Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan
kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan
ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau
anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai
serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau
anggota masyarakat.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda
dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana
penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga
merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu
dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Permasalahan di kota adalah
pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
Istilah interaksi wilayah menurut Ullman mencakup berbagai gerak mulai dari
barang, penumpang, migran, uang informasi. Apabila dirunut hingga ke akarnya interaksi
antarwilayah muncul karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah
yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam dan
sebaliknya sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah. Faktor lain yang
memengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam
ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi yang meliputi hal-hal
berikut ini: Jarak mutlak dan jarak relatif antar tiap-tiap wilayah, biaya angkut atau
transport untuk memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat
lain, kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi
jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana tranportasi dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat
hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling
membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan seperti beras, sayur – mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan
sumber tenaga kasar bagi jenis – jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek – proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang
desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat – obatan pembasmi hama pertanian,
minyak tanah, obat – obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga
menyediakan tenaga – tenaga yang melayani bidang – bidang jasa yang dibutuhkan oleh
orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga – tenaga di
bidang medis atau kesehatan, montir – montir, elektronika dan alat transportasi serta
tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya
pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, karena memang
interaksi terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Desa?
2. Apa saja klasifikasi Desa?

1
3. Apa saja Potensi Desa?
4. Bagaimana perkembangan desa?
5. Apa definisi Kota?
6. Apa klasifikasi Kota?
7. Apa definisi interaksi Desa dan Kota?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota?
9. Dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin?

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa pengertian desa, apa saja klasifikasi desa, apa saja potensi desa,
bagaimana perkembangan desa, apa definisi kota, apa klasifikasi kota, apa definisi
interaksi desa dan kota, apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota, dan
mengetahui dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desa
Secara umum desa sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya
jauh dari keramaian kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar
mata pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang
terdiri dari satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang
berdiri sendiri atao berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
1. Definisi Desa
• Menurut Bintarto (1983: 11), desa adalah merupakan suatu hasil perpaduan antara
kegiatan kelompok manusia dengan lingkungannya.
• Menurut Kartohardikusumo dalam Bintarto (1983:11), desa merupakan suatu
kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri
• Menurut UU No 22 Tahun 1999, bab I, pasal I. Desa adalah kesatuan masyarakat
hokum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempatberdasarkan asal usul serta adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan nasional di daerah kabupaten.
• Bambang Utoyo, desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata
pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
• Sutarjo Kartohadikusumo, desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu
masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan
pemerintahan terendah di bawah camat.
• William Ogburn dan MF Nimkoff , desa adalah kesatuan organisasi kehidupan
sosial di dalam daerah terbatas.

2. Klasifikasi Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya
mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antarmanusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3. Produktivitas mulai meningkat.
4. Sarana prasarana mulai meningkat.

3
5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan
semua potensi yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2. Mata pencaharian homogen.
3. Teknologi dan pendidikan tinggi.
4. Produktifitas tinggi.
5. Terlepas dari adat.
6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
3. Potensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan.
Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat
apapun bagi masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan
sebagai berbagai sumber daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang
tersimpan dan terdapat di suatu desa.
4. Perkembangan Desa
Menurut Bintarto (1983:11) potensi antara satu desa dengan desa yang lainnya tidak
sama, karemna keadaan geografis dan penduduknya berbeda, luas tanah, macam tanah
dan tingkat kesuburan tanah yang tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan
menyebabakan cara penyesuaian atau corak kehidupannya berbeda. Keadaan
penduduk dan dasar kehidupan masyarakat desa yang berbeda mengakibatkan adanya
berbagai karakteristik dan berbagai tingkat kemajuan desa yaitu :
1. Desa yang kurang berkembang
2. Desa yang sedang berkembang
3. Desa berkembang atau desa maju
Desa mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena menjadi daerah produksi
pangan dan komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan
berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan jumlah dan
kualitas komoditas, seperti kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkih, teh, dan karet
juga penting untuk meningkatkan ekspor dan devisa negara. Penduduk desa nelayan
banyak menghasilkan bahan pangan protein tinggi, seperti ikan dan udang. Mereka
memenuhi kebutuhan ikan dan udang dalam negeri serta untuk komoditas ekspor.
Peranan desa dalam pembangunan wilayah sangat penting karena banyak potensi
yang dimilikinya. Pengembangan desa perlu mempertimbangkan potensi desa. Desa
memiliki potensi fisik dan nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki
desa? Potensi fisik antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.
a. Lahan
Lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber
bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi
tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman
padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu.
Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu
bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
b. Air
Pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam
tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Air digunakan
penduduk desa untuk keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan
lain. Secara kuantitas dan kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan air penduduknya.

4
c. Iklim
Iklim memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim dipengaruhi oleh
ketinggian tempat. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena
kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu.
Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan.
d. Flora dan Fauna
Di desa masih banyak lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha di bidang
pertanian. Berbagai jenis tanaman pangan dan hewan ternak banyak
dibudidayakan di daerah perdesaan. Hal itu merupakan upaya pemenuhan
kebutuhan pangan di daerah perdesaan maupun di perkotaan.
Selain potensi fisik, desa juga memiliki potensi nonfisik. Potensi nonfisik desa antara lain
sebagai berikut.
a. Penduduk Desa
Masyarakat desa merupakan kelompok sosial dengan hubungan yang erat dengan
solidaritas tinggi. Hal itu merupakan kekuatan dalam membangun wilayah
perdesaan
b. Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan yang
membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Koperasi
Unit Desa (KUD), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain sebagainya.
c. Aparatur dan Pamong Desa
Aparat desa bertugas menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan
sumber daya manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan
lain-lain.
B. Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh
kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas
untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
Pengertian “kota” sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup
pengertian “town” dan “city” dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim
“Kota” yang merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi. Kota dibedakan
secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan
pemukiman.
1. Definisi Kota
• Menurut Bintarto (1983:36), kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang
heterogen dan kehidupan materealistis. Kota juga dapat diartikan sebagai sebuah
bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsurunsuralami dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan
yang bersifat heterogen dan materealistis dibandingkan dengan daerah
belakangnya.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.4 tahun 1980 menyebutkan bahwa kota
terdiri atas dua bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan
administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai
lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non-agraris, misalnya ibu
kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan
dan permukiman.
• Max Weber, Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya

5
pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat
kosmopolitan.
• Louis Wirth, Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
• Arnold Toynbee, Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu
kekompleksan yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-
masing.
• Grunfeld, Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih
tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian
nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh
gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.

2. Klasifikasi Kota
Klasifikasi Kota berdasarkan Perkembangannya, antara lain:
• Eolis adalah desa yang maju yang berkembang menjadi kota kemudian menjadi
kota kecamatan. (Contohnya adalah Cibadak dan Cisaat)
• Polis adalah kota yang sebagian masyarakatnya masih bersifat agraris kemudian
berkembang menjadi kota kabupaten. (Contohnya adalah Sukabumi dan Cianjur.
• Metropolis adalah kota besar dengan ciri industri. (Contohnya adalah Bandung,
Jakarta dan Surabaya).
• Megapolis adalah beberapa kota yang tergabung melalui jaringan. (Contohnya
adalah Jabodetabek)
• Tyranopolis adalah kota yang menuju kehancuran. (Contohnya adalah New York)
• Neukropolis adalah kota mati. (Contohnya adalah kota di Babylonia)
Klasifikasi kota berdasarkan sejarah lahir/tumbuhnya, antara lain:
• Kota Perkebunan adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan
perkebunan. (Contohnya adalah Kabupaten Sukabumi, Cianjur Bandung)
• Kota Administratif adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan
layanan pemerintahan kepada masyarakat. (Contohnya adalah Kota Sukabumi dan
Cimahi)
• Kota Perdagangan adalah kota yang lahir dari aktifitas niaga. (Contohnya adalah
Jakarta, Surabaya, Semarang)
• Kota Pertambangan dan industry adalah kota yang lahir karena adanya aktifitas
pertambangan dan industry. (Contohnya adalah Plaju di Sumatera Selatan,
Cilegon, Cikotok).
3. Potensi Kota
• potensi pengembangan industri kecil bahkan sampai dengan pangsa ekspor
• Potensi lainnya adalah sektor wisata alam.
• Potensi wisata ini semakin besar dengan kekayaan budaya tradisional
• Potensi Infrastruktur, dari sisi transportasi, jarak jalan adarat
• Potensi Kelistrikan dan Telekomunikasi.

C. Interaksi Desa dan Kota


1. Definisi Interaksi Desa dan Kota
Interaksi wilayah adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan
permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi antara desa dan kota merupakan suatu proses sosial, proses ekonomi,
porses budaya ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat atau pun cepat dapat
menimbulkan suatu realita atau kenyataan. Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi

6
karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam desa, dalam kota dan diantara desa
dan kota. Kemajuan masyarakat desa , kebutuhan timbal balik desa dan kota telah
memacu interaksi desa kota secara bertahap dan efektif. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai
berikut :
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
• Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
• Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu
wilayah
• Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan
bangunan dan sebagainya
3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan
baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
• Kota menjadi sasaran urbanisasi
• Terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda

Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan


merupakan hasil hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di
kota, istilah lain disebut dengan interaksi desa – kota. Interkasi desa – kota adalah
proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan
mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui
kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah
gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik. Bentuk interaksi desa – kota :
1. Kerjasama antar penduduk
2. Penyesuaian terhadap lingkungan
3. Persaingan fasilitas hidup
4. Asimilasi.
Interaksi antara desa – kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa
maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki
desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan. Dalam proses pembangunan
hubungan atau interaksi antara kota dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara
kota dengan desa dapat dilihat dari peran desa dalam pengembangan kota, antara lain:
Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk
pembangunan di kota, desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam
pembangunan kota, desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di
kota.
Demikian sebaliknya, kota turut punya peran besar sehingga muncul interaksi
antara desa dengan kota, antara lain: Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi
peningkatan keterampilan penduduk desa, kota menghasilkan barang-barang siap
pakai yang dimanfaatkan di desa, kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi
desa, kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.
Interaksi positif akan terjalin bila menghasilkan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Interaksi positif antara desa dengan kota terwujud dalam hal-hal
berikut ini, antara lain: Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan
bahan baku yang mendukung proses pembangunan, terpenuhinya kebutuhan terampil
baik bagi desa maupun kota. Desa menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota,
sedangkan kota menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa,
berlangsungnya proses pembangunan yang seimbang antara desa dan kota.
2. Zone Interaksi

7
Zone-zone desa kota yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi desa kota:
1. City diidentikkan dengan kota
2. Suburban atau faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota
atau inti kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju atau ‘comuters’ (sub
daerah perkotaan).
3. Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan
daerah peralihan antara kota dan desa.(jalur tepi sub daerah perkotaan).
4. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat
mirip kota, kecuali inti kota.( jalur tepi daerah perkotaan paling luar).
5. Rural urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan
daerah desa yang dintandai dengan penggunaan tanah campuran (jalur batas desa
kota).
Beberapa hal yang dapat berpengaruh antara lain
• Lokasi pertokoan dan perdagangan.
Didalam kota tiap toko warung atau kantor akan menepati lokasi disekitar daerah
konsumen dekat pada jalan-jalan utama.dengan dalih tersebut, maka berbagai
kegiatan dibidang jasa akan memilih tempatnya didekat atau didalam pusat daerah
kegiatan atau diselaput inti kota, sepanjang jalan utama disekitar terminal bus atau
setasiun kreta api.
• Lokasi pabrik
Untuk menetukan lokasi pabri didalam kota besar seorang menejer lebih
mementingkan biaya daripada memperhatikan konsumen , karena pada umumnya
para konsumen akan membeli hasil buatan pabrik pada toko-toko.lokasi pabrik akan
ditentukan mengingat pengeluaran biaya yang minimal. Lokasi pabrik dapat dijumpai
di tiga daerah yaitu:
a. Didaerah-daerah pada tepian kota
b. Di dekat daerah-daerah pedagangan
c. Disepanjang jalan dengan lalulintas untuk angkutan berat
• Lokasi permukiman
Penyebaran keruangan pemukiman dipengaruhi berbagai faktor antara lain saingan,
hak milik pribadi, perbedaan keinginan, topografi, transportasi, struktur asal dan
sebagainya.(Burgess, 1929)
a. Saingan adalah warga kota dengan lainnya saling besaing untuk mendapatkan
perumahan yang sesuai dengan keinginannya.
b. Hak milik pribadi adalah tanah yang sudah dimiliki dan direncanakan untuk
membangun rumahnya tidak mudah untuk diminta oleh pihak lain
c. Perbedaan keinginan adalah penilaian terhadap lokasi perumahan satu sama lain
tidaklah sama
d. Topografi adalah secra langsung ataupun tidak langsung topografi berpengaruh
terhadap kedudukan dari suatu bangunan sehingga mempengaruhi harga tanah
atau bangunan di tempat tertentu
e. Transportasi dalah berpengaruh terhadap waktu dan biaya perjalanan dan juga
berpengaruh terhadap lokasi serta penyebaran pemukiman
f. Struktur asala adalah kota dengan banguna historis yang mempunyai niali budaya
tinggi akan mengalami kesulitan dalam mengatur pemukiman masa kini.
3. Faktor Interaksi Desa dan Kota
Edward Ulman mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi interaksi antara
desa dan kota, antara lain:

8
1. Adanya wilayah–wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya,
terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan
potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah
2. Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua
wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak
ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak
ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara
dua wilayah.
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya
kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun
barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan
kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan
semakin besar arus komoditas.

4. Aspek Interaksi Desa dan Kota


Dalam interaksi desa–kota terdapat beberapa aspek penting yang timbul akibat
interaksi tersebut. Aspek interaksi desa – kota adalah sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi, meliputi :
• Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
• Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
• Meningkatkan pendapatan penduduk
• Menimbulkan kawasan perdagangan
• Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
2. Aspek Sosial, meliputi :
• Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
• Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
• Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara
warga desa dengan warga kota.
3. Aspek Budaya meliputi :
• Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
sekolah dan siswanya yang bersekolah.
• Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh
dari masyarakat kota
• Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan
masuk desa.
5. Interaksi dan Pengaruhnya
Urbanisasi, ruralusasi, sirkulasi, ulang-alik (communiting) adalah wujud dari
hubungan atau interaksi anatara desa kota. Wujud atau gejala tersebut disebabkan
adanya perkembangan di bidang pendidikan, bidang budaya, bidang teknoligi dan
orientasi ekonomi modern.
Interaksi antar desa dan kota dapat menimbulkan pengaruh positif atau pengaruh
negatif terhadap desa dan kota termasuk penghuninya. Pengaruh positif dari interaksi
kota ke desa anatara lain: Pengetahuan penduduk desa menjadi lebih meningkat,
banyaknya sekolah dan guru-guru desa yang tersedia di daerah pedesaan dengan
pengetahuan yang cukup luas mengenai masalah pembangunan dapat menjadi
penggerak kemajuan warga desa yang bersekolah, dengan terbukanya hubungan desa
dengan kota melalui perluasan jalur jalan desa kota dan banyaknya kendaraan
bermotor yang sudah dapat emnjangkau daerah pedesaan sanagt meningkatkan
frekuensi hubungan sosial ekonomi warga desa dengan warga kota,teknologi tepat

9
guna di bidang pertanian dan peternakan meningkatkan produksi desa sehingga
penghasilan dapat bertambah.
Pengaruh negatif yang dapt dilihat di daerah pedesaan antara lain: Modernisasi kota,
pengaruh televisi, desa mengalami pengurangan tenaga potensial di bidang pertanian,
dan perluasan kota telah banyak mengubah tata guna lahan di tepian kota yang
berbatasan desa inti kota.
6. Dampak Interaksi Desa Kota
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek
ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat
menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian
pula halnya gejala interaksi antara dua desa dan kota. Berikut tabel dampak interaksi
desa – kota.
Tabel Dampak Interaksi Desa – Kota
No Dampak wilayah Positif Negatif
1 Desa • Meningkatnya Cakrawala pengetahuan penduduk desa • Terjadinya penetrasi
kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.
• Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan
berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat • Terjadinya perubahan tata guna
lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan
• Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan • Terjadinya kekurangan
tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
• Terjadi perkembangan sarana – prasarana transportasi penghubung desa dengan
kota, sehingga desa tidak lagi terisolir • Kemungkinan banyaknya orang yang kembali
ke desa akan menyebabkan semakin padatnya desa
• Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian
• Masuknya barang – barang produksi industri yang terjadi tidak ada
No Dampak wilayah Positif Negatif
2 Kota • Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota •
Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya
pendatang.
• Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga
kerja • Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis
• Tersalurnya hasil–hasil produksi di wilayah pedesaan • Masuknya orang dari
berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis
• Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi
antara berbagai kebudayaan tersebut.
• Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa
sebangsa dan setanah air.

D. Dampak Interaksi Terhadap Pembangunan


1. Geografi Pembangunan
Menurut Bintarto dalam bukunya berjudul Pengantar Geografi Pembangunan, (1975),
dijelaskan sebagai berikut: Geografi pembangunan adalah suatu studi yang memperhatikan
aspek- aspek geografi yang menunjang sesuatu pembangunan wiayah. Wiayah yang
dimaksudkan disini adalah wilayah pedesaan dan atau wilayah perkotaan, dapat pula
diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh batas-batas politis atau administratif. Aspek-
aspek geografi meliputi: aspek fisis, aspek manusia atau aspek sosial, aspek biotis, dan aspek
topologis. Pembangunan merupakan realisasi dari suatu perencanaan. Perencanaan dapat
diterapkan terhadap daerah- daerah yang kosong dan tehadap daerah- daerah yang sudah
didiami. Sifat pembangunan dapat diartikan dengan merombak secara bertahap, dengan

10
dengan menjalankan tambal sulam, denan mencipta sesuatu yang baru. Usaha dalam bidang
pembangunan dapat dijalankan dengan cara membimbing atau guiding, cara persuasi melalui
telinga dan mata(audio visual), dengan cara memberi stimulasi.
Dalam suatu usaha pembangunan, daerah atau kawasan yang akan dibangun harus dipandang
sebagai suatu sistem. System merupakan satu keseluruhan yang kompleks atau dapat
dianggap sebagai satu himpunan dari bagian- bagian yang terikat satu sama lain atau sering
juga dikatakan sebagai satu kelompok objek berkaitan, yang membentuk satu ikatan
kesatuan. Dalam hal ini, desa yang dianggap sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa
komponen, yaitu penduduk, lahan dan organisasinya. Bila ada rencana pembangunan desa,
maka kita tidak boleh mengabaikan komponen- komponen itu. Satu saja diabaikan rencana
dapat tidak berhasil baik. Jadi, desa dapat merupakan suatu ekosistem. Ekosistem merupakan
satu kesatuan dinamis yang mencerminkan keseluruhan factor kompleks yang beroperasi
dalam sistem itu. Geografi pembangunan mempunyai dasar kuat apabila ada analisis
kualitatif dan kuantitatif. Dan analisis ini diperlukan untuk dapat mengetahui problematiknya,
proses atau perubahannya, dan sebab musababnya, untuk kemudian dapat dicari jalan
penyelesaian masalahnya.

2. Disiplin Masyarakat
Disiplin dalam arti sempit dapat diartikan dengan pematuhan secara ketat pada peraturan,
baik tertulis maupun tidak tertulis yang sudah disetujui bersama. Dalam arti luas dapat
dikatakan di sini sebagai kumpulan berbagai jenis disiplin yang ada, yang secara idiil
mendasarkan diri pada Pancasila dan secara konstitusional pada Undang- Undang Dasar
1945yang ditaati oleh rakyat Indonesia. Dalam hal disiplin masyarakat dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
a. Disiplin merupakan salahsatu sumber daya manusiawi pokok dalam pelaksanaan
pembangunan nasional
b. Disiplin dapat merupakan modal utama untuk keberhasilan sesuatu program pembangunan,
apabila dilaksanakn secara merata oleh segenap lapisan masyarakat dengan keteraturan yang
berkesinambungan
c. Disiplin sangat perlu dibina dan dimasyarakatkan demi kelestarian lingkungan hidup
d. Disiplin dapat meningkatkan wibawa dan kepribadian individu dan bangsa Indonesia
e. Kerukunan, ketertiban kehidupan dalam masyarakat dapat terwujud, apabila pelanggaran
pelbagai norma kehidupan dapat dihilangkan sama sekali dan ini berarti bahwa disiplin
mempunyai peran yang sangat menentukan
f. Kehidupan yang serasi dan tertib banyak dipengaruhi oleh disiplin perorangan, kelompok,
keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia
g. Situasi dan kondisi tertentu pada suatu saat dapat melenyapkan disiplin apabila seseorang
tidak kuat iman dan moralnya
h. Disiplin mengandung sifat yang terpuji, karena di dalamnya terkandung unsur- unsur jujur
dan terpercaya
i. Kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk mempertahankan kelangsungan hidup menuju
kejayaan bangsa dan negara dijiwai oleh disiplin bangsa
j. Sukses diperoleh kalau kita berkawan dengan disiplin, dan tidak diperoleh apabila dilawan

3. Teknologi dan Lingkungan


Dengan kemajuan akal dan teknologi serta kebudayaan manusia, diharapkan segala kesulitan
dapat diatasi. Dalam menghadapi masalah kelebihan atau kekurangan penduduk yang
menjadi perhatian ialah unsur manusia, sumber bahan pangan, teknologi dan keadaan Negara
pada waktu itu. Bahan makanan, perumahan, matahari dan sumer daya lainnya sangat perlu
dipelihara dan dikembangkan. Manusia memerlukan lingkungan yang dapat mendukung

11
hidupnya. Oleh karena itu, untuk memperolehnya ada konsep mengenai ikatan atau hubungan
antar penduduk, teknologi dan penggunaan lahan. Kerusakan lingkungan ternyata tidak hanya
disebabkan oleh pertambahan penduduk yang menyolok, melainkan juga karena kurangnya
control terhadap kemajuan dan hasil kemajuan teknologi, kurangnya kesadaran masyarakat
dari pelbagai lapisan social terhadap pemeliharaan langkungan hidupnya baik di desanya
maupun di kotanya. Seharusnya mereka yang terbuka untuk inovasi dengan pandangan yang
luas ke depan dan memiliki ilmu pengetahuan yang baru serta dapat bergaul baik dengan
masyarakat sekitar pasti dapat memajukan bangsa dan negaranya. Manusia- manusia modern
seperti itulah kiranya tidak sukar menciptakan lingkungan yang dikehendaki, yaitu
lingkungan bersih dan bermanfaat, baik di desa maupun di kota.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi
yang di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang
saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di
tandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi
yang hiterogen dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya
yang di timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik di
bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai
pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung,
melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar. Faktor yang mempengaruhi interaksi
adalah adanya Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi), Intervening
Opportunity (kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial Transfer Ability (kemudahan
pemindahan dalam ruang).

13

Anda mungkin juga menyukai