Daulah Abbasiyyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban
Islam. Dinasti ini berdiri setelah runtuhnya Dinasti Umayyah dan merupakan Dinasti ketiga setelah
era kepemimpinan Rasulullah.
Nama Dinasti Abbasiyah diambil dari nama paman Nabi Abbas bin Abdul Muthalib. Dinasti ini
didirikan
oleh Abdullah As-Saffah. Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung selama lima abad sejak tahun 750
1258 M. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berhasil mencapai kejayaan dan kemegahan yang tidak
ada
Menurut para sejarawan, masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi beberapa periode
antara
1. Periode Pertama
Periode ini berlangsung antara tahun 132 H-232 H/750-847 M, yakni sejak pada masa Ja'far
Al-Mansur sampai pemerintahan kesembilan Abu Ja'far Al-Watsiq. Periode ini disebut juga periode
pengaruh Persia pertama, hal ini dikarenakan pemerintahan Bani Abbasiyah banyak dipengaruhi
oleh
2. Periode Kedua
Periode ini dimulai tahun 232 H-334 H/847 M-946 M, yakni sejak khalifah, Al-Mutawakkil sampai
berdirinya Bani Buwaihiyah di Bagdad. Periode ini disebut pengaruh Turki pertama. Disebut
demikian,
karena tentara Turki menjadi tentara Daulah Bani Abbasiyah yang sangat mendominasi
pemerintahan.
3. Periode Ketiga
Periode ini dimulai tahun 334 H-464 H/946 M-1075 M, yakni sejak berdirinya Bani Buwaihiyah
sampai masuknya Bani Saljuk ke Bagdad. Periode ini disebut juga periode pengaruh Persia kedua.
Disebut demikian karena pada waktu itu sebuah golongan dari bangsa Persia berperan penting
dalam
4. Periode Keempat
Periode ini dimulai tahun 464 H-623 H/1075 M-122 M, yakni sejak masuknya Dinasti Saljuk di
Bagdad. Periode ini disebut juga pengaruh bangsa Turki ke-2. Disebut demikian karena pada waktu
itu
satu golongan dari bangsa Turki berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yakni
Dinasti
5. Periode Kelima
Periode ini dimulai tahun 623 H-656 H/1225 M-1258 M dan tidak lagi dipengaruhi oleh pihak
manapun. Akan tetapi, kekuatan politik dan militer Daulah Abbasiyah sudah melemah sehingga
wilayah
mereka tinggal meliputi wilayah Irak saja dan sekitarnya, dan Daulah Abbasiyah runtuh pada tahun
1258 M karena invasi tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulaqu Khan. Kota Bagdad dan
peninggalan
Dinasti ini mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809
Masehi). Ia adalah seorang khalifah yang bersifat adil dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Dia
mendirikan banyak rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Terdapat sekitar 800
orang
dokter pada masa pemerintahannya. Tempat-tempat pemandian umum untuk rakyat banyak
dibangun
pada masa ini. Masa kejayaan tersebut berlanjut hingga pemerintahan putranya yang bernama al-
Ma'mun (813 Masehi hingga 833 Masehi). Ia sangat cinta kepada ilmu filsafat. Penerjemahan buku-
buku
asing digalakkan pada masa ini. Baitul Hikmah adalah pusat penerjemahan sekaligus berfungsi
sebagai
Bidang Kimia Salah satu tokoh ilmuwan kimia pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Abu Musa
Jabir bin Hayyan. Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di
Kuffah, Irak pada tahun 750 M dan wafat pada tahun 803 M. la berguru pada Barmaki Vizier, pada
masa pemerintahan Harun ar- Rasyid di Bagdad. Beberapa hasil karya Jabir bin Hayyan antara
lain Kitab Al-Kimya, Kitab As-Sab'een, Kitab Ar-Rahmah, Al Tajmi, Az Zilaq al Sharqi, Book of the
Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance. 4. Bidang Astronomi Ilmuwan muslim
pada masa Dinasti Abbasiyah salah satunya adalah Al-Khawarizmi. Nama lengkapnya adalah Abu
Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. la termasuk tokoh dalam bidang matematika. Dia
dikenal sebagai Bapak Aljabar. Di Barat, dikenal dengan sebutan Algoarismi/ Algorism, yaitu
aritmatika atau ilmu hitung desimal dengan menggunakan angka Arab. Istilah algoritma
disandarkan pada namanya tersebut. Ia juga ahli dalam bidang astronomi dan geografi. 3.
C.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, terdapat dua kota yang dijadikan sebagai pusat peradaban, yaitu
Bagdad
dan Samarra: Kota Bagdad didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur pada
tahun
lain. Kemajuan peradaban yang dicapai pada masa dinasti ini mencakup segala aspek kehidupan.
762 Masehi. Kota Samarra memiliki 17 istana mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di
kota-kota
Kemajuan di bidang sosial kemasyarakatan yang terjadi anatara lain munculnya berbagai kelompok
dalam masyarakat yang semakin heterogen baik suku, bangsa, etnis, agama, dan bebagai unsur
warga
negara. Keberagaman ini dapat dikelola sebagai potensi yang besar untuk berlomba dan berjuang
dalam
satu kesatuan Islam membangun dan memajukan Dinasti Abbasiyah. Munculnya kelompok
masyarakat
pada masa Dinasti Abbasiyah terbagi dalam beberapa kelas, yaitu kaum muslim Arab, kaum muslim
Khalifah Al-Mansur merupakan tokoh utama peletak dasar ekonomi Abbasiyah seperti berikut.
a.
Telah dibangun banyak bendungan dan kanal-kanal irigasi dan terusan, contohnya pada masa
Harun Ar-Rasyid. Istri khalifah, Zubaidah membangun sebuah bendungan dan terusan yang dapat
mengalirkan air ke pemukiman penduduk terutama daerah yang sering dilanda musim kemarau.
Menjadikan dua kota suci itu menjadi sejahtera, tanahnya subur, dan makmur. Untuk mengenang
b.
Perekonomian warga Abbasiyah umumnya meningkat mulai pada zaman pemerintahan Al-
Mahdi. Dengan peningkatan sektor pertanian dan hasil tambang dan hubungan luar negeri antara
Daulah Abbasiyah dan kerajaan-kerajaan lain telah meningkat dalam sektor perdagangan. Basrah
menjadi pelabuhan penting sebagai tempat dagang transit antar timur dan barat.
C.
Banyak kota-kota yang dibangun sebagai pusat-pusat industri, Basrah sebagai pusat industri
gelas dan sabun; Kuffah, industri tekstil; Khazakstan, industri sutra; Damaskus industri pakaian jadi
dan sutra bersulam, dan Syam sebagai pusat industri keramik dan gelas berukir.
3. Dalam Pemerintahan
Di dalam bidang pemerintahan, para khalifah Abbasiyah telah mampu menciptakan sistem biokrasi
pemerintahan modern seperti dibentuknya semua unsur kelembagaan negara dan administrasi
negara
Dinasti Abbasiyah banyak dipengaruhi oleh kaum Alawiyin serta kaum Mawali disetiap periode.
Mereka menempuh jalur politik yang berbeda sesuai dengan zaman kepemimpinan para khalifah
tersebut.
Seperti, pada periode Abbasiyah I dipengaruhi oleh orang Persia I. Periode ini disebut dengan
periode
keemasan yang dipimpin okeh 9 orang khalifah dalam kurun waktu 97 tahun. Puncak
kepopularitasan
Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyah juga tercermin pada beberapa
peninggalan bangunan-bangunan bersejarah, seperti masjid. Beberapa masjid yang dibangun pada
5) Masjid Kufah.
Istana emas yang berada di tengah kota Bagdad, yang melambangkan kemegahan dan keindahan
kota Bagdad. Seni bangunan berkembang juga membuat kota Bagdad menjadi kota metropolitan
yang
megah dan indah. Keindahannya mengagumkan dunia, sehingga dijuluki Alful Lailah Wal Lailah
(Seribu
satu malam), dan juga dibangun kota satelit sebagai penyangga kota Bagdad. Kota Samara, Dibangun
pada masa khalifah Al-Muhtasim Billlah. Samara termasuk kota yang dibangun dengan nilai seni dan
7. Seni Sastra
Pada masa Abbasiyah, dunia sastra mengalami kemajuan. Kota Bagdad dikenal sebagai pusat
sastrawan dan penyair. Di antara penyair dan sastrawan yang terkenal sebagai berikut.
1) Abu Atahiyah.
2)
Abu Nawas.
3)
Abu Tamam.
4) Al-Buhtury.
5) Al-Mutanabbi.
Seni suara dan musik juga mengalami kemajuan. Pada umumnya khalifah Abbasiyah menyukai
musik dan lagu yang diciptakan oleh para tokoh terkenal, seperti Al-Farabi, Az-Zuman dan Az-Zalah.
Khalifah Hakam II, yang pernah menciptakan alat musik tiup yang diberi nama BUQ.