Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut,
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan
dan masyarakat.
Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan
pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan
hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah
masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran
besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun
hingga tahunan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkebunan
2. Apa saja jenis-jenis perkebunan
3. Bagaimana persebaran perkebunan di Indonesia
4. Apa tujuan dan manfaat perkebunan
5. Bagaimana masalah dan solusi tentang perkebunan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkebunan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perkebunan
3. Untuk mengetahui persebaran perkebunan di Indonesia
4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat perkebunan
5. Untuk mengetahui masalah dan solusi tentang perkebunan

1
BAB II
PEMBAHASAN

POTENSI DAN PERSEBARAN SUMBER DAYA PERKEBUNAN


UNTUK KETAHAN NASIONAL

A. Pengertian Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut,
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan
dan masyarakat.
Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya
terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan
komoditas perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke
tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal.Perkebunan dapat ditanami
oleh tanaman industri seperti kakao, kelapa, dan teh. Dalam pengertian bahasa
Inggris, “perkebunan” dapat mencakup plantation dan orchard. Ukuran luas
perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran volume komoditas yang
dipasarkannya. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas
minimum untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang
diterapkannya. Selain itu, perkebunan selalu menerapkan cara monokultur,
paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya. Ciri yang lainnya,
walaupun tidak selalu demikian, adalah terdapat instalasi pengolahan atau
pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu,
sebelum produknya dikirim ke pembeli.

B. Jenis-Jenis Perkebunan 
1. Perkebunan rakyat

2
Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang dikelolah oleh rakyat,
biasanya luasnya lebih kecil dari perkebunan besar. Perkebunan rakyat
adalah perkebunan yang tidak terikat oleh badan hukum negara.
Perkebunan Rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang dimiliki dan
atau diselenggarakan atau dikelola oleh perorangan/tidak berbadan
hukum,dengan luasan maksimal 25 hektar atau pengelola tanaman
perkebunan yang mempunyai jumlah pohon yang dipelihara lebih dari
batas minimum usaha (BMU).
Ciri-ciri perkebunan rakyat
 jumlah tenaga kerja sedikit
 luas lahan garapannya relatif sempit
 peralatan yang digunakan relatif sederhana
 modal yg digunakannya terbatas
 hasil produksinya sedikit,biasanya lebih ditunjukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri
 jenis tanaman antara lain : kopi , kelapa, karet, teh, lada, cengkeh,
tembakau
2. Perkebunan besar
Perkebunan besar adalah perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola
secara komersial oleh perusahaan yang berbadan hukum. Perkebunan
besar, terdiri dari : Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan
Besar Swasta (PBS) Nasional/Asing.
Ciri-ciri perkebunan besar:
 memiliki lahan yang luas
 memiliki hasil yang melimpah
 mempunyai hasil yang beragam
 hasilnya di ekspor ke luar negeri
 memerlukan modal besar
 menggunakan alat modern untuk penanamannya
 menggunakan bibit unggul,pengairan dan pemupukan

3
C. Persebaran perkebunan di Indonesia

Persebaran perkebunan di Indonesia

1) Tebu; perkebunan tebu terdapat di Jawa Timur (Besuki, Kediri, dan


Surabaya), Jawa Tengah (Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan), Cirebon
(Jawa Barat), Aceh, Lampung, dan Sulawesi Utara. Sampai saat ini, Jawa
Timur merupakan daerah utama penghasil gula.

2) Kina; pohon kina berasal dari Peru. Pada 1855 seorang ilmuwan Belanda,
Junghuhn menanam kina di Indonesia, tepatnya di wilayah Priangan (di
lereng Gunung Bukittunggul dan Gunung Malabar). Bagian yang
dimanfaatkan dari pohon kina adalah kulit batang.

3) Karet; pohon karet yang ditanam di Indonesia adalah jenis Hevea


Braziliensis (berasal dari Brasil). Daerah perkebunan karet meliputi Aceh,
Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Getah
karet yang baru disadap disebut lateks. Lateks dicampur dengan asam cuka
supaya pekat dan bergumpal, kemudian digiling di antara dua silinder.
Sesudah itu, lateks dikeringkan di dalam ruang pemanas hingga menjadi
sheet atau crepe. Sheet adalah lembaran karet dengan permukaan berpetak-
petak, sedangkan crepe adalah lembaran yang lebih tipis dari sheet dan
permukaannya kasar. Luas perkebunan karet di Indonesia sekitar 500.000
hektare dengan produksi 330.000 ton karet pada 1998. Pabrik-pabrik besar
yang mengolah karet menjadi ban, antara lain Good Year(Bogor), Intirub
(Palembang) serta Dunlop dan Bridgestone di Jakarta.

4) Kelapa; pohon kelapa dapat dijumpai di seluruh wilayah Indonesia,


terutama di daerah berpasir dekat pantai. Di Sulawesi Utara, di Kepulauan
Sangir Talaud, kelapa ditanam di pegunungan. Hasil kelapa berupa kopra
diolah menjadi minyak kelapa, margarin, dan sabun. Kendala budidaya
kelapa ialah sempitnya areal perkebunan kelapa di Indonesia (sekitar 3 juta
ha), hama dan pengalihan fungsi lahan. Komoditas kelapa yang diekspor
berupa minyak kelapa, kelapa parut, dan arang batok kelapa.

4
5) Kelapa sawit; tanaman kelapa sawit berasal dari Guinea Afrika. Pada
permulaan abad ke -20, perkebunan kelapa sawit dikembangkan di
Sumatra Utara. Buah kelapa sawit menghasilkan minyak sawit dan minyak
inti sawit yang dibuat menjadi margarin. Produksi kelapa sawit terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menjadi salah satu
andalan ekspor Indonesia ke luar negeri. Saingan kelapa sawit Indonesia
terutama berasal dari Malaysia. Daerah penghasil kelapa sawit di
Indonesia berada di Sumatra Utara, Aceh, Riau, Jambi, Lampung,
Bengkulu, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, dan Irian.

6) Tembakau berasal dari Amerika. Tembakau ditanam di Indonesia sejak


abad XVII. Tanaman ini tumbuh baik di daerah yang memiliki hujan
merata sepanjang tahun dan tanah vulkanis yang subur. Deli dan
sekitarnya (Sumatra Utara), menghasilkan tembakau berkualitas tinggi.
Daerah penghasil tembakau lainnya ialah Besuki (jawa Timur),
Yogyakarta, Solo, Kediri, Klaten, Bojonegoro, Jawa Barat, Kedu,
Payakumbuh, Lombok, Bali, dan Sulawesi.

Pemasaran tembakau menghadapi kesulitan karena kelebihan pasokan,


terbatasnya pasar, adanya permainan antara pedagang perantara di daerah
dan pabrik-pabrik rokok. Pusat pemasaran tembakau Indonesia berada di
Bremen (Jerrnan).

7) Kopi; berkaitan dengan sistem tanam paksa oleh VOC, terdapat jenis kopi
Arabica atau sering disebut kopi Jawa. Akibat serangan hama, jenis ini
banyak yang rusak diganti dengan kopi Liberia. Namun, jenis kopi ini
tidak tahan hama. Kemudian, diganti lagi dengan jenis kopi Robusta yang
tumbuh di daerah dengan ketinggian 0-1.000 m. Perkebunan kopi terdapat
di Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, dan Sumatra Barat. Saat ini, luas
perkebunan kopi di Indonesia mencapai kurang lebih 1.042.141 hektare .
Setiap tahun Indonesia mengekspor 370.000 ton kopi. Pada 1990, volume
ekspor naik menjadi 6,6 juta karung dengan nilai US$ 329 juta.

5
8) Teh; tumbuh dengan baik di ketinggian 300-1.200 m dari permukaan laut
dan membutuhkan banyak curah hujan. Perkebunan teh terdapat di Garut,
Sukabumi (Jawa Barat), Wonosobo (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur).
Indonesia merencanakan 80% hasil teh dipasarkan ke luar negeri dan
sisanya untuk keperluan dalam negeri. Daerah pemasaran teh ialah
Singapura, Pakistan, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan
Jerman. Saat ini negara pengimpor teh Indonesia adalah Pakistan, yaitu
sebesar 26,7 ribu metrik ton senilai US$ 29,9 juta.

9) Cengkih; tanaman cengkih dikenal sejak lama sebelum bangsa Barat


datang ke Indonesia. Tanaman cengkih digunakan sebagai rempah-
rempah. Cengkih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh subur di
Kepulauan Maluku. Pada mulanya, bangsa Baraf (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) datang ke Indonesia untuk memperoleh rempah-rempah.
Salah satunya adalah cengkih. Daerah penghasil cengkih di Indonesia,
antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa Tengah,
Sulawesi Utara, Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Lokasi persebaran tanaman perkebunan di. Indonesia relatif bervariasi.

D. Tujuan Perkebunan
1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing
perkebunan;
2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan;
3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari subsektor perkebunan;
4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;
5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan
baku indutri dalam negeri;
6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatkan peran
subsektor perkebunan sebagai penyedia bahan bakar nabati;
7. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara arif dan berkelanjutan
serta mendorong pengembangan wilayah;

6
8. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan;
9. Meningkatkan peran subsektor perkebunan sebagai penyedia lapangan
kerja;
10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

E. Manfaat Perkebunan
Beberapa manfaat perkebunan antara lain adalah
- sumber devisa negara,
- menjaga kesuburan tanah,
- mencegah erosi, dan
- membuka lapangan pekerjaan.
- Sebagai pemandangan atau panorama kekayaan alam

F. Masalah Perkebunan
Masalah perkebunan dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
1. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) antara lain :
- Hama ; 
- Penyakit dan,
- Gulma.
2. Non Orginisme Pengganggu Tumbuhan (Non OPT/aspek sosial dan
lingkungan) antara lain :
- Tumpang Tindih Lahan antar sesama masyarakat.
- Tumpang Tindih Lahan Perkebunan dengan Pertambangan
- Okupasi Lahan/Penyerobotan Lahan oleh Masyarakat.
- Masyarakat Menuntut Pengembalian Lahan.
- Pembebasan Lahan dan Tuntutan Ganti Rugi Lahan.
- Jual Beli Lahan/Kebun
- Pola Kemitraan (pola yang diterapkan) dan Kesepakatan Kemitraan
- Tuntutan masyarakat untuk dipekerjakan sebagai karyawan, maupun
sebagai Kontraktor dengan alasan sebagai Putra Daerah.
- Lahan belum dibebaskan sudah di Land Clearing (LC)

7
- Kebun Kas Gampong 
- Pencurian/Penjarahan TBS (Produksi) 
- Penolakan salah satu lembaga tertentu terhadap Sawit.
- Isue-isue negative lain tentang Kelapa Sawit dan Karet dan
Perusahaan.
- Pencemaran dan atau pengrusakan lingkungan hidup

G. Upaya Penanggulangan/Penyelesaian Konflik (Gangguan Usaha


Perkebunan)
1. Adanya keterbukaan antara Masyarakat sebagai pemilik lahan, Perusahaan
sebagai pemilik modal dan KUD sebagai mitra Perusahaan. Sosialisasi
secara transparan dengan pendekatan partisipatif/partisipasi masyarakat/
petani/KUD.
2. Komunikasi yang intensif dilakukan dengan pihak-pihak yang bersengketa
(masyarakat pemilik lahan) guna mengenali secara cermat serta
mengetahui :
- Inti permasalahan yang dipersengketakan/dituntut oleh Petani/
Masyarakat
- Latar belakang penyebab munculnya permasalahan/tuntutan.
- Tuntutan penyelesaian yang diminta/diharapkan oleh
Petani/Masyarakat
3. Melaksanakan Program-program Community Development (CD) dan
CRS.
4. Musyawarah secara terbuka dengan pihak yang bersengketa
(Petani/Masyarakat) untuk membahas permasalahan tersebut agar
diperoleh penyelesaian yang sifatnya win-win solution dengan tetap
memperhatikan aspek hukum (peraturan perundang-undangan yang
berlaku), budaya, sosial, dan kearifan lokal dengan melibatkan para
pemimpin, Tomas, Todat, Perangkat Gampong/Dusun dan Muspika
(TP2K/TP2D)

8
5. Membangun system komunikasi yang efektif dan efisien dengan
Masyarakat, KUD, Tomas, Todat, LSM, Perangkat Gampong/Dusun,
Muspika (TP2K/TP2D) dan lain-lain serta koordinasi dengan Instansi
Terkait yang memiliki kewenangan untuk penyelesaian secara
musyawarah.
6. Potensi sumber mata pencaharian lain disamping Kelapa Sawit dan Karet
perlu dikembangkan untuk semakin meningkatnya kondisi ekonomi
petani/masyarakat di sekitar kebun. 
7. Memetakan daerah-daerah yang rawan/potensial terhadap gangguan usaha
perkebunan/konflik dan mengambil langkah-langkah strategis dalam
penyelesaiannya. 
8. Jika persoalannya sangat jelas berupa pelanggaran hukum sebaiknya
diselesaikan melalui jalur hukum. 

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai,
mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyaraka
Jenis perkebunan terbagi menjadi dua yaitu perkebunan rakyat dan
perkebunan besar.
Masalah perkebunan dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
- Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
- Non Orginisme Pengganggu Tumbuhan (Non OPT/aspek sosial dan
lingkungan)

B. Saran
Indonesia merupakan Negara yang sangat cocok untuk produksi
pertanian,adakala baiknya kita lebih mementingkan lagi pada masalah-
masalah perkebunan untuk kemajuan bersama.
3.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://anen9.blogspot.com/2016/03/persebaran-perkebunan-di-indonesia.html

http://simpangkramat.blogspot.com/2011/03/metode-penyelesaian-masalah-
perkebunan.html

https://acch.kpk.go.id/images/ragam/gn-sda/semarang/10-PAPARAN-DITJEN-
PERKEBUNAN.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai