelak
kuttab, di istana para orang tua akan meneruskan estafet
murid yang membuat rencana kekhilafahan bani Abbas. Hal
pembelajaran sesuai dengan ini terbukti dalam perintah
tujuan yang dikehendaki orang Harun al-Rasyid yang tertuang
tua serta sejalan dengan tujuan dalam wasiat yang beliau tulis
dan tanggung jawab yang akan untuk al-Ahmar. Dalam wasiat
dihadapi sang anak kelak. tersebut jelas tertulis
(Ramayulis, p.79) ‫وطاعتكعليهواجبة‬ yang
Guru yang mengajar putra menyuratkan kewajiban al-
khalifah atau pembesar- Amin untuk mentaati al-Ahmar
pembesar istana ini disebut sebagai gurunya. (Ahmad
dengan muaddib. Sebab, pada Afnan Anshori, 2015, p.218)
kondisi ini mereka diminta.
Selain mengajari ilmu, mereka Tujuan Pendidikan Islam Masa
juga mendidik dan Harun al-Rasyid
menanamkan akhlak. Tujuan pendidikan adalah
Misalnya, Harun al-Rasyid sasaran yang akan dicapai dalam
memasrahkan pendidikan sebuah usaha pendidikan, konsep
kedua putranya, al Amin dan al tujuan pendidikan yang paling
Makmun kepada Sibawaih dan sederhana adalah perubahan yang

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 119


Ali Mustofa

diinginkan dan diusahakan oleh a. Tujuan Keagamaan dan


proses pendidikan, baik pada tingkah Akhlak
laku individu dan kehidupannya Tujuan ini masih sama
yang meliputi aspek individu, sosial sebagaimana pada masa
dan profesionalisme. (Yatim,54) sebelumnya, anak-anak didik
Sebelum pemerintahan Islam, dan diajar membaca/menghafal
mayoritas penduduk bangsa Arab al-Qur’an. Hal tersebut
merupakan penduduk yang buta merupakan suatu kewajiban
huruf, mereka bergantung pada dalam agama, supaya mereka
hafalan/ingatan untuk meriwayatkan mengikuti ajaran agama dan
atau menghubungkan tradisi mereka berakhlak menurut agama.
secara lisan. Dengan adanya Selain itu mereka juga diajar
kebangkitan intelektual pada masa ilmu tafsir, hadits dan
Abbasiyah khususnya khalifah Harun sebagainya. (Jurnal Tadrib,
al-Rasyid dan mengantarkan Dinasti p.10)
ini mencapai masa keemasannya b. Tujuan Kemasyarakatan
(golden age) yang ditandai dalam Pemuda pada masa itu belajar
bidang ilmu pengetahuan, peradaban, dan menuntut ilmu supaya
serta kebudayaan yang mereka dapat mengubah dan
mengagumkan dan diakui di seluruh memperbaiki masyarakat yang
dunia sebagai kiblat ilmu penuh dengan kejahilan
pengetahuan dan peradaban kala itu. menjadi masyarakat yang maju
Hal ini tidak terlepas dari usaha- dan makmur. Untuk mencapai
usaha para khalifah dalam tujuan-tujuan tersebut maka
memajukan pendidikan. Karena dari ilmu-ilmu yang diajarkan di
pendidikan tersebut lahirlah para Madrasah bukan saja ilmu
ilmuan-ilmuan muslim yang agama dan bahasa Arab, tetapi
berkontribusi besar dalam juga diajarkan ilmu duniawi
menggerakkan kemajuan tersebut. yang berfaedah untuk
Terbentuknya sebuah negara kemajuan masyarakat. (Jurnal
adidaya dengan intelektual serta Tarbiyah, p.95)
peradaban yang tinggi, tidak terlepas c. Cinta Ilmu Pengetahuan
dari suksesnya tujuan pendidikan Masyarakat pada masa itu
yang diterapkan oleh khalifah, yang belajar tidak mengharapkan
dulunya tujuan pendidikan Islam apa-apa selain memperdalam
hanya satu yaitu keagamaan. ilmu pengetahuan. Mereka
Sementara masa Abbasiyah merantau ke seluruh negeri
khususnya Harun al-Rasyid tujuan Islam untuk menuntut ilmu
tersebut menjadi bermacam-macam tanpa memperdulikan susah
karena pengaruh masyarakat pada payah dalam perjalanan yang
masa itu, tujuan tersebut akan umumnya dilakukan dengan
diterangkan secara singkat dibawah berjalan kaki atau mengendarai
ini: keledai. Tujuan mereka tidak
lain untuk memuaskan jiwanya
yang haus akan ilmu. (Jurnal
Tarbiyah, p.95)

120 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

d. Tujuan kebendaan mata pelajaran yang bersifat


Tujuan ini, mereka menuntut umum. (Jurnal Tadrib, p.11)
ilmu supaya mendapat c. Kurikulum pendidikan tinggi:
penghidupan yang layak dan pada umumnya, rencana
pangkat tinggi, bahkan kalau pelajaran pada perguruan
mungkin mendapat kemegahan tinggi Islam dibagi menjadi
dan kekuasaan dalam istana. dua jurusan, yaitu: pertama:
(Jurnal Tadrib, p.11) jurusan ilmu-ilmu agama dan
bahasa serta sastra Arab, yang
Kurikulum Pendidikan Islam juga disebut sebagai ilmu-ilmu
Kurikulum pada lembaga Naqliyah, yang meliputi: tafsir
pendidikan Islam klasik pada al-Qur’an, Hadits, Fiqih, dan
mulanya berkisar pada bidang studi Ushul Fiqih, Nahwu/Shorof,
tertentu. Namun seiring Balaghah, Bahasa dan
perkembangan sosial dan kultural, Kesusastraannya, kedua:
materi kurikulum semakin luas jurusan ilmu-ilmmu umum
(Hanun Asrohah, 1999: 73). yang disebut sebagai ilmu
Perkembangan kehidupan intelektual Aqliyah, meliputi: Mantiq,
dan kehidupan keagamaan dalam Ilmu-ilmu Alam dan Kimia,
Islam membawa situasi lain bagi Musik, Ilmu-ilmu Pasti, Ilmu
kurikulum pendidikan Islam. Maka Ukur, Ilmu Falak, Ilmu
diajarkanlah ilmu-ilmu baru seperti Ilahiyah (ketuhanan), Ilmu
tafsir, hadits, fikih, tata bahasa, Hewan, Ilmu Tumbuh-
sastra, matematika, teologi, filsafat, tumbuhan, dan Kedokteran.
astronomi dan kedokteran. (Jurnal (Jurnal Tadrib, p.11)
Kependidikan, p.112) Kurikulum
masa itu disesuaikan dengan jenjang Pendidik Pada Masa Harun al-
pendidikan, hal tersebut akan Rasyid
dijabarkan secara ringkas sebagai Karakter pendidik yang
berikut: tergambar pada pendidikan ideal
a. Institusi kuttab sebagai yang diinginkan bangsawan Arab
pendidikan tingkat dasar bisa kita lihat dari perintah Harun al-
dengan kurikulum utamanya Rasyid kepada guru pribadi anaknya,
adalah al-Qur’an, keterampilan al-Amin:
baca tulis, tata bahasa Arab, “Jangan bersikap terlampau
kisah-kisah para Nabi keras hingga membahayakan
khususnya hadits-hadits Nabi pikiran dan tubuhnya, dan
Muhammad SAW, dasar-dasar jangan terlalu lemah hingga
aritmatika, dan puisi. (Jurnal ia bermalas-malasan dan
Tarbiyah, p.95) akhirnya tenggelam dalam
b. Kurikulum pendidikan kemalasan. Bimbinglah
menengah: rencana pendidikan sesuai dengan kemampuanmu
tingkat menengah tidak ada dengan cara-cara yang baik
keseragaman di seluruh negara dan lembut, tetapi jangan
Islam. Pada umumnya, rencana ragu untuk bersikap keras
pelajaran tersebut meliputi dan tegas ketika ia tida

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 121


Ali Mustofa

memperhatikan atau pengajaran seni diharapkan


mengabaikanmu.” (Jurnal mampu membangun karakter
Tarbiyah, 96) dan kepribadian yang lemah
Harun al-Rasyid mempunyai lembut dalam diri sang putra
sebuah kriteria bagi pendidik atau mahkota.
guru yang akan mengajarkan d. Mengajarkan Retorika
keilmuan dan pengetahuan kepada Retorika dalam Kamus Besar
putranya, hal tersebut akan Bahasa Indonesia adalah
dijelaskan secara singkat sebagai keterampilan berbahasa secara
berikut: (Jurnal Penelitian, 214) efektif. Keterampilan
a. Pentingnya Kesiapan dan berbahasa tentu harus dimiliki
Ketauladanan Seorang Guru oleh semua orang agar dapat
Harun al-Rasyid dalam wasiat berkomunikasi secara efektif
yang ditulis kepada Ahmar dalam rangka mencapai tujuan
menegaskan pentingnya peran yang diinginkan. Apalagi bagi
guru dalam proses pendidikan seorang khalifah, retorika
serta amanah dalam merupakan keterampilan yang
menjalankan kewajibannya wajib dikuasai, karena
sebagai seorang pendidik. kepiawaian dalam
b. Mengajarkan al-Qur’an dan berdiplomasi sangat
Sunnah menentukan keberlangsungan
Al-Qur’an dan Sunnah sudah suatu rezim atau pemerintahan
ibarat Undang-undang yang dalam percaturan dunia.
telah ditetapkan Allah bagi e. Menghargai Waktu
umat Islam tanpa mengenal Begitu pentingnya waktu
batasan waktu dan tempat. Harun al-Rasyid
Memahami al-Qur’an dan memperingatkan al-Ahmar
Sunnah menjadi suatu untuk mengajarkan kepada al-
kewajiban bagi setiap muslim, Amin bagaimana menghargai
Harun al-Rasyid meminta waktu dan memanfaatkannya
kepada al-Ahmar agar dengan baik agar kelak saat
mengajarkan kedua hal putra mahkota memimpin
tersebut kepada putranya al- daulah Abbasiyah dapat
Amin. Tidak hanya mencatat prestasi luar biasa.
mengajarkan cara membaca, f. Mendidik Tanpa Kekerasan
namun juga menanamkan nilai- Mendidik sebagai proses yang
nilai yang terkandung melibatkan dua pihak tertentu
didalamnya. tidak lepas dari keterlibatan
c. Mengajarkan Seni emosi, baik emosi dari pihak
Pengajaran seni bagi Harun al- guru sebagai pendidik ataupun
Rasyid merupakan sarana murid sebagai peserta didik.
untuk membangun karakter al- Harun al-Rasyid meminta
Amin. Meski tidak secara kepada Ahmar untuk
langsung mengajarkan nilai- menggunakan pendekatan
nilai tertentu, namun dampak tanpa kekerasan saat mendidik
psikologis yang muncul dari dan membimbing al-Amin.

122 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

Serta Harun al-Rasyid meminta mengajar, metode pendidikan dan


kepada anaknya agar pengajaran merupakan salah satu
menghormati al-Ahmar sebagai aspek pendidikan dan pengajaran
gurunya. yang sangat penting guna
mentransfer pengetahuan atau
Peserta Didik Masa Harun al- kebudayaan dari seorang guru
Rasyid kepada para muridnya. (Jurnal
Murid-murid di tingkat dasar Tadrib, p.15)
akan mendapat kehormatan untuk Samsul Nizar dalam bukunya
mengikuti parade, menaiki seekor Sejarah Peraban Islam, pada masa
unta, menyusuri jalan di kota. Harun al-Rasyid metode pendidikan
Diantaranya ketika ada murid yang dan pengajaran yang digunakan
mampu menghafal seluruh ayat al- dapat dikelompokkan menjadi tiga
Qur’an. Gambaran peserta didik macam yaitu:
dapat dilihat dari sgi aktivitas sehari- a. Metode lisan, berupa dikte
hari mereka dalam proses (imla’), qira’at, dan diskusi.
mendapatkan ilmu, performance b. Metode hafalan, metode ini
peserta didik masa khalifah Harun al- merupakan ciri umum
Rasyid tersebut antara lain: (Jurnal pendidikan masa ini. Imam
Tarbiyah, 98) Hanafi menjelaskan alasan
a. Akivitas belajar langsung dari seorang murid harus hafal agar
syaikh. dalam proses selanjutnya,
b. Aktivitas berdebat sebagai murid akan dapat
latihan intelektual. mengeluarkan kembali dalam
c. Aktivitas rihlah ilmiah. kegiatan diskusi dan
d. Aktivitas menerjemah buku an perdebatan murid dapat
manuskrip. merespon, mematahkan lawan
e. Aktivitas menulis buku. atau memunculkan sesuatu
Begitulah gambaran sepintas yang baru.
tentang gambaran belajar, sebagian c. Metode menulis, dianggap
mereka tinggal di asrama yang sebagai metode paling penting
disediakan sekolah dan tidak sedikit saat itu. Metode ini adalah
yang mendapatkan beasiswa. pengkopian karya-karya ulama
sehingga menambah wawasan
Metode Pendidikan dan serta pengetahuan murid
Pengajaran Islam Masa Harun al- semakin meningkat. Di
Rasyid samping itu juga, sebagai alat
Pendidikan adalah suatu yang penggandaan buku-buku teks,
esensial bagi manusia, melalui karena masa ini belum ada
pendidikan manusia bisa belajar mesin cetak, dengan
mempelajari alam semesta demi pengkopian buku-buku,
mempertahankan kehidupannya, kebutuhan teks buku sedikit
karena pentingnya pendidikan, Islam teratasi.
menempatkan pendidikan pada
kedudukan yang sangat penting dan
tinggi. Dalam proses belajar

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 123


Ali Mustofa

Para Guru dan Gaji Guru di masjid terdiri dari para


Istilah guru pada masa Harun qurra’, fuqaha, dan ahli hadits,
al-Rasyid memiliki beberapa beliau-beliau berhak
perbedaan atau status, hal ini akan menyandang gelar syaikh.
dipaparkan dibawah secara ringkas (Mahasnah, p.149) Sebagian
sebagai berikut: beliau ada yang mengajar tanpa
a. Muallim meminta imbalan, beliau hanya
Muallim adalah sebutan untuk mengharap ridho Allah serta
guru SD atau TPQ kadang menyebarkan ilmu yang
disebut juga Faqih, yang dimilikinya. Beliau-beliau
secara khusus mengajarkan yang mengajar di madrasah
teologi, muallim ini mendapat gaji tetap yang layak
mendapatkan status yang lebih hingga mereka fokus pada
rendah. (Nurul Kawakib, p.3) pengajaran tanpa khawatir
Para muallim ini mendapatkan kekurangan urusan harta.
upah dari mengajar anak-anak,
hanya saja pendapatan mereka Analisis
sedikit. Sebab, mayoritas
mereka mengajari anak-anak Khizanah al-Hikmah Pelopor
orang miskin. Kebanyankan Gerakan Intelektual
muallim hidup serba Kemenangan tentara Islam
kekurangan namun tetap ridha pada masa al-Mahdi dan Harun al-
hidup susah. (Mahasnah, Rasyid atas orang Bizantium, musuh
p.149) lama Islam memang telah membuat
b. Muaddib tenar periode pemerintahan beliau.
Muaddib adalah guru privat Tapi yang membuat periode itu
yang bertugas mengajari putra- sangat terkenal adalah kemunculan
putra khalifah, gubernur dan gerakan intelektual dalam sejarah
putra-putra kelas atas seperti Islam, sehingga dikenal sebagai
para mentri dan pengawas. kebangkitan terkenal dalam seluruh
Mereka dipilih oleh para tokoh sejarah pemikiran dan budaya.
ulama atau muaddib senior. Gerakan intelektual itu ditandai oleh
Para muaddib ini mendapatkan proyek penerjemahan karya-karya
tempat yang lebih baik, tidak berbahasa Persia, Sanskerta, Suriah
seperti muallim. Gaji muaddib dan Yunani ke dalam Bahasa Arab. (
ini juga lebih banyak dibanding Phillip K. Hitti, 2010, p.381)
muallim. (Mahasnah, p.149) Maraknya gerakan
c. Muallim al-Madaris wa al- penerjemahan ke dalam Bahasa Arab
Halaqat (Guru Madrasah dan ini berdampak positif bagi
Halaqah) perkembangan kebudayaan,
Muallim al-Madaris wa al- peradaban serta intelektualitas
Halaqat beliau ini banyak masyarakat Abbasiyah kala itu.
mendapatkan penghormatan Masyarakat yang haus akan ilmu dan
dan pengagungan. Serta minat belajar yang besar sangat
dimuliakan masyarakat, beliau- terbantu dengan penerjemahan
beliau yang mengajar halaqah berbagai disiplin ilmu ke dalam

124 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

Bahasa Arab. Bahasa Arab Salah satu penyebab


membawa pengaruh sangat besar berkembang pesatnya peradaban dan
pada daerah-daerah taklukan Islam, intelektual dinasti Abbasiyah pada
sehingga memacu masyarakat masa khalifah Harun al-Rasyid
taklukan untuk inisiatif mempelajari melalui gerakan penerjemahan yang
Bahasa Arab, karena hanya dengan dilakukan di Khizanah al-Hikmah
mempelajari Bahasa Arab tersebut atau yang lebih dikenal dengan nama
orang asing dapat mempelajari Bait al-Hikmah. Perpustakaan ini
berbagai ilmu pengetahuan. membawa perkembangan pesat
Diketahui jumlah koleksi dalam bidang ilmu pengetahuan,
Khizanah al-Hikmah mencapai lebih sastra dan kebudayaan di kalangan
dari 60.000 buku, jumlah yang kaum muslimin. Ilmu pengetahuan
sangat fantastis untuk ukuran masa asing dari berbagai negara
itu. (Yanto,2015, p.245) Koleksi diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab
buku-buku yang berada pada untuk mempermudah bangsa Arab
perpustakaan tersebut memiliki nama untuk mentransfer dan mempelajari
sesuai dengan orang yang berbagai disiplin ilmu diluar ilmu
mengkoleksi. Buku yang keislaman. Bahkan karya-karya yang
dikumpulkan Harun al-Rasyid diberi berada di Khizanah al-Hikmah turut
nama Khizanah al-Rasyid, yang berperan dalam mendorong
dikumpulkan al-Makmun diberi terjadinya era Renaisance di Barat.
nama Khizanah al-Makmun. Kala Islam berada di puncak
Perpustakaan Khizanah al- peradaban dan intelektual bangsa
Hikmah Harun al-Rasyid dikepalai Arab masih diselimuti oleh awan
oleh al-Fadhl ibn Nawbakhti, kegelapan.
menerjemahkan beberapa karya Kemajuan orang Barat saat
astronomi dari Iran. (Fuadi, p.132) ini sebenarnya tidak terlepas dari
sedangkan untuk menerjemahkan sumbangan kaum Muslim, yang pada
buku-buku ke dalam Bahasa Arab zaman pertengahan khususnya pada
diserahkan kepada Yuhana bin zaman Harun al-Rasyid telah banyak
Musawayh. Yang menerjemahkan menterjemahkan buku-buku asing
buku-buku pengobatan lama yang yang sangat membantu
diperoleh dari Ankara dan Amuriah. perkembangan intelektual pada masa
Menurut Syauqi Abu Khalil dalam tersebut, Harun al-Rasyid juga gemar
bukunya Harun ar-Rasyid: Amir mengkoleksi buku baik untuk
Para Khalifah dan Raja Teragung perpustakaan pribadinya maupun
Dunia menerangkan pada masa perpustakaan yang menjadi tempat
Harun al-Rasyid seorang penyalin observatoriumnya yaitu Khizanah al-
buku yang tidak memberikan Hikmah.
tambahan sesuatu, tulisan dan kreasi Hal tersebut menunjukkan
yang baru atau hanya bertugas bahwa perpustakaan merupakan
sebagai penyalin buku saja dapat salah satu aspek penting dalam
dibayar dengan imbalan 2000 dirham pengembangan kemajuan intelektual
(sekitar 134 juta) setiap bulannya. atau peradaban suatu bangsa. Pada
(Yanto,2015, p.248) masa Harun al-Rasyid ini,
perpustakaan memiliki peran yang

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 125


Ali Mustofa

sangat penting, karena banyak ilmu e. Lancarnya hubungan


pengetahuan, informasi penting yang kerjasama, dengan negara-
dapat diperoleh melalui negara maju lainnya seperti
perpustakaan. Perpustakaan bukan India, Bizantium, dan
hanya tempat membaca buku, tapi sebagainya.
juga bisa digunakan sebagai tempat Faktor-faktor diatas berperan
observatorium, aktivitas belajar, penting dalam perkembangan
yang kegiatannya hampir sama keilmuan pada masa pemerintahan
dengan kegiatan sekolah formal. Harun al-Rasyid, menurut penulis
Fungsi dan peran perpustakaan pada faktor pertama, kedua dan ketiga
masa Harun al-Rasyid ini banyak yang paling penting dalam
diadopsi oleh negara-negara maju perkembangan pendidikan
seperti Inggris, Australia dan sedangkan yang lain merupakan
Kanada. Banyak perpustakaan faktor penunjang yang mempercepat
diubah menjadi learning center perkembangan pendidikan dan
(pusat belajar) atau resources center intelektualitas zaman itu. Dengan
(sumber-sumber pembelajaran). Hal kekayaan yang melimpah, serta
ini berdasarkan pengalaman atau banyaknya khalifah-khalifah
peran perpustakaan di masa kejayaan khususnya Harun al-Rasyid yang
Islam yang telah dibuktikan dengan cinta akan ilmu pengetahuan, sangat
banyaknya ilmuan-ilmuan muslim di mungkin untuk mengalokasikan dana
abad kejayaan Islam. atau anggaran pemerintahan dalam
usaha memajukan pendidikan dan
Perkembangan Pendidikan dan intelektual pada masa tersebut. Hal
Intelektual itu juga didukung dengan rakyat
Perkembangan pendidikan yang juga gemar dan haus akan ilmu
dan intelektual ini di dorong oleh pengetahuan, sehingga rakyat rela
beberapa faktor yaitu: (Ramayulis, melakukan perjalanan bermil-mil
p.76-77) atau naik turun gunung hanya untuk
a. Kekayaan yang melimpah dari duduk mendengarkan ceramah para
hasil kharaj baik pertanian Syaikh yang mengajarkan keilmuan.
maupun perdagangan. Seandainya kekayaan yang
b. Perhatian beberapa khalifah melimpah tersebut tidak ditunjang
yang besar akan ilmu dengan khalifah atau pemimpin yang
pengetahuan, seperti Harun al- cinta ilmu pengetahuan maka
Rasyid. mustahil hal tersebut akan tercapai.
c. Kecenderungan umat Islam di Disamping itu, hubungan diplomatik
dalam menggali dan khalifah juga sangat baik dengan
mengembangkan ilmu negara-negara tetangga, dengan
pengetahuan besar sekali. begitu untuk mentransfer keilmuan
d. Bghdad sebagai pusat atau karya-karya asing bisa di dapat
pemerintahan, lebih dahulu dengan mudah.
maju dalam ilmu pengetahuan Menurut penulis,
daripada Damaskus pada masa perkembangan pendidikan,
itu. intelektual, kebudayaan, peradaban
akan berkembang pesat jika

126 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

pemimpin, jajaran pemerintahan, membentengi manusia dari berbuat


lembaga pendidikan, masyarakat yang tidak sesuai dengan syari’at.
yang selaras serta sarana prasarana Sebuah negara bisa dikatakan
yang memadai dalam upaya sebagai negara maju jika ditunjang
pengembangan ilmu pengetahuan. dengan lembaga pendidikan yang
Sehingga dengan sarana prasarana menghasilkan SDM dengan kualitas
yang sudah disediakan pemerintah baik. Sehingga mampu bersaing
dapat melahirkan SDM yang sangat dengan negara-negara lain serta tida
berguna bagi kemajuan intelektual mudah goyah oleh negara lain yang
dan peradaban sebuah negara. Hal berusaha merebut wilayah kekuasaan
tersebut tidak akan tercapai jika salah atau yang berniat menghancurkan
satu dari unsur tersebut tidak bekerja dan merebut aset dan kekayaan
dengan baik, disamping itu kondisi sebuah negara. Perkembangan
politik, sosial, ekonomi sangat keilmuan pada masa ini juga di
mendukung berkembang pesatnya dukung oleh adanya kekuatan sistem
intelektual pada masa itu. pendidikan yang integral dan
Berdasarkan berbagai buku dinamis. Sehingga menghasilkan
yang penulis baca, khalifah, para ilmuan-ilmuan Muslim di segala
menteri atau bawahan khalifah serta bidang yang karya-karya masih
masyarakat masa itu sangat antusias digunakan hingga saat ini, seperti
dengan ilmu pengetahuan, hal Imam Malik bin Anas karyanya al-
tersebut didukung dengan berbagai Muwattha’, Imam Syafi’i pendiri
fasilitas yang memadai untuk madzhab Syafi’i yang banyak dianut
memuaskan hasrat akan ilmu hal oleh masyarakat Indonesia yang
tersebut dapat dibuktikan dengan kitab-kitab fiqihnya masih banyak
adanya perpustakaan yang banyak dikaji di pesantren-pesantren salaf
menyediakan buku, saun-salun dan Imam Hambali pendiri madzhab
kesusastraan, kedai-kedai buku dll Hambali yang masih terhitung murid
yang dapat dengan mudah imam Syafi’i. Serta masih banyak
didapatkan oleh rakyat serta khalifah lagi, yang dari karya-karya ilmuan
memberikan beasiswa serta Muslim ini memberikan kontribusi
membiayai sekolah anak-anak besar terhadap dunia Barat yang
kurang mampu. Mereka juga tergiur akhirnya mendorong lahirnya
akan janji Allah yang akan Renaisance Barat kala itu.
memuliakan ahli ilmu, serta Perkembangan pendidikan ini
meninggikan derajat orang yang ahli tidak terlepas dari peran
ilmu. Dengan dorongan tersebut perpustakaan yang dibangun pada
tanpa lelah mereka berjalan hingga masa Harun al-Rasyid sebagaimana
ke pelosok negeri demi berguru pada yang sudah penulis terangkan diatas.
seorang Syaikh. Dengan munculnya Upaya untuk menambah ilmu
para cendekiawan muslim akan pengetahuan bukan hanya dalam
menguatkan konsolidasi antara dunia penerjemahan keilmuan Yunani,
pendidikan dengan negara yang tetapi juga keilmuan dari India.
beradab. Karena mereka tidak hanya Penemuan angka 6, 7, 8, 9 dan 0 ini
mempelajari ilmu umum tapi juga kelak berawal dari literatur-literatur
ilmu-ilmu keislaman yang dapat India yang diterjemahkan ke dalam

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 127


Ali Mustofa

Bahasa Arab. Yang di populerkan rakyat dan ilmu pengetahuan patut


oleh al-Khawarizmi ke Eropa. ditiru.
Karena inilah orang Muslim
sebenarnya telah memberikan Sistem Pembelajaran pada Masa
sumbangan atau kontribusi besar Harun al-Rasyid
terhadap dunia Barat sehingga Masa pemerintahan Harun al-
menjadi negara maju seperti saat ini. Rasyid, mengalami berbagai
Karya-karya Persia juga kemajuan dibidang ekonomi, politik,
diterjemahkan pada masa Harun al- serta yang paling penting kemajuan
Rasyid. Tetapi karena penerjemahan di bidang intelektual. Kemajuan-
Kalillah wa al-Dimnah oleh Ibn al- kemajuan pendidikan pada masa ini
Muqaffa (757 M), seorang Zoroaster melalui berbagai bentuk dan jenis
yang masuk Islam, lebih dominan lembaga pendidikan serta perhatian
dibanding dengan sains dan filsafat, dari khalifah terhadap khazanah
menjadikan pengaruh kesusasteraan keilmuan. Berdasarkan berbagai
dan seni rupa Persia terhadap umat literatur yang penulis baca, pada
Islam lebih tampak. (Fuadi, p.132) masa pemerintahan Harun al-Rasyid
Buku yang diterjemahkan oleh Ibn berkembang berbagai bentuk
al-Muqaffa Kalillah wa al-Dimnah lembaga pendidikan yang
sangat berpengaruh pada menyebabkan gairah keilmuan
perkembangan sastra dan seni rupa memuncak mulai dari khalifah
pada masa pemerintahan khalifah sendiri hingga rakyat berduyun-
Harun al-Rasyid hingga duyun atau berlomba-lomba dalam
memunculkan buku Alfu Laila wa berjihad memerangi kebodohan.
Laila atau yang lebih dikenal dengan a. Tujuan Pendidikan Islam
“kisah seribu satu malam” yang Tujuan pendidikan pada masa
menceritakan kecerdikan Abu Nuwas khalifah Harun al-Rasyid lebih
dan kehidupan khalifah Harun al- banyak dari pada masa awal-
Rasyid. Buku ini terkenal di seluruh awal Islam yang fokus pada
penjuru dunia bahkan hingga saat ini. tujuan keagamaan. Namun
Sebuah karya yang menceritakan pada masa pemerintahan
keagungan Islam pada masanya, khalifah Harun al-Rasyid
dimana khalifah Harun al-Rasyid tujuan pendidikan lebih
menjadi seorang khalifah teragung banyak, karena menyesuaikan
yang mampu menyaingi Karel dengan kondisi serta disamping
Agung di Barat. Serta menjadikan masyarakat berkepribadian
kenangan bagi umat Islam, bahwa mulia sebagaimana ajaran
umat Islam pernah menjadi penguasa Islam juga dibekali tentang
dunia. Serta zaman pemerintahan kemasyarakatan, cinta ilmu
Harun al-Rasyid dapat menjadi ibrah pengetahuan, dan kebendaan
atau motivasi bahwa umat Islam (duniawi). Dengan tujuan yang
mampu untuk menjadi penguasa sudah tersistem yang sesuai
dunia sebagaimana pada masa Harun dengan kebutuhan, kondisi
al-Rasyid, dengan menggali sistem sosial serta kultural pada
pemerintahan dan perhatiannya pada zaman itu, Baghdad mampu
menjadi kiblat peradaban dan

128 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

intelektual dunia dimana menggandakan buku-buku


berkumpul para cerdik karangan para ilmuan.
cendekia.
b. Metode Pembelajaran c. Kurikulum Pendidikan
Metode pembelajaran pada Kurikulum pendidikan klasik
zaman Harun al-Rasyid, awalnya berkisar pada bidang-
menggunakan tiga metode bidang tertentu, namun pada
pembalajaran yaitu: zaman Harun al-Rasyid
1) Metode lisan, metode ini kurikulum pendidikan lebih
berupa dikte, guru variatif, tidak hanya
mendiktekan materi mengutamakan atau fokus pada
sedangkan murid materi terkait keagamaan saja
menuliskan yang di dikte namun juga mencakup studi-
guru, qiro’at dan diskusi studi umum sebagai penunjang.
baik dengan guru atau Pada masa ini diajarkan juga
sesama murid. Metode ini ilmu tafsir, hadits, fikih, tata
sampai sekarang masih bahasa, sastra, matematika,
digunakan dalam teologi, filsafat, astronomi dan
pembelajaran di kelas. kedokteran. Sebagaimana
2) Metode hafalan, metode ini kurikulum masa kini,
merupakan ciri umum atau kurikulum zaman Harun al-
yang paling banyak Rasyid disesuaikan dengan
digunakan pada masa ini. jenjang atau tingkat pendidikan
Metode hafalan ini sudah seorang murid.
ada sejak zaman dahulu Kurikulum sekolah dasar,
bahkan masyarakat Makkah dimulai dari al-Qur’an,
sebelum Islam juga keterampilan baca tulis dst
menggunakan metode ini, berkutat pada hal-hal seputar
karena belum ada kertas dan al-Qur’an. Ketika seorang
tinta untuk menulis. Metode murid lulus dari Kuttab atau
ini sangat efektif digunakan, SD (sekarang) bisa naik ke
karena dengan metode jenjang diatasnya yang
hafalan murid lebih paham tentunya dengan kurikulum
materi dari pada hanya yang sesuai dengan tingkat
membaca atau tersebut begitu seterusnya.
mendengarkan ceramah.
3) Metode menulis, metode ini Kesimpulan
juga penting karena ketika Peran Khalifah Harun al-
hanya mengandalkan Rasyid dalam Pendidikan Islam
hafalan saja tidak cukup, yaitu: pada masa Harun al-Rasyid
ketika hafalan hilang atau bahasa dan sastra mengalami
lupa murid bisa melihat kemajuan pesat dibandingkan bidang
buku catatan. Disamping lain, gairah intelektual bersebaran di
itu, metode ini juga menjadi seluruh penjuru Baghdad atau
mesin cetak dalam wilayah kekuasaan Harun al-Rasyid,
serta pada masanya Baghdad

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 129


Ali Mustofa

menjadi kiblat ilmu pengetahuan Rasyid. Jakarta: PT Pustaka


bagi orang Barat. Secara umum Alvabet
dapat dijabarkan sebagai berikut: Fuadi, Imam. 2011, Sejarah
Pertama, Perpustakaan Khizanah al- Peradaban Islam.
Hikmah yang dikembangkan Harun Yogyakarta: Teras..
al-Rasyid menjadi tempat Husain Mahasnah, Muhammad.
penerjemahan buku-buku asing ke 2016, Pengantar Studi
dalam Bahasa Arab, menjadikan Sejarah Peradaban Islam.
Baghdad kota yang disinari cahaya Jakarta: Pustaka al-Kautsar..
keilmuan dan ladang ilmu, bahkan Ibrahim Hasan, Hasan. 2013,
mampu mengalahkan Eropa yang Sejarah dan Kebudayaan
pada saat itu masih diselimuti Islam. Jakarta: Kalam Mulia
kegelapan. Kedua, Memanfaatkan K Hitti, Philip. 2010, History of the
kekayaan negara yang melimpah Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu
untuk keperluan pendidikan, sosial, Semesta
rumah sakit, serta pendirian farmasi, Laksono, Eko. 2010, Imperium III
sehingga pada masa Harun al-Rasyid Zaman Kebangkitan Besar.
terdapat 800 orang dokter yang pada Jakarta: PT. Mizan Publika
masa itu merupakan pencapaian yang Mahroes, Serli. 2015, “Kebangkitan
luar biasa. Ketiga, Hubungan Pendidikan Bani Abbasiyah
kerjasama yang baik dengan negara- Perspektif Sejarah Pendidikan
negara maju seperti India, Bizantium Islam.” Jurnal Tarbiya Vol: 1
dan sebagainya. Keempat, No: 1.Bandung: UIN Sunan
Mengembangkan sistem Gunung Djati
pembelajaran yang sesuai dengan Maryamah.” 2015, Pendidikan Islam
kebutuhan masyarakat kala itu dan Masa Dinasti Abbasiyah.”
sesuai dengan kondisi sosialnya. Jurnal Tadrib Vol.1, 1 .Juni
Kelima, Menjamin kesejahteraan Muchlis Solichin, Mohammad. 2008,
para guru dengan gaji yang pantas. ” Pendidikan Islam Klasik
Keenam, Menyesuaikan kurikulum (Telaah Sosio-Historis
pada tiap jenjang pendidikan. Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Islam Masa Awal
Daftar Pustaka Sampai Masa Pertengahan).”
Jurnal Tadris, 2
Abdurrahman, Dudung dkk. 2003, Nata, Abuddin. 2014, Sejarah
Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam. Jakarta:
Masa Klasik Hingga Modern. Kencana Prenadamedia
Yogyakarta: LESFI Group
Afnan Anshori, Ahmad. 2015, Rahmat. 2011, Paradigma
“Konsep Pemikiran Harun Pendidikan Pada Masa
ar-Rasyid Dalam Pendidikan Kejayaan Perdaban Islam.
Karakter”, Jurnal Penelitian Alauddin University Press
Vol. 9, No. 2. Semarang: UIN Siswanto. 2013, Dinamika
Walisongo Semarang.. Pendidikan Islam Perspektif
Bobrick, Benson, 2013, Kejayaan Historis. Surabaya: Pena
Sang Khalifah Harun ar- Salsabila

130 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Masa Keemasan Pendidikan Islam

Subhan, Arief. 2012, Lembaga Islamiyah II. Jakarta: PT.


Pendidikan Islam Indonesia Rajagrafindo Persada
Abad ke-20. Jakarta: Kencana
Pranada Media Group
Sunanto, Musyrifah. 2011, Sejarah
Islam Klasik: Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Islam.
Jakarta: Kencana
Suwito. Sejarah Sosial Pendidikan
Islam. Jakarta: Prenada
Media. 2005.
Yanto. 2015, “Sejarah Perpustakaan
Bait al-Hikmah Pada Masa
Keemasan Dinasti
Abbasiyah.” Jurnal
Tamaddun Vol. XV, 1.
Januari-Juni
Yatim, Badri. 2008, Sejarah
Peradaban Islam Dirasah

Volume 4 No. 2, 1 September 2018 131


Ali Mustofa

132 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai