Anda di halaman 1dari 16

Peradaban Emas Dinasti

Abbasiyah

Kemajuan Administrasi
Pemerintahan, Militer dan
Kebijakan Politik

Kemajuan Ekonomi, Sosial


dan Budaya

Kemajuan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi
PERADABAN EMAS
DINASTI ABBASIYAH
Kemajuan Ilmu-Ilmu Agama

Kemajuan Seni Kesusasteraan


dan Arsitektur

Kemajuan Pendidikan dan


Perpustakaan

1. Mengerti dan memahami kemajuan Administrasi Pemerintahan, Militer dan


Kebijakan Politik
2. Mengerti dan memahami kemajuan Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya
3. Mengerti dan memahami kemajuan Di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Mengerti dan memahami Kemajuan di bidang Ilmu Agama
5. Mengerti dan memahami Perkembangan Seni Kesusastraan dan Arsitektur
6. Mengerti dan memahami Kemajuan Pendidikan dan Perpustakaan

56 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


Perkembangan kebudayaan/peradaban pada masa Dinasti Abbasiyah mengalami
masa keemasan dan dikenang sebagai masa golden age atau peradaban emas
kebudayaan dan peradaban Islam. Diantara kemajuan-kemajuan tersebut meliputi
berbagai bidang, meliputi hampir seluruh aspek kehidupan mulai dari kemajuan di
bidang politik dan pemerintahan, kemajuan di bidang sosial budaya, kemajuan
ekonomi dan pertanian, kemajuan pengetahuan dan teknologi dan kemajuan ilmu-ilmu
keagamaan. Kemajuan-kemajuan tersebut melahirkan berbagai bentuk-bentuk wujud
kebudayaan yang kemudian menjadi bukti pencapaian kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam. Untuk lebih jelas, berikut uraiannya.

A. KEMAJUAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, MILITER DAN


KEBIJAKAN POLITIK
1. Administrasi Pemerintahan dan Militer
Agar semua kebijakan pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar,
kekhalifahan Dinasti Abbasiyah memperbaharui administrasi pemerintahan, sistem
politik dan tatanan kemiliteran. Khalifah Al-Mansur, melakukan perbaikan
administrasi pemerintahan guna meningkatkan pelayanan publik melalui sistem
koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, misalnya kerjasama antara Qadhi dengan
polisi rahasia, dewan pajak dan kepala jawatan pos. Khalifah Al-Mahdi, membuat
dewan korespondensi/kearsipan (diwanul Rasail) yang menangani surat menyurat dan
ketetapan khalifah, dewan pengawas (dewan az-ziman), dewan penyelidik
kekuasaan, depertemen kepolisian dan pos, dan pengadilan tingkat tinggi. Khalifah
Harun Ar-Rasyid melengkapi dengan melakukan perbaikan pengelolaan Baitul Maal
untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan.
Pada masanya juga membentuk departemen pertahanan dan keamanan, disebut
diwanul jundi untuk mengatur organisasi militer dan berbagai hal yang berkaitan
dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Organisasi militer terdiri dari
pengawal khalifah (hajib), pasukan tetap, pasukan sukarela (Al Jund Al Muthawwi’ah)
dan pasukan reguler yang terdiri dari pasukan infanteri (harbiyyah), pasukan pemanah
(ramiyah), dan pasukan kavaleri (fursan).
Adapun secara keseluruhan wilayah kekuasaan Bani Abbasiyah masa
kekhalifahan Baghdad meliputi Saudi Arabia, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab,
Quait, Iraq, Iran, Yordania, Palestina, Libanon, Mesir, Libia, Turki, Armenia, Tunisia,
Al-Zajair, Maroko, Spanyol, Afganistan, Pakistan dan sekitar daerah laut Kospra.
Namun seluruh daerah kekuasaan di atas tidak seluruhnya di bawah kekuasaan
Abbasiyah, seperti Andalusia (Spanyol), Afrika Utara, Syam, dan India, dan lainnya.

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 57


Hal ini dikarenakan dinasti ini menerapkan sistim demokrasi yang merata, bukan
dipegang oleh bangsa Arab sendiri. Sehingga setiap daerah memiliki wewenang untuk
memimpin daerahnya masing-masing.

2. Sistem Politik
Dinasti Abbasiyyah berkuasa dari tahun 132-656 H / 750-1258 M,Para Sejarawan
membagi periode kekuasaan Dinasti Abbasiyah menjadilima periode, yaitu:
a. Periode Pengaruh Persia Pertama ( 132- 656 H / 750 – 1258 M ) periode ini
dikenal sebagai abad keemasan Islam (The Golden Age of Islam).
b. Periode Pengaruh Turky Pertama ( 232 – 334 H / 847 – 945 M )
c. Periode Pengaruh Persia Kedua ( 334 – 467 H / 1075 M )
d. Periode Pengaruh Turky Kedua ( 467 – 555 H / 1075 – 1160 )
e. Periode Bebas dari Negara Lain ( 555 – 656 H / 1160 – 1258 M )

B. KEMAJUAN BIDANG SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Sistem Sosial
George Zaydan dalam bukunya Tamaddun al-Islam menggambarkan pada masa
Bani Abbasiyah, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas khusus dan kelas
umum.
a. Kelas khusus terdiri dari:
1) Khalifah
2) Keluarga Khalifah, Bani Hasyim
3) Para pejabat negara
4) Para bangsawan yang bukan Bani Hasyim, yaitu Bani Quraisy
5) Para petugas khusus seperti anggota tentara dan para pegawai istana
b. Kelas Umum
1) Para seniman
2) Para ulama, fuqaha dan pujangga
3) Para saudagar dan pengusaha
4) Para tukang dan petani
Namun demikian, untuk menciptakan keadilan sosial kekhalifahan Dinasti
Abbasiyah membuat kebijakan membentuk Badan Negara yang anggotanya terdiri dari
wakil semua golongan. Tugasnya untuk melayani masyarakat dari berbagai golongan.
Tidak ada perbedaan suku, kelas sosial dan agama. Di dalamnya para wakil golongan
bebas berpendapat di depan khalifah. Dalam lindungan kebijakan ini pula, masyarakat
non muslim dilindungi dan diberikan hak-haknya sebagai warga negara. Mereka bebas
melaksanakan berbagai aktivitas keagamaannya. Bahkan beberapa orang non muslim
pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan, seperti Gabriel bin Bakhtishu.

58 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


2. Sistem Ekonomi
Perekonomian Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan dan pertanian. Di
berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah terdapat kegiatan-kegiatan industri, diantaranya
Industri kain linen di Mesir, sutra di Syiria dan Irak, kertas di Samarkand, serta
berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan Kurma dari Irak Hasil-hasil
industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan
Negara lain. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di
Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara
keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia. Hubungan dagang
dengan dunia luar jazirah Arab telah membuktikan bahwa masa Abbasiyah hubungan
diplomatik dalam bidang ekonomi perdagangan sudah dibangun sebelum orang Arab
terjun ke dunia perdagangan. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak.
Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat semakin melambungkan
perekonomian Abbasiyah.
Untuk mendukung kegiatan perdagangan berbagai sarana pendukung didirikan
seperti membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang dilewati
kafilah dagang, membangun armada-armada dagang, membangun armada pertahanan
laut untuk melindungi parta-partai negara dari serangan bajak laut, dan lain-lain. Usaha-
usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan perdagangan dalam dan
luar negeri, karena para kafilah-kafilah dagang dapat leluasa melintasi segala negeri,
bahkan kapal-kapal dagang Abbasiyah dikenal mampu mengarungi tujuh lautan.
Dalam bidang pengembangan perdagangan Khalifah membela dan menghormati
kaum petani, bahkan meringankan pajak hasil bumi dan ada beberapa yang dihapuskan
sama sekali. Tanaman asli terdiri dari gandum, padi, kurma, wijen, kapas dan rami.
Sayuran segar sepert, kacang, jeruk,terong, tebu dan aneka ragam bunga.
Dinasti Abbasiyah juga sudah mengenal mata uang dinar.Khalifah Abbasiyah
yang pertama menerbitkan dinar adalah Abu Al-Abbas Abdullah bin Muhammad, pada
749 M. Ia mengganti corak koin, kalimat Muhammad Rasulullah dipakai mengganti
Allah Ahad, Allah Al-Samad, lam Yalid wa lam yulad, pada sisi belakang koin. Selama
masa Abbasiyah dinar emas juga diterbitkan di Mesir dan Damaskus dengan
menggunakan kata-kata yang sama dengan gambar dan cetakan yang ditulis dalam dinar
Bani Umayyah, kecuali tanggal penerbitan. Pada masa Abu Jafar Al-Mansur, koin baru
diterbitkan di Teheran dan Provinsi-provinsi lain (145 H). Pada koin-koin tersebut
terlihat nama dan gelar putra Mahkota (diperintahkan oleh Al-Mahdi Muhammad bin
Amir Al-Mukminin).

3. Sistem Budaya
Di masa Bani Abbassiyah terjadinya asimilasi Arab dengan non Arab dan
perluasan wilayah telah melahirkan kemajemukan warga negara. Warga negara terdiri
dari berbagai suku bangsa, dan agama. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 59


dalam unsur kebudayaan.Dalam perkembangan kebudayaan, berkembang corak
kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Ada empat unsur kebudayaan yang
mempengaruhi bangunan kebudayaan pada masa Abbasiyah, yaitu:
a. Kebudayaan Persia; pengaruh kebudayaan Persia terjadi diantaranya karena 2 faktor :
1) Pembentukan lembaga wizarah
2) Pemindahan ibukota
b. Kebudayaan India; pengaruh India dalam membentuk kebudayaan Islam
terjadidengan dua cara:
1) Secara langsung, kaum muslimin berhubungan dengan orang-orang India
diantaranya melalui perdagangan.
2) Secara tidak langsung, kebudayaan India masuk ke dalam kebudayaan Islam
lewat kebudayaan Persia.
c. Kebudayaan Yunani; pusat-pusat kebudayaan Yunani setelah berada di tangan kaum
muslimin dilakukanperubahan dan pengembangan diantaranya:
1) Jundaisabur, sekolah tinggi kedokteran berbahasa Yunani.
2) Harran, pusat pertemuan berbagai peradaban
3) Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani,
d. Kebudayaan Arab; pengaruh kebudayaan Arab masuk melalui penggunaan Bahasa
Arab sebagai bahasa resmi dan bahasa agama.

C. KEMAJUAN DIBIDANG ILMU PENGETAHUAN


Perkembangan ilmu pengetahuan dinasti Abbasiyah, disamping yang tertera pada bab
II juga ada beberapa perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang di bawah ini :
1. Matematika
Terjemahan buku-bukudari Yunani, Romawi dan India ke dalam bahasa Arab,
menghasilkan berbagai karya termasuk dalam bidang matematika. Selanjutnya ilmu
matematika/ilmu hisab berkembang karena kebutuhan dasar pemerintah untuk
menemukan waktu yang tepat dalam setiap pembangunan. Setiap sudut harus terukur
secara tepat supaya tidak terjadi kesalahan hitung dalam pembangunan gedung-gedung.
Di antara ahli matematika muslim yang terkenal adalah Al-Khawarizmi,
pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung), dan penemu angka nol.
Kemudian Abu Al-Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Al-Abbas (940-
998) terkenal sebagai ahli matematika..Tokoh-tokoh lain yang juga dikenal ahli
matematika dan memberikan sumbangan signifikan bagi pengembangan matematika
adalah:
a. Al-Biruni meliputi aritmatika teoritis dan praktis, penjumlahan seri, analisis
kombinatorial, kaidah angka 3, bilangan irasional, teori perbandingan, definisi
aljabar, metode pemecahan penjumlahan aljabar, geometri. teorema Archimedes,
sudut segitiga.

60 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


b. Umar Khayyam (1048 – 1131 M) mengarang buku tentang aljabar, yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh F. Woepeke (1857), yaitu Reatise on
Algabera.

2. Sejarah
Pada masa Dinasti Abbasiyah, kajian sejarah masih terfokus pada tokoh atau
peristiwa tertentu misalnya, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW. Minat terhadap kajian
sejarah sangat besar dan mendapat dukungan dari khalifah. Ilmuwan dalam bidang
sejarah pada masa Abbasiyah diantaranya adalah Muhammad bin Ishaq bin Yasar, lebih
dikenal sebagai Ibnu Ishaq, sejarawan muslim pertama, lahir pada tahun 85H / 704 M
dan meninggal pada tahun 151 H / 768 M. Dialah yang pertama kali menulis Sirah al-
Nabawiyah lil Ibn Ishaq yang merupakan biografi Rasulullah pertama yang paling
komprehensif. Kemudian disunting oleh muridnya Ibn Hisyammenjadi Sirah al-
Nabawiyah lil Hisyam. Muhammad Ibnu Sa'ad, yang menulis karya al-Thabaqat al-
Kubra (8 jilid) berkata tentang Ibnu Ishaq, "Ia merupakan yang pertama mengumpulkan
sejumlah ekspedisi dari Utusan Allah (Muhammad) dan mencatatnya".Al-Biruni juga
disebut sejarawan masa Abbasiyah, dia telah menulis buku sejarah yang berjudul
Chronology.

C. Ilmu Bumi/Geografi
Dalam tradisi Islam, ilmu bumi tidak bisa dipisahkan dengan astronomi. Ahli
bumi pertama dalam sejarah ilmuwan muslim adalah Hisyam Al–Kalbi (abad ke 9 M,)
dengan studinya tentang kawasan Arab.
Berkembangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al-Makmun
(813-833 M) memerintahkan ahli-ahli geografi Muslim untuk mengukur kembali jarak
bumi. Sejak saat itu muncul istilah mil untuk mengukur jarak. Usaha tersebut berhasil,
sehingga Al-Makmun memerintahkan para geografer Muslim untuk menciptakan peta
bumi yang besar. Di bawah koordinasi Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya
berhasil membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Al-Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi berjudul Surah Al-Ard
(Morfologi Bumi) sebuah koreksi terhadap karya Ptolemeus. Yang mana kitab tersebut
menjadi landasan ilmiah bagi geografi Muslim tradisional. Pada abad yang sama, Al-
Kindi juga menulis sebuah buku bertajuk ‘Keterangan tentang Bumi yang Berpenghuni’.
Demikian juga Al-Biruni berhasil menemukan radius bumi mencapai 6.339,6 km dimana
dunia Barat belum mampu mengukur radius bumi seperti yang dilakukan Al-Biruni.

Berikut nama-nama ulama yang ahli di bidang geografi, di antaranya :


a. Al-Ya’qubi (wafat 897 M), menulis buku geografi berjudul ’’Negeri-negeri’’ dengan
studi topografisnya.

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 61


b. Ibn Khordadbeh (820 M - 912 M), murid Al-Kindi yang mempelajari jalan-jalan di
berbagai provinsi secara cermat dan menuangkannya ke dalam buku Al-Masalik wa
Al-Mamalik (Jalan dan Kerajaan).
c. Al-Dinawari (828 M-898 M)
d. Hamdani (893 M - 945 M)
e. Ali al-Masudi (896 M - 956 M), mempelajari faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pembentukan batu-batuan di bumi.
f. Ahmad ibn Fadlan (abad ke-10 M), menulis ensiklopedia dan kisah perjalanan ke
daerah Volga dan Kaspia.
g. Ahmad ibn Rustah (abad ke-10 M), menulis ensiklopedia besar mengenai geografi.
h. Al Balkhi, mendirikan sekolah di kota Baghdad yang secara khusus mengkaji dan
membuat peta bumi.
i. Al Istakhar II dan Ibnu Hawqal (abad ke-10 M), membuat pemetaan dunia.
j. Abu Ubaid Al- Bakri (abad 11 M) menulis kitab Mu’jam Al-Ista’jam (Eksiklopedi
Geografi). berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab dan Al-Masalik wa Al-Mamalik
(Jalan dan Kerajaan), berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu.
k. Al-Idrisi (1100 M), membuat peta dunia, menulis kitab Nazhah Al- Muslak fi Ikhtira
Al-Falak (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala).. Kitab ini.
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, menjadi Geographia Nubiensis.

D. PERKEMBANGAN SASTRA
1. Perkembangan Prosa
Secara garis besar sastra arab dibagi atas dua bagian yaitu prosa dan syair. Prosa
terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
a. Kisah (Qisshah), adalah cerita tentang berbagai hal, baik yang bersifat realistis
maupun fiktif, disusun menurut urutan penyajian yang logis dan menarik. Kisah
meliputi Hikayat, Qissah Qasirah dan Uqushah. Kisah yang berkembang pada masa
abbasiyah tidak hanya terbatas pada cerita keagamaan, tetapi sudah berkaitan dengan
hal lain yang lebih luas, seperti kisah filsafat.
b. Amsal(peribahasa) dan Kata mutiara (al-hikam) adalah ungkapan singkat yang
bertujuan memberikan pengarahan dan bimbingan untuk pembinaan kepribadian dan
akhlak. Amsal dan kata mutiara pada masa Abbasiyah dan sesudahnya lebih
menggambarkan pada hal yang berhubungan dengan filsafat, sosial, dan politik.
Tokoh terkenal pada masa ini adalah Ibnu Al-Muqoffal.
c. Sejarah (tarikh),atau riwayat (sirah). Sejarah atau riwayat mencakup sejarah
beberapa negeri dan kisah perjalanan yang dilakukan para tokoh terkenal. Karya
sastra yang terkenal dalam bidang ini antara lain: adalah mu’jam al Buldan
(ensiklopedi kota dan negara) oleh Yaqut Al-Rumi (1179-1229). Tarikh Al-Hindi
(sejarah India) oleh Al- Biruni (w.448 H/ 1048 M). Karya Ilmiah (Abhas ‘Ilmiyyah)

62 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


mencakup berbagai bidang ilmu, diantaranya yang terkenal berkenaan dengan hal ini
adalah kitab al Hawayan (buku tentang hewan).
Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan
yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat,
kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa
asing. Muncul sastrawan-sastrawan dengan berbagai karyanya :
1) Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintisnya
diantaranya Kalilah wa Dimnah, terjemahan dari bahasa Sansekerta, karya
seorang filosof India bernama Baidaba, yang kemudian disalinnyadalambahasa
Arab. ilmuwan ini berkebangsaan Persia, hasil karya yang adalah :
 Siy’ar Muluk Al-‘Ajam (kehidupan raja-raja non Arab).
 Al-Adab As-Sighar (sastra kecil).
 Al-Adab Al-Akbar (sastra besar).
2) Abdul Hamid Al-Katib, sebagai pelopor seni mengarang surat.
3) Al-Jabid, karyanya memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan
dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
4) Ibnu Qutaibab, dikenal sebagai ilmuwan dan sastrawan yang sangat cerdas dan
memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
5) Ibnu Abdi Rabbi, seorang penyair yang berbakat memiliki kecendrungan ke sajak
drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra Arab. Karya terkenalnya
adalah Al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu
pengetahuan Islam.Salah satu prosa terkenal dari masa ini ialah ‘Kisah Seribu
Satu Malam’.
6) Umar Khayam
Penyair yang berasal dari kota Khurasan, ia juga ahli di bidang matematika,
astronomi dan filsafat, hasil karyanya yang terkenal adalah Sajak Rubaiat, yaitu
sajak yang terdiri dari empat baris yang berpasangan dua-dua. Dalam Sajak
Rubaiat tersebut biasanya berisi kritikan dan koreksi terhadap ilmuwan sebab ia
telah menjadikan kebenaran relatif menjadi kebenaran mutlak, sebagai seorang
Sufi maka syair-syairnya menunjukkan kerendahan hatinya.
7) Jalaludin Ar-Rummi
Sastrawan yang juga mendalami tasawuf, hasil karya besarnya adalah Matsawi
yang berisi tentang puisi dan prosa yang sangat indah. Matsawi berisi 20.700 bait
syair dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
8) Abu Nawas
Penyair terkenal pada masa khalifah Harun Al-Rasyid, karya terbesarnya adalah
Alfu Laila Walaila (Seribu Satu Malam). Nama lengkapnya adalah Abu Nawas
Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Ia terkenal sebagai Penyair Khomr¸ karena di
masa mudanya suka mabuk-mabukan, tetapi pada masa tuanya ia bertaubat dan
menulis syair-syair agama yang diterbitkan di beberapa negara diantaranya tahun

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 63


1855M diterbitkan di Wima, tahun 1860 M, tahun 1898 M dan tahun 1932 M
diterbitkan di Kairo, tahun 1844 M diterbitkan di Beirut, tahun 1894 M terbit di
Bombay, dan tersimpan dalam perpustakaan Berlin, Wima Mosul dll.
9) Az-Zamakhsyari
Beliau adalah ilmuwan bahasa dan sastra Arab, hasil karyanya adalah
a) Asas Al-Balaghoh.
b) Al-Mufrod Walmu’allaf fin Nahwi (satu dan kesatuan sifat dalam ilmu tata
bahasa).
c) Al-Mustaqim fi Amsal Al-Arab (peribahasa dalam bahasa Arab).
10) Imam Sibawaihi
Nama lengkapnya adalah Amru bin Usman Al-Haris Abu Bashar, karya besarnya
disebut Al-Kitab dengan judul Kitab Al-Sibawaih yaitu karya ilmu bahasa yang
terdiri dari 2 jilid setebal 1000 halaman Imam Sibawaih terkenal sebagai ahli Nahwu
yang sangat teliti dan sangat menjaga keindahan bahasa Arab dengan fasih, ia juga
dikenal sebagai peletak dasar yang kuat dan layak untuk perkembangan bangsa Arab
berikutnya. sebab hasil karyanya tersebut tidak sedikitpun ada perubahan terhadap
dasar dan kaidah oleh generasi-generasi setelahnya yang merasa sangat puas
terhadap nilai hasil karyanya berupa kitab Nahwu.

2. Perkembangan Puisi
Para sastrawan masaAbbasiyah membuat genre sajak/puisi mengkombinasikan
dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi Arab, cirinya antara lain :
a. Penggunaan kata uslub dan ibarat baru
b. Pengutaran sajak lukisan yang hidup
c. Penyusupan ibarat filsafat
d. Kelahiran kritikus sastra pada zaman ini

Tokoh penyair terkenal pada masa Bani Abbasiah adalah:


1) Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
2) Abu’ At-babiyat (130-211 H)
3) Abu Tamam (wafat 232 H) nama aslinya Habib bin Auwas At-Toba’i
4) DabalAl-Kbuza’i (wafat 246 H), nama aslinya Da’bal bin Ali Razin dari Khuza’ab.
Penyair besar yang berwatak kritis.
5) Al-Babtury (206-285 H), nama aslinya Abu Ubadab Walid Al-Babtury Al-Qubtbany.
6) Ibnu Rumy (221-283 H). nama aslinya Abu Hasan Ali bin Abbas. Penyair yang
berani menciptakan tema-tema baru.
7) Al-Matanabby (303-354 H) nama aslinya Abu Thayib Ahmad bin Husin Al-Kuft
penyair istana yang haus hadiah, pemuja yang paling handal.
8) Al-Mu’arry (363-449 H) nama aslinya Abu A’la Al-Mu’arry. Penyair berbakat dan
berpengetahuan luas.

64 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


E. PERKEMBANGAN SENI MUSIK
Seni musik berkembang pesat di era keemasan Dinasti Abbasiyah. Hal ini tidak
lepas dari gencarnya penerjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke dalam bahasa
Arab. Selain itu, sokongan dan dukungan para penguasa terhadap musisi dan penyair
membuat seni musik makin berkembang. Para khalifah dan pembesar istana Bani
Abbas memiliki perhatian yang sangat besar terhadap musik.
Apalagi di awal perkembangannya, musik dipandang sebagai cabang dari
matematika dan filsafat. Boleh dibilang, peradaban Islam melalui kitab yang ditulis Al-
Kindi merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata ‘musiqi’. Al-Isfahani (897
M-976 M) dalam Kitab Al-Aghani mencatat beragam pencapaian seni musik di dunia
Islam.
Selain itu, pada umumnya orang Arab memiliki bakat musik, sehingga seni
suara atau seni musik menjadi suatu keharusan bagi mereka sejak zaman jahiliyah.
Diantara para pengarang kitab musik adalah sebagai berikut:
1. Yunus bin Sulaiman, pengarang teori musik pertama dalam Islam.Karya musiknya
sangat bernilai, sehingga banyak musikus Eropa yang meniru.
2. Khalib bin Ahmad, mengarang buku-buku teori musik mengenai not dan irama.
Dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah-sekolah tinggi musik di seluruh
dunia.
3. Ishak bin Ibrahim Al-Mousuly, telah berhasil memperbaiki musik jahiliyah dengan
sistim baru. Dia mendapat gelar ‘Raja Musik’.
4. Hunain bin Isbak, berhasil menerjemahkan buku-buku teori musik karangan Plato
dan Aristoteles.
5. Al-Farabi selain sebagai seorang filosof, ia juga dikenal sebagai seniman dan ahli
musik. Karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan menjadi bahan
rujukan bagi para seniman dan pemusik Eropa.

F. PERKEMBANGAN SENI BANGUNAN DAN ARSITEKTUR


Perkembangan arsitektur pada masa Dinasti Bani yang berkuasa lebih dri 500
tahun telah meninggalkan warisan arsitektur Islam yang mengagumkan. Pembeda
arsitektur Abbasiyah dan Umayyah adalah pengaruh budaya lokal. Bangunan Umayyah
bercorak Arab-Romawi, sedangkan bangunan Abbasiyah bercorak Persia dan Asia
Tengah. Pada era itu, perkembangan arsitektur Islam yang begitu besar terlihat pada hal-
hal sebagai berikut,
1. Bangunan dan Arsitekstur Masjid
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat Islam yang merupakan bentuk
menonjol dari Arsitektur Islam. Beberapa masjid yang didirikan pada masa pemerintahan
Bani Abbasiyyah adalah:
a) Masjid Samarra, di Baghdad.

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 65


Masjid Agung Samarra dibangun oleh Khalifah Al-Mutawakkil pada 647 M.
Bangunan masjid ini sangat unik, memiliki menara berbentuk spiral tinggi 52
meter, terbuat dari batu bata bakar.
b) Masjid Ibn Thulun
Didirikan pada tahun 876 M oleh Ahmad bin Thulun, penguasa dinasti Thulun
di Mesir. Masjid ini terletak di Sayyeda Zainab, Kairo dan merupakan masjid
ketiga terbesar di Mesir.
c) Masjid Al Mansur oleh Abu Ja’far Al Mansur
d) Masjid Raya Ar Risyafah oleh Al Mahdi
e) Masjid Jami’ Qasr Al Khilafah oleh Al Mukhtafi
f) Masjid Qati’ah Ummu Ja’far oleh Al Muktafi
g) Masjid Kuffah dibangun oleh Muslim ibnu Aqil
h) Masjid Agung Isfahan oleh Sultan Maliksyah
i) Masjid Talkhatan Baba di Merv

2. Bangunan dan Arsitekstur Kota


a) Kota Baghdad
Pada 30 Juli 762 M, Khalifah Al-Mansur menemukan sebuah lokasi di tepian
Sungai Tigris yang cocok untuk menjadi ibu kota baru. Khalifah memberi nama kota
tersebut Madinat al-Salaam, berarti Kota Perdamaian, sekaligus menjadi nama resmi
yang tercetak di koin dinar dan dirham serta dalam penggunaan resmi. Namun
penduduknya menyebut nama kota itu Baghdad, nama desa terdekat dari kota
tersebut.
Empat tahun sebelum pembangunan Baghdad, tepatnya pada 758 M, Al-Mansur
mengumpulkan para insinyur, seniman, dan teknokrat dari seluruh negeri untuk
merancang kota perdamaian. Lebih dari 100 ribu pekerja konstruksi terlibat dalam
pembangunan kota itu.
Desain kotanya berbentuk lingkaran dengan istana setinggi 39 meter dan Masjid
Agung sebagai pusatnya. Ketersediaan air terjamin. Dibangun kanal pengangkut air
dari Sungai Tigris yang memenuhi kebutuhan kota.
Baghdad dikelilingi empat tembok besar. Baghdad tumbuh menjadi kota yang
makmur dan sejahtera, bergelimang gading, emas, sutra, rempah-rempah, mutiara,
serta permata dari Afrika, India, dan timur jauh. Lokasi Baghdad di tepian Sungai
Tigris yang berhubungan dengan laut Arab menjadikan Baghdad pusat perdagangan.
Tepat di tengah Kota Baghdad didirikan istana khalifah yang bernama Al-Qasr
Az-Zahabi (Istana Emas), melambangkan keagungan dan kemegahan, luasnya sekitar
160.000 Hasta persegi. Dibangun juga masjid raya bernama Masjid Jami' Al-Mansur,
di depannya memiliki luas areal sekitar 40.000 hasta persegi. Tak ketinggalan
dibangun perumahan penduduk, pasar, dan kantor-kantor pemerintahan.

66 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


Sekitar tahun 157 H, Al-Mansur membangun istana baru di luar kota yang
diberi nama Istana abadi (Qasbrul Khuldi) khalifah Al-Mansur membagi kota
Baghdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang
Naib Amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri
yaitu daerah otonom.

b) Kota Samara
Kota Samara pernah menjadi Ibu kota Dinasti Abbasiyah menggantikan kota
Baghdad. Pembangunan besar-besaran terjadi pada zaman Khalifah Al-Mu;tasim
pada 221 H/836 M. Samarra kemudian menjadi pusat pemerintahan tujuh khalifah
Abbasiyah dan kota kebanggaan dengan istana-istana indahnya. Khalifah Al-
Mu’tasim mendirikan istana al-Jawsaq dan Khalifah Al-Wasiq, membangun istana
al-Haruni. Khalifah Al-Mutawakkil bahkan sempat membangun 24 istana, di
antaranya adalah Balkawari, alArus, al-Mukhtar dan al-Wahid. Sementara Al-
Mutamid, khalifah terakhir membangun istana al-Masyuq.
Samarra, sekitar 124 km utara Baghdad, adalah salah satu dari empat Kota Suci
Islam Irak, dan dianggap sebagai kota kuno terbesar yang diketahui di seluruh Dunia
dengan reruntuhan yang megah yang memanjang sekitar 9 km dan 34 km horisontal
vertikal di sepanjang timur tepi Tigris.
Seni bangunan istana khalifah Abbasiyah mempunyai ciri khas dan gaya
tersendiri, dalam pintu pilar, lengkung kubah, hiasan lebih bergantung (muqarnas
hat). Pemerintah dinasti Abbasiyah adalah kota Baghdad, yang dibangun Al-Mansur
(136-158 H/754-775). Tempat lokasi di tepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah (Tigris).
Pembangunan ini diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin Wadldlah.

G. KEMAJUAN BIDANG PENDIDIKAN DAN PERPUSTAKAAN


1. Pendidikan
Pada masa Abbasiyah, yang disebut lembaga pendidikan dasar (kuttab) umumnya
merupakan bagian terpadu dengan masjid, bahkan memfungsikan masjid sebagai sekolah
dasar. Kurang lebih 30.000 masjid yang digunakan sebagailembaga pendidikan dasar.
Selain itu, terdapat kegiatan pendidikan di rumah-rumah pendudukan dan di tempat-
tempat lain, seperti maktab, zawiyah dan halaqah. Kurikulum utamanya dipusatkan pada
Al-Quran sebagai bacaan utama para siswa, selain belajar membaca dan menulis.
Untuk pendidikan lanjutan, dilakukan di Bait al-Hikmah, sebagai lembaga
pendidikan menengah pertama dalam Islam, didirikan oleh Khalifah Al-Makmun.
Kurikulumnya meliputi pelajaran tafsir, Hadis, ushul fiqh, ilmu kalam, ilmu matiq dan
kesusasteraan. Bait al-Hikmah, selain berfungsi sebagai pusat penerjemahan, dikenal
sebagai pusat kajian akademis, dan perpustakaan umum, serta memiliki sebuah
observatorium. Bahkan pada saat itu observatorium-observatorium bermunculan sebagai
pusat pembelajaran astronomi.

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 67


Adapun untuk pendidikan sejenis perguruan tinggi didirikan Madrasah
Nizhamiyah oleh Nizham al-Mulk (1065-1067). Madarasah ini dibangun sebagai
pusat studi teologi (madrasah), khususnya untuk mempelajari ajaran-ajaran Mazhab
Syafi’i dan teologi Asy’ariyah. Alquran dan puisi-puisi Arab kuno menjadi sumber
utama pengembangan dan penngkajiann ilmu-ilmu humaniora dan sastra (‘ilm al-
adab), hal yang sama dilakukan oleh orang Eropa klasik beberapa abad kemudian.
Sebagian sejarawan mengatakan bahwa berbagai kegiatan Madrasah Nizhamiyah ini
ditiru oleh orang Eropa untuk membangun universitas-universitas Eropa yang
pertama.

2. Perpustakaan
Masjid, selain sebagai pusat pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan buku. Buku-buku didapat dari hadiah-hadiah atau hasil pencarian dari
berbagai sumber. Karenanya, masjid pada saaat itu memiliki khazanah buku-buku
keagamaan yang sangat kaya. Salah seorang donatur buku-buku itu adalah seorang
sejarawan terkenal yaitu al-Khatib al-Baghdadi (1002-1017 M) yang menyerahkan
buku-bukunya sebgai wakaf untuk umat Islam.
Perpustakaan-perpustakaan (khizanat al-kutub) lain dibangun oleh kalangan
bangsawan atau orang kaya sebagai lembaga-lembaga kajian untuk umum, menyimpan
koleksi sejumlah buku logika, filsafat, astronomi dan bidang ilmu lainnya. Salah satu
diantaranya yang dibangun oleh penguasa Buwaihi, Abdud Ad-Dawlah, di Syirazi,
yang semua buku-bukunya disusun di atas lemari-lemari, didaftar dalam katalog, dan
diatur dengan baik oleh staf administrator yang berjaga secara bergiliran. Selain
perpustakaan, gambaran tentang kemajuan budaya baca pada masa Abbasiyah bisa
dilihat dari banyaknya toko buku. Toko-toko ini berpengaruh besar bagi pengembangan
dunia pendidikan, Al-Ya’qubi meriwayatkan bahwa pada masanya (sekitar 819 M)
ibukota negara diramaikan oleh lebih dara seratus toko buku yang berderet di satu ruas
jalan yang sama. Hingga awal abad ke-3 Hijriah, bahan yang umum digunaka untuk
menulis adalah kain perca dan papirus. Baru kemudian setelah, kertas Cina mulai
masuk ke Irak. industri kertas tumbuh menjamur. Industri itu pertama kali muncul di
Samarkand, yang diperkenalkan oleh beberapa tawanan Cina pada 751M.

1. Carilah gambar-gambar arsitektur masjid masa kemajuan Bani Abbasiyah,


kemudian tempel di mading kelas!
2. Carilah gambar kota dan istana yang dibangun pada masa Bani Abbasiyah,
kemudian tempel di mading kelas!

68 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


I. Silanglah (x) huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar!
1. Periode kekuasaan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi .......
a. 3 periode c. 5 periode
b. 4 periode d. 6 periode
2. Khizanatul Hikmah didirian pada masa khalifah ......
a. Abu Abbas Assaffah c. Abu Ja’far al Mansur
b. Harun Ar Rasyid d. Al Ma’mun
3. Tempat berkumpulnya para tokoh dan cendikiawan untuk melakukan riset, diskusi ilmu
pengetahuan maupun ilmu agama disebut .......
a. Khizanatul Hikmah c. Baitul Mal
b. Majelis Munakahat d. Majelis Ta’lim
4. Tokoh ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah, ahli tata bahasa adalah .....
a. Malik bin Anas c. Ibrahim Mosuli
b. Asma’i d. Isa bin Yusuf
5. Pemerintahan Islam pertama yang mengangkat musik sehingga menjadi profesi yaitu
pada masa khalifah.....
a. Al Ma’mun c. Ar Rasyid
b. Al Masur d. As Saffah
6. Ahli musik pada masa Dinasti Abbasiyah adalah ......
a. Imam Abu Yusuf c. Imam Syafi’i
b. Ibrahim Mosuli d. Malik bin Anas
7. Kehebatan Harun Ar Rasyid dalam kempimpinannya diabadikan dalam buku cerita yang
berjudul .......
a. Alfu lailatani c. Alfu lailah wan Nahar
b. Alfu lailah walailah d. Alfu lailah wa shobah
8. Alfu lailah wa lailah, artinya ......
a. seribu keistimewaan malam c. Seribu keindahan malam
b. seribu mimpi malam d. Seribu satu malam
9. Masjid Ibnu Thulun memiliki keistimewaan dari segi seni bangunan atau arsiteknya,
mesjid inididirikan pada tahun …………
a. 876 M c. 878 M
b. 877 M d. 879 M
10. Kota Baghdad adalah kota impian yang termasyhur dalam kisah 1001 malam, didirikan
oleh...
a. Khalifah Harun Al Rasyid c. Khalifah Al-Mu’tashim
b. Khalifah Al-Amin d. Khalifah Al-Mansur

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 69


11. Kota Baghdad, adalah kota kuno yang dibangun sangat megahnya menjadi ibu kota
Dinasti Abbasiyah, terletak diantara dua sungai, yaitu ………..
a. Sungai Tigris dan Nil c. Sungai Eufrat dan Nil
b. Sungai Amu dariyah d. Sungai Eufrat danTigris
12. Istana yang dibangun oleh Khalifah Al-Mansur diberi nama …………
a. Qashru anu sirwan c. Qashrul ahmar
b. Qashrul abbas d. Qashru al dzahab
13. Pendapat George Zaydan yang menggambarkan masyarakat Bani Abbasiyah terbagi
menjadi dua kelompok, kelas khusus dan kelas umum terdapat dalam bukunya….
a. Tamaddun al-Islam c. Al Khalifah
b. Tariikh d. Az-Zaydan
14. Tokoh astronomi muslim pertama pembuat astrolob atau alat mempelajari ilmu
perbintangan adalah....
a. Muhammad al-Fazani c. Al-Farzani
b. Al-Biruni d. Al-Khawarizmi
15. Imuwan muslim yang dikenal sebagai ahli matematika dan menulis buku astrologi, The
Elements of Astrology adalah….
a. Al-Khawarizmi c. Al-Biruni
b. Al-Fargani d. Al-Fazani

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan analitis dan jelas !


1. Setujukah kalian bahwa masa golden Dinasti Abbasiyah merupakan bagian dari
perkembangan kebudayaan/peradaban Islam?
………………………………………………………………………………………………
………………….....................................................................................................
2. Bandingkan perkembangan kebudayaan/peradaban masa Abbasiyah dengan
perkembangan kebudayaan/peradaban Indonesia!
………………………………………………………………………………………………
…………………...................................................................................................................
3. Simpulkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masa kejayaan Dinasti
Bani Abbasiyah!
…………………………………………………………………………………..……….....
………………….....................................................................................................
4. Terangkan kemajuan di bidang seni bangunan dan aristektur pada masa keemasan Dinasti
Abbasiyah !
……………………………………………………………………………………………...
……………………...............................................................................................................
5. Berikan interpretasimu tentang keindahan kota Baghdad Masa keemasan Dinasti
Abbasiyah!
...............................................................................................................................................

70 | Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.


...............................................................................................................................................
6. Jelaskan sistem politik dinasti Abbasiyah!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
7. Jelaskan kelompok masyarakat pada masa dinasti Abbasiyah menurut George Zaydan !
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
8.Sebutkan 5 masjid yang dibangun pada masa dinasti Abbasiyah !
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
9. Sebutkan 3 sastrawan yang muncul pada masa dinasti Abbasiyah !
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
10.Sebutkan 2 tempat pusat peradaban dan ilmu pengetahuan masa dinasti Abbasiyah !
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

I. Silanglah (x) huruf a, b,c atau d di depan jawaban yang paling benar!
1. Gerakan dakwah Dinasti Abbasyah dimulai pada masa khalifah ....
a. Hisyam bin Abdul Aziz c. Al Walid bin Abdul Malik
b. Umar bin AbduI Aziz d. Marwan bin Muhammad
2. Gerakan dakwah Dinasti Abbasiyah dimulai di kota ....
a. Baghdad c. Darnaskus
b. Madinah d. AI Humaymah
3. Salah satu penyebab berdirinya Dinasti Abbasiyah adalah kelompok... yang memprotes
kedudukannya sebagai warga negara kelas dua di bawah muslim Arab
a. muslim nonArab/Mawali c. nonmuslirn
b. Suriah d. keluarga Dinasti Umayah
4. Kota yang menjadi pusat kegiatan politik gerakan bawah tanah adalah ....
a. Persia c. Khurasan
b. Makkah d. Irak
5. Panglima gerakan dakwah Dinasti Bani Abbasiyyahiyah adalah ....
a. Abu Muslim AI Khurasany c. Muhammad bin Ali
b. Dinasti Bani Abbasiyyah d. Muhammad bin Marwan
6. Keturunan Abbas tidak memperlihatkan sikap dengan Bani Umayah. Karena Dinasti
Bani Abbasiyyah menerapkan politik....
a. etnis c. Adu domba
b. bersahabat d. individual

Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs. | 71

Anda mungkin juga menyukai